Anda di halaman 1dari 5

.

Asuhan Keperawatan Pada obstruksi Ileus


2.8.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk
pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data, identitas dan
evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2001).
a. Identitas :Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan (Umumnya terjadi pada
semua umur, terutama dewasa laki – laki maupun perempuan)
b. Keluhan Utama : nyeri pada perut
c. Riwayat Penyakit Sekarang : nyeri pada perut, muntah, konstipasi (tidak dapat BAB
dan flatus dalam beberapa hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu : Biasanya klien sebelumnya menderita penyakit hernia,
divertikulum.
e. Riwayat Penyakit Keluarga : Ada keluarga dengan riwayat atresia illeum dan
yeyenum.
f. Activity Daily Life
Nutrisi :Nutrisi terganggu karena adanya mual dan muntah.
asi :Klien mengalami konstipasi dan tidak bisa flatus karena peristaltik usus menurun/ berhenti.
t :Tidak bisa tidur karena nyeri hebat, kembung dan muntah.
as :Badan lemah dan klien dianjurkan untuk istirahat dengan tirah baring sehingga terjadi keterbatasan
aktivitas.
Personal Hygiene : klien tidak mampu merawat dirinya.
g. Pemeriksaan
a) Keadaan umum: Lemah, kesadaran menurun sampai syok hipovolemia suhu
meningkat(39o C), pernapasan meningkat(24x/mnt), nadi meningkat(110x/mnt)tekanan
darah(130/90 mmHg)
b) Pemeriksaan fisik ROS (Review Of System)
1. Sistem kardiovaskular: tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada oedema, tekanan darah
130/90 mmHg, BJ I dan BJ II terdengar normal
2. Sistem respirasi: pernapasan meningkat 24x/mnt, bentuk dada normal, dada simetris, sonor
(kanan kiri), tidak ada wheezing dan tidak ada ronchi
3. Sistem hematologi: terjadi peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi.
4. Sistem perkemihan: produksi urin menurun BAK < 500 cc
5. Sistem muskuloskeletal: badan lemah, tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri
6. Sistem integumen: tidak ada oedema, turgor kulit menurun, tidak ada sianosis, pucat
7. Sistem gastrointestinal: tampak mengembang atau buncit, teraba keras, adanya nyeri tekan,
hipertimpani, bising usus > 12x/mnt, distensi abdomen.

2.8.2 Analisa Data


N Data penunjang Etiologi Pr
o obl
. em
1 DS: Klien mengatakan sakit Tekanan intralumen meningkat Ga
pada abdomen ng
DO: gu
1. Wajah nampak meringis an
2. Bising usus >12x/mnt ras
3. TTV meningkat: (TD a
>120/80 ny
mmHg,N:>100x/mnt, am
S:>38oC, RR:>20x/mnt) an
4. P: nyeri karena tekanan (ny
intralumen eri
5. Q: nyeri seperti tertusuk )
6. R: nyeri di bagian kuadran
kanan bawah
7. S: skala nyeri 7
8. T: nyeri kolik (hilang timbul)
2 DS: pasien mengatakan sering Kehilangan cairan Ga
haus berlebih ng
DO: gu
1. TTV tidak stabil (TD an
>120/80 kes
mmHg,N:>100x/mnt, ei
S:>38oC, RR:>20x/mnt) mb
2. Mata cowong an
3. Turgor kulit turun ga
4. Membran mukosa bibir n
kering cai
ran
da
n
ele
ktr
olit

3 DS: klien mengatakan tidak Mual, muntah n


nafsu untuk makan utr
DO: isi
1. BB klien turun kur
2. A: BB<45 kg, TB 165 cm an
3. B: Hb<12 g
4. C: konjungtiva anemis dar
5. D: Diet tinggi serat i
ke
but
uh
an
tub
uh
4 DS: -- Komplikasi peritonitis septikemia Re
DO: sik
1. Suhu tubuh >38oC o
2. Leukosit >11.000 µml Inf
eks
i

2.8.3 Diagnosa keperawatan :


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d peningkatan tekanan intralumen
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan berlebih
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah
4. Resiko infeksi b/d komplikasi peritonitis septikemia

