Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI

Disusun oleh :
RUDI HARTONO, S.Kep
NPM 017.02.0732

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Nutrisi
1. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi
reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. (
Wartonah, 2010 ).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala
aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh
sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak
dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari
dimakan oleh manusia. Menurut NANDA (2012-2014) ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik.
2. Etiologi
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena
faktor biologi, psikologi atau ekonomi.
 Faktor predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan
yang disebabkan oleh:
a) Rasa nyeri
b) Anxietas
c) Depresi
d) Perubahan situasi/ lingkungan
e) Perbedaan makanan
f) Gangguan pemasukkan makanan
3. Patofisologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap
individu. Berikut ini adalah proses individu yang mengalami kekurangan nutrisi.

Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, stres

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)

Produksi HCL meningkat

Asam lambung

reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

4. Jenis - Jenis Gangguan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker,
Anoreksia Nervosa.
a). Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
• Berat badan 10-20% dibawah normal
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
• Nafsu makan menurun
b) Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
Tanda klinis :
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal
• Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
• Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
• Perubahan pola makan
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori
dan penurunan dalam penggunaan kalori.
c) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva dan lain- lain.
d) Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
c) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
d). Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
e) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.

5. Kebutuhan Nutrisi
Berikut ini adalah nilai kecukupan energy dan kecukupan protein seseorang perhari
rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas berat seperti
olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja lapangan, dan lain
sebagainya perlu ditambahkan asupan energi
dan protein yang cukup.
1. Neonatus
- KecukupanEnergi : 550 kkal
- Kecukupan Protein : 10 gram
2. Bayi
- Kecukupan Energi : 650 kkal
- Kecukupan Protein : 16 gram
3. Toddler
- Kecukupan Energi : 650 kkal
- Kecukupan Protein : 16 gram
4. Prasekolah
- Kecukupan Energi : 1800 kkal
- Kecukupan Protein : 45 gram
5. Usia anak sekolah
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan Energi : 2050 kkal
- Kecukupan Protein : 50 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
- Kecukupan Energi : 2050 kkal
- Kecukupan Protein : 50 gram
6. Remaja
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan Energi : 2600 kkal
- Kecukupan Protein : 65 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
- Kecukupan Energi : 2200 kkal
- Kecukupan Protein : 55 gram
7. Dewasa
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan Energi : 2550 kkal
- Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan /Wanita :
- Kecukupan Energi : 1900 kkal
- Kecukupan Protein : 50 gram
8. Lansia
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan Energi : 2250 kkal
- Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
- Kecukupan Energi : 1750 kkal
- Kecukupan Protein : 50 grammempengaruhi

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
A. Pengkajian
1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi dapat
dikaji :
a. Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
b. Data biomedis (biomedical data)
c. Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
d. Diet (dietary)
Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap status kesehatan.
Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan keperawatan terkait
nutrisi.
Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan kemungkinan untuk
memodifikasi asuhan tersebut (Potter & Perry,1992).
Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko menyebabkan obesitas, diabetes
melitus, penyakit jantung, hipertensi.
Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 1994).
1) Pengukuran antropometik
a. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan
dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi
berbaring.
b. Berat badan
- Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
-Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
- Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
-Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah
makan.
c. Tebal lipatan kulit
-Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
-Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
-Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
-Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
- Kestika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
- Alat yang digunakan adalah kaliper
d. Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.

1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang
berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu
dari kepala sampai ke kaki.
2. Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit,
albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit,
keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).
2. Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien :
Menurut NANDA (2012-2014), diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi
menjadi tiga
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Tujuan dan Rasional


NO Diagnosa Intervensi
kriteria hasil
1 Ketidakseimbangan NOC: NIC:
nutrisi : kurang dari Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Dapat
kebutuhan tubuh tindakan keperawatan 1. Tanyakan tentang Meningkatkan
b.d kurang masukan selama …x 24 jam pilihan makanan nafsu
makanan per oral. pasien dapat yang sesuai Makan klien
mengetahui status 2. Tanyakan apakah 2.Dapat
nutrisi dengan kriteria Pasien mempunyai mengidentifikasi
hasil : riwayat alergi gangguan pola
Status nutrisi makanan makan pada klien
1. Intake nutrisi 3. Berikan informasi 3. Menigkatkan
2. Asupan makanan yang tepat tentang pengetahuan
dan minuman kebutuhan nutrisi pasien agar lebih
3. Berat badan dan bagaimana kooperatif
memenuhinya 4. Mengetahui
4. Kerjasama Jumlah kalori,
Dengan ahli gizi Tipe makanan yang
diperlukan
dalam memenuhi.
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Nutrition
nutrisi : lebih dari tindakan keperawatan Management
kebutuhan tubuh selama …x 24 jam •Kaji adanya alergi  Untuk
pasien dapat makanan mengetahui
mengetahui status •Kolaborasi dengan apakan ada
nutrisi dengan kriteria ahli gizi untuk alergi makanan
hasil : menentukan jumlah  Untuk
Status nutrisi: kalori dan nutrisi mengetahui
1. Adanya peningkatan yang dibutuhkan jumlah kalori
berat badan sesuai pasien. yang akan
dengan tujuan •Anjurkan pasien dberikan
2. Beratbadan ideal untuk meningkatkan  Untuk
sesuai dengan tinggi intake Fe menambah zat
badan •Anjurkan pasien besi tubuh
Mampumengidentifik untuk meningkatkan  Menjaga
asi kebutuhan nutrisi protein dan vitamin pertumbuhan
Tidk ada tanda tanda C  Menambah
malnutrisi •Berikan substansi energy
Menunjukkan gula  Untuk
peningkatan fungsi •Yakinkan diet yang mencegah
pengecapan dari dimakan konstipasi
menelan mengandung tinggi  Makanan yang
Tidak terjadi serat untuk tepa untuk
penurunan berat badan mencegah konstipasi pasien
yang berarti •Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
•Ajarkan pasien  Agar pasien
bagaimana membuat mampu
catatan makanan menghitung
harian. makann yang
•Monitor jumlah masuk
nutrisi dan  Agar intake
kandungan kalori kalori cukup
•Berikan informasi  Agar pasien
tentang kebutuhan tahu kebutuhan
nutrisi nutrisinya
•Kaji kemampuan  Mengetahui
pasien untuk apakah pasien
mendapatkan nutrisi mampu
yang dibutuhkan memenuhi
kebutuhannya

4. IMLEMENTASI
Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaaan sudah dianggap siap. (Nurdin dan Usman, 2014).
5. Evaluasi
Subjektif:
- Pasien mengatakan sudah tidak merasa mual.
- Pasien mengatakan dapat terpuaskan dengan konsumsi makanannya
Objektif
- berat badan pasien normal.

A: Resiko ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan


P: mengajarkan pasien mengenai diet dan pola hidup serta mengajarkan tanda dan
gejala dari gangguan nutrisi sebagai bentuk pencegahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tarwoto & Wartonah. (2010). KebutuhanDasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika
2. Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
3. Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 5, United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
4. Nanda International (2012). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2012-2014.
Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
5. Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai