Anda di halaman 1dari 3

PIODERMA

No. Dokumen : /PPT/UKP/2017


No.Revisi :
SOP Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/3
Dr. Aci Erfiyan
PUSKESMAS
Nip : 19800510
PEUKAN BARO
200604 1 013
1. Pengertian Pioderma Adalah Infeksi Kulit (Epidermis, Dermis dan Subkutis ) Yang Disebabkan
Oleh Bakteri Gram Positif Dari Golongan Stafilokokus Dan Streptokokus.
2. Tujuan Sebagai Acuan Dalam Penatalaksanaan Bagi pasien Dengan Pioderma Di
Puskesmas padang Tiji.
3. Kebijakan SK Kepala puskesmas Tentang kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Padang Tiji.

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.5 Tahun 2014 Tentang Panduan praktik klinis
Bagi Dokter Di FKTP.
5. Prosedur Alat dan Bahan
-Laboratorium Untuk Pemeriksaan Gram.
6. Langkah- Hasil Anamnesis (Subjective)
Langkah Keluhan
Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit
a. Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau
nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarnya kemerahan. Keluhan ini
dapat meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri.
b. Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/ koreng yang mengering,
keras dan sangat lengket.

Faktor Risiko:
a. Higiene yang kurang baik
b. Defisiensi gizi
c. Imunodefisiensi (CD 4 dan CD 8 yang rendah)

Hasil Pemeriksaan Fisik Dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul eritema
perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya berupa papul,
vesikel atau pustul perifolikuler dengan eritema disekitarnya dan disertai rasa
nyeri.
Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar.
Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan beberapa
furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi di beberapa puncak.
Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang memberikan
gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi pustul dan pecah sehingga
menjadi krusta kering kekuningan seperti madu. Predileksi spesifik lesi terdapat
disekitar lubang hidung, mulut, telinga atau anus.
Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesikobulosa
dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus).
Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan dermis bagian
atas (ulkus dangkal).

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dari apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan pewarnaan
Gram
b. Pemeriksaan darah rutin kadang- kadang ditemukan lekositosis.

Penegakan Diagnosis ( Assessment)


Diagnosis Klinis
a. Folikulitis
b. Furunkel
c. Furunkulosis
d. Karbunkel
e. Impetigo bulosa dan krustosa
f. Ektima
g. Ulkus
h. Erisipelas

Komplikasi
a. Erisipelas adalah peradangan epidermis dan dermis yang ditandai dengan
infiltrat eritema, edema, berbatas tegas, dan disertai dengan rasa panas
dan nyeri. Onset penyakit ini sering didahului dengan gejala prodromal
berupa menggigil, panas tinggi, sakit kepala, mual muntah, dan nyeri
sendi. Pada pemeriksaan darah rutin dapat dijumpai lekositosis 20.000 /
mm3 atau lebih.
b. Selulitis adalah peradangan supuratif yang menyerang subkutis, ditandai
dengan peradangan lokal, infiltrate eritema berbatas tidak tegas, disertai
dengan rasa nyeri tekan dan gejala prodromal tersebut diatas.
c. Ulkus
d. Limfangitis
e. Limfadenitis supuratif
f. Bakteremia (sepsis)

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan stamina tubuh.
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
1. Topikal:
 Bila banyak pus / krusta, dilakukan kompres terbuka dengan
kalium permangat (PK) 1/ 5.000 dan 1/ 10.000.
 Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam
fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-
10 hari.
2. Antibiotika oral dapat diberikan dari salah satu golongan dibawah ini:
 Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti: oksasilin,
kloksasilin, diklosasilin dan flukloksasilin.
a) Dosis dewasa: 4x 250 -500 mg/ hari, selama 5 -7 hari, selama
5-7 hari.
b) Dosis anak: 50 mg/ kg BB/ hari terbagi dalam 4 dosis, selama
5 -7 hari.
 Amoksisilin dengan asam klavulanat.
a) Dosis dewasa: 3x 250 – 500 mg
b) Dosis anak: 25 mg/ kg BB/ hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-
7 hari
 Sefalosporin dengan dosis 10- 25 mg/ kgBB/ hari terbagi dalam 3
dosis, selama 5 -7 hari
 Eritromisin: dengan dosis 4 x 250- 500 mg/ kgBB / hari, anak: 20 -
50 mg/ kgBB/ hari terbagi 4 dosis, selama 5 -7 hari.
3. Insisi untuk karbukel yang menjadi abses untuk membersihkan
eksudat dan jaringan nekrotik.

Konseling dan Edukasi


Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga
kebersihan diri dan stamina tubuh.

Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila terjadi:
a. Komplikasi mulai dari selulitis.
b. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5 -7 hari.
c. Terdapat penyakit sitematik ( gangguan metabolik endokrin dan
imunodefisiensi).
Prognosis
Apabila Penyakit Tanpa Disertai Komplikasi, Prognosis Umumnya Bonam, Bila
Dengan Komplikasi, Prognosis Umumnya Dubia ad Bonam

7. Bagan Alir -

8. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait - Unit Rawat Jalan
- Unit Laboratorium Sederhana
- Rujuk Ke Layanan Kesehatan Sekunder
10. Dokumen Terkait Registrasi dan Rekam Medik Pasien

11. Rekaman
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai