Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah : Pengembangan Sumber Daya Air

Modul No. 2 : Dasar - Dasar Perencanaan PSDA

Tujuan Instruksional Umum (TIU) :

Mahasiswa mengetahui dan memahami ketersediaan air yang dapat dimafaatkan untuk
perencanaan pengembangan sumber daya air mulai dari tahapan penyelidikan,
perhitungan kelayakan, serta parameter parameter yang diperlukan dalam dalam
perencanaan pengoperasian dan pemeliharaan pemanfaatan sumber daya air.

Tujuan Instruksional khusus (TIK) :

Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan tujuan dari setiap tahapan perencanaan
pemanfaatan pengembangan sumber daya air mulai dari menentukan kebutuhan akan
sumber daya air, dasar dan peraturan yang harus diikuti, tahapan penyelidikan,
pengembangan, perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan hingga
akhir usia layannya.

II - I
2. DASAR - DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

2.1 Pengertian Umum Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Air

a. Pengertian Umum

Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Air diawali dengan merangkum


kebutuhan masyarakat untuk dirumuskan menjadi tujuan dari kebutuhan
masyarakat pengguna Sumber Daya Air.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang
akan dilakukan secara koordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan
pengelolaan Sumber Daya Air.
Pengembangan Sumber Daya Air pada wilayah sungai ditujukan untuk
peningkatan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air
baku untuk rumah tangga, pertanian, industri, pariwisata, pertanahan,
pertambangan, ketenagaan, perhubungan, dan untuk berbagai keperluan
lainnya.
Pengembangan sumber daya air meliputi :
a) air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan
lainnya;
b) air tanah pada cekungan air tanah;
c) air hujan; dan
d) air laut yang berada di darat.
Pengembangan air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air
permukaan lainnya dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik dan
fungsi sumber air yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai pengembangan sungai, danau, rawa, dan sumber air
permukaan lainnya diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas
dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya
sulit dilakukan.
Pengembangan air tanah pada cekungan air tanah dilakukan secara terpadu
dalam pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai dengan upaya
pencegahan terhadap kerusakan air tanah.
Ketentuan mengenai pengembangan air tanah diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Pengembangan fungsi dan manfaat air hujan dilaksanakan dengan
mengembangkan teknologi modifikasi cuaca.
Badan usaha dan perseorangan dapat melaksanakan pemanfaatan awan
dengan teknologi modifikasi cuaca setelah memperoleh izin dari Pemerintah.
Ketentuan mengenai pemanfaatan awan untuk teknologi modifikasi cuaca diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pengembangan fungsi dan manfaat air laut yang berada di darat dilakukan
dengan memperhatikan fungsi lingkungan hidup.

II - 1
Badan usaha dan perseorangan dapat menggunakan air laut yang berada di
darat untuk kegiatan usaha setelah memperoleh izin pengusahaan sumber daya
air dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Ketentuan mengenai pemanfaatan air laut yang berada di darat diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
Proyek Pengembangan Sumber Daya Air harus diselesaikan secara khusus dan
unik, karena sangat tergantung dari kondisi topografi setempat, kondisi sosial,
politik dan budaya setempat dan harus melibatkan berbagai bidang keahlian
secara terpadu.
Dalam mempelajari pengendalian dan pengaturan pemanfaatan air maka akan
timbul berbagai pertanyaan, diantaranya adalah :
- Berapa banyak jumlah air yang dapat diharapkan? (dari aliran air minimum,
maksimum, tahunan, volume banjir, air tanah).
- Berapa banyak jumlah air yang dapat dimanfaatkan? (untuk air minum,
irigasi, Pembangkit Listrik Tenaga Air, industri, lalulintas dan sebagainya).
- Bagaimana pengendalian terhadap kelebihan air? (dengan pengaturan
banjir, sistem drainase, pengelolaan air limbah dan sebagainya).
- Bangunan apa saja yang diperlukan dalam Pengembangan Sumber Daya
Air? (Waduk, Bendung, Bendungan, Saluran, Pelimpah, Tanggul dan
sebagainya).
- Bagaimana pengaruh Pengembangan Sumber Daya Air terhadap pelestarian
lingkungan? (margasatwa, tumbuhan, air tanah, budaya dan politik).
- Apakah Pengembangan Sumber Daya Air mempunyai nilai ekonomis dan
finansial?
Dengan demikian dalam mempelajari Pengembangan Sumber Daya Air
diperlukan pengetahuan dan wawasan yang luas bagi perencana agar dapat
diperoleh hasil harga yang optimal.

b. Jenis dan Unsur Pengembangan Sumber Daya Air


Jenis dan unsur yang perlu diketahui dalam Pengembangan Sumber Daya Air
(PSDA) diantaranya adalah :

1) Kwantitas Air
Seberapa banyak air yang dapat diharpkan dan dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi tujuan kegunaannya, untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan
tersebut harus melalui penerapan Hidrologi, yaitu Ilmu yang mempelajari
kejadian - kejadian serta distribusi air alamiah dibumi. Dengan mempelajari
Hidrologi, dapat diketahui : daur hidrologi (Cyclus Hidrologi) prakiraan aliran
air sungai dimasa datang, air tanah dan sebagainya.

2) Kwalitas Air
Selain jumlah air yang cukup, diperlukan mutu air sesuai dengan standard
dan kegunaannya, misal air minum, air irigasi, air industri dan pambuangan
air limbah. Pengujian kimiawi serta bakteriologis biasa dilaksanakan untuk
menetapkan jumlah serta sifat - sifat kotoran didalam air.

II - 2
3) Bangunan Air
Bentuk dan ukuran bangunan air seringkali tergantung pada sifat hidrolik dan
harus mengikuti azas mekanika fluida. Bangunan air sering kali mempunyai
bentuk lengkap untuk disesuaikan dengan tuntutan azas mekanika fluida
sehingga memerlukan perhitungan detail yang rumit, bahwa kadang kala
diperlukan uji model didalam laboratorium sebelum dilaksanakan
pembangunannya dilapangan.

4) Lingkungan
Dalam Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) tidak dapat terlepas dari
pengaruh lingkungan disekitarnya. Kondisi daerah aliran sungai (DAS)
sangat menentukan kelestarian sumber daya air. Pengaruh bangunan air
terhadap perkembangan morfologi sungai, pengaruh lingkungan selama
pembangunan, pengelolaan dan setelah masa usia layannya selesai.
Disamping itu pengaruh terhadap perubahan kondisi sosial, politik dan
budaya dilingkungan bangunan pengembangan sumber daya air.

5) Unsur Ekonomis dan Finansial


Setiap pengembangan sumber daya air harus dilakukan studi kelayakan
untuk mengevaluasi dari berbagai segi terhadap keuntungan yang diperoleh.
Tinjauan ekonomis adalah tinjauan terhadap nilai keekonomian suatu
pengembangan sumber daya air, bila dibandingkan dengan pembangunan
lain yang mempunyai tujuan yang sama, sedangkan tinjauan financial adalah
suatu studi / tinjauan nilai ekonomian pengembangan sumber daya air
dengan membandingkan besaran investasi yang diperlukan terhadap
keuntungan yang diperoleh selama usia layan bangunan pengembangan
sumber daya air.

6) Unsur Sosial, Politik dan Budaya


Hampir semua pembangunan PSDA dibiayai oleh badan pemerintah
tertentu, proyek irigasi, pengendali banjir, pengelola air bersih, air limbah dan
pembangkit listrik. Pembangunan PSDA tergantung dari kebijakan / batasan
perencana suatu daerah, peraturan dan undang - undang yang ada.
Pembangunan PSDA dapat tertunda karena masyarakat dan adapt budaya
setempat tidak menyetujuinya misal, merusak situs peninggalan nenek
moyang, masyarakat tidak mengijinkan daerahnya digunakan untuk PSDA
dan sebagainya.

c.Problema yang ditimbulkan oleh PSDA

Mengingat air adalah merupakan bahan baku utama untuk memenuhi suatu
kehidupan, maka pemanfaatan sumber daya air berarti akan mempengaruhi
seluruh tatanan pola aliran air yang telah berlangsung lama.
Beberapa permasalahan yang mungkin timbul oleh PSDA :
- Perubahan pola pemanfaatan aliran air
- Perubahan pola hidup binatang pada aliran air (sungai)
- Perubahan pola distribusi sediment transport, missal timbulnya agradasi dan
degradasi pada bagian hulu dan hilir bangunan PSDA
- Perubahan pada aliran air tanah
- Perubahan pola hidup sosial budaya masyarakat.

II - 3
1) Perubahan pola pemanfaatan aliran air
Perubahan pola pemanfaatan aliran air ini dapat mempengaruhi tatanan
kehidupan pada suatu daerah, bahkan dapat mempengaruhi hubungan antar
wilayah kabupaten / propinsi, mungkin malah antar Negara. Untuk itu perlu
dibuat pengaturan pola pemakaian pemanfaatan aliran air (sungai). Dengan
mulai berjalannya peraturan pemerintah tentang otonomi daerah, maka
peraturan/perundangan yang mengatur pemakaian / pemanfaatan aliran air
sungai yang melibatkan lebih dari 1 (satu) wilayah kabupaten / propinsi
dirasa sangat mendesak.

2) Perubahan pola hidup binatang pada aliran air (sungai)


Pembangunan PSDA yang memerlukan bangunan air (bendung, waduk dan
bendungan) melintang / memotong sungai sehingga memutuskan migrasi
suatu binatang air, misal ikan / binatang air pada saat reproduksi harus
dibagian hulu sungai dan setelahnya hidup dibagian hilir sungai akan
terputus, binatang air pada aliran deras harus berubah hidup pada air
kolam / waduk dan sebagainya.

3) Perubahan pola distribusi sediment transport


Sedimen transport secara alamiah dari hulu ke hilir akan menyebar sesuai
kecepatan aliran air sungai, misal sediment pasir dibagian hulu sungai yang
diambil penduduk untuk keperluan pembangunan, akan terisi ulang secara
alami pada saat air besar (banjir) datang. Apabila dibangun PSDA (Bendung
atau Bendungan) maka dibagian hulu akan timbul agradasi, yaitu
penumpukan material sediment transport dibagian hulu bendung /
bendungan, sedangkan dibagian hilir mengalami degradasi yaitu penurunan
permukaan dasar sungai dibagian hilir bangunan PSDA, lebih lagi apabila
terjadi pengmbilan material sediment (pasir) pada sungai. Hal ini sangat
membahayakan pondasi bangunan air disepanjang daerah aliran sungai
tersebut, seperti bengunan perkuatan tanggul, kolom (pier) dan abutment
jembatan dan lain-lain.

4) Perubahan pada aliran air tanah


Dengan dibangunnya PSDA maka merubah pola aliran sungai, maka dengan
sendirinya akan mempengaruhi pola rembesan / infiltrasi pada daerah aliran
sungai sehingga mempengaruhi elevasi tinggi muka air tanah. Dibagian hulu
dari bendung / bendungan akan mengalami penurunan elevasi tinggi muka
air tanah dan hal ini juga akan mempengaruhi terhadap besaran tekanan air
tanah pada suatu bangunan air.

5) Perubahan pola hidup sosial budaya masyarakat


Perubahan pola ini akan terjadi apabila pembangunan PSDA yang besar,
seperti pembangunan bendungan dengan luas genangan / waduk yang
cukup luas, misal Saguling, Cirata, Jatiluhur, Karangkates, Kedung Ombo
dan sebagainya. Akibat dari genangan yang luas, maka diperlukan
pemindahan penduduk, terpisahnya hubungan antar desa, perubahan pola
mata pencaharian dari pertanian menjadi usaha perikanan. Kesemua contoh
tersebut dapat menimbulkan perubahan sosial dan budaya penduduk
disekitar waduk.

II - 4
2.2 Proses Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Air

a. Tahapan Pengembangan Sumber Daya Air

Kebutuhan Masyarakat

Tahap Kebijakan /
Tujuan Kebutuhan Politik (GBHN)
Masyarakat

Studi Peninjauan Awal


(Reconnaisance Study)

tidak Seleksi Awal


(Quantitative Study) Tahap Studi Kelayakan
Teknis

ya

Study Kelayakan
(Feasibility Study)

Seleksi Teliti
tidak Kelayakan teknis
Kelayakan ekonomis
Kelayakan lingkungan

ya

II - 5
Perencanaan Detail
Perhitungan
Gambar Tahap Desain
Spesifikasi Teknik
Model Test

Penyusunan Dokumen Lelang


Syarat Umum Tahap Pengadaan
Syarat Teknik (Procurements)
Syarat Khusus
Syarat Administrasi

Proses Pelelangan
Pengumuman
Kwalifikasi Pengikut Lelang
Proposal Penawaran

tidak Evaluasi Pelelangan


Teknis
Biaya

Keputusan
Pemenang Lelang

Tahap
Pelaksanaan Konstruksi Konstruksi

Pengoperasian Pemeliharaan
Tahap Operasi
Implementasi PSDA

II - 6
b. Tahap Kebijakan
Perencanaan PSDA diawali dari masukan masyarakat tentang prioritas
kebutuhan dari masing - masing daerah atau wilayah sungai.
Semua usulan kebutuhan jangka pendek (tahunan), jangka menengah (5
tahunan) dan jangka panjang (25 tahunan) disusun didalam suatu perencanaan
Daerah (tingkat II, tingkat I) dan perencanaan Pusat.
Untuk perencanaan tahunan atau sering disebut sebagai Rencana Anggaran
Pendapatan Belanja (RAPB - Daerah atau RAPB - Negara) yang ditetapkan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR - Pusat) atau DPRD tingkat I atau DPRD
tingkat II.
RAPBN atau RAPBD yang telah diputuskan bersama antara wakil - wakil rakyat
(DPR, DPRD) dengan Pemerintah (Pusat, Provinsi, atau Daerah tingkat II / kota)
menjadi dasar tahapan perencana selanjutnya.
Misal : ditetapkan menaikkan produksi pangan dengan memperluas jaringan
irigasi sebanyak 10.000 Ha, maka dalam tahapan selanjutnya diperlukan
perencanaan lebih detail tentang studi ketersediaan air, bangunan air yang
diperlukan dan jaringan irigasi yang harus dibangun, dan seterusnya.

c.Tahap Studi Kelayakan


Tujuan dari studi kelayakan ini adalah untuk memperoleh hasil produksi yang
layak terhadap nilai teknis, ekonomis / finansial dan lingkungan.
Untuk memperoleh hasil produk yang paling layak maka diperlukan pemilihan
alternatif - alternatif usulan sehingga mendapatkan hasil produk terpilih yang
terbaik.
Studi Kelayakan untuk PSDA diperlukan tahapan Studi Reconnaisance (Studi
Peminjaman Awal) yaitu studi alternatif didasarkan dengan tinjauan lapangan
sesaat dengan menggunakan data sekundair (Desk Study), diperoleh alternatif
PSDA yang masih kasar (belum teliti).
Dari hasil rangking / Prioritas, Studi Reconnaisance dilanjutkan studi kelayakan
lebih teliti lagi dengan pengumpulan data lapangan untuk mendukung
perencanaan dasar dari alternatif - alternatif prioritas.
Penyelidikan lapangan dimaksud diantaranya adalah survey topography, survey
hidrologi dan meteorology, investigasi geologi dan tes laboratorium mekanika
tanah, model tes hidrolik, dan studi kelayakan lingkungan (Studi AMDAL atau
UKL / UPL).
Dengan menggunakan data primer (dan data sekunder), dilakukan studi
kelayakan teliti untuk memperoleh hasil alternatif yang paling baik atau
mempunyai bobot kelayakan teknis, finansial dan lingkungan yang paling baik.
Dari hasil studi kelayakan yang paling baik dilanjutkan dengan Perencanaan
Detail.

d. Tahap Desain
Detail desain bangunan PSDA dilaksanakan untuk bangunan PSDA yang terpilih
dari hasil studi kelayakan.

II - 7
Pekerjaan detail desain dilaksanakan berdasarkan parameter - parameter
desain sesuai dari hasil survey investigasi dilapangan dan laboratorium tes serta
model tes.
Semua hasil perhitungan disajikan kedalam gambar desain dan spesifikasi
teknis sebagai acuan utama dalam pelaksanaan pembangunan.

e. Tahap pengadaan (Procurements)


Tahapan ini merupakan jembatan dari hasil tahapan detail desain untuk dapat di
implementasikan kedalam tahap pelaksanaan konstruksi.
Tata cara pelaksanaan pengadaan (Pelelangan) diatur didalam peraturan
Presiden atau peraturan lain yang berlaku didalam suatu Perusahaan (Misal :
Peraturan Pelelangan yang ditetapkan oleh Direksi PT PLN (Persero).
Didalam tata cara Pengadaan harus disiapkan data atau dokumen lelang yang
diantaranya terdiri dari :
- Syarat Umum
- Syarat Administrasi
- Syarat Teknis
- Syarat Khusus
- Gambar
- Informasi untuk Peserta lelang
Dari hasil evaluasi penawaran akan diperoleh Pemenang Lelang sebagai
pelaksana Pembangunan / Konstruksi.

f. Tahap Konstruksi
Pelaksana konstruksi harus membuat gambar konstruksi lebih detail dan metode
pelaksanaan secara rinci sehingga dapat menyiapkan semua kebutuhan tenaga
kerja, material dan peralatan yang diperlukan serta jadwal penyediaan biaya
pelaksanaan.
Pelaksanaan konstruksi harus dimulai dari pekerjaan persiapan, uji kelaikan
material dan alat, pelaksanaan konstruksi, uji kwalitas produk konstruksi, uji
keandalan mesin, uji pengoperasian, uji masa pemeliharaan hingga serah terima
hasil konstruksi.

g. Tahap Operasi
Hasil Pembangunan PSDA dioperasikan berdasarkan Buku Petunjuk
Pengoperasian / Pemeliharaan, agar menghasilkan optimum.
Didalam pengoperasiannya harus tetap memperhatikan kaidah yang telah
ditetapkan didalam Studi Amdal atau Upaya Pemantauan dan Pengelolaan
Lingkungan (UKL / UPL).

Proses PSDA diatas sebagai acuan dasar didalam perencanaan PSDA, namun
didalam kenyataan dilapangan diperlukan sedikit modifikasi untuk disesuaikan
dengan tingkat keruwetan (komplexitas) dari suatu perencanaan PSDA.

II - 8
2.3 Analisa Kelayakan Finansial PSDA

Dalam mengevaluasi kelayakan pembangunan PSDA ditinjau secara finansial harus


mempertimbangkan nilai waktu uang (time value of money). Konsep nilai waktu
uang ini sangat penting, karena uang yang diperoleh saat ini nilainya lebih besar
dibandingkan nilai uang yang akan diterima tahun depan.
Contoh :
Jika seseorang menerima 2 (dua) jenis pembayaran, pembayaran pertama saat ini
dan pembayaran kedua tahun depan, maka setiap Rp. 100,- yang diterima hari ini
akan mempunyai nilai lebih besar jika dibandingkan dengan Rp. 100,- tahun depan,
karena jika uang tersebut disimpan di Bank akan bertambah sebesar bunga Bank
dalam 1 (satu) tahun. Bila bunga Bank 10% pertahun, maka nilai uang akan menjadi
Rp. 110,-. Konsep ini disebut dengan Present Value.
Beberapa cara untuk menentukan kelayakan suatu PSDA :

a. Metode Net Present Value (NPV)


Metode penilaian investasi Net Present Value adalah menghitung selisih antara
nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan - penerimaan dimasa
yang akan datang.
Rumus Umum Net Present Value (NPV) adalah :
(Aswalth Damodaran 1997 : 41)
t n CFt
NPV =  t
 inisial investasi
t 1 (1  r )

Dimana :
NPV = Net Present Value = Nilai bersih pada saat ini antara total biaya
pemasukan dengan biaya investasi.
CFt = Cash Flow in periode t = aliran pemasukan
r = Discount Rate = suku bunga Bank Pemerintah
t = Life of the Project = Masa Layan PSDA
Apabila dalam perhitungan NPV digunakan Hurdle Rate, yaitu nilai discount
minimum yang diisyaratkan untuk pengembalian suatu investasi, maka
penentuan nilai NPV dapat diambil sebagai berikut :
NPV > 0, maka PSDA layak untuk ditindaklanjuti
NPV < 0, maka PSDA tidak layak ditindak lanjuti

b. Internal Rate of Return (IRR)


Metode IRR adalah suatu cara penilaian investasi dengan menghitung tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan - penerimaan kas bersih di masa - masa mendatang.
Hasil perhitungan IRR adalah suatu nilai suku bunga (discount rate) berbeda
dengan NPV yang diperoleh adalah suatu nilai Rupiah atau Dollar atau mata
uang lain dan tidak menunjukkan skala dari suatu proyek / investasi.
IRR dapat digunakan untuk menghitung penilaian investasi suatu kasus atau
penilaian terhadap investasi perusahaan.

II - 9
Perhitungan nilai IRR diperoleh dengan memberikan nilai 0 (nol) pada NPV
(Aswalth Damodaran, 1997 : 41)
t n CFt
0=  t
 inisial investasi
t 1 (1  r )

Dari persamaan tersebut dapat dihitung besarnya t atau nilai presentasi dari
suku bunga dan nilai ini disebut sebagai Internal Rate of Return. Untuk
memperoleh nilai r dapat dilakukan dengan trial and error atau menggunakan
alat hitung elektronis yang sophisticated.

c. Average Rate of Return


Yaitu mengukur tingkat keuntungan rata - rata yang diperoleh dari suatu
investasi, dinyatakan dalam presentase (%)

Laba setelah pajak


Keuntungan rata-rata = > yang diisyaratkan
Total Investasi

Laba setelah pajak


Atau = > yang diisyaratkan
Rata - rata investasi

d. Pay Back Periode


Mengukur seberapa cepat suatu investasi dapat dikembalikan, dinyatakan dalam
waktu (tahun, bulan).

Biaya pengeluaran
Waktu pengembalian investasi = < yang diisyaratkan
Pendapatan

e. Profitability Index (PI)


Menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa
datang dengan nilai sekarang investasi.

PV Pendapatan
PI = > 1
PU investasi

PV = Present Value

2.4 Contoh dan Istilah

a. Contoh

[1] Metode Average Rate of Return (ROR)


Yaitu mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu
investasi, dinyatakan dengan presentase (%).
Proyek menguntungkan bila lebih besar dari keuntungan yang diisyaratkan :

II - 10
Misal :

Investasi aktiva tetap Rp. 800 juta


Modal Kerja Rp. 200 juta
Usia layan ekonomis 8 tahun
Nilai susut investasi Metode garis lurus

Penghasilan Rp. 1500 juta/tahun


Biaya operasional Rp. 1000 juta/tahun
Penyusutan Rp. 100 juta/tahun
Rp. 1100 juta/tahun

Keuntungan sebelum pajak Rp. 400 juta


Pajak (35%) Rp. 140 juta

Laba setelah pajak Rp. 260 juta

Laba setelah pajak


Keuntungan rata - rata =
Total investasi

260
= X 100% = 26%
1000
Atau bila menggunakan rata-rata investasi adalah :
= Jt Rp (800 + 700 + 600 + 500 + 400 + 300 + 200 + 100 + 0) / 9
= 400 jt Rp / th

260
Keuntungan rata-rata = = 43.33%
400 + 200
Kelemahan metode ini belum memperhitungkan nilai waktu uang (time of
money)

[2] Metode Pay Back


Mengukur seberapa cepat suatu investasi dapat dikembalikan dinyatakan
dalam waktu (tahun, bulan).
Menguntungkan bila pengembalian investasi lebih cepat dari yang
diisyaratkan.
Misal :
Biaya pengeluaran proyek (Initial Cash Flow) Rp. 1.000 jt/th
Aliran kas operasional (biaya dan penghasilan) Rp. 360 jt/th

1000
Waktu pengembalian investasi = = 2.78 tahun sudah bisa kembali
360

Bila diisyaratkan lama pengembalian 5 tahun, berarti proyek


menguntungkan.
Kelemahan cara ini belum mempertimbangkan nilai waktu uang (time
of money).

II - 11
[3] Net Present Value
Menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan dimasa yang akan datang dinyatakan dengan besaran nilai Rp.
(US $) dan sebagainya.
Misal : Nilai investasi Rp. 1.000 juta
Nilai pemasukan Rp. 360 juta/tahun
Usia layan ekonomis 8 tahun
Tingkat suku bunga 25%/tahun
Nilai akhir proyek (terminal cash flow) Rp. 200 juta

360 360 360  200


Maka = NPV =  1000   2
 ....  .... 
(1  r ) (1  r ) (1  r )8

= -1000 + 1232.04
= + 232.04 jr Rp………..

Nilai positif maka dianggap proyek menguntungkan.

[4] Metode Internal Rate of Return (IRR)


Menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa mendatang,
dinyatakan dalam presentase.
 Lihat pada contoh (3)

260 360 360  200


1000 =   .... 
(1  r ) (1  r )2 (1  r )8

dengan cara trial and error (coba - coba) hingga memperoleh nilai dalam
persen mampukah tingkat suku bunga ini lebih besar dari yang diisyaratkan
maka proyek menguntungkan.
Bila diperoleh tingkat suku bunga sebesar 33%, sedangkan tingkat suku
bunga bank dipasaran sebesar 25% maka proyek menguntungkan.

[5] Metode Profitability Index (PI)


Menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
dimasa datang dengan nilai sekarang investasi.
Proyek dikatakan untung bila PI > 1
 Lihat pada contoh (3)

1232
Profitability index (PI) = = 1.232 (>1)
1000

Maka proyek menguntungkan.

b. Istilah – istilah

II - 12
Istilah yang sering digunakan didalam Bab 2. Dasar - dasar Perencanaan
Pengembangan Sumber Daya Air, diantaranya adalah :

- Perencanaan - Daerah Aliran Sungai (DAS)


- Siklus hidrologi - Sediment transport
- Kwantitas air - Agradasi
- Kwalitas air - Degradasi
- Bangunan air - Infiltrasi
- Uji model - Morfologi sungai

2.5 Soal Latihan

II - 13

Anda mungkin juga menyukai