Anda di halaman 1dari 1

Nama : Firdaus Sigam Rizqi

NIM : 115140105
PRODI : Teknik Geofisika

Wakaf Tunai di Indonesia


Perkataan wakaf yang menjadi Bahasa Indonesia, berasal dari Bahasa Arab dalam
bentuk mashdar atau kata jadian dari kata kerja atau fi’il waqafa. Kata kerja atau fi’il waqafa
ini adakalanya memerlukan objek (muta’addi) dan adakalanya memerlukan objek (lazim).
Dalam perpustakaan sering ditemui synonim waqf ialah habs waqafa danhabasa dalam
bentuk kata kerja yang bermakna menghentikan dan menahan atau berhenti di tempat.
Sedangkan menurut Undang-Undang Wakaf Nomor 41 Tahun 2004 dijelaskan
baahwa: “Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan sebagian benda
miliknya, untuk dimanfaatkan selamanya atau dalam jangka waktu waktu tertentu sesuai
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.”
Ibadah wakaf yang tergolong pada perbuatan sunnat ini banyak sekali hikmahnya yang
terkandung di dalamnya.
Di Indonesia, sebelum lahirnya UU No. 41 tahun 2004, Majelis Ulama Indonesia
telah mengeluarkan fatwa tentang Wakaf Uang, (11/5/2002).
 Wakaf Uang (Cash Wakaf/Wagf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang,
kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.
 Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.
 Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh)
 Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan
secara syar'i.
 Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan,
dan atau diwariskan.
Ada empat manfaat utama dari wakaf tunai. Pertama, wakaf tunai jumlahnya bisa
bervariasi sehingga seseorang yang memilki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana
wakafnya tanpa harus menunggu menjadi tuan tanah terlebih dahulu. Kedua, melalui wakaf
tunai, aset-aset wakaf yang merupakan tanah-tanah kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan
pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian. Ketiga, dana wakaf tunai juga bisa
membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam yang cash flaow-nya terkadang
kembang kempis dan menggaji civitas akademika ala kadarnya. Keempat, umat Islam dapat
lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus terlalu tergantung pada
anggaran pendidikan negara yang memang semakin lama semakin terbatas.
Karena itu hadirnya Undang-Undang tentang wakaf mendapat sambutan yang hangat,
tidak hanya oleh mereka yang terkait langsung dengan pengelolaan wakaf, tetapi juga
kalangan lain termasuk DPR. Hal ini nampak pada saat RUU tentang wakaf ini dibahas di
DPR khususnya komisi IV. Hal ini terungkap dalam raker DPR dengan pemerintah pada
tanggal 6 September 2004 yang lalu. Secara kuantitas, jumlah tanah wakaf di Indonesia
cukup banyak, tetapi sampai saat ini keberadaan wakaf belum berdampak positif bagi
kesejahteraan sosial dan ekonomi umat. Padahal di negara lain seperti: Mesir, Saudi arabia,
Yordania, Turki, dan Bangladesh wakaf merupan salah satu lembaga asosial ekonomi Islam
yang dapat membantu berbagai kegiatan umat, dan berbagai negara yang wakafnya yang
sudah berkembang baik pada umumnya di atur dalam Undang-Undang. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 41tahun 2004 tentang wakaf yang telah disahkan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 7 Oktober 2004, sudah diatur berbagai
hal penting dalam pengembangan wakaf.

Anda mungkin juga menyukai