Anda di halaman 1dari 16

11 Asal Usul dan Ciri-Ciri Fisik Masyarakat Dayak Iban

 Migrasi kelompok Dayak secara besar-besaran terjadi sekitar tahun 300-an yang
silam.[12] Migrasi kelompok Dayak tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Kelompok pertama
diperkirakan datang dari arah barat. Kemungkinan berasal dari hilir Sungai Kapuas dan anak
Sungai Kapuas seperti Sekayam, Ketungau dan Sekadau. Kelompok yang dimaksud ialah
subsuku Seberuang, Ensilat, Tamanik, Iban, Kantu’, Desa, Sekapat, Suaid, Mayan, Sebaruk,
Rembai dan Ulu Ai’. Migrasi kelompok kedua diperkirakan berasal dari arah timur yakni daerah
Data Purah. Kelompok yang dimaksud yakni Punan, Buket dan Kayaan. Sedangkan migrasi
kelompok ketiga yakni subsuku Dayak Orung Da’an, Suru’ dan Mentebah.[13]

2.Masyarakat Anak Dalam tidak bisa terpisahkan dengan hutan. Hutan adalah

sumber kehidupan bagi masyarakat Anak Dalam. Hutan adalah tempat

masyarakat Anak Dalam berinteraksi dengan alam, saling memberi, saling

memelihara, dan menghidupi. Hutan juga menjadi sumber norma-norma, nilai-

nilai, dan pandangan hidup mereka.

Sebutan suku Anak Dalam merupakan sebutan yang diciptakan oleh

pemerintah Indonesia melalui Departemen Sosial. Arti suku Anak Dalam

memiliki arti orang yang bermukim di pedalaman dan terbelakang. Sebutan

yang ketiga adalah Anak Rimba

3 Pengertian awig-awig adalah aturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan masyarakat

untuk mengatur masalah tertentu dengan maksud memelihara ketertiban dan keamanan dalam

kehidupan masyarakat. Awig-awig ini mengatur perbuatan yang boleh dan yang dilarang, sanksi serta

orang atau lembaga yang diberi wewenang oleh masyarakat untuk menjatuhkan saksi.

2. Latar Blakang munculnya awig-awig

Sementara itu adanya penguatan awig-awig dalam pengelolaan perikanan di daerah ini

dipengaruhi oleh masalah pokok yaitu konflik. Adapun munculnya konflik dalam kegiatan pemanfaatan
sumber daya ikan dipengaruhi oleh rusaknya lingkungan (ekologi), pertambahan pendudmografi),

lapangan pekerjaan yang semakin sedikit (mata pencarian), lingkungan politik legal, perubahan

teknologi dan perubahan tingkat komersialisasi (pasar).


4 Koko dan Tattakeng
To Bentong – Sulawesi Selatan
Sebelum mengenal pertanian padi sawah, orang To Bentong mewariskan lahan bagi
keturunannya berupa kebun (Koko) dan lading yang ditinggalkan(Tattakeng). Koko adalah lahan
perladangan yang diplah secara berpindah, sedangkan Tattakeng adalah lahan bekas perladangan
yang sedang diberakan.
5. Moposad dan Moduduran
Bolaang Mongondow- Sulawesi Selatan
Moposad dan Moduduran merupakan pranata tolong menolong yang penting untuk
menjaga keserasian lingkungan.

6 Maccera Tasi
Luwu – Sulawesi Selatan
Maccera Tasi terbuktiefektif dalam mengunggah emosi keagamaan warga masyarakat.
Pada saat pelaksanaan upacara, mereka diingatkan atas tanggung jawabnya untuk menghormati laut,
menjaga kebersihannya, tidak merusak , dan tidak menguras potensi ikan laut secara berlebihan.
7. Pasang Ri Kajang
Ammatoa,Kajang – Sulawesi Selatan
Masyarakat adat Ammatoa bermukim di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang,Kabupaten
Bulukumba, yang berjarak kurang lebih 540 km ke arah tenggara dari kota Makassar, Sulawesi
Selatan. Pasang Ri Kajang merupakan pandangan hidup komunitas Ammatoa yang mengandung etika
dan norma, baik berkaitan perilaku sosial maupun perilaku terhadap lingkungan dan alam sekitarnya
serta hubungan manusia dan pencipta-Nya. Ammatoa bertugas untukmelestarikan Pasang Ri Kajang
dan menjaganya agar komunitas Ammatoa tetap tunduk dan patuh kepada Pasang. Pasang merupakan
pandangan yang bersifat mengatur, tidak dirubah, ditambah maupun dikurangi.
8 Kearifan Lokal di Seko
Luwu Utara – Sulawesi Selatan
Kearifan masyarakat adat Seko adalah menjaga hutan. Masyarakat tidak akan
melakukan penebangan pohon di hutan secara serampangan dan berlebihan, mereka sangat
memahami dampak hal tersebut jika dilakukan. Selain itu adapula kearifan lokal lainnya seperti
bercocok tanam, pembuatan rumah, dan penenganan hama yang menyerang tanaman.

9 Massellu Tana
Suku Bugis – Sulawesi Selatan
Suatu cara menghormati tempat tinggal dengan memberi makanan berupa kukus hitam
dan putih di tiang tengah rumah. Hal ini dilakukan sebagai penghormatan saja pada wilayah(tanah)
tempat tinggal tetapi bukan sebagai wujud penyembahan.
10 Ma Suru Baca
Suku Bugis – Sulawesi Selatan
Ma Suru Baca dilakukan pada waktu tertentu seperti selesai panen, penyambutan bulan
ramadhan, serta penyambutan hari raya. Jika dilakukan pada waktu selesai panen, hal ini bermaksud
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas rezeki yang telah diberikan kepada hamba-Nya.

11 Megibung
(Sumber
Foto: @wendiindrayana)
Megibung ialah sebuah tradisi makan bersama dalam satu wadah. Hingga sampai saat ini masyarakat
melestarikan warisan leluhur mereka itu dengan tujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan
kekeluargaan.

Tradisi ini biasa dilakukan pada acara-acara upacara adat tertentu maupun kegiatan keagamaan.
Seperti halnya yang terlihat pada gambar diatas. Saat hari raya galungan berlangsung beberapa
minggu lalu mereka pun tak lupa untuk mengadakan Megibung. Terlihat sederhana namun dapat
mempererat persahabatan bahkan kepada orang yang baru dikenal sekalipun. Tradisi Megibung biasa
dimaknai dengan adanya jumlah undangan yang makan dalam satu wadah terdiri dari 5-8 orang.
Kemudian sebuah nasi putih yang diletakkan dalam satu wadah disebut gibungan, sedangkan lauk dan
sayur yang akan disantap disebut karangan. Dengan harapan untuk tetap memperkokoh suatu nilai
kebudayaan.

12 Pemakaman di Terunyan
(Sumber
foto: @mujiwasono)
Kali ini satu tempat yang selalu menegakkan satu tradisi dari turun temurun. Melalui upacara ritual di
pemakaman terunyan tepatnya beralokasi didesa Terunyan, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Desa Terunyan merupakan desa tertua di pulau bali. Tak heran jika kamu berkunjung kesana,
Masyarakat masih memegang teguh kuat tradisi budaya.

Faktanya, tradisi pemakaman dibali dengan dua cara yaitu jasad orang yang sudah
meninggal dikuburatau dibakar. Namun di desa ini sangat jauh berbeda. Mereka memperlakukan tubuh
yang baru meninggal hanya dengan dibungkus Kain. Dan langsung diletakkan diatas tanah tepat
dibawah pohon Menyan. Atau warga biasa menyebutnya Taru Gunanya untuk menyerap bau dari tubuh
mayat. Kemudian tanpa dikubur dan hanya di kelilingi dengan anyaman bambu seukuran dengan tubuh
mereka.
Uniknya di pemakaman ini sudah terbiasa menjadi destinasi wisatawan lokal maupun
asing. Kebanyakan dari mereka yang berkunjung hanya sekedar berfoto di dalam area kuburan sambil
melihat langsung upacara pemakaman. Sedikit menegangkan namun wisatawan selalu penasaran
dengan hal tersebut.

13 Perang Ketupat Tradisi Adat


(Sumber
foto: @abp_logy)
Satu lagi keunikan yang ada di Bali ialah Perang ketupat. Tradisi ini dilakukan setahun sekali. Moment
sangat penting khususnya bagi warga desa Kapal, Kabupaten Badung, Bali. Upacara tradisi ini
dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat akan hasil panen yang diberikan tuhan. Setiap
Tahun mereka melakukan Tradisi perang ketupat dengan harapan kesejahteraan dan keselamatan
desa.

Keunikan dari tradisi ini adalah menjadi sorotan bagi wisatawan lokal. Pesta adat ini merupakan
gambaran bentuk dari Kearifan Lokal Budaya Bali.

Tradisi Keagamaan di Bali

Berikut dibawah ini ialah tradisi yang dilakukan warga bali khususnya saat melakukan kegiatan
keagamaan.

14 Dupa
(sumber
foto: @dupamahabeji)
Dibali khususnya agama Hindu yang melakukan persembahyangan dengan menggunakan Dupa. Hingga
saat ini bukti Kearifan Lokal Budaya Bali dipegang teguh pada khususnya tradisi masyarakat saat
melakukan keagamaan yaitu Dupa. Dupa sejenis pewangian yang dapat dibakar. Kemudian asapnya
mengeluarkan bau harum dengan tujuan melambangkan sebuah perantara menghubungkan mereka
dengan yang dipuja.

15 Canang
(sumber
foto: @dheyanne06)
Sebuah Canang pun sangat penting digunakan saat persembahyangan. Belum lama ini Canang banyak
digunakan di hari raya galungan. Banyak makna yang tersimpan dari Canang tersebut yang terbagi
dari beberapa bagian yaitu:

Alas berupa Ceper menyimbolkan Ardha Candra. alas yang disebut tamas kecil ialah simbol windhu.

Kemudian Beras /Wija yang melambangkan benih yang mengartikan awal dari kehidupan.

Porosan/Peporosan merupakan terbuat dari daun sirih, kapur, dan jambe (gambir). Yang mempunyai
makna umat manusia harus memiliki hati penuh cinta. Dan welas asih serta rasa syukur yang
mendalam pada sang yang dipuja.

Jajan, Tebu, dan Pisang yang memaknai kekuatan dalam kehidupan di alam semesta.

Sampian Uras atau Duras merupakan rangkaian janur yang dibentuk bundar dengan makna yang
menyertai setiap kehidupan umat manusia.

Bunga yang diletakkan melambangkan kedamaian serta ketulusan hati.

16 Bija / Wija
Sumber
foto: @infobadung)
Wija atau bija biasanya dibuat dari biji beras yang dicuci dengan air bersih atau air cendana.
Kadangkala juga dicampur kunyit sehingga berwarna kuning.

Bija / Wija memiliki makna tersendiri bagi bagi seseoarang yang menggunakannya. Dengan kata lain
hal tersebut mendalami makna Menumbuh kembangkan benih ke-Siwa-an itu dalam diri seseorang.

1. Tradisi Masyakat sidoarjo


17 Lelang bandeng :
Setiap tahun di Kabupaten Sidoarjo tepatnya dalam peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW , Selalu diadakan kegiatan lelang bandeng tradisional bertempat di
alun-alun Kota Sidoarjo.
Acara lelang bandeng ini diadakan dengan tujuan selain menjunjung tinggi peringatan
Maulid nabi Muhammad SAW juga mempunyai maksud untuk meningkatkan produksi
ikan bandeng dengan pengembangan motivasi dan promosi agar petani tambak lebih
meningkatkan kesejahteraannya.
Lelang bandeng merupakan usaha dengan tujuan mulia, karena seluruh hasilnya
digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan melalui yayasan amal
bhakti Muslim Sidoarjo.Tradisi lelang bandeng tersebut , selalu dibarengi dengan
kegiatan-kegiatan lainnya yaitu pasar murah, berbagai macam hiburangratis , antara
lain Band, Orkes Melayu, Ludruk, Samroh dan lomba MTQ tingkat kabupaten.
Bandeng yang dilelang dinamakan bandeng “KAWAKAN“ yang dipelihara khusus
antara 5 – 10 tahun dan berat nya mencapai 7 Kg sampai 10 Kg per ekor nya.

18Nyadran :
Di Jawa, pada bulan Ruwah ( Tanggal Jawa ) ada tradisi yang dinamakan Ruwatan.
Bentuk Ruwatan ini dapat berupa bersih Desa,Ruwah desa atau lainnya. Di Sidoarjo
tepatnya di Desa Balongdowo Kecamatan Candi ada tradisi masyarakat yang
dilakukan setiap bulan Ruwah pada saat bulan purnama.
Tradisi ini dinamakan Nyadran, Nyadran ini merupakan adat bagi para nelayan kupang
desa Balongdowo sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bentuk kegiatan Nyadran berupa pesta peragaan cara mengambil kupang di tengah
laut selat Madura.
Nyadran di Sidoarjo mempunyai ciri khas tersendiri. Kegiatan Nyadran dilakukan oleh
masyarakat Balongdowo yang mata pencaharian sebagai nelayan kupang, pada siang
harinya sangat disibukkan dengan kegiatan persiapan pesta upacara meski puncak
acaranya pada tengah malam.
Kegiatan ini dilakukan pada dini hari sekitar pukul 1 pagi. Orang- orang berkumpul
untuk melakukan keliling. Perjalanan dimulai dari Balongdowo Kec. Candi menempuh
jarak 12 Km. Menuju dusun Kepetingan Ds. Sawohan Kec. Buduran. Perjalanan ini
melewati sungai desa Balongdowo, Klurak kali pecabean, Kedung peluk dan
Kepetingan ( Sawohan ).
Ketika iring-iringan perahu sampai di muara kali Pecabean perahu yang ditumpangi
anak balita membuang seekor ayam. Konon menurut cerita dahulu ada orang yang
mengikuti acara Nyadran dengan membawa anak kecil dan anak kecil tersebut
kesurupan. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut masyarakat Balongdowo
percaya bahwa dengan membuang seekor ayam yang masih hidup ke kali Pecabean
maka anak kecil yang mengikuti nyadran akan terhindar dari kesurupan/ malapetaka.

19 Seni batik khas Pasuruan


Batik adalah warisan nenek moyang dengan cita rasa intemasional. Dengan
mengutamakan kreatitas dan seni menggambar, karya asli bangsa Indonesia ini telah
mendapatkan pengakuan masyarakat intemasional dengan menjadikannya sebagai
warisan budaya dunia oleh Unesco. . Hampir di seluruh daerah di Indonesia dapat
ditemukan kerajinan batik dengan ciri khasnya masing-masing. Tidak terkecuali Kota
Pasuruan yang menonjolkan corak kembang sirih dan burung kepodangnya.
20Seni musik Hadrah Al Banjari
Seni Hadrah Al Banjari merupakan suatu seni yang bernafaskan Islam. Disebut Al
Banjari karena alat terbang serta aturan memukul terbangnya berasal dari
Banjarmasin. Meskipun berasal dari luar daerah, kesenian ini sudah memasyarakat di
Kota Pasuruan. Keistimewaan Hadrah Al Banjari terletak pada suaranya yang bertalu-
talu ditambah suara bas yang mirip musik samba dari Brasil. Hadrah Al Banjari ini
sering dimainkan untuk memeriahkan acara sunatan, pernikahan dan pada peringatan
hari-hari besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
21Tari Terbang Bandung
Tari terbang Bandung adalah drama tari tradisional khas rakyat Pasuruan yang
merupakan perkembangan dari seni hadrah. Tarian ini dimainkan oleh dua orang
penabuh ketipung (kendang), satu orang penabuh jidor (bedug keci) dan empat orang
penabuh terbang (rebana berukuran medium) sekaligus penari. Durasi penampilan
sekitar 10 menit. Drama tari Terbang Bandung ini merupakan perbandingan permainan
instrument, kecakapan menari dan kemegahan tata busana antara dua group terbang
yang sedang bertanding. Lama-kelamaan permainan ini berkembang kea rah lain
bercampur dengan unsur magis menjadi permainan adu kekuatan ( sihir ).
22Tari Kencring Wirasari
Sebuah tari rakyat garapan Sanggar Tari Dharma Budaya Pasuruan yang
mengungkapkan gerak gemulai prajurit putri yang sedang melepaskan lelah sambil
menari. Tarian ini melambangkan semaraknya gerak dan gemerincingnya gongseng
sebagai penggugah semangat prajurit dengan sepak terjang yang lincah, enerjik dan
menarik. Tari Kencring Wirasari ini dijiwai oleh semangat Suropati Wiranegara yang
merupakan symbol perjuangan masyarakat Kota Pasuruan.
23 Pencak silat kuntu mancilan
Pencak Silat Kuntu Mancilan merupakan seni bela diri yang sudah berkembang sejak
jaman pemerintahan Belanda di Indonesia.Pencak silat Kuntu terus berkembang dan
telah menghasilkan banyak pendekar. Kehasan dari bela diri ini adalah Pendekar
Kuntu tidak cukup hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga berusaha mengisi
tubuhnya dengan kekuatan kanuragan sehingga memiliki kekebalan tertentu. Selain
untuk pertahanan diri, gerakan-gerakan dalam pencak silat ini cukup indah dan
mengandung nilai seni.
adalah jajanan khas Pasuruan khususnya daerah Gempol. Jajanan ni banyak dijajakan
di sepanjang ruas jalan Gempol-Pasuruan. Klepon terbuat dari ketan, bentuknya bulat
dengan warna hijau pandan yang dibalut kelapa parut di tubuhnya. Dalamnya berisi
gula merah cair yang manis sehingga ketika kita menikmatinya akan ada sensasi
tersendiri yaitu muncratnya gula merah manis di dalam mulut kita.

24Pesta petik laut


Tradisi pesta petik laut dilakukan dengan cara melarung sesaji ke laut. Sesaji
tersebut terdiri dari hasil laut dan hasil bumi yang dilarung ke laut menggunakan
perahu nelayan. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur para nelayan kepada
Tuhan karena telah memberikan rizki yang melimpah kepada mereka selama ini.
Selain itu, tradisi ini juga dilakukan untuk meminta perlindungan kepada Tuhan agar
mereka bisa mencari nafkah dengan selamat.
25Tradisi Tingkepan (empat bulan masa kehamilan)
Tradisi tingkepan ini dilakukan ketika masa kehamilan menginjak bulan keempat.
Dengan mengadakan syukuran. Tadarrus surat Yusuf dan Maryam. Dalam syukuran ini
terdapat tradisi dengan memetik “cakir”, yaitu kelapa muda yang warnanya sedikit
kekuning-kuningan. Cakir ini diibaratkan bayi. Cakir dipetik dari pohonnya sebanyak
dua buah atau sejodoh, sepasang, dipetik dua buah karena ibaratkan msnusia yang
ditakdirkan berpasang-pasangan. Ketika naik ke pohon kelapa dan hendak mengambil
cakir, maka harus di gendong dengan selendang dan tidak boleh sampai jatuh, karena
jika cakir tersebut jatuh dipercaya anak yang akan dilahirkan akan mengalami cacat.
Maka dari itu harus berhati-hati memetik dari pohonnya dan membawanya turun.
Cakir yang sudah dipetik ditulis lafadz Allah atau Muhammad dengan harapan agar
kela anak tersebut mengenal Al Qur’an. Setelah acara tingkepan selesai, cakir
tersebut dibelah dan dimkan oleh ibu hamil tersebut. Seusai dimakan tidak boleh
dibuang sembarangan karewna terdapat asma Allah atau Muhammad.

26Suku Banjar di Kalimantan Selatan memeluk sungai tidak hanya untuk mempertahankan hidup dan

tempat bermukim. Lebih dari itu, sungai dipandang tempat bersemayamnya para pendahulu, tempat

tinggal makhluk berkekuatan supranatural.

Beberapa aktivitas yang melanggar kehidupan sungai akan menyebabkan bala, dengan datangnya

sakit. Beberapa areal sungai dipercayai tetua adat memiliki kekuatan adi kodrati yang dipatuhi

komunitas orang-orang Banjar lama sebagai keseimbangan atas segala hal.

Pada kajian ilmiah, para sarjana menemukan fakta-fakta, lelaku itu justru menampakkan kesadaran

utuh menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem keseluruhan sungai.

27MENGUNGKAP KEARIFAN LOKAL REOG PONOROGO


Dari judul yang saya angkat di atas dapat diketahui
bahwa Objek Material atau bahan kajian pada karangan bebas yang saya buat kali ini adalah “REOG
PONOROGO”, sedangkan Objek formal atau sudut pandang yang saya gunakan adalah “LOCAL
WISDOM” atau “KEARIFAN LOKAL”. Bagi saya, Reog Ponorogo tidak sekedar tradisi pertunjukan tetapi
juga salah satu kesenian budaya yang penuh makna dan nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia untuk
menghayati kehidupan ini secara penuh. Makna kehadiran kesenian Reog ini bukan hanya pada
keindahan dan kekhasan dari sisi penampilannya yang memang menjanjikan kemegahan, tetapi lebih
dari itu adalah pada nilai-nilai kultural atau kearifan lokal yang visualisasinya nampak dalam simbol-
simbol fragmen tarian yang disajikan dalam penampilan kelompok reog yakni tari warok, Tari jathil,
Bujangganong, Tari Klana, dan Topeng Dadak Merak. Melalui pementasan tersebut nilai-nilai luhur
yang hendak disampaikan, divisualisasikan agar meresap di dalam diri setiap generasi dalam
memperjuangkan martabat bangsa.

