Anda di halaman 1dari 25

PERCOBAAN IV

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC)

A. TUJAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan dalam rangkaian arus bolak-balik adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat keluaran pada
diferensiator dan integrator bila diberi masukan berupa isyarat persegi.
2. Mengukur tanggapan amplitude dan tanggapan fasa dari suatu sumber AC
tegangan tetap untuk tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi pada rangkaian
percobaan ini.

B. LANDASAN TEORI
Sebuah tapis atau filter merupakan sebuah jaringan yang didesain
agar dapat melewatkan isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Daerah frekuensi
dimana isyarat dapat diloloskan disebut pita lolos (pass band) dan daerah
frekuensi dimana isyarat di tolak disebut pita henti (stop band). Filter dengan
pita lolos pada frekuensi rendah disebut filter lolos rendah (low pass filter)
sedangkan untuk pita lolos pada frekuensi tinggi disebut filter lolos tinggi (high
pass filter). Kita dapat mendesain filter dengan pita henti pada frekuensi rendah
dan pada frekuensi tinggi. Pada bagian ini kita akan mempelajari filter lolos
rendah dengan menggunakan op –amp (Anonim, 2017).
Salah satu sifat khusus dari gelombang AC adalah mempunyai sifat
periodik atau berulang dengan selang waktu tertentu atau lebih sering disebut
dengan periode, dimana nilai periodic ini memenuhi persamaaan :
ƒ(t) = F (t + nT) (4.1)
dimana n : integer 0, 1, 2, … dengan T = perioda, seperti terlihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 4.1 Bentuk-bentuk gelombang AC
(Ramdhani, 2005).
Fungsi rangkaian filter adalah untuk menyaring, menahan atau
melewatkan frekuensi tertentu. Low pass filter akan melewatkan frekuensi
rendah atau dengan kata lain low pass filter akan memberikan tegangan
keluaran yang konstan dari DC hingga frekuensi cut off. Band pass filter
merupakan rangkaian yang melewatkan frekuensi pada daerah tertentu dan
meredam frekuensi di luar dearah tersebut. Batas-batas dari frekuensi yang
dilewatkan pada band pass filter adalah frekuensi low frekuensi dan high
frekuensi, sedangkan tegangan antara low frekuensi dan high frekuensi adalah
frekuensi resonansi atau frekuensi cut off. Rangkaian pembentuk gelombang
adalah rangkaian yang merubah bentuk signal secara keseluruhan. Generator
signal dikelompokkan berdasarkan bentuk gelombang yang dibangkitkan.
Sedangkan osilator ditentukan berdasarkan kemampuannya dalam
mempertahankan amplitudo dan frekuensi keluaran tetap atau dekat pada nilai
yang ditetapkan dalam perancangan. Rangkaian integrator adalah rangkaian
op-amp yang dapat merubah sinyal kotak menjadi sinyal segitiga. Dimana
outputnya merupakan perkalian antara tegangan input dengan perubahan waktu
dimana sinyal output berbentuk pulsa akan dirubah menjadi sinyal segitiga,
sinyal segitiga dirubah menjadi sinus dengan pergeseran fasa sebesar 180º.
Rangkaian diferensiator merupakan rangkaian yang dapat merubah sinyal
segitiga menjadi gelombang cerat, sinyal sinus menjadi sinus 4. Terjadi
pergeseran fasa dimana besar tegangan outputnya dipengaruhi oleh perubahan
waktu terhadap perubahan tegangan input (Ahmad, 2007).
Pada osilator umpan balik, sebagian daya keluaran dikembalikan
ke masukan menggunakan rangkaian umpan balik. Osilator umpan balik
biasanya dioperasikan pada frekuensi tertentu dengan keluaran gelombang sinus
dan frekuensi operasi dari beberapa Hz sampai jutaan Hz. Pada dasarnya
oscilator umpan balik memiliki bagian penguat, jaringan umpan balik
(feedback), rangkaian penentu frekuensi (tank circuit) dan catu daya. Isyarat
masukan diperkuat oleh penguat (amplifier) kemudian sebagian isyarat yang
telah diperkuat dikirim kembali ke masukan melalui rangkaian umpan
balik. Isyarat umpan balik ini harus memiliki fase dan nilai yang tepat agar
terjadi osilasi didalam rangkaian osilator. Secara umum dapat dikatakan bahwa
osilator adalah sebuah alat yang meng- hasilkan suatu sinyal berbentuk
sinusoida dengan frekuensi dan amplitudo tertentu, sedangkan generator sinyal
memiliki kapasitas tambahan yaitu : modulasi amplitudo sinyal keluaran dan
rangkuman penyetalaan yang lebar ( Ermawaty, 2011).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan rangkaian arus
bolak-balik (AC) dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Alat dan bahan pada rangkaian arus bolak-balik (AC)
No Alat dan bahan Fungsi NST JU
memproyeksikan sinyal listrik ke 0,2 0,8
1 Osiloskop
dalam bentuk gelombang div div
2 Resistor sebagai penghambat arus - -
melewatkan arus AC dan menahan
3
kapasitor arus DC - -
IC op-amp
4
µA741 penguat sinyal listrik - -
Pembangkit sebagai pembangkit sinyal atau
5
isyarat AC gelombang - -
D. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dalam percobaan rangkaian arus bolak-balik (AC)
adalah sebagai berikut.
1. Tanggapan dari rangkaian integrator terhadap isyarat persegi
a) Merangkai komponen seperta tampak pada gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2 Rangkaian integrator


b) Memberi masukan berupa sinyal kotak
c) Mengubah frekuensi sinyal generator dari 10 Hz sampai dengan
1000Hz dan mengamati pada frekuensi dimana tegangan isyarat
berubah dan konstan.
d) Mengamati keluaran pada frekuensi 10 Hz, 100 Hz, dan 1000 Hz.
e) Menggambar bentuk gelombang pada kertas grafik millimeter block.
2. Tanggapan dari rangkaian diferensiator terhadap isyarat persegi
a) Merangkai komponen sepperti pada gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3 Rangkaian diferensiator


b) Memberi masukan berupa sinyal kotak
c) Mengubah frekuensi sinyal generator dari 10 Hz sampai dengan
1000Hz dan mengamati pada frekuensi dimana tegangan isyarat
berubah dan konstan.
d) Mengamati keluaran pada frekuensi 10 Hz, 100 Hz, dan 1000 Hz.
e) Menggambar bentuk gelombang pada kertas grafik millimeter block.
3. Untuk filter lolos rendah
a) Menyusun rangkaian op-amp filter lolos rendah seperti terlihat pada
gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4 Rangkaian op-amp sebagai filter lolos rendah


b) Menghubungkan kabel probe dari chanel-1 dan chanel-2 osiloskop
dengan rangkaian op-amp dan juga menghubungkan signal generator
dengan rangkaian.
c) Mengatur frekuensi masukan dari signal generator yaitu dari 100 Hz
sampai 1000 Hz.
d) Mengukur volt/div dan time/div pada osiloskop.
e) Mengulangi langkah (d) (tanpa menggambar sketsa) untuk beberapa
frekuensi lain.
4. Untuk filter lolos tinggi
a) Menyusun rangkaian op-amp filter lolos tinggi seperti terlihat pada
gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5 Rangkaian op-amp sebagai filter lolos tinggi
b) Menghubungkan kabel probe dari chanel-1 dan chanel-2 osiloskop
dengan rangkaian op-amp dan juga menghubungkan signal generator
dengan rangkaian.
c) Mengatur frekuensi masukan dari signal generator yaitu dari 100 Hz
sampai 80000 Hz.
d) Mengukur volt/div dan time/div pada osiloskop.
Mengulangi langkah (d) (tanpa menggambar sketsa) untuk beberapa
frekuensi lain

E. DATA PENGAMATAN
1. Rangkaian Integrator
a) Frekuensi 10 Hz

Gambar 4.6 Grafik sinyal keluaran rangkaian integrator pada


frekuensi 10 Hz
b) Frekuensi 100 Hz

Gambar 4.7 Grafik sinyal keluaran rangkaian integrator


pada frekuensi 100 Hz

c) Frekuensi 1000 Hz

Gambar 4.8 Grafik sinyal keluaran rangkaian integrator pada


frekuensi 1000 Hz

2. Rangkaian Diferensiator
a) Frekuensi 10 Hz

Gambar 4.9 Grafik sinyal keluaran rangkaian diferensiator pada


frekuensi 10 Hz
b) Frekuensi 100 Hz

Gambar 4.10 Grafik sinyal keluaran rangkaian diferensiator pada


frekuensi 100 Hz
c) Frekuensi 1000 Hz

Gambar 4.11 Grafik sinyal keluaran rangkaian diferensiator pada


frekuensi 1000 Hz
3. Rangkaian tapis lolos rendah
Chanel 1
Time/div : 0,005 s
Volt/div : 0,0002 v
Div vertical : 1 div
Div horizontal : 2 div
Chanel 2
Time/div : 0,005 s
Volt/div : 0,0001 v
Div vertical : 2 div
Div horizontal : 1,6 div
Tabel 4.2 Data pengamatan pada rangkaian tapis lolos rendah
Vin Vout
NO frekuensi masukan (Hz)
V/div Div V/div Div
1 100 0.0002 1 0.0001 2
2 300 0.0002 1 0.0001 1.6
3 500 0.0002 1 0.0001 1,8
4 700 0.0002 1 0.0001 1,8
5 800 0.0002 1 0.0001 1,8
6 1000 0.0002 1 0.0001 1,8
7 1200 0.0002 1 0.0001 1,8
8 1400 0.0002 1 0.0001 2
9 2000 0.0002 1 0.0001 2
10 3000 0.0002 1 0.0001 2
11 5000 0.0002 1 0.0001 2
12 10000 0.0002 1 0.0001 2

4. Rangkaian tapis lolos tinggi


Chanel 1
Time/div : 0,01 s
Volt/div : 0,05 v
Div vertical : 2,2 div
Div horizontal : 1 div
Chanel 2
Time/div : 0,01 s
Volt/div : 0,05 v
Div vertical : 1,8 div
Div horizontal : 2 div
Tabel 4.3 Data pengamatan pada rangkaian tapis lolos tinggi
frekuensi masukan Vin Vout
NO
(Hz) V/div Div V/div Div
1 100 0.05 2.2 0.05 1,8
2 300 0.05 2 0.05 1,8
3 500 0.05 2.2 0.05 2
4 700 0.05 2 0.05 1.9
5 800 0.05 2.1 0.05 1.9
6 1000 0.05 2.1 0.05 2
7 1200 0.0002 1.1 0.0002 0.8
Lanjutan tabel 4.3
8 2000 0.0002 1.1 0.0002 0.8
9 3000 0.0002 1.2 0.0002 0.8
10 10000 0.0002 0.4 0.0002 0.3
11 50000 0.05 0.3 0.05 0.4
12 80000 0.0002 1 0.0002 0.5

F. ANALISIS DATA
1. Tapis lolos rendah
Dik:
a) Isyarat masukan
Time/div : 0,005 sekon
Div horizontal : 2 div
Volt/div : 0,0002 volt
Div vertikal : 1 div
b) Isyarat keluaran
Time/div : 0,005 sekon
Div horizontal : 1,6 div
Volt/div : 0,0001 volt
Div vertikal : 2 div
Dit:
Δv = ….?
F = ….?
Penyelesaian:
Volt
Vpp in = × div vertikal
div
Vpp in
Vrms =
√2
Volt
Vpp out = × div vertikal
div
Vpp out
Vrms =
√2
Vrms o
Δv =
Vrms i
Time
T = × div horizontal
div
 Menentukan frekuensi cutoff
1
ƒ0 =
2πRC
1
=
2.3,14.12000.0,00000001

= 1326,96391 Hz.
1
ω0 =
RC
1
=
12000.0,00000001

= 8,3333333 rad/s.
 Menghitung frekuensi sudut
ω = 2𝜋ƒ
= 2. 3,14. 100
= 628 rad/s.
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Data frekuensi cutoff dan frekuensi sudut
NO Fi (Hz) F0 (Hz) ω (rad/s) ω0 (rad/s)
1 100 132,696391 628 833,333
2 300 132,696391 1884 833,333
3 500 132,696391 3140 833,333
4 700 132,696391 3496 833,333
5 800 132,696391 5,042 833,333
6 1000 132,696391 6280 833,333
7 1200 132,696391 7536 833,333
8 1400 132,696391 8792 833,333
9 2000 132,696391 12506 833,333
10 3000 132,696391 18840 833,333
11 5000 132,696391 31400 833,333
12 10000 132,696391 62800 833,333
Berdasarkan teori
a) Tanggapan amplitudo
1
H(ω) = ω
√1+(ω0)²

1
= 628
√1+(8,33)²

= 0,013278 ω
H(ω) dB = 20 log H(ω)
= 20 log (0,013278)
= -37,5436 dB.
b) Tanggapan fasa
ω
Δθ(º) = - arc tan ( )
ω₀
628
= - arc tan ( )
8,33

= - 89,2398º.
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Data tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa berdasarkan teori
No Fi (Hz) H (ω) H (ω) dB Δθ ( o )
1 100 0,013268 -375,436 -892,398
2 300 0,00442317 -470,853 -897,466
3 500 0,00265369 -515,223 -898,479
4 700 0,0018956 -544,443 -898,914
5 800 0,00165687 -556,046 -89,905
6 1000 0,0013269 -575,428 -89,924
7 1200 0,0011058 -591,265 -899,366
8 1400 0,0009478 -606,454 -899,457
9 2000 0,00066348 -635,634 -89,962
10 3000 0,00044232 -670,852 -899,747
11 5000 0,000265639 -715,222 -899,848
12 10000 0,0001327 -775,628 -899,924
Berdasarkan praktek
Volt
 Vpp in = × div vertikal
div
= 0,0002 × 1
= 0,0002 volt.
Vpp in
 Vrms =
√2
0,0002
=
√2
= 0,00014142 volt
Volt
 Vpp out = × div vertikal
div
= 0,0001× 2
= 0,0002 volt.
Vpp out
 Vrms =
√2
0,0002
=
√2
= 0,00014142 volt.
Vrms O
 H(ω) =
Vrms I
0,00014142
=
0,00014142

=1ω
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut.
Tabel 4.6 Data tanggapan amplitudo secara praktek
No Fi (Hz) Vpp out (v) Vrms out (v) Vpp in(v) Vrms in (v) H (ω)
1 100 0,0002 0,00014142 0,0002 0,00014142 1
2 300 0,00016 0,00011314 0,0002 0,00014142 0,8
3 500 0,00018 0,00012728 0,0002 0,00014142 0,9
4 700 0,00018 0,00012728 0,0002 0,00014142 0,9
5 800 0,00018 0,00012728 0,0002 0,00014142 0,9
6 1000 0,00018 0,00012728 0,0002 0,00014142 0,9
7 1200 0,00018 0,00012728 0,0002 0,00014142 0,9
8 1400 0,0002 0,00014142 0,0002 0,00014142 1
9 2000 0,0002 0,00014142 0,0002 0,00014142 1
Lanjutan tabel 4.6
10 3000 0,0002 0,00014142 0,0002 0,00014142 1
11 5000 0,0002 0,00014142 0,0002 0,00014142 1
12 10000 0,0002 0,00014142 0,0002 0,00014142 1

2. Tapis lolos tinggi


Diketahui:
a) Isyarat masukan
Time/div : 0,01 sekon
Div horizontal : 1 div
Volt/div : 0,05 volt
Div vertikal : 2,2 div
b) Isyarat keluaran
Time/div : 0,01 sekon
Div horizontal : 2 div
Volt/div : 0,05 volt
Div vertikal : 1,8 div
Dit:
Δv = ….?
F = ….?
Penyelesaian:
a. Menentukan frekuensi cutoff
1
ƒ0 =
2πRC
1
=
2.3,14.1200.0,00001

= 1326,9639 Hz.
1
ω0 =
RC
1
=
1200.0,00001

= 8,3333333 rad/s.
b. Menghitung frekuensi sudut
ω = 2𝜋ƒ
= 2. 3,14. 100
= 628 rad/s.
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Data frekuensi cutoff dan frekuensi sudut
NO Fi (Hz) F0 (Hz) ω (rad/s) ω0 (rad/s)
1 100 1326,96391 628 8,33333
2 300 1326,96391 1884 8,33333
3 500 1326,96391 3140 8,33333
4 700 1326,96391 3496 8,33333
5 800 1326,96391 5024 8,33333
6 1000 1326,96391 6280 8,33333
7 1200 1326,96391 7536 8,33333
8 1400 1326,96391 12560 8,33333
9 2000 1326,96391 18840 8,33333
10 3000 1326,96391 62800 8,33333
11 5000 1326,96391 314000 8,33333
12 10000 1326,96391 502400 8,33333

Berdasarkan teori
a) Tanggapan amplitudo
1
H(ω) = ω
√1+(ω0)²

1
=
√73,36666467

= 0,013268 ω
H(ω) dB = 20 log H(ω)
= 20 log (0,013268)
= -37,5436 dB.
b) Tanggapan fasa
ω
Δθ(º) = - arc tan ( )
ω₀
628
= - arc tan ( )
8,33

= - 89,2398º.
Dengan cara yang sama untuk data selanjutanya dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut.
Tabel 4.8 Data tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa berdasarkan teori.
No Fi (Hz) H (ω) H (ω) dB Δθ ( o )
1 100 0,013268 -375,436 -892,398
2 300 0,00442317 -470,853 -897,466
3 500 0,00265369 -515,223 -898,479
4 700 0,0018956 -544,443 -898,914
5 800 0,00165687 -556,046 -89,905
6 1000 0,0013269 -575,428 -89,924
7 1200 0,0011058 -591,265 -899,366
8 1400 0,0009478 -606,454 -899,457
9 2000 0,00066348 -635,634 -89,962
10 3000 0,00044232 -670,852 -899,747
11 5000 0,000265639 -715,222 -899,848
12 10000 0,0001327 -775,628 -899,924

Berdasarkan praktek
Volt
 Vpp in = × div vertikal
div
= 0,05 × 2,2
= 0,11 volt.
Vpp in
 Vrms =
√2
0,11
=
√2
= 0,07778 volt
Volt
 Vpp out = × div vertikal
div
= 0,05 × 1,8
= 0,09 volt.
Vpp out
 Vrms =
√2
0,09
=
√2
= 0,063639 volt.
Vrms O
 H(ω) =
Vrms I
0,063639
=
0,07778

= 0,818182 ω
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel
4.9 berikut.
Tabel 4.9 Data tanggapan amplitudo secara praktek
No Fi (Hz) Vpp out (v) Vrms out (v) Vpp in(v) Vrms in (v) H (ω)
1 100 0,09 0,063639 0,11 0,0777817 0,818182
2 300 0,09 0,063639 0,1 0,0707106 0,9
3 500 0,1 0,0707106 0,11 0,0777817 0,909091
4 700 0,095 0,067175 0,1 0,0707106 0,95
5 800 0,095 0,067175 0,105 0,074246 0,9047619
6 1000 0,1 0,0707106 0,105 0,074246 0,9523009
7 1200 0,00016 0,0011313 0,0022 0,0015556 727273
8 2000 0,00016 0,0011313 0,0022 0,0015556 727273
9 3000 0,00016 0,0011313 0,0022 0,0015556 727273
10 10000 0,00016 0,0004242 0,0008 0,0005656 0,75
11 50000 0,002 0,0014142 0,015 0,0106066 133,333
12 80000 0,001 0,000707 0,002 0,0014142 0,5
Gambar 4.6 Grafik hubungan tanggapan amplitudo terhadap frekuensi tapis lolos
rendah
Gambar 4.7 Grafik hubungan tanggapan amplitudo terhadap frekuensi tapis lolos
rendah
Gambar 4.8 Grafik hubungan tanggapan amplitudo terhadap frekuensi tapis lolos
tinggi
Gambar 4.9 Grafik hubungan tanggapan fasa terhadap frekuensi tapis lolos tinggi
G. PEMBAHASAN
Arus bolak-balik adalah arus dimana besar dan arah arus berubah-
ubah secara bolak-balik. Salah satu sifat khusus dari gelombang AC adalah
mempunyai sifat periodik atau berulang dengan selang waktu tertentu.
Rangkaian filter berfungsi untuk menyaring, menahan atau melewatkan
frekuensi tertentu. Low pass filter (tapis lolos rendah) berfungsi melewatkan
frekuensi rendah atau dengan kata lain, low pass filter akan memberikan
tegangan keluaran yang konstan hingga frekuensi cutoff. Rangkaian integrator
adalah rangkaian op-amp yang dapat merubah signal kotak menjadi signal
segitiga. Dimana outputnya merupakan perkalian antara tegangan input dengan
perubahan waktu dimana sinyal output berbentuk pulsa akan dirubah menjadi
sinus dengan pergeseran fasa sebesar 180º. Rangkaian diferensiator merupakan
rangkaian yang dapat merubah sinyal segitiga menjadi sinyal kotak atau pulsa.
Dan sinyal kotak menjadi sinyal cerat. Dalam rangkaian ini, terjadi pergeseran
fasa dimana besar tegangan outputnya dipengaruhi oleh perubahan waktu
terhadap perubahan tegangan input.
Percobaan rangkaian arus bolak-balik dilakukan sebanyak empat kali
pengamatan, yaitu pengamatan terhadap bentuk gelombang rangkaian
integrator pada frekuensi 10 Hz, 100 Hz dan 1000Hz., pengamatan terhadap
bentuk gelombang rangkaian diferensiator pada frekuensi 10, 100 dan 1000 Hz.
Dan pengamatan terhadap rangkaian tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi.
Pertama, pengamatan dilakukan terhadap rangkaian integrator dimana jika
berikan frekuensi masukkan sebesar 10 Hz maka akan dihasilkan gelombang
sinyal keluaran yang berbentuk persegi dengan lengkungan pada bagian
atasnya. Jika diberikan frekuensi masukkan sebesar 100Hz, maka akan
dihasilkan gelombang sinyal keluaran yang berbentuk persegi dengan
cekungan pada bagian atasnya. Dan jika diberikan frekuensi 1000Hz, maka
akan dihasilkan gelombang sinyal keluaran yang berbentuk segitiga. Kedua,
pengamatan dilakukan terhadap rangkaian diferensiator dimana jika pada
rangkaian diberikan frekuensi masukkan sebesar 10Hz maka akan diperoleh
gelombang yang berbentuk segitiga. Jika diberi frekuensi masukkan sebesar
100 Hz maka akan dihasilkan gelombang sinyal keluaran yang berbentuk
segitiga siku-siku. Dan jika diberi frekuensi masukkan sebesar 1000Hz maka
akan diperoleh gelombang sinyal keluaran yang menyerupai bentuk persegi.
Ketiga dan keempat dilakukan pengamatan terhadap isyarat masukkan maupun
isyarat keluaran pada rangkaian tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi dimana
chanel 1 berfungsi sebagai isyarat masukan dan chanel 2 berfungsi sebagai
isyarat keluaran. Pada kedua chanel tersebut akan diatur volt/dive dan time/div
sehingga menghasilkan gelombang AC yang kemudian dari bentuk gelombang
tersebut akan diperoleh nilai div vertikal dan div horizontal. Pada rangakaian
tapis lolos rendah, untuk chanel 1 diperoleh nilai dari time/div, volt/div, div
vertikal dan div horizontal berturut-turut sebesar 0,005s/div, 0,0002volt/div,
1div dan 2 div dan untuk chanel 2 diperoleh nilai dari time/div, volt/div, div
vertikal dan div horizontal berturut-turut sebesar 0,005s/div, 0,0001volt/div,
2div dan 1,6 div. Sedangkan pada rangkaian tapis lolos tinggi, untuk chanel 1
diperoleh nilai dari time/div, volt/div, div vertikal dan div horizontal berturut-
turut sebesar 0,01s/div, 0,05v/div, 2,2div dan 1 div serta untuk chanel 2
diperoleh nilai dari time/div, volt/div, div vertikal dan div horizontal berturut-
turut sebesar 0,01s/div, 0,05v/div, 1,8 div dan 2 div. Dengan memberikan
variansi terhadap frekuensi masukan pada rangkaian baik untuk tapis lolos
rendah maupun tapis lolos tinggi maka akan diperoleh nilai volt/div dan div
vertikal yang dari nilai tersebut akan dihasilkan nilai dari frekuensi cutoff,
frekuensi sudut, tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa dari macam-macam
gelombang yang terbentuk. Frekuensi cutoff pada kedua rangkaian memiliki
nilai yang sama dan konstan terhadap frekuensi yang diberikan yaitu sebesar
1326,9639 Hz. Dan frekuensi sudut yang dihasilkan akan bergantung pada nilai
frekuensi masukan, dimana semakin tinggi frekuensni masukan yang berikan
pada suatu rangkaian baik untuk tapis lolos rendah maupun tapis lolos tinggi
maka frekuensi sudut yang dihasilkan pula akan semakin tinggi. Tanggapan
amplitudo dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu secara teori dan secara
praktek. Dimana secara teori diperoleh nilai tanggapan amplitudo pada
rangkaian tapis lolos rendah maupun tapis lolos tinggi yang semakin kecil
terhadap pemberian frekuensi masukan. Tanggapan fasa yang dihasilkan
memiliki nilai yang konstan yaitu sebesar -89º. Secara praktek, tanggapan
amplitudo yang dihasilkan bervariasi mulai dari 0,8ω sampai dengan 1ω.
Berdasarkan hasil yang diperoleh secara teori maupun praktek
terhadap tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa masih kurang sesuai, dimana
hasil yang diperoleh secara teori semakin besar pemberian frekuensi
masukannya maka tanggapan amplitudo yang dihasilkan akan semakin rendah.
Begitu pula pada fasa yang dihasilkan, jika frekuensi masukan diperbesar maka
fasa yang dihasilkan pula akan semakin kecil. Sedangkan pada hasil yang
diperoleh secara praktek hanya bergantung pada besar tegangan rata-rata
keluaran saja, dimana semakin besar tegangan rata-rata keluaran maka
amplitudo yang dihasilkanpun semakin besar. Hal inni disebabkan karena
rangkaian tapis lolos rendah hanya dapat melewatkan frekuensi sinyal dibawah
frekuensi cutoffnya dan rangkaian tapis lolos tinggi hanya dapat melewatkan
sinyal keluaran yang memiliki frekuensi yang lebih besar daripada frekuensi
cutoffnya. Grafik hubungan tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa terhadap
rangkaian tapis lolos rendah serta rangkaian tapis lolos tinggi dapat
digambarkan dengan menggunakan diagram bode. Dimana diagram ini berisi
dua gambar, yang pertama merupakan penggambaran dari nilai logaritma
magnitude terhadap variasi dari frekuensi dalam skala logaritmik. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan cara menggambar yang lebih mudah untuk faktor-
faktor yang lebih sederhana. Kemudian karena fungsi magnitude merupakan
operasi logaritmik, gambar faktor-faktor tersebut dapat dijumlahkan untuk
mendapatkan gambar logaritma magnitude terhadap frekuensi. Demikian pula
dengan gambar sudut terhadap frekuensi, karena faktor pengalian merupakan
penjumlahan sudut.
H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan rangkaian arus bolak
balik (AC) adalah sebagai berikut:
1. Isyarat keluaran pada rangkaian integrator yang diberi masukan berupa
isyarat persegi akan berubah menjadi bentuk segitiga, dimana outputnya
merupakan perkalian antara tegangan dan perubahan waktu. Sedangkan
isyarat keluaran pada rangkaian diferensiator yang diberi masukan berupa
sinyal yang akan dirubah menjadi bentuk sinyal kotak, dimana besar
tegangan outputnya dipengaruhi oleh perubahan waktu terhadap
perubahan tegangan inputnya.
2. Pada rangkaian tegangan filter lolos rendah, tanggapan amplitudo akan
sebanding dengan frekuensinya sedangkan tanggapan fasa akan
berbanding terbalik dengan frekuensinya. Sama halnya pada rangkaian
filter lolos tinggi, tanggapan amplitudonya akan berbanding lurus dengan
frekuensi dan tanggapan fasa akan berbanding tebalik dengan
frekuensinya.

Anda mungkin juga menyukai