Fauzia MAKALAH KERANGKA TEORI DAN KERANGKA STRUKTUAL

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KERANGKA TEORI DAN KERANGKA STRUKTUAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Riset Keperawatan

DISUSUN OLEH :
NAMA : FAUZIA ABDUL
NIM : 711430115062

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MANADO


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
TINGKAT III B
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh panca indera manusia. Sholawat
serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semua
anggota keluarga, serta para sahabatnya yang telah memberikan seluruh hidup mereka untuk
berjuang di jalan Allah SWT.
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan kemampuan,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang membahas tentang “Kerangka Teori
dan kerangka struktural”.
Meskipun makalah kami telah selesai, namun kami mengakui dengan sepenuh hati bahwa
makalah kami ini masih jauh dari sempurna, karena sementara hanya itulah kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami membuka diri terhadap semua kritik atau masukan demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, terimakasih atas perhatian
saudara.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
1. Kerangka Teori
2. Kerangka Struktural

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menghadirkan suatu karya ilmiah yang memiliki bobot tinggi, khususnya
yang terkait dengan penelitian, maka disinilah pentingnya landasan teori sebagai rujukan dalam
melakukan sebuah penelitian. Seorang peneliti akan merasa terbantukan dengan adanya teori,
karena hal tersebut akan menjadi titik acuan dalam proses penelitiannya. Sehingga dengan
adanya referensi tersebut maka penelitian yang dilakukan bukan hal coba-coba yang pada
ujungnya menghasilkan kekeliruan atau lazimnya lebih dikenal dengan istilah trial and error.
Karena hal tersebut merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat
mendasari perumusan hipotesis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teori?
2. Apa tugas fungsi dan peranan Teori dalam penelitian?
3. Bagaimana cara penyusunan kerangka teori?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian Teori.
2. Untuk Mengetahui tugas fungsi dan peranan Teori dalam penelitian.
3. Untuk Mengetahui cara penyusunan kerangka teori.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KERANGKA TEORI
1. Pengertian Teori
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam
pelaksanaan penelitian adalah teori. Karena teori dengan unsur ilmiah inilah yang akan mencoba
menerangkan fenomena-fenomena sosial yang menjadi pusat perhatian peneliti ( Masri
Singarimbun & Sofyan Efendi, 1989:37). Menurut Kerlinger (1973:9), teori adalah serangkaian
asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar variabel. Berdasar pengertian tersebut,
definisi teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-
konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori merangkan secara sistematis atau fenomena sosial
dengan sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan
fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan
konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.
Dalam menyusun kerangka teori menurut Prof. Noeng Muhadjir, dalam makalahnya yang
berjudul ”Proses Mengkonstruksi Teori dan Hipotesis”, bagian teori harus menampilkan bagian
yang bulat yang disajikan secara holistik, tetapi juga bukan sekedar penyajian konsep yang
terpilah dan terpecah-pecah, sehingga konsep tersebut akan lebih menarik untuk dikaji.
Tata fikir yang ditawarkan dalam penyusunan kerangka teori menggunakan logika
reflektif, yaitu logika yang mondar-mandir antara proses berfikir induktif dan proses berfikir
deduktif, dan tidak dipermasalahkan dari mana harus dimulai. Alat berfikir bukan hanya sekedar
mendasarkan pada generalisasi dari rerata keberagaman individul dan rerata frekuensi kejadian,
tetapi juga konteks, esensi, indikasi pragmatik, fungsional, atau yang lainnya.
Oleh karena itu suatu teori tampil sebagai abstraksi, simplifikasi atau idealitas dari
fenomena, mungkin merupakan eksplanasi dan mungkin pula merupakan penafsiran atas empiri.
Pada dasarnya teori mengandung beberapa hal antara lain: asumsi, postulat, tesis, hipotesis,
proposisi dan sejumlah konsep. Dalam teori juga terdapat idealisasi tentang tata hidup
kemasyarakatan atau tata hidup alam semesta. Validasi suatu teori diuji atas kemampuannya
memberikan evidensi empirik.

2. Fungsi dan Peranan Teori


Sesuai dengan definisi Kerlinger (1973), bahwa teori adalah seperangkat konstruk
(konsep), definisi, dan proporsi yang menyajikan gejala-gejala sistematis, merinci hubungan
antar variabel-variabel, dengan tujuan meramalkan dan menerangkan gejala tersebut, maka teori
memiliki fungsi antara lain:
a. Menyediakan kerangka konsepsi penelitian, dan memberikan pertimbangan perlunya
penyelidikan
b. Melalui teori kita dapat membuat pertanyaan yang terinci untuk penyidikan.
c. Menunjukkan hubungan antar variable yang diteliti.
d. Kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-
dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3. Teknik Penyusunan Landasan/Kerangka Teori


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kerangka/
landasan teori, antara lain:
a. Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu (bisa disajikan di Bab II atau
dibuat sub-bab tersendiri).
b. Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan yang jelas
dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.
c. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip
kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila menggunakan literatur
dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku dengan edisi terbaru, jika referensi
tidak terbit lagi, referensi tersebut adalah terbitan terakhir. Dan bagi yang menggunakan Jurnal
sebagai referensi pembatasan tahun terbitan tidak berlaku
d. Semakin banyak sumber bacaan, maka kualitas penelitian yang akan dilakukan semakin baik,
terutama sumber bacaan yang terdiri dari teks book atau sumber lain misalnya jurnal, artikel dari
majalah, Koran, internet dan lain-lain.
Pedoman kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian.
Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di
BUKU). Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model
konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan penelitian
studi kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan. Model teori dimaksud merupakan
kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang dilakukan. Kerangka itu dapat berupa
kerangka dari ahli yang sudah ada, maupun kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung
yang ada. Dari kerangka teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika
dianggap perlu memberikan batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan.1[1]
BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur
dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang
dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi,
yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang
menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat
diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan
antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis.
Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-konsep (pada tingkat
abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-
variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris). Hipotesis menghubungkan teori dengan
realitas sehingga melalui hipotesis dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan
membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam bentuk
yang dapat diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag hipotesis
didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).
Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis akan sulit jika
tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan
proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak memiliki kemampuan untuk
menggunakan teori yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan
dapat diuji adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi
suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh tingkat
ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam kerangka teoritis. Jadi,
sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-
buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif dari teori penelitian mengenai suatu
fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun
lebih sering terjadi bahwa penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif),
kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.

 SARAN
Demikian makalah yang dapat kami paparkan. Semoga dapat menambah wawasan para
pembaca. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik
dari segi bahasa, diksi, maupun kekurangan materi. Maka dari itu, kritik dan saran anda
sangatlah kami butuhkan. Kerena kritik dan saran tersebut sangat berguna bagi kami untuk
menjadi bahan koreksi, agar makalah kedepan yang kami sajikan menjadi lebih baik. Karena
kesalahan itu pula, kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

Kinayati,Djojosuroto & M.L.A Sumaryati.2004. Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan


Sastra. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.

Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono, 1999. Judul : Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Penerbit Bandung :


Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai