Anda di halaman 1dari 49

Naskah Bahasa Inggris

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai
tujuan tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap
satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan
pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik
secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 1


Naskah Bahasa Inggris

Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan teknik,


bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
Penilaian memungkinkan pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta
didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang
termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013 menyatakan
bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh SMA sejumlah 12.633 wajib
melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. Untuk menyiapkan kemampuan
guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik, serta melakukan
penilaiain autentik, Pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran, serta
menyediakan silabus, buku guru, dan buku teks untuk peserta didik.

B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran Bahasa
Inggris dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Secara khusus naskah ini
bertujuan untuk:
1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar.
2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus.
Mengembangkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik.
4. Merancang penilaian autentik.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik
2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris
3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Bahasa Inggris
4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi
5. Contoh Hasil analisis kompetensi
6. Contoh RPP

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 2


Naskah Bahasa Inggris

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi
Kurikulum
9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013
Tahun 2013 tanggal 8 November Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
10. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 Tahun 2014 dan Nomor 420/176/SJ
tanggal 9 Januari Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 3


Naskah Bahasa Inggris

BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. Prinsip
Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang
sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar Isi memberikan kerangka
konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat
kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan,
sasaran pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapain
kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh
sebab itu, guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong kemampuan
peserta didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok. Pendidik disarankan untuk menggunakan
menggunakan model pembelajaran antara lain model inkuiri, discovery, problem, dan
projek.
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)
peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual
menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4)
pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan
jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental
(softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan
nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 4
Naskah Bahasa Inggris

rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip


bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah
kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya peserta didik.

B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Bahasa Inggris


Pembelajaran sintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis
dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran tersebut tidak
hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, tetapi proses pembelajaran
dipandang sangat penting. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu
mengamati, menanya, mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi,
dan mengomunikasikan.
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks
situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau
fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan
peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori, hingga
berpikir metakognitif. Tujuannnya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses
menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diksusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.
Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan
dengan bahasa sendiri termsuk dengan menggunakan bahasa daerah..
3. Kegiatan mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba bermanfaat untuk
meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dan
keterampilan berkomunikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui membaca sumber
lain selain buku teks, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh
informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau
gambar sesuai dengan katrateristik KD.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa
dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan aktivitas antara lain
menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja, diskusi atau praktik.
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 5
Naskah Bahasa Inggris

5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil


konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, grafik, atau
perilaku. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan
pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui
presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh lebih dari separuh
penduduk dunia baik dalam komunikasi resmi maupun tidak resmi. Bahasa Inggris
berperan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bahasa Inggris juga
digunakan dalam dunia ekonomi dan perdagangan, hubungan antarbangsa, sosial-budaya
dan pendidikan serta pengembangan karier.

Oleh karenanya, penguasaan Bahasa Inggris merupakan persyaratan penting bagi


keberhasilan individu, masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan
global. Program pembelajaran di sekolah masih merupakan sarana utama bagi sebagian
besar penduduk Indonesia dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan berbahasa
Inggris. Terdapat tantangan internal dan eksternal yang dihadapi Indonesia dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tantangan internal terkait dengan kondisi pendidikan dan perkembangan penduduk


Indonesia, sedangkan tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang berhubungan dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, serta perkembangan pendidikan
di tingkat internasional. Bangsa Indonesia pun dipengaruhi oleh perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti World Trade Organization
(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun
1999 menunjukkan bahwa capaian peserta didik Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 6


Naskah Bahasa Inggris

Mata pelajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata
pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belajar bahasa Inggris
bukan saja belajar kosakata dan tata bahasa pada tahap pengetahuan tetapi
penguasaannya dilakukan sampai tahap penggunaan atau penerapan dalam kegiatan
komunikasi. Seorang peserta didik belum dapat dikatakan menguasai bahasa Inggris jika ia
belum mampu menggunakannya untuk tujuan komunikasi meskipun memiliki penguasaan
kosakata dan tata bahasa yang sangat baik. Sebaliknya seseorang tidak mungkin mampu
berkomunikasi dengan baik bila pengetahuan kosakatanya rendah. Oleh karena itu,
penguasaan kosakata tetap diperlukan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Dalam belajar bahasa, terdapat 2 (dua) jenis keterampilan yaitu keterampilan reseptif
dan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif meliputi keterampilan menyimak
(listening) dan keterampilan membaca (reading), sedangkan keterampilan produktif
meliputi keterampilan berbicara (speaking) dan keterampilan menulis (writing). Baik
keterampilan reseptif maupun keterampilan produktif perlu dikembangkan dalam proses
pembelajaran Bahasa Inggris secara terpadu.

Agar dapat menguasai keterampilan tersebut di atas dengan baik, peserta didik perlu
dibekali dengan unsur-unsur bahasa yaitu kosakata, lafal, ejaan serta tata bahasa. Tata
bahasa membantu seseorang untuk mengungkapkan gagasannya dan membantu si
pendengar untuk memahami gagasan yang diungkapkan oleh orang lain. Namun, tata
bahasa hanyalah sebagai unsur pembantu dalam penguasaan keterampilan berbahasa.
Oleh karena itu, pembelajaran tata bahasa seharusnya dilakukan secara kontekstual.

Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam dua cara, yaitu
komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Dalam komunikasi lisan, unsur yang perlu
diperhatikan adalah ucapan/lafal atau pronunciation. Kesalahan dalam ucapan
menyebabkan lawan bicara salah dalam menangkap makna atau gagasan si pembicara.
Sedangkan dalam komunikasi tertulis, unsur yang perlu diperhatikan selain tata bahasa
(grammar) adalah topik, ide utama, kata, keberterimaan kalimat, gaya retorika, hingga
tanda baca. Keterpaduan semua unsur dalam komunikasi tertulis akan membentuk
wacana (discourse) yang dipahami oleh pembaca.

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris yang optimal dan menarik
perhatian peserta didik dapat digunakan perangkat teknologi seperti CD, VCD, DVD,
radio, tayangan televisi, dan internet. Selain itu, pendidikan dapat juga menggunakan

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 7


Naskah Bahasa Inggris

media cetak yang meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, dan lain-lain sebagai
sumber belajar atau bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran saintifik.

Memperhatikan karakteristik Bahasa Inggris seperti diuraikan di atas, maka pendekatan


saintifik dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut;

Pendekatan pembelajaran saintifik dalam bahasa Inggris dapat dilakukan sebagai berikut;

1. Kegiatan mengamati dilakukan dengan memaksimalkan panca indra dengan cara


melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah
materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar,
video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan
sebagainya.

