PTK Bhs Jawa
PTK Bhs Jawa
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar menulis huruf Jawa
melalui metode pemberian tugas, sebagai upaya peningkatan pemahaman huruf, tanda, serta
simbul-simbul huruf secara baik dan benar. Bentuk Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas dengan menggunakan tiga siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IX C SMP Negeri 3 .
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, dan dokumentasi.
Teknik analisis yang digunakan deskriftif kualitatif dengan tiga tahapan, yaitu; reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajatran
Bahsa Jawa. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata siswa yang menulis dengan baik dan benar
yang mengalami peningkatan di setiap putaran siklus, kondisi awal ( 40 %), siklus I (55 %), silklus
II (88 % ), dan siklus III (93%).
Kesimpulan penelitian ini, metode pemberian tugas, sebagai upaya peningkatan pemahaman
huruf, tanda, serta simbul-simbul huruf secara baik dan benar pada pelajaran Bahasa Jawa ,
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah dengan peningkatan menulis huruf Jawa melalui metode pemberian tugas dapat
meningkatkan pemahaman, penggunaan tanda serta simbul dalam menulis huruf Jawa secara
baik dan benar pada siswa kelas IX C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter, Kabupaten Sukoharjo
tahun pelajaran 2010/2011 ?
2. Pembatasan Masalah
Agar masalah tidak semakin meluas dan lepas dari tujuan utama penelitian, maka masalah
dibatasi pada :
1. Peningkatan aktivitas menulis huruf Jawa melalui metode pemberian tugas.
2. Peningkatan aktivitas adalah peningkatan dalam memahami, menggunakan tanda-tanda,
serta simbul dalam penulisan huruf Jawa.
3. Metode pemberian tugas adalah cara penyampaian materi pelajaran yang dilakukan dengan
cara memberikan tugas-tugas kepada siswa dengan cara memberikan /menyalin huruf latin
menjadi huruf Jawa atau menyusun ceritera dengan tulisan huruf Jawa.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas peningkatan
aktivitas munulis huruf Jawa melalui metode pemberian tugas dalam upaya mencapai tingkatan
pemahaman, penggunaan tanda-tanda serta sinbol dalam menulis huruf Jawa pada siswa kelas
IX C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter, Sukoharjo, tahun ajaran 2010/2011.
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Masalah Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Bahasa menurut Gary Keraf (1980) adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat yang
berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sementara Hari Murti
Kridalaksana (1982) menyatakan bahasa sebagai sistim lambang yang arbitrer yang dipergunakan
oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Sedangkan
Depdikbud (1994) menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan dan
memahami gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan secara lisan maupun tertulis.
Dengan memperhatikan penjelasan-penjelasan di atas, maka bahasa dapat didefinisikan sebagai
suatu alat komunikasi beruba lambang, bunyi, suara yang dipergunakan oleh masyarakat untuk
menyampaikan gagasan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat, serta perasaan secara lisan
maupun tertulis.
b. Jenis-Jenis Bahasa
Menurut jenisnya, bahsa dapat dibedakan anatara bahasa tutur / percakapan dan bahasa
bergaya.
1) Bahasa Tutur/ Percakapan
Bahasa tutur/percakapan adalah bahasa yang biasa dipakai dalam pergaulan sehari-hari,
terutama dalam percakapan seseorang dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
2) Bahasa Bergaya
Bahasa bergaya adalah bahasa yang dibuat secara bergaya dan diperbesar daya gunanya atau
efektifitasnya serta dipakai secara sadar. Bahasa bergaya ini biasa dipakai untuk menyampaikan
gagasan, pendapat, pengalaman, pengetahuan, keyakinan yang dibuat dalam bentuk tulisan.
Bahasa bergaya sering juga digunakan dalam bahasa tulisan seperti dalam diskusi,
bermusyawarah, berpidato, berceramah, mengajar, upacara dan lain sebagainya.
3) Ketrampilan Berbahasa
Henry Guntur Tarigan (1995) menyatakan ketrampilan berbahsa dalam kurikulum sekolah
biasanya mencakup 4 segi, yaitu:
a. Ketrampilan menyimak/mendengarkan (listening skills); dalam kegiatan menyimak terdapat
unsur-unsur aktivitas menyimak yang mencakup: mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi
bunyi bahasa, menginterpretasi bunyi, menilai, dan mereaksi makna.
b. Ketrampilan berbicara (speaking skills); dalam kegiatan berbicara, harus memperhatikan
unsur-unsur dalam berbicara, yaitu; proses kegiatan menyampaikan gagasan, memperhatikan
medan bicara, dan menyampaikan informasi, pesan, gagasan pada pendengar.,
c. Ketrampilan membaca (reading skills); membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, maka dalam kegiatan membaca harus memperhatikan unsur-unsur; mencari atau
memperoleh informasi, menelaah isi bacaan, dan memahami makna bacaan.
d. Ketrampilan menulis (writing skills); menulis adalah menurunkan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh orang, hingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut. Maka untuk menjadi penulis yang baik, harus memahami
unsur-unsur yang terdapat dalam kegiatan menulis yang meliputi; mampu mengungkapkan
perasaan, pendapat, pengalaman dan pesan secara tertulis, mampu menyampaikan informasi
secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan, memiliki kegemaran menulis, dan mampu
memanfaatkan unsur-unsur kebahasaan karya sastra dalam menulis..
Dengan memperhatikan uraian tentang menyimak, membaca, menulis, dan berbicara, maka
dapat diambil suatu pengertian apabila seseorang telah memiliki empat ketrampilan berbahasa
seperti tersebut di atas, maka mereka akan dapat dengan mudah melakukan komunikasi dan
berinteraksi terhadap lingkungan di mana mereka tinggal.
4) Pengertian Bahasa Jawa
Bahasa Jawa merupakan ciri khas yang dimiliki suku Jawa yang berfungsi sebagai alat komunikasi
dan berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan. Bahasa Jawa adalah system lanbang, tanda
berupa, bunyi/bahasa yang dipakai oleh orang Jawa untuk melahirkan pikiran dan perasaan.
5) Pengertian Menulis Jawa
Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai orang sehingga orang lain dapat
membaca lambang atau grafik tersebut. Dengan memperhatikan uraian di atas, dapat diambil
suatu pengertian bahwa menulis Jawa adalah aktivitas dalam menurunkan/melukiskan lambang-
lambang, grafik huruf Jawa yang menggambarkan suatu bahasa atau kata-kata Jawa yang dipakai
orang Jawa hingga orang Jawa lainnya dapat membaca lambang, grafik tersebut.
B. Kerangka Berfikir
Dengan memperhatikan lebih panjang dari uraian latar belakang masalah dan juga kajian teori,
maka dapat disusun sebuah kerangka pemikiaran sebagai berikut.
1. Pelajaran bahasa Jawa merupakan pelajaran yang termasuk pada kelompok mata pelajaran
muatan lokal, yang dipilih dan dikembangkan berdasarkan keadaan dan kebutuhan daerah.
2. Dalam upaya mencapai belajar tuntas, pembelajaran harus mengacu pada prinsip
pembelajaran siswa aktif.
3. Dalam pembelajaran bahasa Jawa terdapat pokok bahasan tentang menulis jawa untuk
dikembangkan sebagai ciri khas daerah dan melestarikan budaya bangsa.
4. Berdasarkan pengamatan penulis pada pertengahan semester gasal yang ditujukan kepada
siswa kelas IX C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011 dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf jawa belum menunjukkan criteria
ketuntasan belajar dan kondisi siswa yang belajar kurang aktif.
5. Metode pemberian tugas dipandang tepat untuk memberikan tindakan peningkatan aktifitas
belajar dalam belajar menulis jawa.
6. Dengan peningkatan aktifitas menulis huruf jawa memalui metode pemberian tugas
diharapkan dapat meningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf jawa secara baik dan
benar pada siswa Kelas IX C Semester gasal SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo, Tahun ajaran
2010/2011.
Untuk Lebih Jelasnya tentang Kerangka Pemikiran dapat dilihat pada bagan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Dapat menulis huruf jjawa dengan baik dan benar
Tindakan dengan metode pemberian tugas
Belajar menulis huruf jawa kurang ada
C. Rumusan Hipotesis
Hipotesa merupakan jawaban yang masih lemah dan mengandung dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan benar dan juga kemungkinan salah, atau jawaban sementara atas masalah yang
disaelidiki. Dengan memeperhatikan pernyataan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut ;Dengan peningkatan aktifitas menulis huruf jawa melalui metode pemberian tugas
dapat efektif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf jawa secara
baik dan benar pada siswa kelas IX C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter, KabupatenSukoharjo
Tahun ajaran 2010/2011.
