PENDAHULUAN
prosedur kimia kimia analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam
bidang farmasi terutama dalam menentukan kadar dan mutu dari obat-obatan dan
berdasarkan metode dan cara kerjanya, seperti analisis gravimetri, analisis volumetri,
Analisis volumetri yaitu suatu analisis kuantitatif dimana kadar komposisi dari zat
ke dalam larutan zat uji sampai komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara
Dalam analisis volumetri terdapat beberapa reaksi, yang salah satunya yaitu reaksi
yang lain sering juga dipakai akhiran –ometri menggantikan –imetri.Kata metri berasal
dari bahasa Yunani yang berarti ilmu, proses atau seni mengukur.Huruf i dan o dalam
hubungan dengan metri berarti dengan atau dari.Asidimetri menggunakan titran yang
bersifat asam sedangkan alkalimetri menggunakan titran yang bersiafat basa.Kedua
Memahami dan mengetahui cara penentuan kadar senyawa asam dan basa dengan
metode volumetri.
metode asidimetri.
alkalimetri.
a.Asidimetri
menggunakan metode asidimetri dengan titran yang bersifat asam (HCl) yang
menggunakan indikator metil merah dimana ditandai dengan perubahan warna kuning
menjadi jingga.
b.Alkalimetri
Penentuan kadar asam salisilat dengan metode alkalimetri antara sampel yang
bersifat asam dengan titran yang bersifat basa (NaOH) yang menggunakan indikator
fenolftalein dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan dari tak berwana menjadi
merah muda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengukuran seksama jumlah volume asam yang digunakan, baik untuk zat-zat organik
atau zat-zat anorganik; sedangkan pengukuran jumlah kuantitatif asam yang terdapat
dalam contoh dengan cara titrasi dengan basa yang sesuai disebut alkalimetri.Dengan
kata lain, kedua cara ini (alkalimetri dan asidimetri) mempunyai prinsip yang sama,
yaitu menetapkan kadar asam atau basa dengan cara penambahan sejumlah larutan
asam atau basa yang setara, dari sejumlah volum larutan asam atau basa yang
ditambahkan ini dapat dihitung kadar asam atau basa yang terdapat dalam larutan
contoh.(1: 27)
H+ + OH-↔ H2O
Dalam artian luas, reaksi penetralan adalah interaksi antara asam dan basa.Tetapi
menurt Arhenius, reaksi penetralan adalh interaksi antara ion hidrogen dan ion
kepekatan ion hidrogen dan kepekata ion hidroksida lebih besar daripada hasil kali ion
air (Kw).Sedangkan menurut menurut teori Bronsted Lawry, reaksi diatas merupakan
reaksi protolisi khusus, atau kebalikan dari reaksi otoprotolisis.Karena itu reaksi
molekul yang dapat memberikan proton dan disebut donor, dan basa didefinisikan
sebagai suatu ion atau molekul yang dapat menerima proton dan disebut proton aseptor,
misalnya air, asam sulfida, asam hidroklorida, dan asam sulfat disebt molekul asam,
amonia dan air disebut molekul basa; sedangkan ion hidronium (H3O+ ) dan ion
ammonium (NH4+) sebagi kation asam; ion perak ammoniakal Ag(NH3)2+ sebagai
kation basa, ion bisulfat, ion hidrogen fosfat(HPO4-), ion dihidrogen fosfat (H2PO4-)
Suatu asam hanya dapat memberikan proton jia ada basa yang berfungsi sebagai
akseptor proton.Sebaliknya basa baru dapat menerima proton jika asam yang akan
memberikan proton.Proses dimana suatu asam berubah menjadi basa yang bersesuaian
asam dan suatu basa menurut Brownsted Lawry berlaku hubungan sebagai berikut.
Dalam teori ionisasi, suatu larutan netral mengandung jumlah ion hidrogen dan ion
hidroksida dengan konsentrasi yang hampir sama besar seperti misalnya air.Zat-zat
yang dalam larutan air dapat memberikan ion hidrogen bersifat asam, dan zat-zat yang
dalam larutan air memberikan ion hidroksida bersifat basa, karena itu menurut teori
ionisasi, reaksi netralisasi terjadi bila ion hidrogen dari asam bersatu dengan ion
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu
10.Selama titrasi asam–basa, pH larutan berubah secara khas, pH berubah secara drastis
elektrometrik.Indikator adalah zat warna organik bersifat asam atau basa, yang dalam
daerah pH tertentu akan berubah warnanya.Kekuatan asam atau basa indikator ini harus
lebih kecil dari kekuatan senyawa yang hendak ditentukan dan larutan pengukur yang
tergantung pada konsentrasi ion hidrogen yang ada dalam larutan dan tidak
-Bila asam kuat dititrasi dengan basa kuat, atau basa kuat dititrasi dengan asam
-Bila asam lemah dititrasi dengan basa kuat dipakai fenolftalen, sebagai indikator
-Bila basa lemah dititrasi dengan asam kuat dipakai indikator merah metil
-Bila basa lemah tidak dapat dititrasi dengan asam lemah, atau sebaliknya karena
tidak ada indikator yang dapat menunjukkan perubahan warna yang tajam.(3:30-
31)
lainya.
3.Letak trayek pH pada pH tinggi, atau rendah, atau di tengah tergantung dari besar
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dalam 4 bagian etanol (95%) P;
Rumus Bangun :
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air; praktis tidak larut dalam etanol
(95%) P
Pemerian : Bentuk batang, massa hablur atau keping keras, rapuh dan
Trayek pH : 8,9-10.0
Kegunaan : Indikator
Rumus Bangun :
6. Merah Metil (FI III, 705)
Kegunaan : Indikator
Rumus Bangun :
rasa
RM/BM : C2H5OH/ 35
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P
b. Botol semprot
c. Gelas piala
d. Gelas ukur
e. Erlemenyer 250 ml
f. Pipet tetes
g. Statif
h. Timbangan
a. Aquadest
f. Fenolftalein
g. Merah metil
h. Etanol.
i. Kertas timbang
III.2 Cara Kerja
erlemenyer
5.Dititrasi dengan larutan baku HCl 0,0817 N sampai terjadi perubahan warna
erlemenyer
5.Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,1003 N sampai terjadi perubahan warna
PEMBAHASAN
larutan asam sebagai titran.Alkalimetri adalah penetapan kadar suatu asam dengan
kadar suatu zat yang terdapat dalam suatu sampel.Dalm bidang farmasi penentuan kadar
suatu bahan baku yang digunakan sebagi bahan obat penting untuk diketahui, agar obat
tersebut dapat diketahui apakah sesuai atau tidak dengan standar yang telah ditetapkan.
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar asam salisilat dengan metode
percobaan alkalimetri, penambahan larutan titran langsung pada zat analit (titer) yang
fenolftalein, lalu dititrasi denan larutan baku NaOH 0,1003 N, diamati perubahan dan
dicatat volume titrasi untuk penetapan kadar.Sedangkan pada metode asidimetri, sampel
yang akan ditetapkan kadarnya adalah natrium bikarbonat sebanyak 102 mg, zat ini
kemudian dilarutkan dengan aquadest dan ditambahkan indikator metil merah, lalu dititrasi
dengan larutan baku HCl 0,0817 N, diamati perubahan dan dicatat volume titrasi untuk
penetapan kadarnya.
Pada penetapan asidimetri digunakan HCl 0,0817 N karena HCl merupakan asam
kuat yang dapat memberikan protonnya yang biasa juga disebut protolisis.Sehingga bila
bereaksi dengan air yang bersifat amfoter maka terjadi reaksi netralisasi.Kita juga bisa
menggunakan asam lain, asalkan asam tersebut dapat berprotolisis.Pada praktikum kita
menggunakan asam klorida karena lebih umum dan sering digunakan dalam
praktikum.Pada asidimetri, kita menggunakan larutan merah metil yang membuat larutan
sampel berubah dari kuning menjadi jingga karena indikator ini sesuai dengan suasana
basa kuat yang bisa menerima proton.Pada penambahan indikator fenolftalein membuat
larutan berubah warna dari dari tak berwarna menjadi merah muda.Hal ini disebabkan
karena pada saat itu tercapai titik ekivalen yan ditandai dengan perubahan warna yang
tajam.Kita menggunakan indikator PP karena indiator ini sesuai dengan suasana basa yang
diinginkan yang akan memberikan perubahan warna yang cukup tajam dengan
penambahan sesikit pada larutan NaOH.Indikator fenolftalein yang dikenal baik adalah
asam dwiprotik dan tak berwarna.Mula-mula zat ini berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak
berwarna dan kemudian dengan kehilangan proton kedua menjadi ion dengan sistem
konjugasi, timbullah warna merah.Bila suatu basa kuat dititrasi timbul perubahan pH yan
besar.
Pada perhitungan didapatkan kadar NaHCO3 sebanyak 149,545% yang melebihi
kadar sesuai farmakope yang seharusnya tidak kurang 99% dan tidak melebihi
101%.Sedangkan pada perhitungan kadar Asam salisilat juga tidak sesuai dengan
farmakope yang seharusnya 99,5% dan yang didapat sebanyak 122,8%.Ada beberapa
HASIL PENGAMATAN
IV.2 Reaksi
1. Acidimetri
2.Alkalimetri
- Asam salisilat dengan NaOH
- Indikator Fenolftalein
IV.3 Perhitungan
1. Perhitungan kadar asam salisilat
-Titran = NaOH 0,1003 N
- sampel = Asam salisilat
- BM = 138 g/mol
BM=BE
BE= 138
% k1 =124,57 mg x 100%
102 mg
% k1 = 122,12%
% k = k1 + k2
2
%k = 122,12% + 123,48%
2
% k = 245,6%
2
% k = 122,8%
2.Perhitungan kadar NaHCO3
- Titran = HCl 0,0817 N
- Sampel = NaHCO3
- BM = 84 g/mol
BM= BE
BE= 84
I. % kadar 80 mg NaHCO3
Mgrek NaHCO3 ~ Mgrek HCl
Mg = V x N
BE
Mg = 17,5 ml x 0,0817 N
84
Mgrek= 120,099 mg
% k1 = 120,099 mg x 100%
80 mg
% k1= 150,12%
% k = k1 + k2
2
% k = 150,12% + 148,17%
2
% k = 298,29
2
% k = 149,545%
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
kadar rata-rata yang diperoleh 122,8 %.Tidak sesuai dengan farmakope yang
hanya 99,5%.
dengan farmakope yang kadar Natrium karbonat tidak kurang 99,0% dan tidak
lebih 101,0%.
IV.2 Saran
Agar selama praktikum, asisten tidak meninggalkan praktikan, jadi apabila praktikan
Indonesia.
Kesehatan RI.