Anda di halaman 1dari 21

I.

TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja overcurrent relay dan earth fault relay
2. Mengetahui karakterisktik kerja overcurrent relay dan earth fault relay
3. Mengetahui perbedaan karakteristik definite time dan standar invers
4. Mampu mengetes karakteristik overcurrent relay dan earth fault relay
II. TEORI DASAR
Proteksi arus lebih adalah proteksi atau perlindungan terhadap perubahan
parameter arus yang sangat besar dan terjadi dengan cepat yang disebabkan oleh
karena hubung singkat. Rele ini bekerja dengan membaca input berupa besaran arus
kemudian membandingkan dengan nilai setting, maka rele akan mengirim perintah
trip (lepas) kepada Pemutus Tenaga (PMT) atau circuit breaker (CB) setelah waktu
tunda yang ditetapkan setting. Proteksi arus lebih ini antara lain diaplikasikan pada:
- Hubung singkat antar fasa yang dikenal sebagai proteksi arus lebih (overcurrent
protection) dan rele yang digunakan untuk proteksi tersebut disebut rele arus
lebih (over current relay)
- Hubung singkat tanah, dikenal sebagai proteksi hubung tanah (earth fault
protection/ ground fault protection) dan rele yang digunakan untuk proteksi ini
dikenal dengan nama earth fault relay atau ground fault relay.

Overcurrent relay banyak digunakan untuk proteksi saluran transmisi/


distribusi udara ataupun kabel, transformator dan motor. Tipe rele yang akan
digunakan dalam praktikum ini adalah tipe rele numeric dengan fitur-fitur antara
lain :
- Pengukuran secara digital
- Deteksi over current dan residual (earth) current melalui perhitungan dari
arus tiga fasa ataupun secara langsung ke terminal rele.
- Karakteristik waktu trip yang dapat dipilih; baik itu definite time maupun
inverse time yang berdasarkan IEC ataupun ANSI.
- Karakteristik instantaneous ataupun definite untuk tahap arus I>> ataupun
gangguan arus yang sangat besar I>>>.
- Unbalanced load protection (proteksi beban tidak seimbang) untuk deteksi
gangguan fasa, rotasi fasae yang salah dan beban tidak simetris.
- Fungsi autore close, single ataupun multi reclose.
- Dan lainnya.
Berdasarkan karakteristik kerja maka OCR dapat dibedakan menjadi :
1. OCR tanpa perlambatan waktu (instantaneous ocercurrent relay)
2. OCR dengan perlambatan waktu (delay time overcurrent relay)
3. OCR dengan waktu operasi berbanding terbalik terhadap arus operasi
(inverse time overcurrent relay).
Adapun persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan waktu
operasi relay adalah sebagai berikut:
Gambar 1. US Moderately Inverse Curve

Gambar 2. IEC Curve (Normal/standard & very inverse curve)


1) Rele Waktu Seketika (Instantaneous relay)
Rele yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, rele akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik
(10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3. Karakteristik Rele Waktu Seketika (Instantaneous Relay)


2) Rele arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
Rele ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan
jangka waktu kerja rele mulai pick up sampai kerja rele diperpanjang dengan
waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan rele, lihat
gambar dibawah ini.

Gambar 4. Karakteristik Rele Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time


Relay).

Relay arus lebih waktu terbalik (standar invers)


Rele ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus
secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik
yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
- Standar inverse
- Very inverse
- Extreemely inverse

Gambar 5. Karakteistik Rele Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).


Berikut adalah menu dan submenu pada relay OCR
III. ALAT DAN BAHAN
- Overcurrent relay;
- SIEMENS 7SJ600;
- 24 VDC Supply;
- Lampu indikasi trip; dan
- Kabel Secukupnya

IV. TABEL HASIL PERCOBAAN


a. Percobaan Selection of Power System Data
Ratio CT = 500/1
Tabel 1. Hasil pengukuran Ratio CT = 500/1
No. Arus Injeksi (A) Time Pengukuran rele

1. 0,4 10 s (10) 40 %

2. 0,5 10 s (10) 46 %

3. 0,6 10 s (10) 51 %

4. 0,7 10 s (10) 70 %

Ratio CT = 1000/1
Arus Arus Time Pengukuran
Pengukuran
No. Injeksi Injeksi relay
Relay
(A)

1. 0,1 10 % 0,4 10 s (10) 37 %

2. 0.2 20 % 0,5 10 s (10) 50%

3. 0,3 32 % 0,6 10 s (10) 59%

4. 0,4 42 % 0,7 10 s (10) %


b. Percobaan OCR
curve :Definite Time
Iset= 0,3 ; In = 0,3 A

Time Operasi
Pengukran ArusInjeksi
No
relay (A)
5 detik 10 detik

1 29% 0,3 5,28 10,10 (29%)

2 37% 0,4 7,52 9,80 (39%)

3 38 % 0,5 5,10 10,05 (49%)

4 50% 0,6 5,03 10,10 (60%)

5 70% 0,7 5,00 10,53 (68%)

6 78% 0,8 5,23 10,00 (78%)

Standar Invers
Iset= 0,3 A ; In = 0,3 A
No ArusInjeksi (A) Time Operation
(s)

1 0,4 (38%) 6,07

2 0,5 (44%) 5,52

3 0,6 (53%) 4,8

4 0,7 4,00

5 0,8 3,55

Iset= 0,4 A ; In = 0,4 A


No ArusInjeksi (A) Time Operation
(s)

1 0,5 5,13

2 0,6 4,46

3 0,7 4

4 0,8 3,66

5 0,9 3,12

b. ANALISIS

a. Percobaan selection of power system data

Untuk Ratio CT = 500/1

No. Arus Injeksi (A) Pengukuran Relay Ip Is

1. 0,1 10 % 50 A 0,1 A

2. 0.2 20 % 100 A 0,2 A

3. 0,3 32 % 160 A 0,32 A

4. 0,4 42 % 210 A 0,42 A

Berdasarkan hasil pengujian diatas, didapatkan perbandingan nilai :

a. Arus Injeksi = 0,1 dengan pengukuran relai 10%


Didapatkan nilai Ip = 50 A
Dengan rasio 500 x 10 % pengukuran = 50 A, dan hasilnya sama
dengan hasil percobaan yaitu 50 A, dan Is = 1 x 0,1 = 0,1 A

b. Arus Injeksi = 0,2 dengan pengukuran relai 20%


Didapatkan nilai Ip = 100 A
Dengan rasio 500 x 20 % pengukuran = 100 A, dan hasilnya sama
dengan hasil percobaan yaitu 100 A, dan Is = 1 x 0,2 = 0,2 A

c. Arus Injeksi = 0,3 dengan pengukuran relai 32%


Didapatkan nilai Ip = 160 A
Dengan rasio 500 x 32 % pengukuran = 160 A, dan hasilnya sama
dengan hasil percobaan yaitu 160 A, dan Is = 1 x 0,3 = 0,3 A

d. Arus Injeksi = 0,4 dengan pengukuran relai 42%


Didapatkan nilai Ip = 210 A
Dengan rasio 500 x 42 % pengukuran = 210 A, dan hasilnya sama
dengan hasil percobaan yaitu 210 A, dan Is = 1 x 0,4 = 0,4 A

b. Percobaan Election of Power data


Ratio 1000/1
No. Arus Injeksi (A) Pengukuran Relay Ip Is
1. 0,2 21 % 210 A 0,12
2. 0,3 32 % 320 A 0,32
3. 0,4 42 % 420 A 0,42

a. Arus Injeksi = 0,2 dengan pengukuran relai 21%


Didapatkan nilai Ip = 210 A
Dengan rasio 1000 x 21 % pengukuran = 210 A, dan hasilnya sama
dengan hasil percobaan yaitu 210 A, dan Is = 1 x 0,2 = 0,2 A hasilnya
berbeda hal ini dapat terjadi karena kesalahan pembacaan atau
kemampuan kerja relai yang sangat sensitif sehingga lebih cepat
membaca nilai arus sebelum arus yang disetting yaitu 0,2.

b. Arus Injeksi = 0,3 dengan pengukuran relai 32%


Didapatkan nilai Ip = 320 A
Dengan rasio 1000 x 32 % pengukuran = 320 A, dan hasilnya sama
dengan hasil percobaan yaitu 320 A, dan Is = 1 x 0,3 = 0,3 A.

c. Arus Injeksi = 0,4 dengan pengukuran relai 42%


Didapatkan nilai Ip = 320 A
Dengan rasio 1000 x 42 % pengukuran = 420 A, dan hasilnya sama
dengan hasil percobaan yaitu 320 A, dan Is = 1 x 0,4 = 0,4 A.

C. Percobaan OCR

curve :Definite Time


Iset= 0,3 ; In = 0,3 A

Time Operasi
Pengukran Arus Injeksi
No
relay (A)
5 detik 10 detik

1 29% 0,3 5,28 10,10 (29%)

2 37% 0,4 5,52 9,80 (39%)

3 38 % 0,5 5,10 10,05 (49%)

4 50% 0,6 5,03 10,10 (60%)

5 70% 0,7 5,00 10,53 (68%)

6 78% 0,8 5,23 10,00 (78%)


Pada percobaan curve definite time ditemukan bahwa dengan
pengaturan arus injeksi, dengan semakin tinggi nilai injeksi arus yang
diberikan tidak merubah waktu operasi OCR, ada beberapa data yang
ditemukan sedikit berbeda seperti 5,23 detik, hanya nilai ini tidak
mengubah nilai atau waktu secara signifikan. Begitu pula dengan
pengaturan waktu 10 detik juga tidak memberikan hasil percobaan yang
memiliki perbedaan jauh pula dari waktu yang telah diatur.

Standar Invers
Iset= 0,3 A ; In = 0,3 A
No ArusInjeksi (A) Time MPS Definite
Operation (s) Time

1 0,4 (38%) 6,07 1,33 0,87

2 0,5 (44%) 5,52 1,67 1,45

3 0,6 (53%) 4,8 2 1,66

4 0,7 4,00 2,33 2

5 0,8 3,55 2,67 2,41

Berdasarkan tabel hasil percobaan di atas disimpulkan bahwa


semakin tinggi nilai arus injeksi maka waktu yang dibutuhkan untuk
trip akan semakin cepat.

Rumus :
8,9341
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = ( + 0,17966) 𝐷
(𝐼/𝐼𝑝2,0938 − 1)

𝐼
𝑀𝑃𝑆 =
𝐼𝑝
KET :
D : Set Time Multipler
MPS : Multiple Set

Cara mendapatkan nilai MPS ( standar Invers Iset = 0,3 A, In = 0,3):

𝐼 𝐼𝑛𝑗𝑒𝑘𝑠𝑖
𝑀𝑃𝑆 =
𝐼 𝑆𝑒𝑡

0,4
𝑀𝑃𝑆 = 0,3 = 1,33 A

Cara mendapatkan nilai TMS ( standar Invers Iset = 0,3 A, In = 0,3):

Untuk arus injeksi : 0,4

8,9341
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = ( + 0,17966) 𝐷
(𝐼/𝐼𝑝2,0938 − 1)

8,9341
9,72 = ( + 0,17966) 𝐷
0,42,0938
( − 1)
0,3

8,9341
9,72 = ( + 0,17966) 𝐷
0,816

9,72 = (10,948 + 0,17966) 𝐷

9,72 = (11,127) 𝐷

9,72
𝐷= = 0,87 s
11,127

Untuk arus injeksi : 0,6

8,9341
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = ( + 0,17966) 𝐷
(𝑀𝑃𝑆 2,0938 − 1)
8,9341
4,85 = ( + 0,17966) 𝐷
0,62,0938
(0,3 − 1)

8,9341
4,85 = ( + 0,17966) 𝐷
(3,26 − 1)

8,9341
4,85 = ( + 0,17966) 𝐷
3,26

4,85 = (2,92) 𝐷

4,85
𝐷 = 2,92 = 1,66 s

Iset= 0,4 A ; In = 0,4 A


No ArusInjeksi (A) Time MPS Definite
Operation (s) Time

1 0,5 5,13 1,25 0,828

2 0,6 4,46 1,5 1,219

3 0,7 4 1,75 1,539

4 0,8 3,66 2 1,709

5 0,9 3,12 2,25 2,027

Rumus :

8,9341
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = ( + 0,17966) 𝐷
(𝐼/𝐼𝑝2,0938 − 1)
𝐼
𝑀𝑃𝑆 =
𝐼𝑝
KET :
D : Set Time Multipler
MPS : Multiple Set

Cara mendapatkan nilai MPS ( standar Invers Iset = 0,4 A, In = 0,4):

𝐼 𝐼𝑛𝑗𝑒𝑘𝑠𝑖
𝑀𝑃𝑆 =
𝐼 𝑆𝑒𝑡

0,6
𝑀𝑃𝑆 = 0,4 = 1,5 A

Cara mendapatkan nilai TMS ( standar Invers Iset = 0,4 A, In = 0,4):

Untuk arus injeksi : 0,6

8,9341
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = ( + 0,17966) 𝐷
(𝐼/𝐼𝑝2,0938 − 1)

8,9341
8,41 = ( + 0,17966) 𝐷
(0,6/0,42,0938 − 1)

8,9341
8,41 = ( + 0,17966) 𝐷
(2,33 − 1)

8,9341
8,41 = ( + 0,17966) 𝐷
1,33

8,41 = (6,7173 + 0,17966) 𝐷

8,41 = 6,897 𝐷
8,41
𝐷= = 1,219 𝑠
6,897
Arus injeksi : 0,7

8,9341
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = ( + 0,17966) 𝐷
(𝐼/𝐼𝑝2,0938 − 1)

8,9341
6,45 = ( + 0,17966) 𝐷
(0,7/0,42,0938 − 1)

8,9341
6,45 = ( + 0,17966) 𝐷
(3,227 − 1)

8,9341
6,45 = ( + 0,17966) 𝐷
2,227

6,45 = (4,011 + 0,17966) 𝐷

6,45 = 4,19𝐷
6,45
𝐷= = 1,53 9 𝑠
4,19

I. KESIMPULAN
1. Relay Arus Lebih adalah pengaman listrik yang berfungsi mengatasi
gangguan listrik ketika terjadi arus lebih, ketika arus lebih terjadi maka,
OCR akan bekerja dan memerintahkan PMT untuk memutus aliran
listrik.
2. Pada percobaan Election of Power data yang telah dilakukan, untuk
mengetahui arus primer dan sekunder yang dihasilkan, dengan rasio CT
500/1 , arus primer dan arus sekunder yang dihasilkan dari percobaan
sesuai dengan perhitungan manual atau persentase pengukuran relai.
3. Pada percobaan definit Time ditemukan nilai waktu operasi akan
semakin cepat atau singkat seiring semakin besarnya arus injeksi yang
diberikan, sedangkan nilai MPS dan set time multipler justru semakin
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai