Anda di halaman 1dari 9

Gametogenesis pada Tumbuhan

Posted on 25 Juli 2012 by Cerita Biologi

Kejadian meiosis dengan pembentukan gamet kadangkala terpisah. Tanaman berbunga


umumnya adalah sporofit. Sporofit menghasilkan bunga dan beberapa sel pada bunga
menghasilkan sel induk spora (sel induk megaspora dan sel induk mikrospora) yang diploid. Sel-
sel spora tersebut kemudian membelah secara mitosis menghasilkan gametofit (bagian tanaman
atau bunga yang menghasilkan gamet) yang haploid.

Alat kelamin pada tumbuhan darat, misalnya Gymnospermae dan Angiospermae adalah bunga.
Suatu struktur bunga lengkap terdiri dari alat kelamin betina yang dinamakan putik (pistillum),
alat kelamin jantan yang dinamakan benang sari (stamen), dan dilengkapi dengan perhiasan
bunga (mahkota bunga dan kelopak bunga). Putik atau alat kelamin betina tersusun dari bakal
buah (ovarium), tangkai putik (stilus), dan kepala putik (stigma). Bakal buah terletak di atas
atau di bawah dasar bunga. Bakal buah merupakan tempat sel telur berkembang, kemudian
diikuti pembuahan dan perkembangan biji. Struktur bakal buah menyempit menjadi tangkai putik
(stilus). Tangkai putik berisi buluh serbuk sari pada saat terjadi penyerbukan. Tangkai putik
berujung pada kepala putik. Kepala putik merupakan tempat jatuhnya serbuk sari. Benang sari
tersusun dari tangkai sari (filamen) dan kepala sari (anthera). Di kepala kantung sari terdapat
ruang-ruang sari. Kepala sari merupakan tempat butir-butir serbuk sari (polen) berkembang.

Mikrosporogenesis

Gametogenesis pada alat kelamin jantan tumbuhan dinamakan mikrosporogenesis.


Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk sari). Mikrosporogenesis
dimulai dari sel induk mikrospora yang membelah melalui meiosis I dan meiosis II, serta
menghasilkan empat mikrospora yang dinamakan tetrad (karena keempat mikrospora menempel
menjadi satu). Masing-masing mikrospora akan berkembang terpisah satu sama lain menjadi
butir serbuk sari (polen). Pada tiap serbuk sari, intinya mengadakan pembelahan mitosis menjadi
inti vegetatif dan inti generatif. Pada tumbuhan Angiospermae (berbiji tertutup), inti generatif
membelah sekali lagi membentuk dua inti generatif setelah terjadi penyerbukan. Gametofit
jantan yang lengkap terjadi saat serbuk sari berkecambah, yaitu mengandung satu inti vegetatif
dan dua inti generatif. Kedua inti generatif inilah yang siap membuahi sel-sel gamet betina.

Megasporogenesis

Gametogenesis pada alat kelamin betina dinamakan megasporogenesis. Megasporogenesis


merupakan proses pembentukan megaspora. Proses megasporogenesis dimulai dari pembelahan
meiosis I dan meiosis II sel induk megaspora diploid, menghasilkan empat sel megaspora yang
haploid. Pada tumbuhan Angiospermae hanya satu megaspora saja yang fungsional, sedangkan
tiga lainnya mengalami degenerasi. Selanjutnya satu sel megaspora yang haploid mengalami tiga
kali pembelahan mitosis berturut-turut menghasilkan 8 sel megaspora di dalam gametofit betina.
Delapan sel tersebut selanjutnya tersusun menjadi tiga sel antipoda, dua inti kutub, satu sel telur
(ovum), dan dua sel sinergid.
Gemetogenesis
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan dife
rensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari siklus hidup biologis organis
me, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi berbagai ga
met atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan ga
met melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora .
Gametogenesis pada Tumbuhan
Gametogenesis pada tumbuhan sangat bervariasi tergantung pada kelompok-
kelompok utamanya. Yang akan dibahas di sini adalah gametogenesis pada angiosperma. Mikros
porogenesis adalah proses gametogenesis pada bagian jantan bunga (anter) yang menghasilkan s
pora-
spora reproduktif yang disebut serbuk sari atau polen. Sebuah sel induk mikrospora (mikrosporos
it) yang diploid pada anter mengalami pembelahan meiosis dan membentuk sepasang sel haploid
pada pembelahan pertama. Pembelahan meiosis kedua menghasilkan sekumpulan empat mikros
pora yang haploid. Setelah meiosis, masing-
masing mikrospora mengalami pembelahan mitosis kromosom-
kromosom tanpa disertai sitokinesis (kariokinesis). Produk dari kariokinesis pertama adlah sebua
h sel yang mengandung dua nukleus haploid yang identik. Polen biasanya dilepas pada tahap ini.
Saat perkecambahan atau germinasi polen, salah nukleus (atau set haploid kromosom) tersebut m
enjadi nukleus generatif dan membelah lagi melalui mitosis tanpa sitokinesis (kariokinesis II), se
hingga terbentuk dua nukleus sperma. Nukleus satunya lagi yang tidak membelah menjadi nukle
us tabung. Ketiga nukleus tersebut identik secara genetik.

Megasporogenesis adalah proses gemetogenesis pada bagia betina bunga (ovarium) yang mengh
asilkan sel-
sel reproduktif yang disebut kantung embrio. Sebuah sel induk megaspora (megasporosit) yang d
iploid dalam ovarium membelah melalui meiosis dan membentuk sepasang sel haploid pada pem
belahan pertama. Pembelahan meiosis kedua menghasilkan empat megaspora haploid yang meng
elompok secara linier. Setelah meiosis, tiga megaspora berdegenerasi. Megaspora yang tersisa m
engalami tiga pembelahan mitosis kromosom tanpa diselingi sitokinesis (kariokinesis), menghasi
lkan sebuah sel besar dengan delapan nukleus haploid (kantung embrio yanng belum matang). K
antung embrio dikelilingi oleh jaringan material ovarium yang disebut integumen dan oleh mega
sporangium (nuselus). Pada salah satu ujung kantung, ada bukaan pada integumen (mikropil) yan
g akan dilalui oleh tabung polen yang melakukan penetrasi. Ketiga nukleus pada kantung mengor
ientasikam diri di dekat ujung tempat mikropil berada, dan dua dari tiga nukleus itu (sinergid) me
nsekresikan produk-
produk yang menarik tabung polen. Nukleus ketiga berkembang menjadi sebuah nukleus sel telu
r. Sekelompok nukleus lainnya yang juga beranggotakan tiga buah nukleus bergerak ke ujung ka
ntung yang berseberangan dengan mikropil dan berdegenerasi (antipodal). Kedua nukleus yang t
ersisa (nukleus polar) menyatu di dekat pusat kantung., membentuk sebuah nukleus fusi tunggal
yang diploid. Kantung embrio yang matang (megagametofit) kini siap bagi fertilisasi
Gametogenesis pada Tumbuhan biji
Mikrosporogenesis
Pada bunga terdapat alat kelamin jantan yang berupa benang sari. Benang sari terdiri atas
tangkai sari dan kepala sari ( antera ). Didalam kepala sari dihasilkan mikrosporosit yang diploid.
Mikrosporit ini akan membelah secara meiosis, menghasilkan dua mikrospora yang haploid. Sel
anjutnya masing –
masing mikrospora membela lagi sehingga dihasilkan 4 mikrospora yang tetap mengelompok m
enjadi satu. Selanjutnya nucleus dari setiap mikrospora membelah menjadi dua nucleus haploid.
Peristiwa ini disebut Kariokinesis. Nukleus yang satu disebut nucleus saluran serbuk sari, yang la
in disebut nucleus generatif. Setelah serbuk sari terbentuk. Nucleus generatif akan membelah sec
ara mitosis menghasilkan 2 nukleus sperma atau spermatogen. Sedangkan nucleus saluran serbuk
sari tidak membelah, dengan demikian setiap serbuk sari yang masak akan memiliki tiga nucleus
haploid yaitu satu nucleus saluran serbuk sari dan dua spermatogen. Spermatogen ini akan masa
k menjadi spermatozoid.

(diagram bunga)
Megasporogenesis
Sel telur atau ovum berasal dari sel induk atau megasporosi yang diploid. Sel ini terdapat
dalam ovariumnatau bakal buah. Mula –
mula megasporosit membelah meiosis menghasilkan dua sel haploid. Selanjutnya masing –
masing sel haploid membelah sekali lagi, sehingga seluruhnya dihasilkan 4 megaspora yang hap
loid yang tersusun berderetan. Tiga megaspore akan mengalami degenerasi, sehingga mati. Seda
ngkan satu megaspore lainnya akan tetap hidup dan akan membelah meiosis menghasilkan 2 me
gaspora haploid. Masing –
masing megaspore akan bergerak kearah kutub yang berlawanan yang satu akan menuju kalaza,
sedangkan yang lainnya menuju ke mikropil. Selanjutnya masing –
masing megaspora membelah 2 kali berurutan tanpa diikuti pembelahan sitoplasma sel, sehingg
a didalam sel tersebut terdapat delapan inti haploid.
Sel besar tempat pembentukan megaspore ini disebut kandung lembaga muda, yang dilindungi ol
eh kulit yang pada salah satu ujungnya bercelah disebut mikropil. Mikropil ini merupan tempat
masuknya saluran serbuk sari kedalam kandung lembaga. Selanjutnya satu inti yang dekat mikro
pil menuju ketengah kandung lembaga bergabung dengan satu inti yang berasal dari kalaza, mem
bentuk megagametosit. Tiga inti yang tertinggal didaerah kalaza disebut antipoda akan mengala
mi degenerasi dan akan mati. Tiga inti yang berada didaerah mikropil, yang tengah menjadi sel t
elur ( ovum ), sedangkan pengapitnya disebut sinergid. Sinergid ini juga akan mengalami degene
rasi dan mati. Setelah terbentuk ovom dan megagametosit, berarti kandung lembaga sudah masak
dan siap dibuahi.
Pada tumbuhan biji tertutup terjadi pembuahan ganda, Spermatozoid yang masuk kedalam kandu
ng lembaga dari setiap buluh serbuk sari ada 2 buah, yang satu membuahi ovum menghasilkan zi
got, sedangkan spermatozoid yang membuahi megagametosit, menghasilkan calon endosperma.

Gametogenesis pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi

Di sini hanya akan diterangkan proses gametogenesis pada tumbuh-tumbuhan bunga


(Angiospermae) saja.

a. Mikrosporogenesis ialah gametogenesis yang berlangsung di dalam bagian jantan


dari suatu bunga, yang disebut kepala sari atau antera dan menghasilkan serbuk
sari.

Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antera mula-mula


mengalami meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Meiosis II
menghasilkan 4 mikrospora haploid yang berkelompok menjadi satu. Tiap
mikrospora mengalami karyokinese (intinya membelah biasa), sehingga memiliki
2 inti haploid. Sebuah inti dinamakan inti saluran serbuk sari dan yang lain
disebut inti generatip. Setelah terbentuk serbuk sari, inti generatip membelah
secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terjadilah 2 inti sperma. Inti saluran
serbuk sari tidak membelah. Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah
masak mengandung tiga inti masing-masing haploid, yaitu sebuah inti saluran
serbuk sari dan 2 buah inti sperma.

b. Megasporogenesis ialah gametogenesis yang berlangsung didalam bagian betina


dari suatu bunga, yang disebut bakal buah atau ovarium dan menghasilkan
kandung lembaga. Sebuah sel induk megaspora doiploid (megasporosit) dalam
ovarium mengalami meiosis I, menghasilkan dua sel haploid. Meiosis II
menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet. Tiga megaspore
mengalami degenerasi dan mati. Sebuah mgaspora yang tertinggal dan yang
masih hidup mengalami pmbelahan kromosom secara mitosis tiga kali berturut-
turut tanpa diikuti pembelahan plasma. Hasilnya berupa sebuah sel besar
(kandung lembaga muda) yang mengandung 8 inti haploid. Kandung lembaga ini
dikelilingi oleh kulit (integumen), tetapi di ujungnya terdapat sebuah liang
(mikropil) sebagai tempat jalan masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung
lembaga. Tiga dari 8 inti tai menempatkan diri di dekat mikropil, tetapi dua
diantaranya (sinergid) mengalami degenerasi. Inti yang ketiga berkembang
menjadi sel telur. Tiga buah inti lainnya (antipoda) bergerak ke arah yang
berlawanan, tetapi kemudian mengalami degenerasi pula. Sisanya dua inti (inti
kutub) kemudian bersatu di tengah kandung lembaga an terjadilah inti diploid.
Kini kandung lembaga yang sudah masak (megagametofit) telah siap untuk
dibuahi.

FERTILASI

Serbuk sari biasanya jatuh di atas kepala putik (stigma) dengan perantaraan angina,
serangga atau manusia. Peristiwa ini disebut penyerbukan. Beberapa saat kemudian serbuk
sari tumbuh dan membentuk saluran serbuk yang memanjang dan masuk ke dalam tangkai
putik (stylus). Di dalam saluran serbuk itu terdapat 3 inti haploid, yaitu inti saluran serbuk
terdapat di depan sedang kedua inti sperma mengikuti di belakangnya. Saluran serbuk
memasuki ovarium lewat mikropil. Kedua inti sperma masuk ke kandung lembaga. Salah
satu inti sperma brsatu dengan inti sel telur dan membentuk zigot diploid, yang kemudian
akan berkembang menjadi embryo. Inti sperma lainnya bersatu dengan inti diploid yang
merupakan hasil persatuan dari dua inti kutub. Ini menghasilkan inti triploid (3n) yang
setelah mengalami pembelahan berkali-kali akan membentuk jaringan putih lembaga
(endosperm). Jadi ndosperm itu bersifat triploid.

Oleh karena itu disini terjadi dua kali pmbuahan, yaitu antara inti sperma dngan inti hasil
persatuan dua inti kutub, maka pembuahan pada tumbuh-tumbuhan berbunga
(Angiospermae) dinamakan pembuahan ganda.

Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma)

yang berlangsung pada bunga yaitu di dalam serbuk sari bagian dari kepala

sari (antenna) yang di dalamnya terdapat kantong serbuk sari atau


mikrosporangium. Proses mikrosporogenesis berlangsung sebagai berikut:

Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antenna

membelah secara meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Pada

meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid (n) yang berkelompok membentuk

tetrad. Setiap mikrospora akan mengalami kariokinesis (pembelahan

inti), sehingga menghasilkan 2 inti yang haploid yaitu satu inti dinamakan

inti saluran serbuk sari dan satu inti generatif. Inti generatif membelah secara

mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terbentuklah 2 inti sperma (n)

dan inti serbuk sari tidak membelah. Dengan demikian maka sebutir serbuk

sari yang telah masak mengandung 3 inti yang haploid, yaitu serbuk inti

saluran serbuk sari dan 2 buah inti sperma.

Megasporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang

berlangsung dalam bakal buah (ovarium) dan menghasilkan kandung

lembaga. Proses megasporogenesis berlangsung sebagai berikut.

Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit) dalam ovarium

mengalami meiosis I dan menghasilkan 2 sel diploid. Selanjutnya mengalami

meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet dan 3

megaspora mengalami degenerasi dan mati. Satu megaspora yang tersisa

mengalami pembelahan mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diikuti

sitokinesis (pembelahan plasma) dan menjadi 8 inti megaspora (kandung

lembaga muda) yang haploid, kemudian 4 inti kelompok di kalaza (bagian

antara bakal biji dan tangkai biji) dan 4 inti berada di dekat mikrofil. Satu
inti dari masing-masing kelompok bergerak ke tengah dan menyatu

membentuk inti kandung lembaga sekunder (2n) sedangkan 3 inti yang

berada pada kalaza dinamakan inti antipoda dan 3 inti yang berada di

mikrofil berkembang menjadi 1 inti sel telur atau ovum (n) yang di tengah

dan 2 inti sinergid (n) yang di sampingnya maka pada kandung lembaga

yang masak terdapat:

1) 3 inti antipoda 3) 1 inti ovum (n)

2) 2 inti sinergid (n) 4) 1 inti kandung lembaga sekunder (2n).

Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma) yang berlangsung pada

bunga yaitu di dalam serbuk sari bagian dari kepala sari (antenna) yang di dalamnya terdapat

kantong serbuk sari atau mikrosporangium. Proses mikrosporogenesis berlangsung sebagai

berikut: Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antenna membelah secara

meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Pada meiosis II menghasilkan 4 mikrospora

haploid (n) yang berkelompok membentuk tetrad. Setiap mikrospora akan mengalami

kariokinesis (pembelahan inti), sehingga menghasilkan 2 inti yang haploid yaitu satu inti

dinamakan inti saluran serbuk sari dan satu inti generatif. Inti generatif membelah secara mitosis

tanpa disertai sitokinesis dan terbentuklah 2 inti sperma (n) dan inti serbuk sari tidak membelah.

Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti yang haploid,

yaitu serbuk inti saluran serbuk sari dan 2 buah inti sperma.

Megasporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang berlangsung dalam

bakal buah (ovarium) dan menghasilkan kandung lembaga. Proses megasporogenesis

menghasilkan 3 inti antipoda, 2 inti sinergid (n), 1 inti ovum (n) dan1 inti kandung lembaga
sekunder (2n).

Mikrogametogenesis yaitu proses pembentukan gamet yang dengan Mikrospora yang beersayap

dua berkembang menjadi anteridium dan prothallus 1. Dimana prothallus ini memiliki ukuran

yang bervariasi. Anteridium membelah menjadi antheridium dan sel prothallus 2. Sel prothallus

1 dan sel prothallus 2 berdegenerasi, sedangkan anteridium membelah kembali menjadi sel

tabung dan sel generatif. Pembelahan ini terjadi di ovulum (setelah ovulasi) atau pembelahan di

atas dapat terjadi secara langsung di mikrosporangium (sebelum polinasi). Selanjutnya sel

generatif mengalami pembelahan secara mitosis 1 yang menghasilkan sel tangkai dan sel tubuh.

Pada akhirnya sel tubuh membelah secara mitosis 2 dan terbentuklah 2 sel sperma. Pembelahan

ini dapat terjadi di sporangium atau di ovulum.

Megasporogenesis

Megasporogenesis adalah pembentukan gamet betina di


dalam bakal buah atau ovarium. Di dalam satu ovari (bakal
buah) terdapat sel induk megaspora (megasporosit). Sel induk
megaspora yang bersifat diploid akan bermeiosis menghasilkan
empat sel haploid (tetrad). Dari keempat sel tersebut hanya satu
yang hidup menjadi sel megaspora.
Sel megaspora ini, kemudian mengalami serangkaian
mitosis menghasilkan delapan inti haploid. Delapan inti ini
berada di dalam satu sel besar bernama kantung embrio
(kandung lembaga muda) yang dilingkupi oleh kulit dan bagian
ujungnya terdapat sebuah lubang kecil yang disebut mikrofil.
Mikrofil berfungsi sebagai jalan masuk saluran serbuk sari ke
dalam kandung lembaga. Tiga nukleus terletak di dekat mikrofil
dan dua di antaranya sinergid (mati). Nukleus yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menjadi ovum (sel telur). Tiga
nukleus yang lain terletak di seberang mikrofil yang disebut
antipoda, selanjutnya akan mati pula karena degenerasi. Dua
nukleus yang terletak di tengah akan bersatu di tengah
kandung lembaga menjadi satu nukleus diploid (2n) atau inti
kandung lembaga sekunder.

A. Megasporogenesis
Beberapa tumbuhan Angiospermae mempunyai megasporofil (daun buah) yang berkembang
ke dalam suatu pistilium. Pistilium biasanya mengalami diferensiasi menjadi tiga bagian, Yaitu :
1. Bagian basal menggelembung disebut ovarium (bakal buah)

2. Bagian yang memanjang disebut stilus (tangkai putik)

3. Bagian ujung stilus yang disebut stigma (kepala putik)

Didalam ovarium terdapat 1, 2 atau lebih bakal biji. Tiap bakal biji terdiri dari nuselus,
integument, khalasan, dan funikulus. Bakal biji (ovulum) yang dewasa digolongkan ke dalam 5
tipe tergantung aksis bakal biji tersebut, berdasarkan :

1. Ortotrop (atrop)
Mikropil terletak pada satu garis dengan funikulus.
Contoh : bakal biji polygonaceae.
2. Anatropus (mengengguk)
Ovulum berbalik sedemikian rupa sehingga mikropil mengarah mendekati hilum sejajar dengan
funikulus.
Contoh : Synpetalae
3. Kampilotropus
Bila tali pusar dan bakal bijinya sendiri membengkok. Sehingga liang bakal biji berkedudukan
seperti pada bakal biji mengangguk.
Contoh : leguminoceae
4. Hemianatropus
Ovulum terletak kira-kira 90o terhadap funikulus.
Contoh : ranuculaceae
5. Sirsinotropus
Pada Cactaceae buselus pad awalnya segaris dengan aksis tetapi pertumbuhan yang cepat pada
satu sisi menyebabkan keadaan menjadi anatrop, namun pembengkokan tidak terhenti, hingga
mikropil menjadi sejajar dengan funikulus.

Anda mungkin juga menyukai