PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah/ Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu
gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat mobilisasi yang salah.
LBP menyebabkan timbulnya rasa tidak nyaman pada daerah lumbal dan
sacrum. Walaupun LBP jarang fatal, namun nyeri yang dirasakan menyebabkan
pasien mengalami disabilitas yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-
hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif, sehingga
merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan. Tulang punggung
menerima beban lebih besar sebagai konsekuensi tugasnya untuk menjaga posisi
tegak tubuh, dan beban ini akan lebih banyak terkonsentrasi di bagian bawah dari
tulang punggung tersebut
Menurut World Health Organization (WHO), 2-5% dari karyawan di
negara industri tiap tahun mengalami nyeri punggung bawah, dan 15% dari
absenteisme di industri baja serta industri perdagangan disebabkan karena nyeri
punggung bawah (Sakinah dkk. 2010). Disebutkan ada beberapa faktor risiko LBP
yaitu usia di atas 35 tahun, perokok, masa kerja 5-10 tahun, posisi kerja,
pekerjaan, paparan getaran, angkat beban berat yang berulang-ulang,
membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal, faktor psikososial,
kegemukan, dan riwayat keluarga penderita musculoskeletal disorder (Laxmaiah,
2010).
1
bawah merupakan masalah kesehatan yang nyata dan merupakan penyakit nomor
dua setelah influenza. Kira-kira 80% penduduk Indonesia pernah sekali
merasakan nyeri punggung bawah. Dalam penelitian multisenter di 14 rumah
sakit pendidikan Indonesia yang dilakukan kelompok studi nyeri PERDOSSI pada
bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri sebanyak 4456 (25% dari
total kunjungan), dimana 1598 orang (35,86%) merupakan penderita nyeri kepala
dan 819 orang (18,37%) adalah penderita nyeri punggung bawah.
Salah satu penyebab yang paling sering dari nyeri punggung adalah
Hernia Nucleus Pulposus (HNP). HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus
(Brunner dan Suddarth, 2002). Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% dari populasi
(Purwanto, 2003). Perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah seimbang,
yaitu 1 : 1 (Ramacandran TS et all, 2003). Usia yang paling sering mengalami
HNP adalah pada usia 30-50 tahun (Feske et all, 2003). HNP lumbalis paling
sering 90% mengenai diskus intervertrebalis L5-S1 dan L4-L5 (Purwanto, 2003).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi
Vertebra lumbal atau tulang pinggang merupakan bagian dari kolumna
vertebralis yang terdiri dari lima ruas tulang dengan ukuran ruasnya lebih besar
dibandingkan dengan ruas tulang leher maupun tulang punggung. Dibagian atas
tulang lumbal terdapat tulang punggung, yang pesendiannya disebut thoraco
lumbal joint atau articulatio thoraco lumbalis. Dibagian bawah tulang lumbal
terdapat tulang sacrum dan persendiannya disebut lumbo sacral joint atau
articulatio lumbo sacralis ( Pearce C. Evelyn, 2000:58).
Vertebra lumbalis terdiri atas lima ruas tulang yang tersusun memanjang
ke arah bawah. Ruas-ruas vertebra lumbalis tersebut lebih besar dari ruas
vertebrae torakalis dan dapat dibedakan oleh karena tidak adanya bidang untuk
persendian dengan iga. Diantara ruas-ruas vertebra lumbalis tersebut terdapat
penengah ruas tulang yang terdiri atau tersusun dari tulang muda yang tebal dan
erat, berbentuk seperti cincin yang memungkinkan terjadinya pergerakan antara
3
ruas-ruas tulang yang letaknya sangat berdekatan. Bagian atas dari vertebra
lumbalis berbatasan dengan vertebra torakalis 12 dan pada bagian bawahnya
berbatasan dengan vertebra sakralis.
1. Corpus Vertebrae
2. Arkus
4
3. Pedikel
Pedikel mempunyai dua buah tulang yang pendek dan kuat. Timbul dari
bagian atas korpus, sehingga cekungan insisura vertebralis inferior yang terletak
pada bagian bawah lebih dalam dari cekungan insisura vertebralis superior yang
letaknya pada bagian atas dan keduanya akan membentuk foramen intervertebralis
yang merupakan bagian dari tempat keluarnya sumsum saraf.
Lamina arkus vertebra merupakan susunan dari dua buah tulang yang
bentuknya berasal dari ujung pedikel.
5. Prosessus Spinosus
6. Prosessus Transversus
5
transversus vertebra kelima lebih pendek dan lebih tipis dari ruas yang lainnya.
Pada bagian belakang dari batas bawah pada setiap prosessus transversus dan
dekat korpusnya terdapat tonjolan tulang yang disebut prosessus asesoris.
7. Prosessus Artikularis
6
Anulus fibrosus terdiri atas cincin-cincin fibrosa konsentris yang mengelilingi
nukleus pulposus. Anulus fibrosus berfungsi untuk memungkinkan gerakan
antara korpus vertebra (disebabkan oleh struktur spiral dari serabut-serabut);
untuk menopang nukleus pulposus; dan meredam benturan. Jadi anulus berfungsi
mirip dengan simpail di sekeliling tong air atau seperti gulungan pegas, yang
menarik korpus vertebra bersatu melawan resistensi elastis nukleus pulposus,
sedangkan nukleus pulposus bertindak sebagai bola penunjang antara korpus
vertebra.
a. Ligamen flavum
7
mempertahankan kurvatura kolumna vertebralis dan membantu menegakkan
kembali kolumna veretbralis setelah posisi fleksi (Yanuar, 2002).
b. Ligamen interspinosus
c. Ligamen intertranversus
d. Ligamen supraspinosus
8
1. Fleksi
- Psoas major
- Rectus abdominis
- External abdominal oblique
- Internal abdominal oblique
- Transversus abdominis
2. Ekstensi
- Latissimus dorsi
- Erector spine iliocostalis lumborum
- Erector spine longissimus thoracis
- Transversospinalis
- Interspinalis
- Quadratus lumborum
- Multifidus
- Rotatores
- Gluteus maximus
3. Lateral fleksi
- Latissimus dorsi
- Erector spine iliocostalis lumborum
- Erector spine longissimus thoracis
- Transversalis
- Quadratus lumborum
- Psoas major
- External abdominal oblique
4. Rotasi
- Transversalia
- Rotatores
- Multifidus
9
Persarafan kulit (Area dermatom) ekstremitas inferior
B. Patologi
1. Definisi
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah nyeri di daerah punggung
bawah, yang mungkin disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau lesi tulang.
Nyeri punggung bawah dapat mengikuti cedera atau trauma punggung, tapi rasa
sakit juga dapat disebabkan oleh kondisi degeneratif seperti penyakit artritis,
osteoporosis atau penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan
cakram sendi, atau kelainan bawaan pada tulang belakang. Obesitas, merokok,
berat badan saat hamil, stres, kondisi fisik yang buruk, postur yang tidak sesuai
untuk kegiatan yang dilakukan, dan posisi tidur yang buruk juga dapat
menyebabkan nyeri punggung bawah (Anonim, 2014).
10
dan L5-S1. Kompresi saraf pada level ini melibatkan root nerve L4, L5, dan
S1. Hal ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ketungkai. Kebas
dan nyeri menjalar yang tajam merupakan hal yang sering dirasakan penderita
HNP. Weakness pada grup otot tertentu namun jarang terjadi pada banyak grup
otot (Lotke dkk, 2008).
11
2. Etiologi
Penyebab utama HNP lumbal 4-5 paling banyak adalah trauma, baik
trauma berat maupun ringan yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Umumnya akibat mengangkat benda berat dengan posisi pinggang
membungkuk dan mendadak maka akan berakibat pada fibrosis yang akan
terobek. Sebagai faktor hambatan adalah adanya degeneratif pada sendi tulang
belakang dan berkurangnya kekenyalan atau elastisitas dari annulus fibrosis
akibat proses penuaan.
12
b) Defesiensi otot dapat disebabkan oleh kurangnya latihan sebagai akibat dari
mekanisasi yang berlebihan, tirah baring yang terlalu lama maupun
imobilisasi.
c) Otot yang hipersensitif akan membentuk noktha picu (trigger point). Dalam
pemeriksaan klinik terhadap penderita nyeri punggung bawah, tidak jarang
dijumpai adanya noktha picu ini. Titik ini apabila ditekan dapat
menimbulkan rasa nyeri bercampur sedikit rasa nyaman.
d) Mengangkat beban dengan cara yang salah.
13
4. Proses Patologi Gangguan Gerak dan Fungsi
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan
tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung
biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress paling berat dan
perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat
mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang
mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut
14
C. Pendekatan Intervensi Fisioterapi
1. Positioning
Tujuan : Untuk mencegah agar tidak terjadi tirah baring
2. Neuromucular Technique
15
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
A. Laporan Status Klinik
Tanggal : 9 April 2018
1. Nama : Ibu S
2. Umur : 67 Tahun
3. Tanggal Lahir : 1 Juli 1950
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Maros
7. Pekerjaan : IRT
D. Anamnesis Khusus
1. Keluhan utama : Nyeri pada pinggang bawah dan kedua tungkai
2. Lokasi Keluhan : Pinggang dan kedua tungkai
3. Sifat Keluhan : Nyeri menjalar
4. Sifat Nyeri : Tajam dan tertusuk-tusuk
5. RPP : Dialami sejak lama, awalnya pasien merasakan
nyeri pada daerah pinggang bawah namun lama
kelamaan menjalar ke kaki. Pasien sebelumnya
pernah di fisioterapi, namun tidak ada perubahan.
Pasien sekarang di rawat di RS Wahidin dengan
16
diagnosa dokter acute on cronic kidney disease.
Pasien hanya berbaring di bed, sulit tidur, merasa
gelisah serta merasakan nyeri pada punggung dan
menjalar ke kaki.
6. Riwayat Penyakit : Hipertensi
Penyerta
F. Inspeksi
Statis :
Pasien dalam keadaan baring diatas bed dengan wajah tampak meringis dan
dalam kondisi yang lemah
Dinamis :
Merasa nyeri ketika bergerak dan tidak mampu duduk dan berdiri
17
Lat. Fleksi Lumbal Nyeri dan Nyeri dan Nyeri, Nyeri, Nyeri Nyeri dan
Terbatas Terbatas Terbatas, Terbatas, dan Tidak
Tidak dapat
firm firm
dapat melawan
endfeel endfeel melawan Tahanan
Tahanan
Rotasi Lumbal Nyeri dan Nyeri dan Nyeri, Nyeri, Nyeri Nyeri dan
Terbatas Terbatas Terbatas, Terbatas, dan Tidak
Tidak dapat
firm firm
dapat melawan
endfeel endfeel melawan Tahanan
Tahanan
18
- Skala 5-44 mm : Nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak
terganggu)
- Skala 45-74 mm : Nyeri sedang (menggangu aktifitas fisik)
- Skala 75-100 mm : Nyeri berat (tidak dapat melakukan aktifitas
mandiri)
4. Tes Neurologis
- Straight Leg Raising (SLR)
Prosedur : Tes ini dapat dikombinasi dengan fleksi leher atau fleksi
dorsal dari kaki. Apabila positif maka terjadi yang mengakibatkan nyeri kejut
yang amat sangat, maka kemungkinan besar bahwa ada rangsangan dari satu
akar atau lebih dari L4 sampai S2
Hasil : Nyeri menjalar
- Tes patrick
Prosedur : Tungkai kiri pasien dalam posisi fleksi pada sendi lutut
sementara tumit diletakkan pada lutut sebelah kanan. Kemudian lutut pada
tungkai kiri ditekan kebawah
19
Hasil : pasien merasakan nyeri.
- Tes Bragard
Prosedur : Tes ini merupakan modifikasi dari tes laseque atau SLR
dan cara melakukan tes sama dengan tes laseque atau SLR hanya waktu
mengangkat tungkai disertai dorsifleksi kaki untuk hasilnya atau interpretasinya
sama dengan laseque atau SLR.
Hasil : Nyeri
5. Tes JPM
- Posterior Anterior Central Vertebral Pressure (PACVP)
Prosedur : Fisioterapis mengkompresi setiap segmen proc. Spinosus
pada lumbal pasien untuk mengetahui letak HNP
Hasil : Nyeri tekan pada L4 dan L5
20
Bathing (Mandi )
Bergantung sepenuhnya 0
0
Dapat melakukan sendiri atau 5
mandiri
Grooming ( Perawatan diri)
Membutuhkan bantuan perawatan 0
0
Mandiri 5
Dressing ( Berpakaian )
Bergantung sepenuhnya 0
Memerlukan bantuan,tapi tidak 5
5
sepenuhnya
Mandiri 10
Fecal ( Buang air besar )
Inkontinensi 0
5
Kadang terjadi inkontinensi 5
Bisa mengontrol agar tidak 10
inkontinensi
Urinary (Buang air kecil )
Inkontinensi memerlukan 0
0
katerisasi
Kadang terjadi inkontinensi 5
Bisa mengontrol agar tidak 10
inkontinensi
Toileting
Bergantung sepenuhnya 0
0
Memerlukan bantuan 5
Mandiri 10
Transfering
Tidak mampu,tidak ada 0
keseimbangan duduk
21
Memerlukan bantuan 5 0
Memerlukan bantuan minimal 10
Mandiri 15
Walking
Immobile atau > 50 yard 0
Menggunakan kursi roda secara 5
0
mandiri
Berjalan dengan bantuan 10
seseorang
Mandiri sepenuhnya 15
Menaiki Tangga
Tidak mampu 0
0
Memerlukan bantuan 5
Mandiri 10
Jumlah 60
I. Pemeriksaan Penunjang
MRI :
- Fraktur kompresi CV Th 10 – L5
- Multiple lesi litik dan porotik, pedicle tidak intak suspek tumor metastasis
ke tulang
- Atherosclerosis aorta abdominalis
22
- Diastasis symphisis os pubis
- Osteoporosis senilis
Kondisi/Penyakit :
Gangguan Aktivitas Fungsional akibat Low Back Pain Et Causa Hernia Nucleus
Pulposus
K. Tujuan Intervensi
Tujuan jangka pendek
1. Mencegah agar tidak terjadi tirah baring/ decubitus
2. Mengurangi nyeri
3. Meningkatkan ROM lumbal
23
4. Mengurangi spasme pada otot M. Quadratus Lumborum dan M. Erector
Spine
5. Memperbaiki ADL duduk dan berdiri
2. Neuromucular Technique
24
3. Muslce Energy Technique (MET)
Tujuan : Untuk menambah ROM dan mengurangi Spasme M.Quadratus
Lumborum dan M. Erector Spine
Teknik :
- Pasien dalam keadaan tidur telentang di atas bed
- Instruksikan pasien untuk tungkai di fleksikan dan diturunkan ke bed
kerah kontralateral
- Fisioterapis menggerakkan kaki pasien ke atas dan memfiksasi shoulder
- Tangan satunya di pelvic contralateral
- Berikan intruksi “Lawan tangan saya kemudian lemas”
- Streching di akhir gerakan
Dosis : 3 x seminggu, 8 x repetisi
N. Evaluasi Fisioterapi
Karena pasien telah dipulangkan sehingga kami belum melihat ada
peningkatan dari intervensi yang dberikan
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah nyeri di daerah punggung
bawah, yang mungkin disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau lesi tulang.
Nyeri punggung bawah dapat mengikuti cedera atau trauma punggung, tapi rasa
sakit juga dapat disebabkan oleh kondisi degeneratif seperti penyakit artritis,
osteoporosis atau penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan
cakram sendi, atau kelainan bawaan pada tulang belakang
Hernia Nucleus Pulposus(HNP) adalah turun nya kandungan annulus fibrosus
dari diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus
dengan tekanan dari nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada
element saraf. Pada umumnya HNP pada lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan
L5-S1. Kompresi saraf pada level ini melibatkan root nerve L4, L5, dan S1. Hal
ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ketungkai.
Intervensi Fisioterapi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri pinggang
yang menjalar hingga ke tungkai, mengurangi spasme pada otot-otot erector
spinenya serta menambah ROM lumbal
B. Saran
26