Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN AKTIVITAS MENULIS HURUF JAWA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN TERHADAP HURUF, TANDA, SERTA SIMBUL


TULISAN JAWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS C SEMESTER GASAL
SMP NEGERI TAHUN 2010/2011

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar menulis huruf Jawa
melalui metode pemberian tugas, sebagai upaya peningkatan pemahaman huruf, tanda, serta
simbul-simbul huruf secara baik dan benar. Bentuk Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas dengan menggunakan tiga siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IX C SMP Negeri 3 .
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, dan dokumentasi.
Teknik analisis yang digunakan deskriftif kualitatif dengan tiga tahapan, yaitu; reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajatran
Bahsa Jawa. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata siswa yang menulis dengan baik dan benar
yang mengalami peningkatan di setiap putaran siklus, kondisi awal ( 40 %), siklus I (55 %), silklus
II (88 % ), dan siklus III (93%).
Kesimpulan penelitian ini, metode pemberian tugas, sebagai upaya peningkatan pemahaman
huruf, tanda, serta simbul-simbul huruf secara baik dan benar pada pelajaran Bahasa Jawa ,
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Bahasa Jawa merupakan bagian dari bahasa-bahasa yang berkembang di tanah air, yang
mempunyai ciri kedaerahan dan menjadi kekayaan budaya bangsa Indonesia dan perlu
dilestarikan eksistensinya. Bahasa Jawa merupakan ciri kedaerahan yang berfungsi sebagai alat
komunikasi antar individu atau kelompok khususnya orang Jawa.
Bahasa Jawa diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan termasuk dalam kelompok
mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran muatan lokal dikembangkan berdasarkan keadaan
dan kebutuhan daerah tersebut. Kurikulum muatan lokal berbeda dengan kurikulum nasional.
Dalam penyusunan kurikulum muatan lokal harus selaras dengan tujuan kurikulum nasional.
Di berbagai daerah di seluruh Indonesia, kebanyakan dalam menyusun kurikulum muatan lokal
selalu melibatkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran yang dikembangkan dalam
pembelajaran muatan lokal, seperti di Jawa Barat dengan bahasa sunda, di Madura dengan
bahasa Madura, di sebagian Sumatra dengan bahsa Batak, dan di Jawa Tengah dengan bahasa
Jawa. Hal ini semuanya dilakukan untuk mempertahankan ciri khas daerah dan juga sekaligus
untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia.
Berdasarkan pengamatan penulis dalam pembelajaran bahasa Jawa, khususnya huruf Jawa
kurang diminati siswa. Hal ini diketahui dalam pelaksaan tes tulis, menyalin huruf latin menjadi
huruf Jawa, huruf Jawa menjadi huruf Latin, atau menyusun cerita dalam tulisan Jawa, banyak
siswa yang tidak memenuhi criteria belajar tuntas. Ketidakmampuan dalam memenuhi criteria
ketuntasan belajar mungkin disebabkan kurang adanya latihan dari para siswa baik di rumah
maupun di sekolah.
Untuk hal itulah penulis yang bertugas sebagai guru bahasa Jawa di SMP N 3 Nguter Kabupaten
Sukoharjo berupaya meningkatkan aktivitas belajar menulis huruf Jawa melalui metode
pemberian tugas, sebagai upaya peningkatan pemahaman huruf, tanda, serta simbul-simbul
huruf secara baik dan benar pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter, Sukoharjo.

B. RUMUSAN MASALAH
Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah dengan peningkatan menulis huruf Jawa melalui metode pemberian tugas dapat
meningkatkan pemahaman, penggunaan tanda serta simbul dalam menulis huruf Jawa secara
baik dan benar pada siswa kelas IX C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter, Kabupaten Sukoharjo
tahun pelajaran 2010/2011 ?

2. Pembatasan Masalah
Agar masalah tidak semakin meluas dan lepas dari tujuan utama penelitian, maka masalah
dibatasi pada :
1. Peningkatan aktivitas menulis huruf Jawa melalui metode pemberian tugas.
2. Peningkatan aktivitas adalah peningkatan dalam memahami, menggunakan tanda-tanda,
serta simbul dalam penulisan huruf Jawa.
3. Metode pemberian tugas adalah cara penyampaian materi pelajaran yang dilakukan dengan
cara memberikan tugas-tugas kepada siswa dengan cara memberikan /menyalin huruf latin
menjadi huruf Jawa atau menyusun ceritera dengan tulisan huruf Jawa.

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas peningkatan
aktivitas munulis huruf Jawa melalui metode pemberian tugas dalam upaya mencapai tingkatan
pemahaman, penggunaan tanda-tanda serta sinbol dalam menulis huruf Jawa pada siswa kelas
IX C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter, Sukoharjo, tahun ajaran 2010/2011.
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori
1. Masalah Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Bahasa menurut Gary Keraf (1980) adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat yang
berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sementara Hari Murti
Kridalaksana (1982) menyatakan bahasa sebagai sistim lambang yang arbitrer yang dipergunakan
oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Sedangkan
Depdikbud (1994) menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan dan
memahami gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan secara lisan maupun tertulis.
Dengan memperhatikan penjelasan-penjelasan di atas, maka bahasa dapat didefinisikan sebagai
suatu alat komunikasi beruba lambang, bunyi, suara yang dipergunakan oleh masyarakat untuk
menyampaikan gagasan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat, serta perasaan secara lisan
maupun tertulis.
b. Jenis-Jenis Bahasa
Menurut jenisnya, bahsa dapat dibedakan anatara bahasa tutur / percakapan dan bahasa
bergaya.
1) Bahasa Tutur/ Percakapan
Bahasa tutur/percakapan adalah bahasa yang biasa dipakai dalam pergaulan sehari-hari,
terutama dalam percakapan seseorang dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
2) Bahasa Bergaya
Bahasa bergaya adalah bahasa yang dibuat secara bergaya dan diperbesar daya gunanya atau
efektifitasnya serta dipakai secara sadar. Bahasa bergaya ini biasa dipakai untuk menyampaikan
gagasan, pendapat, pengalaman, pengetahuan, keyakinan yang dibuat dalam bentuk tulisan.
Bahasa bergaya sering juga digunakan dalam bahasa tulisan seperti dalam diskusi,
bermusyawarah, berpidato, berceramah, mengajar, upacara dan lain sebagainya.
3) Ketrampilan Berbahasa
Henry Guntur Tarigan (1995) menyatakan ketrampilan berbahsa dalam kurikulum sekolah
biasanya mencakup 4 segi, yaitu:
a. Ketrampilan menyimak/mendengarkan (listening skills); dalam kegiatan menyimak terdapat
unsur-unsur aktivitas menyimak yang mencakup: mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi
bunyi bahasa, menginterpretasi bunyi, menilai, dan mereaksi makna.
b. Ketrampilan berbicara (speaking skills); dalam kegiatan berbicara, harus memperhatikan
unsur-unsur dalam berbicara, yaitu; proses kegiatan menyampaikan gagasan, memperhatikan
medan bicara, dan menyampaikan informasi, pesan, gagasan pada pendengar.,
c. Ketrampilan membaca (reading skills); membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, maka dalam kegiatan membaca harus memperhatikan unsur-unsur; mencari atau
memperoleh informasi, menelaah isi bacaan, dan memahami makna bacaan.
d. Ketrampilan menulis (writing skills); menulis adalah menurunkan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh orang, hingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut. Maka untuk menjadi penulis yang baik, harus memahami
unsur-unsur yang terdapat dalam kegiatan menulis yang meliputi; mampu mengungkapkan
perasaan, pendapat, pengalaman dan pesan secara tertulis, mampu menyampaikan informasi
secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan, memiliki kegemaran menulis, dan mampu
memanfaatkan unsur-unsur kebahasaan karya sastra dalam menulis..
Dengan memperhatikan uraian tentang menyimak, membaca, menulis, dan berbicara, maka
dapat diambil suatu pengertian apabila seseorang telah memiliki empat ketrampilan berbahasa
seperti tersebut di atas, maka mereka akan dapat dengan mudah melakukan komunikasi dan
berinteraksi terhadap lingkungan di mana mereka tinggal.
4) Pengertian Bahasa Jawa
Bahasa Jawa merupakan ciri khas yang dimiliki suku Jawa yang berfungsi sebagai alat komunikasi
dan berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan. Bahasa Jawa adalah system lanbang, tanda
berupa, bunyi/bahasa yang dipakai oleh orang Jawa untuk melahirkan pikiran dan perasaan.
5) Pengertian Menulis Jawa
Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai orang sehingga orang lain dapat
membaca lambang atau grafik tersebut. Dengan memperhatikan uraian di atas, dapat diambil
suatu pengertian bahwa menulis Jawa adalah aktivitas dalam menurunkan/melukiskan lambang-
lambang, grafik huruf Jawa yang menggambarkan suatu bahasa atau kata-kata Jawa yang dipakai
orang Jawa hingga orang Jawa lainnya dapat membaca lambang, grafik tersebut.

2. Metode Pemberian Tugas


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999) menyatakan bahwa Metode Pemberian Tugas
adalah suatu cara mengajar dengan kegiatan perencanaan siswa dan guru mengenai suatu
konsep yang harusa diselesaikan oleh siswa dalam waktu tertentu yang telah disepakati
bersama. Metode pemberian tugas juga merupakan bagian dari prosedur didaktik, dimana
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada
siswanya.
Tugas-tugas ini dapat berupa; mengarang, membuat ringkasan, mengerjakan soal, membaca,
menulis, memberikan tanda pada kalimat penting, merangkum materi pelajaran, membaca buku
diperpustakaan, mengadakan percobaan di laborat dan lain sebagainya. Tugas-tugas itu
dilakukan di luar jam pelajaran yang ditetapkan dalam GBPP, termasuk tugas di rumah (PR).
Guru dalam memberikan tugas mempunyai banyak tujuan diantaranya; agar siswa mau berlatih,
agar siswa mau mengolah kembali materi pelajaran yang pernah diberikan, agar siswa belajar
menyusun jalan pikiran secara berantai, agar siswa dapat membagi waktu dengan baik, agar
siswa dapat menemukan cara-cara belajar yang lebih efisien dan praktis, dan agar orang tua
mengetahui gambaran beban anak hubugannya dengan tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah
atau guru.
Secara umum guru, orang tua maupun siswa beranggapan bahwa sebagian keberhasilan siswa
karena ditunjang tugas-tugas di rumah yang diberikan oleh guru. Sedikit banyak anggapan itu
ada benarnya, sebab dengan diberikan tugas-tugas di rumah, maka siswa akan mempelajari
materi tersebut sebanyak 3x, yaitu satu kali saat mendapat penjelasan dari gurunya, kedua saat
mengerjakan soal, dan ketiga pada saat melaporkan/mempertanggungjawabkan hasil tugas.
Hubungannya dengan aktivitas menulis Jawa dalam penelitian ini, metode pemberian tugas
dikembangkan sebagai metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas-tugas
kepada siswa, yaitu menulis huruf Jawa yang divariasikan dengan cara mengubah huruf latin
menjadi huruf Jawa atau mengubah huruf Jawa menjadi huruf latin, atau menyusun cerita
bahasa Jawa dengan menggunakan tulisan Jawa.

B. Kerangka Berfikir
Dengan memperhatikan lebih panjang dari uraian latar belakang masalah dan juga kajian teori,
maka dapat disusun sebuah kerangka pemikiaran sebagai berikut.
1. Pelajaran bahasa Jawa merupakan pelajaran yang termasuk pada kelompok mata pelajaran
muatan lokal, yang dipilih dan dikembangkan berdasarkan keadaan dan kebutuhan daerah.
2. Dalam upaya mencapai belajar tuntas, pembelajaran harus mengacu pada prinsip
pembelajaran siswa aktif.
3. Dalam pembelajaran bahasa Jawa terdapat pokok bahasan tentang menulis jawa untuk
dikembangkan sebagai ciri khas daerah dan melestarikan budaya bangsa.
4. Berdasarkan pengamatan penulis pada pertengahan semester gasal yang ditujukan kepada
siswa kelas IX C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011 dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf jawa belum menunjukkan criteria
ketuntasan belajar dan kondisi siswa yang belajar kurang aktif.
5. Metode pemberian tugas dipandang tepat untuk memberikan tindakan peningkatan aktifitas
belajar dalam belajar menulis jawa.
6. Dengan peningkatan aktifitas menulis huruf jawa memalui metode pemberian tugas
diharapkan dapat meningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf jawa secara baik dan
benar pada siswa Kelas IX C Semester gasal SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo, Tahun ajaran
2010/2011.
Untuk Lebih Jelasnya tentang Kerangka Pemikiran dapat dilihat pada bagan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Dapat menulis huruf jjawa dengan baik dan benar
Tindakan dengan metode pemberian tugas
Belajar menulis huruf jawa kurang ada

C. Rumusan Hipotesis
Hipotesa merupakan jawaban yang masih lemah dan mengandung dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan benar dan juga kemungkinan salah, atau jawaban sementara atas masalah yang
disaelidiki. Dengan memeperhatikan pernyataan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut ;Dengan peningkatan aktifitas menulis huruf jawa melalui metode pemberian tugas
dapat efektif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf jawa secara
baik dan benar pada siswa kelas IX C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter, KabupatenSukoharjo
Tahun ajaran 2010/2011.

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitisan ini adalah siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2010/2011.Pertimbangan yang mendasari peneliti memilih di kelas IX C SMP Negeri 3
Nguter, Kabupaten Sukoharjo karena peneliti mengajar di kelas tersebut. Sedangkan waktu
penelitian dilaksanakan selama lima bulan sejak bulan Januari sampai bulan Mei 2011.

B. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX C SMP Negeri
3 Nguter Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 siswa, yang terdiri dari 18
siswa putra dan 22 siswa putri

C. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas berupa peningkatan aktivitas menulis jawa
dengan menggunakan metode pemberian tugas. Dengan demikian metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode observasi. Observasi ini diarahkan terhadap aktivitas belajar
menulis jawa yang menyangkut aktivitas: menemukan ide, memahami ejaan, memahami tanda-
tanda, menyusun kalimat, menata urutan kalimat, dan menghubungkan kalimat.
Karena penelitian bertujuan untuk mengetahui efek tindakan yang diberikan, maka observasi
dilakukan pada saat sebelum tindakan diberikan, saat tindakan diberikan, dan setelah tindakan
diberikan. Observasi sebelu tindakan untuk mengetahui kondisi awal sebelum tindakan
diberikan. Observasi pada saat tindakan diberikan untuk mengatahui kesungguhan siswa dalam
melakukan tindakan, , dan observasi setelah tindakan dilakukan untuk melihat atau melakukan
pengamatan terhadap hasil tugas yang dibuat oleh masing-masing siswa. Observasi dilakukan
sebanyak empat kali, yaitu: sebelum tindakan siklus pertama dilakukan (kondisi awal), pada saat
pelaksanaan tindakan siklus pertama, pada saat tindakan siklus kedua, dan pada tindakan siklus
ketiga.
Observasi dilakukan terhadap seluruh siswa yang menyangkut seluruh aspek menulis, dan
hasilnya dicatat pada lembar observasi. Hasil observasi pada tiap-tiap siklus tindakan dilakukan
analisis dan hasilnya dijadikan dasar dalam memberikan tindakan pada tindakan siklus
berikutnya.

D. Validitas Data Dan Analisis Data


Data yang diperoleh melalui observasi dikemas dalam table untuk memudahkan dalam
melakukan pengolahan serta menganalisisnya.. Data dianalisis melalui dan prosentase. Sebelum
data dianalisis dialkukan terlebih dahulu pengolahan melalui empat tahap, yaitu; refleksi,
partisipasi, kolaborasi, dan validasi.

E. Indikator Kerja
Mengingat penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas tindakan yang diberikan, maka
harutukan efektif dan tidaknya tindakan yang diberikan. Indikator kerja tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
· Minumum 75 % guru telah menyampaikan pembelajaran menulis jawa melalui metode
pemberian tugas.
· Minimum 75 % siswa telah melaksanakan pembelajaran menulis jawa melalui metode
pemberian tugas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini digunakan metode diskriftif dan dibantu metode pemberian tugas,
metode observasi, dokumentasi dan angket. Metode pemberian tugas digunakan untuk
memberikan tugas pada pelaksanaan tindakan peningkatan aktivitas belajar menulis Jawa.
Metode observasi digunakan untuk melakukan pengamatan aktivitas siswa sebelum tindakan
diberikan. Observasi dilaksanakan terhadap aktivitas siswa dalam menulis jawa terutama pada
aspek; menemukan ide, memahami ejaan, memahami tanda-tanda, menyusun kalimat, menata
urutan kalimat, dan menghubungkan kalimat
Dalam pengumpulan data digunakan metode observasi yang diarahkan terhadap seluruh
siswa, khususnya dalam melaksanakan aktivitas menulis jawa. Data yang diperoleh kemudian
dilakukan analisis data menggunakan analisis tabel dan prosentase. Indikator yang telah
ditetapkan adalah minium 75% guru telah menyampaikan materi menulis jawa dengan
menggunakan metode pemberian tugas, dan minimum 75% siswa telah melakukan tindakan
menulis jawa dengan menggunakan metode pemberian tugas secara sungguh-sungguh.
Dalam menarik kesimpulan dilakukan dengan membandingkan hasil perolehan angka dari hasil
analisisa data dengan idikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila angka yang diperoleh
dari hasil analisisa data menunjukkan angka lebih kecil dari indicator yang ditetapkan
sebelumnya, maka hipotesa ditolak dan hasil penelitian disimpulkan; tindakan kelas yang
diberikan tidak efektif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jawa. Dan
sebaliknya apabila perolehan angka dari hasil analisa data menunjukkan angka lebih besar dari
indicator yang ditetapkan, maka hipotesa diterima dan hasil penelitian disimpulkan bahwa
tindakan kelas yang diberikan efektif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis jawa secara baik dan benar.

Penjelasan Tiap-Tiap Siklus


Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa tindakan kelas yang dilakukan melalui liga kali siklus
(putaran). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui efektif dan tidaknya tindakan yang diberikan.
Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tiap-tiap tindakan kelas yang diberikan dapat
diikuti penjelasannya sebagai berikut:
1. Siklus Pertama ( I )
Aktivitas yang dilakukan pada tiap-tiap siklus dibagi menjadi tiga tahap, yang meliputi tahap
pendahuluan, inti dan penutup.
Pendahuluan :
Pada tahap pendahuluan aktivitas yang dilakukan meliputi :
• Penjelasan tujuan pemberian tugas
• Penjelasan cara mengerjakan tugas
• Penjelasan cara melaporkan tugas
Dalam tahap pendahuluan ini disediakan waklu = 5 menit
Inti:
Dalam kegiatan inti, kegiatan yang dialkukan meliputi :
• Menyampaikan materi tugas berupa mengganti huruf latin menjadi huruf jawa, disediakan
waktu sebanyak : 5 menit
• Mengerjakan tugas-tugas : 45 menit
• Melaporkan hasil tugas : 15 menit
• Tanggapan-tanggapan : 10 menit
• Revisi tugas : 10 menit
Penutup :
Dalam tahap penutup aktivitas yang dilakukan meliputi:
• Pemberian saran-saran khususnya kesungguhan dalam pelaksanaan tugas dan kecermatan
dalam pelaksanaan tugas.
• Memberi motivasi agar tindakan siklus berikutnya lebih ditingkatkan aktivitasnya serta
kesungguhan dalam melakukan tugas. Dalam penutup ini diberikan waktu : 5 menit

2. Siklus Kedua (II)


Dalam tindakan siklus kedua ini langkah-langkah yang dilakukan sama dengan langkah-langkah
yang dilakukan pada tindakan siklus pertama. Dalam tindakan siklus kedua lebih menekankan
pada ketekunan dalam pelaksanaan tugas dan kecermatan dalam pelaksanaan tugas. Dalam
pelaksanaan siklus kedua ini disampaikan kegiatan menulis yaitu mengganti huruf jawa menjadi
huruf latin dalam bentuk tema.
Pembagian waktu, pemberian motivasi serta saran-saran yang diberikan kepada siswa sama
dengan tindakan siklus pertama.
3. Siklus Ketiga (III)
Dalam tindakan siklus ketiga langkah-langkah yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan
langkah-langkah yang dilakukan pada siklus sebelumnya. Dalam tindakan siklus ketiga ini
disampaikan materi menulis jawa, yaitu menulis ceritera singkat yang ditulis dengan huruf jawa.
Judul ceritera tentang aktivitas belajar siswa dirumah. Ceritera menggunakan huruf jawa.
Pembagian waktu dan saran-saran tidak jauh berbeda dengan saran-saran yang diberikan pada
tindakan siklus sebelumnya.

Proses Menganalisa Data


Data yang terkumpul melalui observasi dikemas dalam tabel kemudian dilakukan analisa dengan
menggunakan analisa tabel dan prosentase. Data selengkapnya hasil observasi yang dilakukan
sebelum tindakan diberikan dan pada tindakan siklus pertama, kedua dan tindakan siklus ketiga
terdapat pada tabel berikut:

TABEL1.1
HASIL OBSERAVASI SISWA SEBELUM TINDAKAN DAN PADA TINDAKAN SIKLUS PERTAMA. KEDUA
DAN KETIGA

NO KEGIATAN Sebelum Kaji Kaji Tindak I Kaji Tindak II Kaji Tindak III
Tindak
Baik benar Kurang baik Kurang benar Baik benar Kurang baik Kurang benar Baik
benar Kurang Baik Kurang benar Baik benar Kurang baik Kurang benar
1. Menemukan ide 18(45%) 22 (55%) 25 (63%) 15(37%) 37 (93%) 3 (8%) 39 (98%)
1 (3%)
2. Memahami ejaan 15(38%) 25 (62%) 22 (55%) 18(45%) 35 (88%) 5 (13%) 37
(93%) 3 (8%)
3. Memahami tanda-tanda 13(33%) 27 (67%) 20 (50%) 20 (50%) 32 (80%) 8 (20%)
35 (88%) 5 (13%)
4. Penyusunan kalimat 16(40%) 24 (60%) 21 (53%) 19(47%) 34 (85%) 6(15%) 37
(93%) 3 (8%)
5. Menata urutan kalimat 16(40%) 24 (60%) 22 (55%) 18(45%) 34 (85%) 6(I5%) 36
(90%) 4(10%)
6. Menghubungkan 17 (43%) 23 (67%) 23 (50%) 17(42%) 36 (90%) 4(20%) 38
(95%) 2 (5%)
kalimat

rata-rata aktivitas 16(40%) 24 (60%) 22 (55%) 18(45%) . 35 (88%) 5(13%) 37


(93%) 3 (8%)

Dan tabel14.1 dapat diketahui :


a. Sebelum tindakan siklus pertama, diketahui rata-rata siswa menulis jawa dengan baik dan
benar sebanyak 16 orang siswa (40%) dan menulis kurang baik dan kurang benar sebanyak 24
orang siswa (60%). Aspek tertinggi ada pada menemukan ide sebanyak 24 orang siswa (60%) dan
aspek terendah ada pada aspek memahami tanda-tanda ada 13 orang siswa (33%).
b. Pada tindakan siklus pertama diketahui rata-rata siswa menulis jawa baik dan benar
sebanyak 22 orang siswa (55%) dan menulis kurang baik dan benar sebanyak 18 orang siswa
(45%). Aspek tertinggi ada pada menemukan ide sebanyak 25 orang siswa (63%) dan aspek
terendah ada pada memahami tanda-tanda sebanyak 20 orang siswa (50%). Dengan demikian
dari sebelum tindakan terhadap tindakan siklus pertama terdapat kenaikan siswa menulis jawa
benar dan baik sebanyak 6 orang siswa (15%) dan penurunan jumlah siswa menulis jawa kurang
baik dan kurang benar sebanyak 6 orang siswa (15%).
c. Pada tindakan siklus kedua diketahui rata-rata siswa menulis jawa baik dan benar sebanyak
35 orang siswa (88%), dan rata-rata siswa menulis jawa kurang baik dan kurang benar sebanyak 5
orang siswa (15%). Aspek tertinggi ada pada aspek menemukan ide sebanyak 37 orang siswa
(93%) dan aspek terendah ada pada aspek memahami tanda-tanda, ada 32 orang siswa 980%).
Denyan demikian dari tindakan siklus perlama terhadap tindakan siklus kedua mengalami
kenaikan jumlah siswa menulis jawa baik dan benar sebanyak 13 orang siswa (33%) dan
penurunan jumlah siswa menulis jawa kurang baik dan kurang benar sebanyak 13 orang siswa
(33%).
d. Pada tindakan siklus ketiga diketahui rata-rata siswa menulis jawa baik dan benar sebanyak
37 orang siswa (93%) dan rata-rata siswa menulis jawa kurang baik dan kurang benar sebanyak 3
orang siswa 98%). Aspek tertinggi ada pada aspek menemukan ide ada 39 orang siswa (98%)
dana aspek terendah ada pada memahami tanda-tanda ada 35 siswa (88%).
Sehingga dari tindakan siklus kedua terhadap tindakan siklus ketiga terdapat kenaikan siswa
menulis jawa baik dan benar sebanyak 2 orang siswa (5%) dan penurunan jumlah siswa dalam
menulis jawa kurang baik dan kurang bcnar sebanyak 2 orang (5%).
Dengan demikian kenaikan rata-rata siswa menulis jawa dengan baik dan benar selama tindakan
siklus pertama, kedua dan ketiga =

Prosentase kenaikan siswa menulis jawa baik dan benar selama tindakan siklus pertama, kedua
dan ketiga = 93% - 40% = 53%.
Angka 93% lebih besar dari indikator yang ditetapkan sebelumnya sebesar 75%. Dengan
demikian hipotesa dapat diterima. Keefektifan tindakan yang diberikan seperti dijelaskan pada
penjelasan tabel 4.1 merupakan hasil dari observasi yang masih didukung dari hasil respon siswa
seperti yang terdapat pada tabel berikut:
TABEL 1.2
HASIL RESPON S1SWA TERHADAP KEGIATAN TINDAKAN
KELAS SIKLUS PERTAMA, KEDUA DAN KETIGA

NO RESPON SISWA KAJl TINDAK I KAJI TINDAK II KAJI TINDAK III


1. Terhadap kegiatan
a. Positif 16(40%) 24 (60 %) 38 (95%)
b. Kurang positif 24 (60%) 16(40%) 2 (5 %)
2. Aktivitas mengukur
kegiatan
a. Semangat (3(33%) 19(48%) 35 (88 %)
b. Kurang semangat 27 (67 %) 21 (62%) 5(12%)
3. Perasaan dalam
mengikuti kegiatan
a. Senang 14 (35%) 22 (58 %) 36 (90 %)
b. Kurang senang 26 (65 %) 18(45%) 4(10%)
4. Perlunya
pengembangan
kegiatan
a. Sangat perlu 16(40%) 23 (58 %) 37(93 %)
b. Tidak perlu 24 (60 %) 17(42%) 3 (7%)
5. Dukungan terhadap
kelangsungan kegiatan
a. Sangat mendukung 15(38%) 21 (53 %) 36 (90 %)
b. Tidak mendukung 25 (62 %) 19(47%) 4(10%)
Rata-rata aktif 15(38%) 22 (55 %) 36 (90%)
Rala-rata kurang aktif 25 (62 %) 18(45%) 4(10%)
Dan tabel 1.2 dapat diketahui sebagai berikut:
• Rata-rata respon positif siklus pertama = 15 orang (38%)
Rata-rata respon siswa kurang positif = 25 orang (62%)
• Rata-rata respon positif siklus kedua = 22 orang (55%)
Rata-rata respon siswa kurang positif = 18 orang (45%)
• Respon positif pada tindakan siklus ketiga = 36 orang (90%)
Respon siswa kurang positif tindakan siklus ketiga = 4 orang (10%)

Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan


1. Pembahasan
Dengan memperhatikan penjelasan tabel 1.1 dapat dilakukan pembahasan sehagai berikut:
a. Sebelum tindakan siklus perlama siswa menulis jawa baik dan benar rata-rata = 16 orang
(40%). Pada tindakan siklus pertama siswa menulis jawa baik dan benar sebanyak 22 orang siswa
(55%). Berarti terjadi kenaikan siswa menulis jawa baik dan benar = 6 orang siswa (15%).
b. Tindakan siklus pertama rata-rata siswa menulis jawa baik dan benar 22 orang siswa (55%).
Tindakan siklus kedua terdapat siswa menulis jawa baik dan benar sebanyak 35 orang siswa
(88%). Berarti terjadi kenaikan sebesar 13 orang siswa (33%).
c. Tindakan siklus kedua terdapat siswa menulis jawa baik dan benar sebanyak 35 orang siswa
(55%). Tindakan siklus ketiga terdapat siswa menulis jawa baik dan benar ada 37 siswa (93%).
Berarti terjadi kenaikan sebanyak 2 orang siswa (5%).
Dengan demikian kenaikan rata-rata dari tindakan siklus pertama, kedua =

Sebelum tindakan siklus pertama siswa yang menulis jawa baik dan benar sebanyak 16 orang
siswa (40%) dan sctelah tindakan siklus ketiga, siswa yang dapat menulis jawa denagn baik dan
benar sebanyak 37 orang siswa (93%).
Berarti tejadi kenaikan sebanyak = 93% - 40% = 53%.
Dengan memperhatikan tabel 4.2 dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut:
• Rata-rata respon siswa positif siswa pada siklus pertama sebanyak 15 orang siswa (38%),
Respon positif siklus kedua sebanyak 22 orang siswa (55%). Respon positif siklus ketiga sebanyak
36 orang siswa (90%). Berarti dari siklus pertama tcrhadap siklus kcdua naik sebesar 17% dan
dari siklus kedua terhadap siklus ketiga sebesar 35%.
• Tindakan siklus pertama respon positif siswa sebesar 38% dan setelah tindakan siklus ketiga
respon siswa positif menjadi 90%. Berarti terjadi kenaikan sebesar = 52%.

2. Pengambilan Kesimpulan
Dari hasil observasi diketahui sebelum tindakan diberikan terdapat siswa yang menulis jawa
dengan baik dan benar sebesar 40% dan setelah tindakan siklus pertama, kedua dan ketiga siswa
yang menulis jawa baik dan benar menjadi 95%.
Dari hasil respon siswa, pada respon siswa tindakan siklus pertama terdapat rata-rata respon
siswa positif sebanyak 38 dan setelah tindakan siklus pertama, kedua dan ketiga, respon siswa
positif menjadi 90%.
Angka 95% dan 90% yang diperoleh dari hasil analisa data menunjukkan angka lebih besar dari
angka indikator yang ditetapkan sebelumnya sebesar 75%. Dengan demikian hipotesa yang
berbunyi dengan peningkatan aktivitas menulis huruf jawa melalui met'ode pemberian tugas
dapat efektif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf jawa pada
siswa kelas IX.C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2010-
2011, dapat diterima kebenarannya.
Dengan demikian hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut:
Peningkatan aktivitas menulis jawa melalui metode pemberian tugas efektif sebagai upaya
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jawa pada siswa kelas IX.C semester gasal SMP
Negeri 3 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2010-2011.
KESlMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan pengambilan kesimpulan, maka pada akhir
penelitian ini hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peningkatan aktifitas menulis huruf jawa melalui metode pemberian tugas dapat efektif sebagai
upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf jawa secara baik dan benar pada
siswa kelas IX.C semester gasal SMP Negeri3 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2010-
2011.

B. Saran-saran
Diakhir penelitian ini disarankan sebagai berikut:
1. Kepada Guru ; agar dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jawa,
dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai acuan atau referensi dalam pelaksanaan
peningkatan aktifitas belajar.
2. Kepada Siswa ; agar siswa dalam mengikuli kegiatan peningkatan aktifitas menulis jawa yang
dilakukan oleh guru-guru dengan cara memberikan tugas dapat dilaksanakan secara sungguh-
sungguh, agar kemampuan dalam menulis jawa dapat dilakukan dengan baik dan benar.
3. Kepada guru dan murid ; agar pembelajaran mennlis jawa terus ditingkatkan, karena tulisan
jawa termasuk kebudayaan bangsa yang perlu dikembangkan dan dilestarikan eksistensinya.

Anda mungkin juga menyukai