METODE PENELITIAN
B. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX C SMP Negeri
3 Nguter Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 siswa, yang terdiri dari 18
siswa putra dan 22 siswa putri
E. Indikator Kerja
Mengingat penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas tindakan yang diberikan, maka
harutukan efektif dan tidaknya tindakan yang diberikan. Indikator kerja tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
· Minumum 75 % guru telah menyampaikan pembelajaran menulis jawa melalui metode
pemberian tugas.
· Minimum 75 % siswa telah melaksanakan pembelajaran menulis jawa melalui metode
pemberian tugas
Dalam penelitian ini digunakan metode diskriftif dan dibantu metode pemberian tugas,
metode observasi, dokumentasi dan angket. Metode pemberian tugas digunakan untuk
memberikan tugas pada pelaksanaan tindakan peningkatan aktivitas belajar menulis Jawa.
Metode observasi digunakan untuk melakukan pengamatan aktivitas siswa sebelum tindakan
diberikan. Observasi dilaksanakan terhadap aktivitas siswa dalam menulis jawa terutama pada
aspek; menemukan ide, memahami ejaan, memahami tanda-tanda, menyusun kalimat, menata
urutan kalimat, dan menghubungkan kalimat
Dalam pengumpulan data digunakan metode observasi yang diarahkan terhadap seluruh
siswa, khususnya dalam melaksanakan aktivitas menulis jawa. Data yang diperoleh kemudian
dilakukan analisis data menggunakan analisis tabel dan prosentase. Indikator yang telah
ditetapkan adalah minium 75% guru telah menyampaikan materi menulis jawa dengan
menggunakan metode pemberian tugas, dan minimum 75% siswa telah melakukan tindakan
menulis jawa dengan menggunakan metode pemberian tugas secara sungguh-sungguh.
Dalam menarik kesimpulan dilakukan dengan membandingkan hasil perolehan angka dari hasil
analisisa data dengan idikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila angka yang diperoleh
dari hasil analisisa data menunjukkan angka lebih kecil dari indicator yang ditetapkan
sebelumnya, maka hipotesa ditolak dan hasil penelitian disimpulkan; tindakan kelas yang
diberikan tidak efektif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jawa. Dan
sebaliknya apabila perolehan angka dari hasil analisa data menunjukkan angka lebih besar dari
indicator yang ditetapkan, maka hipotesa diterima dan hasil penelitian disimpulkan bahwa
tindakan kelas yang diberikan efektif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis jawa secara baik dan benar.
TABEL1.1
HASIL OBSERAVASI SISWA SEBELUM TINDAKAN DAN PADA TINDAKAN SIKLUS PERTAMA. KEDUA
DAN KETIGA
NO KEGIATAN Sebelum Kaji Kaji Tindak I Kaji Tindak II Kaji Tindak III
Tindak
Baik benar Kurang baik Kurang benar Baik benar Kurang baik Kurang benar Baik
benar Kurang Baik Kurang benar Baik benar Kurang baik Kurang benar
1. Menemukan ide 18(45%) 22 (55%) 25 (63%) 15(37%) 37 (93%) 3 (8%) 39 (98%)
1 (3%)
2. Memahami ejaan 15(38%) 25 (62%) 22 (55%) 18(45%) 35 (88%) 5 (13%) 37
(93%) 3 (8%)
3. Memahami tanda-tanda 13(33%) 27 (67%) 20 (50%) 20 (50%) 32 (80%) 8 (20%)
35 (88%) 5 (13%)
4. Penyusunan kalimat 16(40%) 24 (60%) 21 (53%) 19(47%) 34 (85%) 6(15%) 37
(93%) 3 (8%)
5. Menata urutan kalimat 16(40%) 24 (60%) 22 (55%) 18(45%) 34 (85%) 6(I5%) 36
(90%) 4(10%)
6. Menghubungkan 17 (43%) 23 (67%) 23 (50%) 17(42%) 36 (90%) 4(20%) 38
(95%) 2 (5%)
kalimat
Prosentase kenaikan siswa menulis jawa baik dan benar selama tindakan siklus pertama, kedua
dan ketiga = 93% - 40% = 53%.