Contoh:

Peserta didik mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang bersalaman


atau menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris.

2. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan


prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.

Contoh:

Peserta didik mendiskusikan kapan, dimana, dengan siapa, dan apa yang orang-
orang katakan saat mereka melakukan percakapan perkenalan diri pada tayangan
gambar/video.

3. Mencoba

Peserta didik mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris, mulai dengan
mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang rumpang, sampai
memperkenalkan diri dengan beberapa teman di kelas.

4. Mengasosiasi

Peserta didik membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan budaya


Indonesia dengan bahasa dan budaya Inggris, dan menarik kesimpulan persamaan
dan perbedaannya.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 8


Naskah Bahasa Inggris

5. Mengomunikasikan

Peserta didik mengomunikasikan hasil diskusi yang membandingkan antara


bahasa dan budaya Inggris dengan bahasa dan budaya Indonesia dalam bahasa
Inggris.

C. Model Pembelajaran dalam Bahasa Inggris


Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Ingris
sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, antara lain
Discovery Based Learning, Project Based Learning, dan Problem Based Learning.
3. Discovery Learning
Discovery learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik sebagai
pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang diharapkan. Langkah-langkah
operasionalnya adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan stimulus
Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat peserta didik
melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat,
mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang
sederhana hingga kompleks atau fenomena yang menimbulkan kontroversi. Pada
tahap ini, misalnya, peserta didik mengamati fakta tentang beberapa teks
deskripsi. Kemudian, diberi fakta lain tentang paparan jati diri penulis dan daftar
riwayat hidup seseorang yang ada pada kompetensi dasar sebelumnya. Dari segi
informasi kedua teks tersebut terlihat hampir sama namun memiliki genre yang
berbeda. Dengan demikian, peserta didik termotivasi untuk mencari tahu lebih
lanjut tentang fakta dan fenomena tersebut dengan membaca dari berbagai
sumber atau mempertanyakan kepada pendidik.
Selanjutnya peserta didik dihadapkan pada teks dengan genre yang sama namun
bervariasi dalam fungsi sosial dan unsur kebahasaan sehingga membangkitkan
rasa penasaran (curiosity). Tahapan ini dilanjutkan dengan tidak memberi
generalisasi kepada peserta didik agar timbul keinginan mereka untuk mencari
tahu alasan penulis atau penutur menggunakan unsur kebahasaan yang berbeda.
Sehingga peserta didik dapat mengetahui perbedaan fungsi sosial dari teks-teks
tersebut. Disamping itu, guru menyiapkan instruksi-instruksi yang jelas untuk
penugasan dalam setiap tahapan.
Selain itu, pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 9
Naskah Bahasa Inggris

pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat membantu peserta didik dalam
mengeksplorasi bahan. Ketika memberikan stimulus, guru dapat menggunakan
teknik bertanya, dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengarahkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.
Dengan demikian, peserta didik terlibat secara aktif dalam bereksplorasi
b. Menyiapkan pernyataan masalah
Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan pelajaran.
Kemudian peserta memilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan singkat. Dalam pembelajaran teks narratif, guru memberikan contoh
dalam bentuk cerita bergambar. Peserta didik ditugaskan mencari teks lain
dengan ciri-ciri (generic structure) yang sama dengan cerita bergambar yang
disajikan. Peserta didik merumuskan pernyataan masalah misalnya “semua teks
naratif memiliki alur cerita orientasi, komplikasi dan resolusi”, atau “semua teks
naratif menggunakan tata bahasa bentuk lampau (past tense)”.
c. Mengumpulkan data/mencoba
Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau
tidaknya pernyataan masalah tersebut. Dalam hal ini informasi yang
dikumpulkan berfungsi untuk membuktikan pernyataan masalah dalam contoh
teks narratif. Pembuktian ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
(collecting) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba dan sebagainya.
Dengan demikian, peserta didik secara aktif menemukan pengetahuan baru yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Mengolah Data
Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan informasi yang
telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan metode lainnya, lalu
ditafsirkan. Semua informasi yang telah dikumpulkan, semuanya diolah, diacak,
dan diklasifikasikan.
e. Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan masalah. Verifikasi
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif. Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 10
Naskah Bahasa Inggris

kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
f. Menarik kesimpulan
Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran
atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari
pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman-pengalaman itu.

Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung untuk


mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:
a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang lebih baik pada
keterampilan berbicara dan menulis. Bagi peserta didik yang kurang terampil,
akan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan hubungan antara konsep-
konsep, yang tertulis atau lisan sehingga pada gilirannya akan menimbulkan
frustrasi;
b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan dalam membantu
mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya;
c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman;
d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan pembelajaran.

Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:


a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci
dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya;
b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena
pemerolehannya bersifat pribadi;
c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa
penyelidikan dan berhasil;
d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
dengan keecepatannya sendiri;
e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan melibatkan
akal dan motivasinya;
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 11
Naskah Bahasa Inggris

f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena memperoleh


kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;
g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah pada
kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan kegiatannya;
h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan
hipotesis;
i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;
j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari berbagai
jenis sumber belajar.

4. Project Based Learning


Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan pertanyaan mendasar.
Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Guru diharapkan dapat mengangkat topik yang relevan untuk para
peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat
dilakukan diawal semester agar dapat merancang kegiatan selanjutnya.
b. Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta didik.
Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” proyek
tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai
subjek yang mungkin, dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2. membuat deadline penyelesaian proyek,
3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 12
Naskah Bahasa Inggris

berhubungan dengan proyek, dan


5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan
suatu cara.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta
didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pemdidik berperan sebagai mentor
pada saat peserta didik beraktivitas. Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah
proses monitoring dan merekam keseluruhan aktivitas peserta didik.
e. Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian
kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik dan membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu
temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap awal pembelajaran.

Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan persyaratan untuk


mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain:
a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah sehingga proyek tidak
memakan waktu terlalu lama;
b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar di
laboratorium;
c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;
d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan proyek.

Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara lain:


a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.
b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting;
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 13
Naskah Bahasa Inggris

c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan


berpikir kritis;
d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan sumber
daya;
e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu serta sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;
f. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan kemudian
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik maupun guru
menikmati proses pembelajaran.

5. Problem Based Learning (PBL)


a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada masalah.
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan. Dalam Problem Based Learning, tahapan ini
sangat penting karena guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang akan
dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh pendidik serta menjelaskan bagaimana
guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk
memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti pembelajaran yang akan
dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,
2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban
mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai
banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,
3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan bertindak sebagai
pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk
bekerja mandiri atau dengan temannya, dan
4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk menyatakan ide-
idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Semua peserta didik diberi
peluang untuk berperan serta pada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide
mereka.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 14


Naskah Bahasa Inggris

b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.


Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, model Problem
Based Learning juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Dalam
memecahkan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing
antaranggota. Oleh sebab itu, pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan membentuk kelompok-kelompok dan masing-masing kelompok akan
memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antaranggota,
komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya.
Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok
untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran. Setelah
peserta didik diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok
belajar, guru dan peserta didik menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,
tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini
adalah mengupayakan agar semua peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah
kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, serta memamerkannya.
Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap aktivitas peserta
didik selama penyelesaian proyek. Pengawasan dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan
sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Untuk mempermudah proses
monitoring, guru membuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap situasi
permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada
umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan
eksperimen, perumusan hipotesis dan penjelasan, dan pemecahan masalah.
Pengumpulan data dan eksperimen merupakan aspek yang sangat penting. Pada
tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan
melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik
mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka
sendiri.
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 15
Naskah Bahasa Inggris

Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-


banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan tentang masalah
dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Setelah peserta
didik mengumpulkan cukup data dan menentukan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis, penjelasan,
dan pemecahan masalah.
Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik untuk menyampaikan
ide-idenya dan menerima ide mereka. Guru juga harus mengajukan pertanyaan
yang membuat peserta didik berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang
mereka buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan
pameran. Artifak bisa berbentuk laporan tertulis, video, tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik
dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian
multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat dipengaruhi oleh tingkat
berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya, peserta didik memamerkan hasil
karyanya dan pendidik berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik
jika dalam pemeranan ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, Guru
lainnya, para orang tua, dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai” atau pemberi
umpan balik.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning. Fase ini
dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan serta
pola pikir yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru meminta peserta didik
untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses
kegiatan belajarnya.

D. Pemilihan Model Pembelajaran


Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik
pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi
dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran
mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual,
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 16
Naskah Bahasa Inggris

guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan untuk pengetahuan prosedural


Project Based Learning dan Problem Based Learning.
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4.
Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan Problem
Based Learning, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan Project Based
Learning.
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun sikap
sosial (KI-2)

Contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi
pengetahuan dan keterampilan tampak pada tabel 1 berikut;
Tabel 1
Dimensi Pengetahuan Dimensi Keterampilan
Abstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
Discovery Learning Discovery Learning Problem
Prosedural
Problem Based Learning Based Learning
Discovery Learning Project Discovery Learning Project
Metakognitif Based Learning Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning

E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris


Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian
ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya,
dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur kurikulum
2013, oleh sebab itu penilaian hasil belajar Bahasa Perancis harus dikembangkan sesuai
dengan konsep penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian autentik yang mencakup
domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai peserta didik secara
terpadu.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 17


Naskah Bahasa Inggris

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific


approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian
autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam
rangka mengamati/mengobservasi, menanya, mencoba, menalar, membangun jejaring
atau mengomunikasikan. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses
dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang
mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.
Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil
pembelajaran.
Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (apart of,not apart
from instruction),
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan
masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems),
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program
perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil
penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Inggris, dapat dilakukan dengan
menggunakan beragam kegiatan untuk mengecek pemahaman peserta didik bahwa
peserta didik yang belajar bahasa asing memerlukan berbagai cara untuk
mendemonstrasikan pemahaman mereka atas konsep-konsep yang telah mereka pelajari.
Beberapa contoh penilaian autentik pada tindakan peserta didik yang dapat diamati dan
didokumentasikan adalah sebagai berikut.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 18


Naskah Bahasa Inggris

1. Oral Interviews

Guru bertanya kepada peserta didik tentang jati diri, kegiatan yang dilakukan, bacaan,
dan minat lainnya.

2. Story or Text Retelling

Peserta didik menceritakan ulang gagasan pokok atau informasi rinci pilihan yang
didapat pada waktu membaca atau menyimak.

3. Writing Samples

Peserta didik membuat tulisan naratif, ekspositori, deskriptif, atau bentuk tulisan
lainnya.

4. Projects/Exhibitions

Peserta didik bekerja dengan peserta didik lain dalam satu tim membuat suatu karya
dengan memanfaatkan multimedia, presentasi lisan dan tulis serta pameran.

5. Experiments/Demonstrations

Peserta didik mendokumentasikan rangkaian pengalaman, mengilustrasikan prosedur,


menampilkan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, dan
mendokumentasikan hasil-hasil tindakannya.

6. Constructed-Response Items

Peserta didik memberikan respon atau jawaban atas pertanyaan terbuka dalam bentuk
tulisan.

7. Teacher Observations

Guru mengamati dan mendokumentasikan perhatian dan interaksi peserta didik di


dalam kelas, merespon mereka terhadap materi pembelajaran dan kerjasama dengan
peserta didik lainnya.

8. Portofolios

Koleksi pekerjaan peserta didik yang terfokus untuk menunjukkan tingkat kemajuan
hasil belajar peserta didik dari waktu ke waktu.

Contoh kegiatan untuk penilaian autentik antara lain peserta didik membaca teks
autentik, menulis autentik tentang topik-topik yang bermakna, dan terlibat dalam tugas-
tugas literasi yang autentik seperti mendiskusikan buku cerita pendek, membuat jurnal,
menulis surat, dan menyunting teks sesuai dengan struktur dan fungsi sosialnya. Materi
maupun tugas penilaian harus dibuat senatural mungkin. Selain itu, penilaian autentik
menghargai kemampuan berpikir dan proses pembelajaran serta hasil akhir dari proses
pembelajaran.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 19


Naskah Bahasa Inggris

Lima (5) dimensi penilaian autentik dalam pembeljaran bahasa menurut Gulikers,
Bastiaens, & Kirschner (2004).
1. Bentuk penilaian harus relevan dan mempresentasikan pengetahuan dan
keterampilan yang peserta didik harus pelajari.
2. Lingkungan fisik harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa betul-
betul digunakan.
3. Konteks sosial harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa akan
digunakan.
4. Hasil penilaian harus termasuk unjuk kerja yang harus diperlihatkan peserta didik.
5. Kriteria penilaian harus didasarkan pada level unjuk kerja yang ditentukan dalam
kompetensi dasar.

Beberapa alternatif penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Inggris, antara lain;

1. Kinerja

a. Melakukan monolog
b. Bermain peran
c. Simulasi
d. Presentasi

2. Observasi:

a. Sasaran penilaian sikap


b. Sasaran penilaian pengetahuan
c. Sasaran penilaian keterampilan

Contoh lembar penilaian Sikap


Lembar Pengamatan Sikap Peserta didik
Bertanggung jawab

No Indikator
Percaya diri
Kerja sama

santun
peduli

Sikap.

Nama Peserta didik.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 20


Naskah Bahasa Inggris

Keterangan: Setiap aspek menggunakan skala 1 s.d. 5


1 = Sangat Kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Amat Baik

3. Portofolio

a. Kumpulan karya peserta didik yang mencerminkan hasil atau capaian belajar
berupa rekaman penggunaan ungkapan dan skrip percakapan.
b. Kumpulan hasil tes dan latihan.
c. Catatan penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara
penilaian lainnya.

Contoh Rubrik Portofolio

Nama Peserta didik : ________________________________________

Kelas : _______________________________________

Guru : ________________________________________

Kreteria
No. SB B C K
Aspek

Ada kumpulan catatan 5 kreteria 4 Kreteria 3 Kreteria ≤ 2


1.
kemajuan belajar terpenuhi terpenuhi terpenuhi kreteria
terpenuh
Ada rekaman monolog
2.
teks deskriptif

Ada kumpulan karya


peserta didik yang
3. mendukung proses
penulisan teks diskriptif
berupa: draft, revisi,

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 21


Naskah Bahasa Inggris

editing sampai hasil


terbaik untuk
dipublikasi

Ada kumpulan hasil tes


4.
dan latihan.

Ada catatan penilaian


5. diri dan penilaian
sejawat

4. Penilaian Diri

a. Diary
b. Format khusus

Contoh penilaian diri


My Learning Journal

Name:

A summary of what I have covered:

Things I am still not sure of:

What do I need to do to overcome these uncertainties?

Things I have learned successful today:

5. Penilaian Sejawat

a. Format khusus
b. Komentar atau bentuk penilaian lain

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 22


Naskah Bahasa Inggris

BAB III
ANALISIS KOMPETENSI

A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran
adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh
penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.
Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi
dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai
berikut.
Tabel 2: Kompetensi Inti kelas X

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima
yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII.
Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas XI dan XII sesuai Peraturan Menteri

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 23


Naskah Bahasa Inggris

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai
berikut;
Tabel 3: Kompetensi Inti Kelsa XI dan XII
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan buku
siswa)
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat
digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 24


Naskah Bahasa Inggris

Penjelasan Bagan 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang
harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though
curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung
(direct teaching) kepada peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social yang
harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang
merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara
utuh atau teerpadu.
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku dengan
mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi pembelajaran.
b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan dengan
yang tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil kajian
(sesuai karakteristik materi pemebelajaran)
3. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru dapat
mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di silabus atau buku
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran
merujuk pada materi pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar
yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan).

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 25


Naskah Bahasa Inggris

Materi pembelajaran bahasa Inggris dikembangkan dengan menggunakan konsep


genre sebagai dasar sehingga perlu dirumuskan secara konsisten, runut, dan
menggambarkan tindakan komunikatif. Materi pembelajaran untuk setiap jenis
teks terdiri atas tiga unsur, yaitu (1) fungsi sosial, (2) struktur teks, dan (3) unsur
kebahasaan dan sangat sulit dipisahkan secara konkrit antara pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, prinsip maupun prosedur. Hal ini disebabkan ketiga aspek
genre yang harus dikuasai bisa dikelompokkan pada dua tataran pengetahuan
sekaligus, misalnya fungsi sosial teks bisa berada pada tataran konsep maupun
prinsip.

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam empat kategori


yaitu:
a. Fakta, merupakan teks yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau diamati baik
teks interpersonal, transaksional, maupun fungsional. Selain itu pengetahuan
faktual pada mata pelajaran bahasa Inggris juga terkait dengan topik dan
konteks.
b. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata
lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan. Contoh konsep tentang teks deskriptif adalah teks yang
mempunyai berbagai fungsi sosial dalam kehidupan sehari-hari, dengan
struktur yang diawali dengan identifikasi dan diikuti deskripsi bagian-
bagiannya, serta dengan unsur kebahasaan kata benda dan kata sifat terkait
orang, benda, dan tempat.
c. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep
yang berkaitan. Prinsip bahasa bersifat holistik, sebab diawali dengan teks,
bukan dari kata per kata. Contoh pengetahuan yang merupakan prinsip adalah
unsur kebahasaan seperti pengucapan dan penulisan, dan struktur teks.
d. Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran bahasa Inggris, pengetahuan
yang bersifat prosedur yaitu langkah menyusun teks lisan dan tulis secara
runtut dan runut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang tepat
merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pembelajaran.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 26


Naskah Bahasa Inggris

4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris dikembangkan untuk mencapai
kompetensi komunikatif yang tidak hanya menguasai keterampilam berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis tetapi juga merupakan kemampuan untuk
melaksanakan fungsi sosial dengan menggunakan bahasa Inggris secara terampil
baik lisan maupun tulis dengan sikap yang benar. Keterampilan menggunakan
bahasa Inggris tidak hanya berupa pembiasaan namun harus mempunyai
pemahaman akan tujuan komunikatif dan strategi penyampaiannya.
Guru dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sudah tercntum di
silabus dan buku, sesuai dengan hasil kajian terhadap materi pembelajaran
dikaitkan dengan hasil kajian terhadap KI-1 dan KI-2.
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
a. Mengamati
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu kegiatan yang memaksimalkan
pancaindra dengan cara melihat, mendengar, dan membaca, atau menonton.
Yang diamati oleh peserta didik adalah materi yang berbentuk fakta, konsep,
dan prosedur. Materi berbentuk fakta misalnya teks interpersonal/transaksional,
teks khusus, teks fungsional, dan unsur kebahasaan yang berupa bacaan, video
atau rekaman suara. Sedangkan materi berbentuk konsep yaitu materi tentang
fungsi sosial dari teks-teks tersebut dan materi berbentuk prosedur adalah
stuktur teks dari masing-masing teks yang dibaca atau didengar. Jadi, alternatif
pembelajaran untuk proses mengamati bisa berupa kegiatan
mendengarkan/menonton video percakapan, menonton film sederhana, dan
membaca buku cerita, koran, majalah, brosur, leaflets, banner dan poster
berbahasa Inggris.
b. Menanya
Kegiatan menanya merupakan proses mengkonstruksi pengetahuan berupa
konsep yaitu menanya tentang fungsi sosial dari teks dan prosedur tentang
struktur teks melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada proses menanya,
pendidik mengembangkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis
peserta didik sehingga akan muncul pertanyaan-pertanyaan pada level berpikir
tingkat tinggi. Selain itu, proses menanya juga menuntut partisipasi aktif
peserta didik. Agar proses menanya dapat terlaksana, pendidik perlu
menyiapkan panduan berupa langkah-langkah yang harus dilewati peserta didik

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 27


Naskah Bahasa Inggris

sampai dapat mengajukan pertanyaan tentang ketiga aspek genre yang diamati
pada saat melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses mengamati.
c. Mengumpulkan Data
Kegiatan pengumpulan data dalam konteks bahasa Inggris dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih mengungkapkan
hal-hal baru yang dipelajari dan mencoba menggunakan kemampuan itu dalam
dunia nyata, didalam/diluar kelas melalui kegiatan simulasi, bermain peran,
presentasi, diskusi dan bermain game.
d. Mengasosiasi
Kegiatan mengasosiasi atau menalar merupakan proses mengembangkan
kemampuan mengelompokkan dan membandingkan beragam ide dan peristiwa
untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berrelasi dan berinteraksi
dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Khusus untuk mata
pelajaran bahasa Inggris pada tahapan ini peserta didik dibimbing untuk
mengelompokkan dan membandingkan teks berdasarkan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan.
e. Mengomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
menyajikan atau mempresentasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang
sudah dikuasai dan yang belum baik secara lisan maupun tulis. Pada kegiatan ini
tidak hanya pengetahuan dan keterampilan mengomunikasikan saja yang
disajikan tetapi juga permasalahan dan kesuksesan yang dialami peserta didik
selama proses pembelajaran. Disamping itu, kegiatan ini menggambarkan
kemampuan peserta didik secara utuh dalam penguasaan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Sebaiknya proses mengomunikasikan ini disertai dengan
penulisan jurnal belajar. Dengan demikian, kegiatan yang dapat dilakukan untuk
proses mengomunikasikan adalah mempresentasikan kemampuan secara lisan di
depan kelas tanpa media presentasi, membuat laporan secara tertulis,
mempublikasikan hasil di majalah dinding kelas atau sekolah serta
memanfaatkan media komunikasi sosial seperti wechat, line, kakaotalk,
whatsup, facebook, twitter dan e-mail untuk mempublikasikan atau melaporkan
hasil belajar.

5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian kompetensi sikap,


pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 28
Naskah Bahasa Inggris

Catatan:
Agar lebih jelas bagaimana merancang dan menyusun, serta melaksanakan
penilaian, lihat naskah Model Penilaian di SMA).

C. Contoh Hasil Kajian terhadap Silabus dan Buku


Contoh hasil kajian terhadap silabus dan buku dapat dilihat pada tabel 4 berikut

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 29


Naskah Bahasa Inggris

Tabel 4: Contoh Hasil Kajian terhadap Silabus dan buku Bahasa Inggris

Materi Pengetahuan Keterampilan


Alternatif
Materi Pokok Pembelajaran
Kompetensi Dasar Pembelajaran Aspek Sikap
(silabus dan buku) (silabus dn Indikator Penilaian Indikator Penilaian
(silabus)
buku)
3.7 Menganalisis fungsi Teks deskriptif lisan Fakta Mengamati Santun, jujur, KD 3.7 Tes tulis KD 4.9 Unjuk
kerja
sosial, struktur teks, dan dan tulis, sederhana, disiplin,
Struktur text:  Peserta didik  Mengidentifika  Menyuntin
unsur kebahasaan pada tentang orang, percaya diri,
memperhatikan/meno si struktur teks g teks
teks deskriptif sederhana tempat wisata, dan  Penyebutan bertanggung
nton beberapa contoh pada teks deskriptif
tentang orang, tempat bangunan bersejarah nama orang, jawab,
teks/film tentang deskriptif. lisan
wisata, dan bangunan terkenal tempat wisata, kerjasama
penggambaran orang,  Menyimpulkan  Menyuntin
bersejarah terkenal, dan bangunan
tempat wisata, dan fungsi sosial teks g teks
sesuai dengan konteks bersejarah
Topik bangunan bersejarah. deskriptif. deskriptif
penggunaannya. terkenal dan
 Peserta didik  Menemukan tulisan
Keteladanan tentang nama bagian-
4.8 Menangkap makna menirukan contoh unsur kebahasaan
perilaku toleran, bagiannya
dalam teks deskriptif secara terbimbing. pada teks KD 4.10
kewirausaha an, yang di-pilih
lisan dan tulis sederhana.  Peserta didik belajar deskriptif.
nasionalisme, untuk  Menyusun
menemukan gagasan
percaya diri. dideskripsikan sebuah
pokok, informasi rinci KD 4.8
 Penyebutan teks
4.9 Menyunting teks dan informasi tertentu
sifat orang,  Menamakan deskriptif.
deskriptif lisan dan tulis, dari teks
tempat wisata, infor-masi rinci  Melakukan

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 30


Naskah Bahasa Inggris

sederhana, tentang dan bangunan tersirat dan atau monolog


orang, tempat wisata, bersejarah tersurat dari teks teks
dan bangunan bersejarah terkenal dan deskriptif lisan deskriptif.
terkenal, dengan bagiannya, dan Menanya dan tulisan dalam
Bahasa
memperhatikan fungsi  Penyebutan  Menemukan
 Dengan bimbingan Inggris
sosial, struktur teks, dan tindakan dari informasi tertentu
dan arahan guru,
unsur kebahasaan yang atau terkait dari teks
peserta didik
benar dan sesuai dengan orang, deskriptif lisan
mempertanyakan
konteks. tempat wisata, dan tulisan.
antara lain perbedaan
dan bangunan  Menentukan
antar berbagai teks
bersejarah gambaran umum
deskripsi yang ada
4.10 Menyusun teks deskriptif terkenal yang dari teks
dalam bahasa Inggris,
lisan dan tulis sederhana semuanya deskriptif lisan
perbedaan teks dalam
tentang orang, tempat sesuai dengan dan tulisan.
bahasa Inggris dengan
wisata, dan bangunan fungsi sosial  Menemukan
yang ada dalam
bersejarah terkenal, yang hendak makna kata/frase/
bahasa Indonesia
dengan memperhatikan dicapai. kalimat dari teks
 Peserta didik
tujuan, struktur teks dan deskriptif
mempertanyakan
unsur kebahasaan,  Menentukan benar
Konsep gagasan pokok,
secara benar dan sesuai salahnya
informasi rinci dan
dengan konteks. Fungsi sosial: informasi
informasi tertentu dari
berdasarkan teks
 Membanggaka teks deskriptif
deskriptif lisan
n,

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 31


Naskah Bahasa Inggris

mengenalkan,  Menentukan
mengidentifika pikiran pokok dari
Mengumpulkan data
si, memuji, suatu paragraf
mengritik, Peserta didik secara teks deskriptif
mempromosik kelompok membacakan tulisan.
an, dsb. teks deskriptif lain dari
berbagai sumber
Prosedur dengan pengucapan,
tekanan kata dan
Unsur
intonasi yang tepat
kebahasaan:
 Peserta didik
 Kata benda
berpasangan
yang terkait
menemukan gagasan
dengan orang,
pokok, informasi rinci
tempat wisata,
dan informasi tertentu
dan bangunan
serta fungsi sosial
bersejarah
dari teks deskripsi
terkenal
yang dibaca/didengar.
 Peserta didik
 Kata sifat yang
menyunting teks
terkait dengan
deskripsi yang
orang, tempat
diberikan guru dari
wisata, dan
segi struktur dan

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 32


Naskah Bahasa Inggris

bangunan kebahasaan
bersejarah  Berkelompok, peserta
terkenal didik
 Ejaan dan menggambarkan
tulisan tangan tempat wisata lain
dan cetak yang dalam konteks
jelas dan rapi penyampaian
 Ucapan, informasi yang wajar
tekanan kata, terkait dengan tujuan
intonasi, ke- yang hendak dicapai
tika dari model yang
mempresenta- dipelajari
sikan secara
lisan.
Mengasosiasi
 Rujukan kata
 Dalam kerja
kelompok terbimbing
peserta didik
menganalisis dengan
membandingkan
berbagai teks yang
menggambarkan
orang, tempat wisata,

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 33


Naskah Bahasa Inggris

bangunanan bersejarah
terkenal dengan fokus
padastruktur teks dan
unsur kebahasaan.
 Peserta didik
mengelompokkan
teks deskripsi sesuai
dengan fungsi
sosialnya.
 Peserta didik
memperoleh balikan
(feedback) dari guru
dan teman tentang
setiap yang dia
sampaikan dalam
kerja kelompok.
 mendiskusikan
ungkapan pemaparan
jati diri yang mereka
temukan dari sumber
lain
 memperoleh balikan
(feedback) dari

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 34


Naskah Bahasa Inggris

pendidik dan teman


tentang fungsi sosial
dan unsur kebahasaan
dalam pemaparan jati
diri.

Mengomunikasikan

 mendemonstrasi-kan
penggunaan
pemaparan jati diri
secara lisan dan
tertulis
 menuliskan
permasalahan dalam
menggu-nakan bahasa
Inggris untuk
memaparkan jati diri

Hasil analisis pada tabel di atas, digunakan untuk mengembangkan RPP. Langkah-langkah pengembangan RPP dapat dilihat dalam naskah Model
Pengembangan RPP.

© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 35


Naskah Bahasa Inggris

BAB IV
PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya semakin kegiatan


pembelajaran, maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya, semakin tidak efektif
kegiatan pembelajaran, maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan proses pembelajaran yang mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dengan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan proses
pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana
peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan pembelajaran dn langkah-lamgkah pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta
didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang
sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru
dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis kompetensi.
Berdasarkan hasil analisis dikembangkan materi pembelajaran, alternative kegiatan pembelajaran,
dan penilaian yang diperlukan. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung
maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran
langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan
KI-4 berupa kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Keduanya, dikembangkan
secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan
KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi sikap religius dan sikap sosial.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada
Silabus.

36
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies.


Bloomington: Indiana University Press.

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan
Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78,
Tambahan lembar Negara RI No. 4301),

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical
Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of
Western Australia.

37
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

Lampiran: Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama satuan pendidikan : SMA ….

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/semester : X/Ganjil

Materi pokok : Teks deskriptif lisan dan tulis sederhana, tentang tempat wisata

Alokasi waktu : 3 X 2 JP

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

38
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi:

1.1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar

2.1. Menunjukkkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam
melaksanakan komunikasi fungsional

2.2. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks deskriptif
sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, sesuai dengan
konteks penggunaannya.

3.7. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks deskriptif
sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
3.7.1. Mengidentifikasi gambaran umum, informasi tertentu dan rinci dari teks
deskriptif tentang tempat wisata dengan penuh percaya diri dan bertanggung
jawab.
3.7.2. Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks
deskriptif sederhana tentang tempat wisata.

4.8. Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana.

4.8.1. Menemukan gagasan pokok, informasi rinci dan informasi tertentu dari teks
deskriptif tentang tempat wisata dengan penuh percaya diri dan bertanggung
jawab.
4.8.2. Mendeteksi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks deskriptif.

4.9. Menyunting teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

4.9.1. Menyunting teks deskriptif lisan sederhana tentang tempat wisata dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.

39
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

4.9.2. Menyunting teks deskriptif tulis sederhana tentang tempat wisata dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.

4.10. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang, tempat wisata, dan
bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

4.10.1. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang tempat wisata
dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara
benar dan sesuai dengan konteks.

A. Tujuan pembelajaran :
Pertemuan 1

Peserta didik terampil menganalisis dan menangkap makna teks deskripsi lisan dan tulis
sederhana tentang tempat wisata untuk melaksanakan komunikasi transaksional dan fungsional
menggunakan ungkapan dengan struktur teks yang runtut, unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks, dengan percaya diri, bertanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai.

Pertemuan 2

Peserta didik terampil menangkap makna dan menyunting teks deskripsi lisan dan tulis
sederhana tentang tempat wisata untuk melaksanakan komunikasi transaksional dan fungsional
menggunakan ungkapan dengan struktur teks yang runtut, unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks, dengan percaya diri, bertanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai.

Pertemuan 3

Peserta didik terampil menyunting dan menyusun teks deskripsi lisan dan tulis sederhana
tentang tempat wisata untuk melaksanakan komunikasi transaksional dan fungsional
menggunakan ungkapan dengan struktur teks yang runtut, unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks, dengan percaya diri, bertanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai.

B. Materi pembelajaran,
Teks desriptif lisan dan tulis sederhana

40
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

1. Fungsi sosial

Membanggakan, mengenalkan, mengidentifikasi, memuji, mengkritik, mempromosikan,


dsb.

2. Struktur teks

a. Penyebutan tempat wisata dan nama bagian-bagiannya yang dipilih untuk


dideskripsikan,
b. Penyebutan sifat tempat wisata dan bagiannya, dan
c. Penyebutan tindakan dari atau terkait dengan tempat.

3. Unsur kebahasaan

a. Kata benda yang terkait dengan tempat wisata


b. Kata sifat yang terkait dengan tempat wisata
c. Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi
d. Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.
e. Rujukan kata

C. Metode Pembelajaran:
TBL (Task Based Learning), Diskusi, Tanya-jawab, dan Presentasi

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran:


1. Media : VCD dan Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, LCD, dan Speaker Active
3. Sumber Belajar : Suara Guru, www.dailyenglish.com,
http://americanenglish.state.gov/files/ae/resource_files

E. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
a. Kegiatan Pendahuluan (10’)

a. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,


mengecek kehadiran peserta, menyiapkan buku pelajaran;

41
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

b. Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran teks
deskripsi tentang tempat wisata dalam kehidupan sehari-hari, seperti brosur promosi
wisata sehingga dapat memilih tempat libur yang diinginkan;

c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mereviu materi sebelumnya dan juga


tentang gambar tempat wisata yang ditayang terkait dengan materi yang akan
dipelajari:

d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti (75’)

a. Mengamati (20’)

1) Peserta didik dalam kelompok 4 orang membaca 3 deskripsi tempat wisata yang
dibagikan guru. Kemudian secara bergantian anggota kelompok membacakan
deskripsi tempat wisata yang dibagikan tersebut. Setelah itu peserta didik
menonton iklan tempat wisata yang ditayangkan guru. (Peserta didik melakukan
proses ini berdasarkan panduan yang disiapkan guru berupa lembar kerja)

2) Peserta didik menirukan contoh pengucapan kalimat-kalimat dalam deskripsi


tempat wisata tersebut dengan bimbingan guru.

3) Peserta didik belajar menemukan gagasan pokok, informasi rinci dan informasi
tertentu dari brosur yang dibaca melalui beberapa pertanyaan arahan.

b. Menanya (15’)

1) Dengan bimbingan dan arahan guru, peserta didik mempertanyakan antara lain
perbedaan antar berbagai teks deskripsi yang ada dalam bahasa Inggris terutama
tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan.

2) Peserta didik mempertanyakan gagasan pokok, informasi rinci dan informasi


tertentu dari teks deskriptif tentang tempat wisata.

c. Mengeksplorasi (40’)

1) Peserta didik melaporkan hasil diskusi kelompok pada tahap mengamati dan
ditanggapi oleh kelompok lain

42
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

2) Peserta didik dalam kelompok membacakan teks deskriptif berupa sebuah brosur
tempat wisata yang sudah dibawa dengan pengucapan, tekanan kata dan intonasi
yang tepat

3) Peserta didik secara berpasangan menemukan gagasan pokok, informasi rinci dan
informasi tertentu serta fungsi sosial dari teks deskripsi yang dibaca/didengar.

4) Kembali berkelompok peserta didik berlatih menyunting teks tempat wisata yang
diberikan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaannya.

d. Penutup (5’)

1) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;


Thank you very much for your participation. You did a good job today, I’m very
happy with your activity in the class. How about you, did you enjoy my class?
2) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual untuk
membaca melalui internet berbagai deskripsi tentang tempat wisata.
3) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

Pertemuan 2
a. Kegiatan Pendahuluan (10’)

1) Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa, mengecek
kahadiran peserta didik, menyiapkan buku pelajaran;

2) Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran teks
deskripsi tentang tempat wisata dalam kehidupan sehari-hari, seperti sebagai membaca
brosur wisata, membanggakan tempat wisata favorit;

3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mereviu materi sebelumnya dan


mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari:

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan


uraian kegiatan sesuai silabus.

43
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

b. Kegiatan Inti (75’)

1) Mengumpulkan data (45’)

a) Peserta didik secara berkelompok membacakan teks deskriptif dari berbagai sumber
dengan pengucapan, tekanan kata dan intonasi yang tepat

b) Peserta didik berpasangan membaca teks deskriptif lain untuk menemukan gagasan
pokok, informasi rinci dan informasi tertentu serta fungsi sosial dari teks deskripsi
yang dibaca.

c) Berkelompok 4 orang, peserta didik menyunting beberapa teks deskripsi lisan dan
tulis tentang tempat wisata yang diberikan guru dari segi struktur dan unsur
kebahasaan

d) Masih dalam kelompok yang sama peserta didik menyusun sebuah teks deskripsi
sederhana tentang tempat wisata favorit kelompok

2) Mengasosiasi (30’)

a) Peserta didik membedakan teks deskripsi yang sudah disunting dan disusun sesuai
dengan fungsi sosialnya.

b) Peserta didik memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang setiap
yang dia sampaikan dalam kerja kelompok.

c. Penutup (5’)
1) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

You did a great job today, I’m very happy with your activity. Thank you very much for
your participation. By the way, how do you feel to be in my class? Please write your
feeling, your problem and your success during my class in your journal,

2) Peserta didik menulis permasalahan dalam jurnal belajar ketika mendeskripsikan tempat
wisata dalam menggunakan bahasa Inggris untuk mendeskripsikan tempat wisata.

3) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individu untuk
menyunting sebuah teks deskripsi tempat wisata yang dibaca melalui website dan

44
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

menyampaikan hasil suntingannya ke guru lewat media sosial, email, facebook, LINE,
Kakao Talk, WhatsApp, atau WeChat.

4) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya adalah


melanjutkan

Pertemuan 3
a. Kegiatan Pendahuluan (7’)

1) Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,


mengecek kehadiran peserta didik, menyiapkan buku pelajaran;

2) Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran teks
deskripsi tentang tempat wisata dalam kehidupan sehari-hari, seperti sebagai pemandu
wisata mempromosikan wisata sehingga orang tertarik dan puas dengan layanannya;

3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mereviu materi sebelumnya dan


mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari:

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan


uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti (78’)

1) Mengomunikasikan (18’)

a) Secara berpasangan, peserta didik


b) Menyampaikan hasil kerja kelompok tentang tempat wisata sesuai dengan panduan
yang disiapkan guru.
c) Berkelompok, peserta didik menyusun teks deskripsi tentang tempat wisata sesuai
dengan fungsi sosial tujuan, struktur dan unsur kebahasaannya
d) Peserta didik mempublikasikan teks deskriptifnya di mading kelas.

c. Penutup (5’)
1) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
For all of you, thank you very much for your participation. Good job, I like your
performance today. Almost all of active. I hope next time all of you have to be active in
the class. Okay? Now as usual, please write your feeling, your problem and your success
during my class in your journal,

45
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

2) Peserta didik menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk


memuji dalam jurnal belajar (learning journal).
3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual menyusun
teks deskripsi sederhana tentang tempat wisata favorit peserta didik.
4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

F. Penilaian Hasil Pembelajaran


Jenis/Instrumen/Rubrik
1. Kinerja (Praktik)
a. Melakukan monolog tentang deskripsi tempat wisata di depan kelas / berpasangan
dengan kreteria ketepatan dan kesesuaian dalam menggunakan struktur teks dan unsur
kebahasaan dalam membuat teks deskriptif

b. Melaksakan Kegiatan saintifik (5 M)

Aspek
SIKAP/
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
PERILAKU
Kegiatan
Fungsi sosial, ungkapan, Menemukan informasi
MENGAMAT Jujur dan unsur kebahasaan dengan menjawab pertanyaan
I Disiplin dari teks deskrptif seperti
(Peserta didik Tanggung- a. What tourist sport has been
membaca/ jawab described?
mendengarkan b.Where is it Located?
beberapa teks) c. How does it look like?
d.What does the writer use to
start the text?
e. Why do you think the
writer wrote the text
f. Which tourist sport do you
like? What makes you like
it?
g. What makes each text

46
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

Aspek
SIKAP/
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
PERILAKU
Kegiatan
different or the same?
Peduli Fungsi sosial, ungkapan, Keterampilan bertanya
MENANYA Tanggungja dan unsur kebahasaan berbagai informasi tentang
wab dari teks deskrptif fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan serta
isi teks deskripsi tentang
tempat wisata
(penggunaan bahasa yang
tepat, efektif, dan efisien)
Tanggung- Fungsi sosial, ungkapan,  Melakukan monolog
MENGUM- jawab dan unsur kebahasaan  Menyunting
PULKAN Peduli dari teks deskrptif  Menulis teks deskripsi
DATA Kerja sama tentang tempat wisata

MENGASOSI Tanggung- Fungsi sosial, ungkapan, Menalar dan


ASI jawab dan unsur kebahasaan membandingkan
Peduli dari teks deskrptif teks deskripsi
Kerja sama
MENGOMU Peduli Fungsi sosial, ungkapan,  Mempresentasikan hasil
NIKASIKAN Tanggungja dan unsur kebahasaan pengumpulan data tentang
wab dari teks deskrptif fungsi sosial, struktur teks,
Kerja sama dan unsur kebahasaan dari
teks deskripsi
 Mendemonstrasikan
keterampilan memaparkan
deskripsi sebuah tempat
wisata secara lisan/tulis

47
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

Rubriks untuk penilaian kinerja (perfomance)

D C B A
KRITERIA
(1) (2) (3) (4)
Tidak Jelas Kegiatan jelas namun Beberapa Kegiatan Semua kegiatan Jelas
Mengamati
Pelaksanaannya tidak rinci Jelas dan Rinci dan Rinci
Kalimat jelas namun Kalimat dengan
Kalimat jelas dengan
ada beberapa unsur struktur sesuai dan
Kalimat kurang struktur dan unsur
Menanya bahasa yang belum unsur bahasa yang
bisa dipahami bahasa yang yang
tepat tepat serta
sederhana
pengucapan lancer
Membaca script, Sesekali melihat teks, Lancar dan kosa kata Lancar mencapai
Melakukan kosa kata kosa kata terbatas tapi dan kalimat fungsi sosial, struktur
Monolog terbatas, dan lancar berkembang, serta lengkap dan unsur
tidak lancar ada transisi kebahasaan sesuai
Fungsi sosial tercapai, Fungsi sosial
Penggunaan Fungsi sosial
struktur tepat dan tercapai, struktur dan
Menyunting kata, kalimat, tercapai, struktur dan
unsur kebahasaan unsur kebahasaan
Menulis teks dan struktur unsur kebahasaan
kurang tepat tepat serta ada
tidak sesuai tepat
modifikasi
Membacakan Membacakan hasil Menggunakan
Menggunakan
hasil tanpa menggunakan multimedia tanpa
Presentasi multimedia tanpa
media dan tidak multimedia membaca namun
membaca dan lancar
lengkap kurang lancar

2. Penugasan/ulangan harian
Tugas:

1) Read the following text carefully, then answer the questions that follow!

The Great Wall, one of the greatest wonders of the world, was listed as a World Heritage by
UNESCO in 1987. Just like a gigantic dragon, the Great Wall winds up and down across deserts,
grasslands, mountains and plateaus, stretching approximately 8,851.8 kilometers (5,500 miles)

48
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Bahasa Inggris

from east to west of China. With a history of more than 2000 years, some of the sections are now
in ruins or have disappeared. However, it is still one of the most appealing attractions all around
the world owing to its architectural grandeur and historical significance.

Great Wall of China is the longest structure ever built. It was erected entirely by hand. The main
part of the wall is about 3,460 kilometres long. One of the highest sections of the Great Wall, on
Mount Badaling, near Beijing, rises to about 11 metres high. This section is about 7.5 metres
wide at its base and nearly 6 metres at the top. Watchtowers stand about 90 to 180 metres apart
along the wall.

a. What does the text talk about?


b. What makes people attracted to come to Great Wall?
c. Why did the writer write the text?

2) Please analyze the difference of the following texts

Pulau Merah is one of awesome 'hidden' Venice is a magical place to explore and
gems that Indonesia has. It is still virgin with experience: unique environment to enjoy
many trees. It has a vast white sandy beach the day with an atmosphere so romantic in
stretching for miles, featuring the island in the evening.
the middle of the bay. Not only sandy beach, In the evenings, in that mysterious silence
there are also great scenery with many that is only possible in Venice, the city
amazing tremendous rocks and sunset. becomes even more extraordinary and
Moreover, the constant and huge waves dreamlike, leaving us time to abandon
invite surfers to have an enjoyable surfing ourselves to romance, poetry, and
and experience the mystical feeling of surfing melancholy
next to this gigantic "red island" rock in the Venice need to be visited day and night to
middle of the waves though it is a very get the real unforgettable feelings: find
forgiving beach break. your Venice Hotels, search for them on the
It takes 3 hours driving from Banyuwangi to Venice Italy map and make your
reach this place or about 1 hour from reservation before you leave.
Purwoharjo.
………., ……………..
Mengetahui:
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

------------------------------------------- --------------------------------------------------

49
© 2014, Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Anda mungkin juga menyukai