Mahasiswa mengetahui dan memahami ketersediaan air yang dapat dimafaatkan untuk
perencanaan pengembangan sumber daya air mulai dari tahapan penyelidikan,
perhitungan kelayakan, serta parameter parameter yang diperlukan dalam dalam
perencanaan pengoperasian dan pemeliharaan pemanfaatan sumber daya air.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan tujuan dari setiap tahapan perencanaan
pemanfaatan pengembangan sumber daya air mulai dari menentukan kebutuhan akan
sumber daya air, dasar dan peraturan yang harus diikuti, tahapan penyelidikan,
pengembangan, perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan hingga
akhir usia layannya.
II - I
2. DASAR - DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
a. Pengertian Umum
II - 1
Badan usaha dan perseorangan dapat menggunakan air laut yang berada di
darat untuk kegiatan usaha setelah memperoleh izin pengusahaan sumber daya
air dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Ketentuan mengenai pemanfaatan air laut yang berada di darat diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
Proyek Pengembangan Sumber Daya Air harus diselesaikan secara khusus dan
unik, karena sangat tergantung dari kondisi topografi setempat, kondisi sosial,
politik dan budaya setempat dan harus melibatkan berbagai bidang keahlian
secara terpadu.
Dalam mempelajari pengendalian dan pengaturan pemanfaatan air maka akan
timbul berbagai pertanyaan, diantaranya adalah :
- Berapa banyak jumlah air yang dapat diharapkan? (dari aliran air minimum,
maksimum, tahunan, volume banjir, air tanah).
- Berapa banyak jumlah air yang dapat dimanfaatkan? (untuk air minum,
irigasi, Pembangkit Listrik Tenaga Air, industri, lalulintas dan sebagainya).
- Bagaimana pengendalian terhadap kelebihan air? (dengan pengaturan
banjir, sistem drainase, pengelolaan air limbah dan sebagainya).
- Bangunan apa saja yang diperlukan dalam Pengembangan Sumber Daya
Air? (Waduk, Bendung, Bendungan, Saluran, Pelimpah, Tanggul dan
sebagainya).
- Bagaimana pengaruh Pengembangan Sumber Daya Air terhadap pelestarian
lingkungan? (margasatwa, tumbuhan, air tanah, budaya dan politik).
- Apakah Pengembangan Sumber Daya Air mempunyai nilai ekonomis dan
finansial?
Dengan demikian dalam mempelajari Pengembangan Sumber Daya Air
diperlukan pengetahuan dan wawasan yang luas bagi perencana agar dapat
diperoleh hasil harga yang optimal.
1) Kwantitas Air
Seberapa banyak air yang dapat diharpkan dan dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi tujuan kegunaannya, untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan
tersebut harus melalui penerapan Hidrologi, yaitu Ilmu yang mempelajari
kejadian - kejadian serta distribusi air alamiah dibumi. Dengan mempelajari
Hidrologi, dapat diketahui : daur hidrologi (Cyclus Hidrologi) prakiraan aliran
air sungai dimasa datang, air tanah dan sebagainya.
2) Kwalitas Air
Selain jumlah air yang cukup, diperlukan mutu air sesuai dengan standard
dan kegunaannya, misal air minum, air irigasi, air industri dan pambuangan
air limbah. Pengujian kimiawi serta bakteriologis biasa dilaksanakan untuk
menetapkan jumlah serta sifat - sifat kotoran didalam air.
II - 2
3) Bangunan Air
Bentuk dan ukuran bangunan air seringkali tergantung pada sifat hidrolik dan
harus mengikuti azas mekanika fluida. Bangunan air sering kali mempunyai
bentuk lengkap untuk disesuaikan dengan tuntutan azas mekanika fluida
sehingga memerlukan perhitungan detail yang rumit, bahwa kadang kala
diperlukan uji model didalam laboratorium sebelum dilaksanakan
pembangunannya dilapangan.
4) Lingkungan
Dalam Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) tidak dapat terlepas dari
pengaruh lingkungan disekitarnya. Kondisi daerah aliran sungai (DAS)
sangat menentukan kelestarian sumber daya air. Pengaruh bangunan air
terhadap perkembangan morfologi sungai, pengaruh lingkungan selama
pembangunan, pengelolaan dan setelah masa usia layannya selesai.
Disamping itu pengaruh terhadap perubahan kondisi sosial, politik dan
budaya dilingkungan bangunan pengembangan sumber daya air.
Mengingat air adalah merupakan bahan baku utama untuk memenuhi suatu
kehidupan, maka pemanfaatan sumber daya air berarti akan mempengaruhi
seluruh tatanan pola aliran air yang telah berlangsung lama.
Beberapa permasalahan yang mungkin timbul oleh PSDA :
- Perubahan pola pemanfaatan aliran air
- Perubahan pola hidup binatang pada aliran air (sungai)
- Perubahan pola distribusi sediment transport, missal timbulnya agradasi dan
degradasi pada bagian hulu dan hilir bangunan PSDA
- Perubahan pada aliran air tanah
- Perubahan pola hidup sosial budaya masyarakat.
II - 3
1) Perubahan pola pemanfaatan aliran air
Perubahan pola pemanfaatan aliran air ini dapat mempengaruhi tatanan
kehidupan pada suatu daerah, bahkan dapat mempengaruhi hubungan antar
wilayah kabupaten / propinsi, mungkin malah antar Negara. Untuk itu perlu
dibuat pengaturan pola pemakaian pemanfaatan aliran air (sungai). Dengan
mulai berjalannya peraturan pemerintah tentang otonomi daerah, maka
peraturan/perundangan yang mengatur pemakaian / pemanfaatan aliran air
sungai yang melibatkan lebih dari 1 (satu) wilayah kabupaten / propinsi
dirasa sangat mendesak.
II - 4
2.2 Proses Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Air
Kebutuhan Masyarakat
Tahap Kebijakan /
Tujuan Kebutuhan Politik (GBHN)
Masyarakat
ya
Study Kelayakan
(Feasibility Study)
Seleksi Teliti
tidak Kelayakan teknis
Kelayakan ekonomis
Kelayakan lingkungan
ya
II - 5
Perencanaan Detail
Perhitungan
Gambar Tahap Desain
Spesifikasi Teknik
Model Test
Proses Pelelangan
Pengumuman
Kwalifikasi Pengikut Lelang
Proposal Penawaran
Keputusan
Pemenang Lelang
Tahap
Pelaksanaan Konstruksi Konstruksi
Pengoperasian Pemeliharaan
Tahap Operasi
Implementasi PSDA
II - 6
b. Tahap Kebijakan
Perencanaan PSDA diawali dari masukan masyarakat tentang prioritas
kebutuhan dari masing - masing daerah atau wilayah sungai.
Semua usulan kebutuhan jangka pendek (tahunan), jangka menengah (5
tahunan) dan jangka panjang (25 tahunan) disusun didalam suatu perencanaan
Daerah (tingkat II, tingkat I) dan perencanaan Pusat.
Untuk perencanaan tahunan atau sering disebut sebagai Rencana Anggaran
Pendapatan Belanja (RAPB - Daerah atau RAPB - Negara) yang ditetapkan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR - Pusat) atau DPRD tingkat I atau DPRD
tingkat II.
RAPBN atau RAPBD yang telah diputuskan bersama antara wakil - wakil rakyat
(DPR, DPRD) dengan Pemerintah (Pusat, Provinsi, atau Daerah tingkat II / kota)
menjadi dasar tahapan perencana selanjutnya.
Misal : ditetapkan menaikkan produksi pangan dengan memperluas jaringan
irigasi sebanyak 10.000 Ha, maka dalam tahapan selanjutnya diperlukan
perencanaan lebih detail tentang studi ketersediaan air, bangunan air yang
diperlukan dan jaringan irigasi yang harus dibangun, dan seterusnya.
d. Tahap Desain
Detail desain bangunan PSDA dilaksanakan untuk bangunan PSDA yang terpilih
dari hasil studi kelayakan.
II - 7
Pekerjaan detail desain dilaksanakan berdasarkan parameter - parameter
desain sesuai dari hasil survey investigasi dilapangan dan laboratorium tes serta
model tes.
Semua hasil perhitungan disajikan kedalam gambar desain dan spesifikasi
teknis sebagai acuan utama dalam pelaksanaan pembangunan.
f. Tahap Konstruksi
Pelaksana konstruksi harus membuat gambar konstruksi lebih detail dan metode
pelaksanaan secara rinci sehingga dapat menyiapkan semua kebutuhan tenaga
kerja, material dan peralatan yang diperlukan serta jadwal penyediaan biaya
pelaksanaan.
Pelaksanaan konstruksi harus dimulai dari pekerjaan persiapan, uji kelaikan
material dan alat, pelaksanaan konstruksi, uji kwalitas produk konstruksi, uji
keandalan mesin, uji pengoperasian, uji masa pemeliharaan hingga serah terima
hasil konstruksi.
g. Tahap Operasi
Hasil Pembangunan PSDA dioperasikan berdasarkan Buku Petunjuk
Pengoperasian / Pemeliharaan, agar menghasilkan optimum.
Didalam pengoperasiannya harus tetap memperhatikan kaidah yang telah
ditetapkan didalam Studi Amdal atau Upaya Pemantauan dan Pengelolaan
Lingkungan (UKL / UPL).
Proses PSDA diatas sebagai acuan dasar didalam perencanaan PSDA, namun
didalam kenyataan dilapangan diperlukan sedikit modifikasi untuk disesuaikan
dengan tingkat keruwetan (komplexitas) dari suatu perencanaan PSDA.
II - 8
2.3 Analisa Kelayakan Finansial PSDA
Dimana :
NPV = Net Present Value = Nilai bersih pada saat ini antara total biaya
pemasukan dengan biaya investasi.
CFt = Cash Flow in periode t = aliran pemasukan
r = Discount Rate = suku bunga Bank Pemerintah
t = Life of the Project = Masa Layan PSDA
Apabila dalam perhitungan NPV digunakan Hurdle Rate, yaitu nilai discount
minimum yang diisyaratkan untuk pengembalian suatu investasi, maka
penentuan nilai NPV dapat diambil sebagai berikut :
NPV > 0, maka PSDA layak untuk ditindaklanjuti
NPV < 0, maka PSDA tidak layak ditindak lanjuti
II - 9
Perhitungan nilai IRR diperoleh dengan memberikan nilai 0 (nol) pada NPV
(Aswalth Damodaran, 1997 : 41)
t n CFt
0= t
inisial investasi
t 1 (1 r )
Dari persamaan tersebut dapat dihitung besarnya t atau nilai presentasi dari
suku bunga dan nilai ini disebut sebagai Internal Rate of Return. Untuk
memperoleh nilai r dapat dilakukan dengan trial and error atau menggunakan
alat hitung elektronis yang sophisticated.
Biaya pengeluaran
Waktu pengembalian investasi = < yang diisyaratkan
Pendapatan
PV Pendapatan
PI = > 1
PU investasi
PV = Present Value
a. Contoh
II - 10
Misal :
260
= X 100% = 26%
1000
Atau bila menggunakan rata-rata investasi adalah :
= Jt Rp (800 + 700 + 600 + 500 + 400 + 300 + 200 + 100 + 0) / 9
= 400 jt Rp / th
260
Keuntungan rata-rata = = 43.33%
400 + 200
Kelemahan metode ini belum memperhitungkan nilai waktu uang (time of
money)
1000
Waktu pengembalian investasi = = 2.78 tahun sudah bisa kembali
360
II - 11
[3] Net Present Value
Menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan dimasa yang akan datang dinyatakan dengan besaran nilai Rp.
(US $) dan sebagainya.
Misal : Nilai investasi Rp. 1.000 juta
Nilai pemasukan Rp. 360 juta/tahun
Usia layan ekonomis 8 tahun
Tingkat suku bunga 25%/tahun
Nilai akhir proyek (terminal cash flow) Rp. 200 juta
= -1000 + 1232.04
= + 232.04 jr Rp………..
dengan cara trial and error (coba - coba) hingga memperoleh nilai dalam
persen mampukah tingkat suku bunga ini lebih besar dari yang diisyaratkan
maka proyek menguntungkan.
Bila diperoleh tingkat suku bunga sebesar 33%, sedangkan tingkat suku
bunga bank dipasaran sebesar 25% maka proyek menguntungkan.
1232
Profitability index (PI) = = 1.232 (>1)
1000
b. Istilah – istilah
II - 12
Istilah yang sering digunakan didalam Bab 2. Dasar - dasar Perencanaan
Pengembangan Sumber Daya Air, diantaranya adalah :
II - 13