Angka 93% lebih besar dari indikator yang ditetapkan sebelumnya sebesar 75%. Dengan
demikian hipotesa dapat diterima. Keefektifan tindakan yang diberikan seperti dijelaskan pada
penjelasan tabel 4.1 merupakan hasil dari observasi yang masih didukung dari hasil respon siswa
seperti yang terdapat pada tabel berikut:
TABEL 1.2
HASIL RESPON S1SWA TERHADAP KEGIATAN TINDAKAN
KELAS SIKLUS PERTAMA, KEDUA DAN KETIGA
Sebelum tindakan siklus pertama siswa yang menulis jawa baik dan benar sebanyak 16 orang
siswa (40%) dan sctelah tindakan siklus ketiga, siswa yang dapat menulis jawa denagn baik dan
benar sebanyak 37 orang siswa (93%).
Berarti tejadi kenaikan sebanyak = 93% - 40% = 53%.
Dengan memperhatikan tabel 4.2 dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut:
• Rata-rata respon siswa positif siswa pada siklus pertama sebanyak 15 orang siswa (38%),
Respon positif siklus kedua sebanyak 22 orang siswa (55%). Respon positif siklus ketiga sebanyak
36 orang siswa (90%). Berarti dari siklus pertama tcrhadap siklus kcdua naik sebesar 17% dan
dari siklus kedua terhadap siklus ketiga sebesar 35%.
• Tindakan siklus pertama respon positif siswa sebesar 38% dan setelah tindakan siklus ketiga
respon siswa positif menjadi 90%. Berarti terjadi kenaikan sebesar = 52%.
2. Pengambilan Kesimpulan
Dari hasil observasi diketahui sebelum tindakan diberikan terdapat siswa yang menulis jawa
dengan baik dan benar sebesar 40% dan setelah tindakan siklus pertama, kedua dan ketiga siswa
yang menulis jawa baik dan benar menjadi 95%.
Dari hasil respon siswa, pada respon siswa tindakan siklus pertama terdapat rata-rata respon
siswa positif sebanyak 38 dan setelah tindakan siklus pertama, kedua dan ketiga, respon siswa
positif menjadi 90%.
Angka 95% dan 90% yang diperoleh dari hasil analisa data menunjukkan angka lebih besar dari
angka indikator yang ditetapkan sebelumnya sebesar 75%. Dengan demikian hipotesa yang
berbunyi dengan peningkatan aktivitas menulis huruf jawa melalui met'ode pemberian tugas
dapat efektif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf jawa pada
siswa kelas IX.C semester gasal SMP Negeri 3 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2010-
2011, dapat diterima kebenarannya.
Dengan demikian hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut:
Peningkatan aktivitas menulis jawa melalui metode pemberian tugas efektif sebagai upaya
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jawa pada siswa kelas IX.C semester gasal SMP
Negeri 3 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2010-2011.
KESlMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan pengambilan kesimpulan, maka pada akhir
penelitian ini hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peningkatan aktifitas menulis huruf jawa melalui metode pemberian tugas dapat efektif sebagai
upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf jawa secara baik dan benar pada
siswa kelas IX.C semester gasal SMP Negeri3 Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2010-
2011.
B. Saran-saran
Diakhir penelitian ini disarankan sebagai berikut:
1. Kepada Guru ; agar dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jawa,
dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai acuan atau referensi dalam pelaksanaan
peningkatan aktifitas belajar.
2. Kepada Siswa ; agar siswa dalam mengikuli kegiatan peningkatan aktifitas menulis jawa yang
dilakukan oleh guru-guru dengan cara memberikan tugas dapat dilaksanakan secara sungguh-
sungguh, agar kemampuan dalam menulis jawa dapat dilakukan dengan baik dan benar.
3. Kepada guru dan murid ; agar pembelajaran mennlis jawa terus ditingkatkan, karena tulisan
jawa termasuk kebudayaan bangsa yang perlu dikembangkan dan dilestarikan eksistensinya.