Franchisca Sukmawati
Sri Pujiningsih
Nujmatul Laily
Abstract: This research has purpose to understand of practice financial accountability at X church in
East Java. This research use qualitative approach. Procedure and collecting data in this research by
using technique interview, documentation, and hidden observation. Interview conducted for regent,
herdsman session, management and congregation. Result of this research show : 1) Vertical financial
accountability or for God conducted by manage cash church honestly and full of responsbility. 2)
Horizontal financial accoountability form by publish financial report.
Gereja termasuk dalam organisasi nirlaba yang keuangan ataupun penyalahgunaan uang gereja.
tujuannya tidak mencari keuntungan. Sumber Skandal keuangan yang terjadi di Gereja City
penerimaan gereja berasal dari uang persembahan Harvest Singapura dan Gereja Silo Jemaat GPM
jemaat. Penerimaan gereja yang berasal dari jemaat Romean merupakan contoh permasalahan
seperti: persembahan, persepuluhan dan sumbangan. pengelolahan keuangan gereja akibat tidak disertai
Persembahan dari jemaat yang diterima gereja pertanggungjawaban pengelolahan keuangan.
memiliki jumlah yang besar. Salah satu contoh, Akuntabilitas merupakan unsur dalam
Gereja X di salah satu kota di Jawa Timur dalam menciptakan Good Governance atau tata kelola
satu kali ibadah menerima persembahan kurang- yang baik. Mardiasmo (2009: 20) menjelaskan
lebih Rp 500.000,00. Gereja X dalam satu minggu akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak
melakukan 6 kali kegiatan ibadah. Jumlah pemegang amanah (agent) untuk memberikan
penerimaan yang berasal dari jemaat dikalikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan
dengan kegiatan ibadah cukup besar yakni Rp mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang
3.000.000,00 (Rp 500.000,00 x 6 kegitan ibadah). menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
Dalam waktu satu bulan, jumlah penerimaan uang amanah (principal) yang memiliki hak dan
gereja sebsar Rp 12.000.000,00 (Rp 3.000.000,00 kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban
x 4 minggu). Perhitungan tersebut belum tersebut. Selain itu, pemimpin gereja dalam hal
ditambahkan dengan persembahan persepuluhan. keuangan gereja diharapkan memiliki integritas yang
Penerimaan gereja yang besar tanpa disertai tinggi, seperti tidak mencuri uang, tidak menipu orang
pertanggungjawaban pengelolahan keuangan untuk mendapatkan uang, tidak melakukan
menjadikan penyebab permasalahan pengelolahan kekerasan dalam bentuk apapun untuk memperoleh
301
302 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 4, Januari 2016, hlm. 301–310
uang, dan tidak mau menerima suap. Pemimpin sebagai laporan akuntabilitas dan alat evaluasi.
gereja diharuskan menjaga tangannya agar tetap Laporan keuangan bermanfaat untuk: memonitor
bersih dalam hal keuangan dan bersedia setiap saat dan mengevaluasi kinerja manajer sektor publik.
untuk diaudit dari awal sampai akhir pelayanannya. Laporan keuangan yang mencatat penerimaan dan
Hal tersebut disampaikan oleh Nabi Samuel dalam pengeluaran keuangan gereja berfungsi sebagai alat
1 Samuel 12:3-5 menegaskan perilaku pemimpin pengawasan dan alat evaluasi jemaat atas kinerja
gereja yang benar dalam hal pengelolahan keuangan bendahara gereja dalam mengelolah keuangan
gereja: gereja.
(3) Di sini aku berdiri. Berikanlah
kesaksisan menentang aku di hadapan Stewardship Theory
TUHAN dan di hadapan orang yang Donaldson (1989) dan Davis (1991) dalam
diurapi-Nya: Lembu siapakah yang telah Raharjo (2007: 39) menjelaskan bahwa dalam
kuambil? Keledai siapakah yang telah stewardship theory “manajemen tidaklah
kuambil? Siapakah yang telah kuperas? termotivasi oleh tujuan-tujuan individu melainkan
Siapakah yang telah kuperlakukan dengan lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka
kekerasan? Dari tangan siapakah telah untuk kepentingan organisasi”. Berdasarkan teori
kuterima sogok sehingga aku harus tutup Strewardship, manajer akan berperilaku sesuai
mata? Aku akan mengembalikannya kepentingan bersama. Selain itu, teori Strewardship
kepadamu.” (4) Jawab mereka: “Engkau menggambarkan hubungan yang kuat antara
tidak memeras kami dan engkau tidak kepuasan dan keberhasilan organisasi.
memperlakukan kami dengan kekerasan dan Usumah (2010: 5) dalam Lestari (2012: 20)
engkau tidak menerima apa-apa dari tangan “stewardship theory dibangun di atas asumsi
siapapun.” (5) Lalu berkatalah ia kepada filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa
mereka: “TUHAN menjadi saksi kepada manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu
kamu, dan orang yang diurapi-Nya pun bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki
menjadi saksi pada hari ini, bahwa kamu integritas dan kejujuran terhadap pihak lain”.
tidak mendapat apa-apa dalam tanganku.” Bendahara gereja sebagai steward memiliki
Jawab mereka: “Dia menjadi saksi.” fungsi pengelola sumber daya dan jemaat sebagai
principal merupakan pemilik sumber daya.
Halim dan Kusufi (2014: 15) menjelaskan Kesepakatan yang terjadi antara bendahara gereja
akuntansi merupakan bentuk akuntabilitas publik, (steward) dan jemaat (principal) berdasarkan
transparansi, dan prediktabilitas kinerja organisasi. kepercayaan sesuai dengan tujuan organisasi.
Laporan keuangan sebagai komponen dalam Tujuan dari organisasi sektor publik (organisasi
akuntansi merupakan alat akuntabilitas gereja) adalah memberikan pelayanan yang dapat
(pertanggungjawaban) bendahara gereja kepada dipertanggungjawabkan kepada publik (jemaat).
jemaat. Terdapat 6 tujuan dan fungsi laporan
keuangan sebagai alat akuntabilitas, namun ada 2
Akuntabilitas dalam Ilmu Pengetahuan
tujuan dan fungsi yang dapat disesuaikan dalam
mengelolah keuangan gereja. Tujuan laporan Akuntabilitas merupakan salah satu
keuangan menurut Harun (2009: 54), pertama, karakteristik yang diperankan oleh organisasi sektor
sebagai petunjuk adanya kepatuhan pelaksanaan publik. Mardiasmo (2009: 20) menjelaskan
tugas. Berdasarkan fungsi kepatuhan, laporan akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak
keuangan memastikan bahwa suatu agen sektor pemegang amanah (agent) untuk memberikan
publik melaksanakan tugas atau aktivitas yang pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan
menjadi tanggung jawab organisasi melalui mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang
penggunaan sumber-sumber ekonomi yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
tersedia. Fungsi kepatuhan memastikan bendahara amanah (principal) yang memiliki hak dan
gereja untuk mengelolah keuangan gereja dengan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban
penuh tanggung jawab. Kedua, tujuan laporan tersebut. Bastian (2010: 385) memaknai
keuangan menurut Harun (2009: 54-55) adalah akuntabilitas sebagai kewajiban untuk
menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk
Sukmawati, Akuntabilitas Gereja dalam Perspektif Alkitabiah dan Stewardship Theory, 303
menjawab, menerangkan kinerja, dan tindakan engkau tidak menerima apa-apa dari tangan
seseorang/badan hukum/ pimpinan kolektif atau siapapun.” (5) Lalu berkatalah ia kepada
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau mereka: “TUHAN menjadi saksi kepada
berkewenangan untuk meminta keterangan atau kamu, dan orang yang diurapi-Nya pun
pertanggungjawaban. menjadi saksi pada hari ini, bahwa kamu
Sedangkan akuntabilitas menurut Pujiningsih tidak mendapat apa-apa dalam tanganku.”
(2013: 20) adalah mempertanggungjawabkan Jawab mereka: “Dia menjadi saksi.”
keberhasilan atau kegagalan kepada pemberi
amanah atau yang mendelegasikan kewenangan Nabi Yesaya juga mengungkapkan hal yang
puas terhadap kinerja pelaksanaan kegiatan. Jadi, sama dengan Nabi Samuel di dalam Yesaya 32:17
akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai
manajemen (agent) atau pihak yang memperoleh sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketentraman
kepercayaan untuk mengelolah sumber daya kepada untuk selama-lamanya”. Selain itu, Sepuluh Perintah
publik (principal) atas setiap aktivitas yang Allah (Ten Commandments)dalam Keluaran 20:15
dilakukan. “Jangan Mencuri.” dengan tegas Tuhan
Akuntabilitas terdiri atas dua macam, yakni: memerintahkan kepada umatNya untuk tidak
akuntabilitas vertikal (vertical accountability) dan mencuri. Berdasarkan kedua ayat tersebut,
akuntabilitas horizontal (Mardiasmo, 2009: 21). Pada bendahara gereja diajarkan untuk melakukan
organisasi gereja, akuntabilitas vertikal merupakan kebenaran dalam hal pengelolaan keuangan.
bentuk pertanggungjawaban kepada Tuhan. Bendahara gereja dituntut untuk mengelolah
Sedangkan, akuntabilitas horisontal dalam organisasi keuangan gereja dengan kebenaran atau tidak
gereja merupakan bentuk pertanggungjawaban melakukan pencurian, penggelapan dan
kepada jemaat, pengurus gereja yang lain, serta penyalahgunaan uang gereja.
gembala sidang gereja. Yesus dalam khotbahNya yang ditulis oleh
Rasul Markus dalam Markus 13:34 mengatakan
Akuntabilitas dalam Perspektif Alkitabiah “Dan halnya sama seperti seorang yang berpergian,
Pemimpin gereja dalam hal keuangan gereja yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan
diharapkan memiliki integritas yang tinggi, seperti tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-
tidak mencuri uang, tidak menipu orang untuk masing dengan tugasnya, dan memerintahkan
mendapatkan uang, tidak melakukan kekerasan penunggu pintu supaya berjaga-jaga.” Dalam
dalam bentuk apapun untuk memperoleh uang, dan Markus 13:34, Yesus memerintahkan untuk setiap
tidak mau menerima suap. Pemimpin gereja orang yang menerima kepercayaan untuk
diharuskan menjaga tangannya agar tetap bersih melakukan setiap tugas yang diterimanya dengan
dalam hal keuangan dan bersedia setiap saat untuk penuh tanggung jawab, apabila tuannya atau
diaudit dari awal sampai akhir pelayanannya. Nabi pemimpinnya datang untuk menilai kinerjanya orang
Samuel dalam 1 Samuel 12:3-5 menegaskan perilaku tersebut telah siap. Bendahara gereja yang diberi
pemimpin gereja yang benar dalam hal pengelolahan kepercayaan untuk mengelolah keuangan gereja
keuangan gereja: juga harus melakukan setiap pekerjaaannya dengan
(3) Di sini aku berdiri. Berikanlah penuh tanggungjawab.
kesaksisan menetang aku di hadapan Hal yang sama diungkapkan dalam 1 Petrus
TUHAN dan di hadapan orang yang 3:15 yang mengatakan: “Tetapi kuduskanlah Kristus
diurapi-Nya: Lembu siapakah yang telah di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah
kuambil? Keledai siapakah yang telah pada segala waktu untuk memberi pertanggung
kuambil? Siapakah yang telah kuperas? jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta
Siapakah yang telah kuperlakukan dengan pertanggung jawab dari kamu tentang pengharapan
kekerasan? Dari tangan siapakah telah yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah
kuterima sogok sehingga aku harus tutup lembut dan hormat,”. 1 Petrus 3:15 mengajarkan
mata? Aku akan mengembalikannya bahwa bendahara gereja harus menjaga amanah
kepadamu.” (4) Jawab mereka: “Engkau yang telah diterimanya. Bendahara gereja diminta
tidak memeras kami dan engkau tidak untuk mengelolah keuangan gereja dengan penuh
memperlakukan kami dengan kekerasan dan tanggung jawab, sehingga ketika jemaat meminta
304 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 4, Januari 2016, hlm. 301–310
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan gereja keuangan dan dokumen lain sebagai penunjang
bendahara telah siap untuk diaudit. penelitian ini.
Prosedur Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
Rancangan Penelitian penelitian kualitatif ini adalah
1. Wawancara
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif Wawancara merupakan teknik pengumpulan
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa data dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subyek
yang dialami oleh subyek penelitian. Jenis
penelitian Indriantoro dan (Supomo, 2012: 152).
penelitiannya adalah studi kasus yang sesuai dengan
Wawancara dilakukan dengan mempersiapkan
tujuan penelitian yaitu melakukan penyelidikan
secara mendalam mengenai subyek penelitian pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk pedoman
tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap wawancara. Peneliti melakukan wawancara
dengan bendahara gereja dan pengurus,
mengenai subyek tertentu.
gembala sidang, dan jemaat. Pertanyaan yang
Kehadiran Peneliti
diajaukan pada proses wawancara dapat
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah berkembang untuk menggali lebih jauh jawaban
sebagai pengamat tanpa turut berperanserta dalam partisipan.
kegiatan yang ada dilokasi penelitian, dalam hal ini 2. Dokumentasi
peneliti melakukan pengamatan langsung dengan Herdiansyah (2012: 143) mendefinisikan
hadir dilokasi penelitian. dokumentasi sebagai salah satu metode
Lokasi Penelitian pengumpulan data kualitatif dengan melihat
Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah atau menganalisis dokumen-dokumen yang
Gereja yang berada di salah satu wilayah Kabupaten dibuat oleh subyek sendiri atau oleh orang lain
di Jawa Timur. Gereja X di Jawa Timur merupakan tentang subyek. Dokumen yang dimaksudkan
gereja cabang dari Gereja X di Surabaya. Gereja X adalah dokumen mengenai laporan keuangan
di Jawa Timur dipilih sebagai lokasi pemilihan karena gereja, atau dokumen lain yang dapat
keistimewaan dalam pengelolaan keuangan gereja. menunjang penelitian seperti: struktur organisasi
Hak otonom (hak untuk mengelolah sendiri seluruh gereja dan lain-lain.
persembahan dari jemaat) inilah yang membedakan 3. Observasi
Gereja X di Jawa Timur dengan Gereja cabang yang Teknik observasi menurut Purhantara (2010:
lain. Gereja cabang yang lain menyerahkan seluruh 87) adalah “pengamatan dari peneliti terhadap
uang jemaat kepeda Gereja X di Surabaya untuk obyek penelitiaanya ... Metode observasi dapat
dikelola. Sehingga, Gereja cabang yang lain (jemaat menghasilkan data yang lebih rinci mengenai
maupun pengurus) memiliki ketergantungan perilaku (subyek), benda, atau kejadian (obyek)
keuangan serta tidak mengetahui penerimaan dan daripada metode wawancara”. Teknik
penggunaan uang gereja tersebut. Hal ini berbeda observasi yang digunakan dalam penelitian ini
dengan Gereja X di Jawa Timur yang mengelolah adalah hidden observation yakni mengamati
keuangan sendiri, sehingga pengurus dan jemaat kejadian atau perilaku yang terjadi di lokasi
mengetahui penerimaan, pengeluaran, kebutuhan penelitian tanpa sepengetahuan informan.
dan sumber penerimaan lainnya. Analisis Data
Sumber Data
1. Thematic Analysis (Analisis Tematik)
Sumber data penelitian ini terdiri dari: Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
1. Data Primer analisis tematik. Analisis tematik adalah cara
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari mengidentifikasi tema-tema terpola dalam suatu
hasil wawancara dengan informan mengenai fenomena. Pengunaan analisis tematik
akuntabilitas keuangan Gereja X di Jawa Timur. memungkinkan peneliti menemukan pola
2. Data Sekunder secara jelas. Hanurawan (2012: 92) teknik
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh analisis tematik adalah teknik analisis makna
dari dokumen-dokumen berupa laporan
Sukmawati, Akuntabilitas Gereja dalam Perspektif Alkitabiah dan Stewardship Theory, 305
berdasar tema-tema yang menonjol yang Trianggulasi situasi yaitu pengujian infromasi
berhubungan dengan kategori-kategori yang dari penuturan seorang responden/subjek jika
ada dalam tujuan penelitian. Menurut Boyatziz dalam keadaan oarang lain dibanding dengan
(1998) dalam Poerwandari (2009: 173): dalam keadaan sendirian. Peneliti akan
“analisis tematik adalah proses yang melakukan wawancara dengan tiga bendahara
dapat digunakan dalam hampir semua gereja secara bersama-sama.
metode kualitatif, dan memungkinkan
penerjemah gejala/informasi kualitatif HASIL PENELITIAN
menjadi data kualitatif seperlu kebutuhan
Pengertian Akuntabilitas Keuangan Menurut
peneliti. Analisis tematik merupakan proses
pengkode informasi, yang dapat
Bendahara
menghasilkan data tema, model tema atau Berdasarkan Firman Tuhan atau Alkitab,
indikator kompleks, kualifikasi biasanya bendahara Gereja mendefinisikan akuntabilitas
terkait dengan tema itu, atau hal-hal diantara keuangan sebagai usaha yang dilakukan untuk
atau gabungan yang telah disebutkan.” menghindari tindakan pencurian uang jemaat.
2. Data Display (penyajian data) Seperti yang disampaikan bendahara sebagai
Data disajikan dalam bentuk uraian singkat berikut:
dalam teks yang bersifat naratif. Penyajian data “kalau pertanggungjawaban dan
ini bertujuan agar data tersebut lebih mudah transparansi yang selama ini kita lakukan
untuk dipahami. itu sebenarnya buat menghindari pikiran-
3. Conclusion drawing/verification (penarikan pikiran yang negatif mbak. Sepuluh
kesimpulan atau verifikasi) Perintah Allah itu kan juga ada “Jangan
Penarikan kesimpulan didasarkan atas data Mencuri” jelas sekali, jadi kita memaknai
yang diperoleh dari sumber, kemudian dianalisis atau kalau mbak tadi maksud atau
berdasarkan landasan teori yang telah pengertiannya pertanggungjawaban dan
dipaparkan sebelumnya. transparansi itu usaha supaya kita nggak
Pengecekan Keabsahan Temuan mencuri uang jemaat.”
Akuntabilitas keuangan menurut bendahara
Alat yang digunakan untuk menganalisa data
gereja adalah bentuk dari penyampaian atas kinerja
dan informasi pada penelitian kualitatif ini adalah
yang dilakukan dalam mengelolah uang, selain itu
teknik analisa data trianggulasi. Trianggulasi berarti
sebagai media komunikasi antara bendahara dan
membandingkan dan mengecek balik derajat
jemaat mengenai kondisi keuangan gereja. Seperti
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
yang disampaikan bendahara sebagai berikut:
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
“jadi gini mbak, kalau nyatat uang
kualitatif (Purhantara, 2010: 102). Teknik analisa
jemaat itu tanggungjawab kita sebagai
data trianggulasi yang digunakan dalam penelitian
bendahara gereja, kalau ditaruh di warta itu
ini, yakni:
biar jemaat tahu kalau kita benerngelola
1. Trianggulasi metode
uang mereka. Jadi misalnya kas habis untuk
Trianggulasi metode merupakan teknik untuk
ini itu jemaat juga tahu, menghindari pikiran-
menganalisa data dan informasi dengan
pikiran negatif dari jemaat, jangan sampai
menggunakan minimal dua metode. Peneliti
mereka mikir kita ngambil atau nilep uang
dalam menguji kebenaran penerapan konsep
mereka.”
akuntabilitas keuangan yang telah dilakukan
Gereja X di Jawa Timur melalui metode yang
berbeda, yakni: observasi dan wawancara.
Bentuk Akuntabilitas Keuangan Menurut
2. Trianggulasi sumber Bendahara
Trianggulasi sumber merupakan cara menguji Bentuk akuntabilitas keuangan dari bendahara
data dan informasi dengan cara mencari data gereja kepada Tuhan dilakukan dengan cara
dan informasi yang sama kepada lain subyek. mengelolah uang jemaat secara jujur dan didasari
Peneliti dapat menanyakan pertanyaan yang takut akan Tuhan. Seperti yang disampaikan
sama pada informan yang berbeda. bendahara sebagai berikut:
3. Trianggulasi Situasi
306 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 4, Januari 2016, hlm. 301–310
pengendalian dan pengawasan aliran kas gereja Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bendahara
yang dapat dilakukan oleh jemaat atas kinerja gereja, seperti berikut:
bendahara gereja. “sebenernya di Alkitab kan juga nggak
ada yang jelas harus seperti ini, ya didasari
Akuntabilitas Vertikal dan Akuntabilitas aja dengan rasa takut akan Tuhan terus kita
Horisontal kan diajarkan untuk melakukan segala
sesuatu dengan segenap hati seperti untuk
Akuntabilitas keuangan vertikal dalam lingkup
Tuhan dan bukan untuk manusia ya mbak,
organisasi gereja adalah pertanggungjawaban
jadi bentuk tanggungjawab kita soal
kepada Tuhan. Yuesti (2013: 112) menjelaskan
keuangan gereja ya kita lakukan dengan
bahwa akuntabilitas kepada Tuhan merupakan
jujur aja. Kan nggak ada kita buat laporan
“wujud ucapan syukur karena manusia telah
keuangan ke Tuhan kalau kita kelola
menerima berkat yang harus dipertanggung-
keuangan seperti ini, jujurlah kuncinya.”
jawabkan penggunaanya secara rohani.” Berkat
Sedangkan akuntabilitas horisontal dalam
dapat diartikan sebagai rejeki, kebahagian,
organisasi gereja merupakan bentuk
kepercayaan, dan sebagainya.
pertanggungjawaban bendahara gereja kepada
“kalau pertanggungjawaban dan
jemaat, pengurus, gembala sidang dan pemberi
transparansi yang selama ini kita lakukan
sumbangan. Akuntabilitas keuangan menurut
itu sebenarnya buat menghindari pikiran-
Departemen Agama RI (2006: 5) dalam Ula (2014:
pikiran yang negatif mbak. Sepuluh
11) menfokuskan pada integritas keuangan,
Perintah Allah itu kan juga ada “Jangan
pengungkapan dan ketaatan terhadap perundang-
Mencuri” jelas sekali, jadi kita memaknai
undangan. Sasarannya adalah laporan keuangan
atau kalau mbak tadi maksud atau
yang mencakup penerimaan, penyimpanan, dan
pengertiannya pertanggungjawaban dan
pengeluaran keuangan instansi pemerintah.
transparansi itu usaha supaya kita nggak
Bendahara gereja memaknai akuntabilitas keuangan
mencuri uang jemaat.”
sebagai bentuk penyampaian bendahara kepada
Berdasarkan hasil wawancara, bendahara
jemaat atas pengelolaan keuangan yang telah
gereja mendefinisikan akuntabilitas keuangan
dilakukan. Selain itu, akuntabilitas menurut
sebagai usaha yang dilakukan untuk menghindari
bendahara gereja merupakan media komunikasi
tindakan pencurian uang jemaat. Berdasarkan pada
bendahara kepada jemaat mengenai kondisi
Sepuluh Perintah Allah (Ten
keuangan gereja. Melalui laporan keuangan sebagai
Commandments)dalam Keluaran 20:15 “Jangan
bentuk akuntabilitas keuangan, jemaat dapat
Mencuri.” Keluaran 20:15 merupakan patokan bagi
mengetahui kondisi keuangan gereja setiap bulan.
bendahara gereja untuk melakukan akuntabilitas
Seperti penjelasan bendahara gereja seperti berikut:
keuangan agar tetap berkenan di hadapan Tuhan
“jadi gini mbak, kalau nyatat uang
dan merupakan wujud ucapan syukur bendahara
jemaat itu tanggungjawab kita sebagai
kepada Tuhan karena diberikan kepercayaan untuk
bendahara gereja, kalau ditaruh di warta itu
mengelolah keuangan gereja.
biar jemaat tahu kalau kita benerngelola
Bentuk akuntabilitas keuangan kepada Tuhan
uang mereka. Jadi misalnya kas habis untuk
adalah mengelola kas gereja dengan jujur dan penuh
ini itu jemaat juga tahu, menghindari pikiran-
tanggungjawab. Dasar Firman yang digunakan
pikiran negatif dari jemaat, jangan sampai
bendahara gereja sebagai bentuk akuntabilitas
mereka mikir kita ngambil atau nilep uang
keuangan kepada Tuhan ada dalam Kolose 3:23
mereka.”
“Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah itu dengan
Pemaknaan akuntabilitas keuangan merupakan
segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
kegiatan yang dilakukan bendahara gereja untuk
untuk manusia.” Bentuk akuntabilitas kepada Tuhan
menghindarkan jemaat dari pikiran negatif dan
tidak dapat dilakukan dalam bentuk fisik atau yang
menyampaikan kepada jemaat bahwa uang kas
dapat dilihat oleh manusia. Melakukan setiap
gereja digunakan untuk keperluan gereja dan bukan
pekerjaan yang dipercayakan atau mengelola
untuk keperluan pribadi bendahara gereja. Selain
keuangan dengan segenap hati seperti melakukan
itu akuntabilitas melalui laporan keuangan
untuk Tuhan merupakan bentuk akuntabilitas
merupakan media penghubung bendahara kepada
keuangan yang dilakukan oleh bendahara gereja.
308 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 4, Januari 2016, hlm. 301–310