28 KEARIFAN LOKAL KOTA YOGYAKARTA

Jogja yang terkenal akan banyak budaya, banyak keanekaragaman yang dimiliki dari segi adatnya,
makanan khas, serta orang-orangnya. Hal yang paling menarik dari kota GUDEG ini adalah rakyatnya
yang terkenal ramah, murah senyum, dan tentunya kesederhanaan warganya. Budaya luhur ini sejak
lama tertanam pada kota pelajar ini. Yogyakarta memiliki 4 kabupaten satu kotamadya, kabupaten
Bantul yang terletak diselatan kota Jogja, Kabupaten Kulonprogo yang ada di sebelah barat daya kota
Jogja. Kabupaten Sleman yang ada di sebelah barat sampai utara kota Jogja, dan yang terakhir
Kabupaten Gunungkidul yang ada di sebelah timur kota pelajar ini. Tiap-tiap kabupaten tersebut
memiliki kebudayaan, dan kearifan lokal tersenderi. Meski memiliki kebudayaan yang berbeda tapi
keempat kabupaten tersebut saling bersinergi satu sama lain untuk membangun YOGYA ISTIMEWA.

Makanan khas Jogja , yang paling tterkenal adalah gudeg, ya makanan ini sangat diminati para
wisatawan baik asing maupun local. Makanan bercita rasa manis ni sangat menggoda dan menjadi ciri
khas kota pelajar ini. Bakpia, makanan kecil, bulat,isi kacang hijau ini menjadi buah tangan yang wajib
dibawa bagi wisatawan yang kunjung di Jogj. Bakpia patuk 25 yang sangat terkenal di masyarakat ini
memiliki ciri khas isi kacang ijonya lembut sekali dan empuk ketika digigit. Bagi yang belum mencoba
silahkan mencoba bakpia ini ada disebal barat jalan mlioboro. Dua makanan itu yang menjadi sentra
utama wisatawan untuk mengunjungi kota Jogja.
29PASAR TERAPUNG, MUARA KUIN KALSEL

Konon, pasar terapung sudah mulai ada sejak Sultan Suriansyah mendirikan kerajaan di tepi
Sungai Kuin dan Barito pada tahun 1526, yang kemudian menjadi cikal bakal Kota Banjarmasin. Pasar
Muara Kuin tergolong unik, sebab selain melakukan aktivitas jual-beli di atas air, juga tidak memiliki
organisasi seperti pada pasar-pasar yang ada di darat. Jadi, tidak dapat diketahui berapa jumlah
pedagang atau pembagian pedagang berdasarkan barang dagangannya.
 Aktivitas Pasar

Suasana pasar Muara Kuin mulai hidup sekitar pukul 03.30 Waktu Indonesia Tengah (Wita)
atau setelah subuh, para pedagang menggunakan perahu jukung, yaitu sejenis perahu kecil yang
terbuat dari kayu utuh. Para pedagang kebanyakan adalah kaum perempuan yang mengenakan
pakaian tanggui dan caping lebar khas Banjar yang terbuat dari daun rumbia. Barang-barang yang
mereka jual umumnya sama seperti pasar-pasar tradisional yang ada di darat, yaitu beras, sayur-
mayur, buah-buahan, ikan,penganan (makanan) dan lain sebagainya.

30. Banjarese System Pertanian Lahan Rawa

Sistem pertanian yang dipraktekkan oleh petani Banjar di lahan rawa (lahan pasang surut,
lebak, dan gambut) Kalimantan bagian selatan terutama di kawasan Delta Pulau Petak oleh para ahli,
misalnya Collier, 1980: Ruddle, 1987; van Wijk, 1951; dan Watson, 1984, disebut sebagai Sistem Orang
Banjar (Banjarese System) (Leevang, 2003). Salah satu penemuan petani Banjar adalah ilmu
pengetahuan teknologi dan kearifan tradisional dalam pembukaan (reklamasi), pengelolaan, dan
pengembangan pertanian lahan rawa. Lahan rawa lebak telah dimanfaatkan selama berabad-abad oleh
penduduk lokal dan pendatang secara cukup berkelanjutan. Menurut Conway (1985), pemanfaatan
secara tradisional itu dicirikan oleh (Haris, 2001):

Pemanfaatan berganda (multiple use) lahan, vegetasi, dan hewan. Di lahan rawa, masyarakat
tidak hanya menanam dan memanen padi, sayuran, dan kelapa, tetapi juga menangkap ikan,
memungut hasil hutan, dan berburu hewan liar.
Penerapan teknik budidaya dan varietas tanaman yang secara khusus disesuaikan dengan kondisi
lingkungan lahan rawa tersebut.

31Suku Dayak : Mengelola Potensi Emas dengan Kearifan Lokal

Suatu ketika seseorang berjalan-jalan di daerah hulu / pedalaman sebuah daerah di


Kalimantan Barat dan bertemu dengan Kepala Desa, Ketua Dewan Adat Dayak, dan beberapa tokoh
masyarakat. Mereka bercerita bahwa di salah satu sungai kecil di tengah hutan ada penambangan
emas rakyat. Menarik bagi mereka karena tambang emas rakyat ini katanya tanpa menggunakan air
raksa dan mercuri, jadi tambang emas tanpa zat kimia, atau bahasa kerennya tambang emas dengan
metode fisikawi.
Penduduk asli sekitar yang ternyata pemilik lahan berdasarkan status hak ulayat. Pembagian
lahan di suku dayak adalah berdasarkan aturan hak ulayat

Pekerja sekop-demi sekop tanah dikeluarkan untuk mencari di mana kira-kira ada emas
sehingga bisa di dulang. Lubang yang digali tidak terlalu dalam, hanya sekitar 2 meter. Ini beda
dengan yang peneliti temui di tempat lain, sekitar 60 km dari tempat ini ada juga tambang rakyat tapi
sudah menggunakan zat kimia, lubang yang digali pun sampai 50 m, sehingga perlu ada pasokan
oksigen dengan menggunakan blower. Sangat berbahaya dan hampir mengindahkan keselamatan
kerja demi meraup rupiah.

32Sipet: Senjata Sumpit Dayak

Sumpit atau lebih dikenal di daerah Kalimantan Tengah dengan sebutan sipet adalah salah satu
senjata yang sering digunakan oleh suku Dayak maupun oleh masyarakat Melayu. Dari segi
penggunaannya sumpit atau sipet ini memiliki keunggulan tersendiri karena dapat digunakan sebagai
senjata jarak jauh dan tidak merusak alam karena bahan pembuatannya yang alami. Dan salah satu
kelebihan dari sumpit atau sipet ini memiliki akurasi tembak yang dapat mencapai 218 yard atau
sekitar 200 meter.

Dilihat dari bentuknya sumpit, sumpit memiliki bentuk yang bulat dan memiliki panjang antara
1,5-2 meter, berdiameter sekitar 2-3 sentimeter. Pada ujung sumpit ini diolah sasaran bidik seperti
batok kecil seperti wajik yang berukuran 3-5 sentimeter. Pada bagian tengah dari sumpit dilubangi
sebagai tempat masuknya damek (anak sumpit). Pada bagian bagian atas sumpit lebih tepatnya pada
bagian depan sasaran bidik dipasang sebuah tombak atau sangkoh (dalam bahasa Dayak). Sangkoh
terbuat dari batu gunung yang lalu diikat dengan anyaman uei (rotan).

33SUKU BANGSA KULIT KALTIM

Kulit yang biasa pula disebut Umaq Kulit adalah salah satu sub kelompok orang Dayak
Kenyah. Desa asal orang Umaq Kulit ini adalah di desa Long Kelawit, desa Long Lekiliu, Kecamatan
Kayan Hulu, Kecamatan ini merupakan bagian wilayah Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan
Timur.
Daerah kediaman orang Umaq Kulit ini berada di dataran tinggi Apo Kayan, sebagai daerah
asal orang Dayak Kenyah umumnya. Dataran tinggi ini seolah menjadi pusat pulau raksasa
Kalimantan, sudah berdekatan dengan garis perbatasan dengan Malaysia Timur. Di lingkungan alam
dengan hutan tropis yang masih perawan itu orang Umaq Kulit terkurung dalam isolasi, tidak banyak
komunikasi dengan orang luar. Mereka hidup dari mata pencaharian utama berladang. Kehidupan
dalam lingkungan semacam itu penuh dengan tantangan. Itulah sebabnya mereka mencari jalan ke
luar dengan mencari jalan melalui migrasi mencari tempat yang lebih memungkinkan mencari
kesejahteraan, justru mereka telah mendengar tentang berbagai kemajuan yang ada di daerah lain
terutama di sekitar pantai.
34BUDAYA ADAT PERNIKAHAN BANJAR

Satu lagi pesona anak bangsa disajikan sebagai bentuk tata upacara nikah adat Banjar, tersaji agar
bermanfaat khususnya untuk putra-putri Pulau Borneo yang tinggal di luar pulau dan umumnya
masyarakat Indonesia. Dan semoga menjadikan khasanah Ilmu dasar ntuk menjaga negeri.

Provinsi Kalimantan Selatan terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan. Secara geografis keadaan
alamnya terdiri dari dataran rendah, rawa-rawa, sungai-sungai baik besar maupun kecil serta dataran
tinggi dan pegunungan dengan lembah dan ngarainya. Di bagian selatan dan timur dilingkungi oleh
pantai dan laut.

35Kearifan Lokal Suku Dayak Menyelesaikan Konflik

wanita dayak sedang menari. tirto id


Suku yang ada dikalimantan barat ini merupakan suku asli dari pulau kalimantan. Sering terjadinya
konflik di daerah kalimantan mulai dari tahun 1770 konflik sosial muncul hingga tahin 1999.

Keadaan setelah konflik sosial ini menarik untuk dipelajari begitu pula dengan upaya menanganinya.
Kalbar yang masih kental dengan budaya patut menggali kearifan lokal yang bisa digunakan untuk
menciptakan perdamaian maupun untuk menyelesaikan konflik.

36Rumah Betang, Kearifan Lokal Suku Dayak

Rumah Betang, Suku Dayak. (Indonesiatravel).

A+ A-

PONTIANAK - KETIKA hasrat berpetualang Anda terwujud menyusuri sungai Kapuas pastinya akan
menjumpai rumah panjang suku Dayak. Rumah Betang adalah jantung dari struktur sosial kehidupan
suku Dayak sekaligus cerminan hidup keseharian salah satu suku adat yang mengagumkan itu. Jika
Anda berwisata ke sungai terpanjang di Indonesia pastinya bisa menikmati dan memperhatikan pola
kehidupan masyarakat yang menghuni Rumah Betang.

Perhatikan bagaimana rumah betang yang rutin mengeluarkan kepulan asap lambat laun hilang di
balik rindangnya dedaunan hutan tropis Kalimantan. Itulah pertanda denyut kehidupan tetap bergeliat
di dalam hutan dan sisi Sungai Kapuas. Para ibu suku Dayak baru saja menyiapkan air kelapa untuk
makan besar yang harumnya akan mengundang air liur Anda.

Rumah panjang suku Dayak biasanya terdiri lebih dari 50 ruangan dengan banyak dapur, sehingga
menjadikannya sebagai salah satu rumah terpanjang yang pernah dibangun. Meskipun rumah panjang
tersebut terlihat sangat sederhana namun nyatanya memiliki daya tahan luar biasa karena sebagian
besar dibangun berabad-abad lalu. (Sumber. Wikipedia)

Saat ini, masih ada beberapa rumah betang kokoh berdiri berbahan kayu ulin (kayu besi) yang terkenal
kuat. Rumah betang biasanya dibangun di atas tiang setinggi 5 sampai 8 meter, sedangkan untuk
masuk ke dalam rumah menggunakan tangga (tangka) sederhana. Karena tangganya yang kurang
kokoh maka Anda harus berhati-hati ketika menaikinya satu per satu.

37TRADISI MANUGAL SEBAGAI BENTUK KEARIFAN LOKAL KEHIDUPAN MASYARAKAT DAYAK

Manugal dalam bahasa Dayak Ngaju berarti menanam padi, ini biasa dilakukan oleh para petani
tradisional suku Dayak yang masih memegang teguh kedekatan dengan alam sekitar. Kegiatan ini
biasa dilakukan pada sekitar bulan Juni sampai dengan bulan Agustus dilakukan setelah
kegiatan meneweng (menebang pohon disekitar area yang akan dijadikan lahan menanam padi)
dan manyeha (membakar/menyiapkan ladang) serta kadang-kadang pula para petani juga
harus mangakal (membersihkan ladang dengan membakaran ulang ladang) jika memang saat manyeha
ternyata lahan yang bakar masih menyisakan kayu-kayu besar yang masih mengganggu tempat
menanaman padi, barulah kemudian kegiatan Manugal bisa dilakukan dengan memperhatikan faktor
cuaca.
Kegiatan ini biasanya melibatkan pihak pemilik ladang maupun pemilik ladang sekitar yang dimana
sering kita sebut dengan saling handep (bahu-membahu/tolong-menolong) tradisi ini biasa diikuti, baik
oleh kaum laki-laki maupun perempuan bahkan anak-anak pun turut serta bahu-membahu bekerja.
Mereka biasa larut dalam sukacita dan kebersamaan, bahkan ladang padi tidak hanya ditanami oleh
beberapa jenis padi saja akan tetapi pada sisi lahan yang lain akan selalu ada ditanami bibit-bibit
sayur. sehingga panen yang tunggu tidak hanya berupa jenis padi tetapi dapat juga berupa sayur-
sayuran dan umbi-umbian.

Anda mungkin juga menyukai