2.8.4 Perencanaan
Diagnosa 1
Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan 1x24jam di harapkan gangguan rasa nyaman
(nyeri) dapat teratasi.
KH:
1. Tidak ada tanda-tanda nyeri
2. Skala nyeri (0-3).
3. Ekspresi wajah rileks.
4. TTV dalam batas normal (TD: 110/70-120/80 mmHg, N: 80-100x/mnt, RR: 16-20x/mnt, S:
36,5-37,5 oC)
5. Bising Usus normal (5-12x/menit)
No.Dx INTERVENSI RASIONAL
1 1. Observasi tingkat nyeri 1. Memudahkan perawat dalam
menentukan tingkat nyeri
2. Pantau status abdomen tiap 4 jam 2. Diduga inflamasi peritoneal,
memerlukan intervensi medis yang
cepat.
3. Dorong ambulasi dini dan hindari duduk 3. Menurunkan kekakuan otot dan sendi
yang lama ambulasi atau perubahan posisi sering
menurunkan tekanan perianal
4. Menurunkan tekanan diafragma yang
4. Pertahankan klien pada posisi semi fowler terdorong oleh organ visceral
5. Memungkinkan makanan peroral
5. Pertahankan puasa sampai bising usus dengan tidak ada bising usus akan
kembali, distensi abdomen berkurang dan meningkatkan distensi dan
flatus keluar ketidaknyamanan
6. Mengurangi nyeri dengan mengalihkan
6. Ajarkan teknik relaxasi dan distraksi perhatian klien ke hal yang lain
7. Menurunkan ambang nyeri dan
meningkatkan kenyamanan
7. Kolaborasi: Berikan analgesik sesuai indikasi
dan evaluasi keefektifannya

Diagnosa 2
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam kebutuhan cairan dan
elektrolit dapat dipertahankan secara maksimal
KH:
1. TTV dalam batas normal.
- TD: 110/70-120/80 mmHg
- N: 80-100x/mnt
- RR: 16-20x /mnt
- S: 36,5-37,5oC
2. Turgor kulit normal (<2 detik)
3. Membran mukosa bibir basah
4. Mata tidak cowong

No. Dx INTERVENSI RASIONAL


2 1. Observasi TTV 1. Peningkatan suhu/memanjangnya
demam meningkatkan laju metabolik, TD
ortostatik berubah dan peningkatan
takikardia menunjukkan kekurangan
cairan sistemik
2. Indikator langsung keadekuatan volume
2. kaji turgor kulit,kelembaban membran cairan
mukosa (bibir, lidah) 3. Indikator keseimbangan cairan
3. Observasi intake dan output terutama kehilangan cairan
4. Mengurangi sekresi lambung dan
4. Berikan cairan tambahan intravena sesuai mencuci elektrolit
indikasi 5. Pemenuhan kebutuhan dasar cairan,
5. Kolaborasi: pemberian cairan parenteral, menurunkan risiko dehidrasi
transfusi sesuai indikasi

Diagnosa 3
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam nutrisi optimal
KH :
1. BB meningkat atau normal sesuai umur
2. Nafsu makan meningkat
3. Px tidak mengalami mual, muntah

No. Dx INTERVENSI RASIONAL


3 1. Anjurkan pembatasan aktivitas selama fase1. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk
akut mencegah penurunan kalori dan
simpanan energi
2. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk
2. Anjurkan istirahat sebelum makan mencegah penurunan kalori dan
simpanan energi
3. Diet rendah residu dapat dipertahankan 6
3. Tingkatkan diet oral baik cairan maupun – 8 minggu untuk memberikan waktu
makanan rendah residu yang adekuat untuk penyembuhan usus

4. Mengkaji kebutuhan nutrisi dalam


perubahan pencernaan dan fungsi usus
4. Konsultasi dengan ahli gizi
5. Untuk mencegah mual dan muntah

Kolaborasi:
5. Berikan obat sesuai indikasi: Antimetik,
mis: proklorperazin (Compazine).

Diagnosa 4
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 2x24 jam klien tidak menunjukkkan tanda dan gejala infeksi.
KH:

Anda mungkin juga menyukai