Disusun Oleh:
Tim Penyusunan Modul
Pusdiklat Bea dan Cukai
Disusun Oleh:
Tim Penyusunan Modul
Pusdiklat Bea dan Cukai
ii
a) Arti dan Pentingnya Teknik Audit……….....................……… 23
b) Macam Teknik Audit …….……………..................………… 24
c) Macam-macam Bukti ………………….............…………… 31
b. Kertas Kerja Audit .................................................................... 33
a) Pengertian Kertas Kerja Audit.............................................. 33
b) Tujuan Kertas Kerja Audit...................................................... 34
2.2. Latihan.............................................................................................. 37
2.3. Rangkuman……………………………..........……………................... 37
2.4. Tes Formatif 2…………………………….…………………………..… 38
2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut…………......………........................ 41
3. Kegiatan Belajar 3
TAHAPAN AUDIT
3.1. Uraian dan Contoh …………............................………………...…… 42
- Perencanaan Audit....................................................................... 42
- Pelaksanaan Audit.................................................................... 44
- Pelaporan Audit......................................................................... 45
3.2. Latihan ............................................................................................. 53
3.3. Rangkuman…………………………...........…………………....……… 53
3.4. Tes Formatif 4…………………………...…………………….......…… 56
3.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut………...............…………………… 59
PENUTUP…………………………………………………………………………… 60
TES SUMATIF………………………………………………………………………. 61
KUNCI JAWABAN………………………………………………………………….. 66
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 67
iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
iv
PETA KOSEP
TEKNIK-TEKNIK
PELAPORAN HASIL
AUDIT
AUDIT
KERTAS KERJA
AUDIT
v
DASAR--DASAR AUDIT
MODUL DASAR
PENDAHULUAN
A
Untuk mempelajari modul ini, idealnya anda telah ditunjuk sebagai peserta Diklat
Post Clearance Audit dan telahmemenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Pangkat minimal golongan II/c;
2. Lulusan Prodip III Kepabeanan dan Cukai, DTSD kurikulum s.d. 2005,
DTSS kurikulum 2006 dan 2007;
3. Usia maksimal 45 tahun;
4. Sehat jasmani dan rohani;
B
KB 1
INDIKATOR KEBERHASILAN:
Setelah mempelajari KB 2 anda diharapkan dapat:
- Menjelaskan tentang pengertian audit (audit).
- Membedakan antara auditing dengan accounting (akuntansi) .
- Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis audit
- Menjelaskan tentang profesi akuntan di Indonesia dan Negara lain.
- Menjelaskan tentang standar profesi akuntan public (SPAP).
- Menjelaskan tentang Kode Etik Akuntan di Indonesiat
a. Pengertian Audit
Terdapat beberapa pengertian tentang audit/audit sebagai bahan
perbandingan, diantaranya adalah sebagai berikut;
Menurut Sukrisno Agoes (2004), dalam “Auditing (Audit Akuntan oleh Kantor
Akuntan Publik)”
Dalam kaitannya dengan Audit Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) lebih
dikenal dengan istilah Auditing. Menurut Sukrisno Agoes pengertian auditing
adalah:
“Suatu audit yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.”
Ada beberapa hal penting dari pengertian tersebut, antara lain;
Pertama, yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.
Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa laporan keuangan yang diperiksa
meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan
Arus Kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian (buku kas/bank, buku
penjualan, buku pembelian, buku serba serbi), buku besar, sub buku besar
(piutang, utang, aktiva tetap, kartu persediaan). Sedangkan bukti-bukti
pendukung meliputi bukti penerimaan dan pengeluaran kas/bank, faktur
penjualan, journal voucher, dan lain-lain. Dokumen lain yang harus diperiksa
adalah notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian, kontrak,
perjanjian kredit, dan lain-lain.
Kedua, audit dilakukan secara kritis dan sistematis. Disebutkan bahwa kritis
artinya audit tersebut harus dipimpin oleh seorang yang mempunyai gelar
akuntan (registered accountant) dan mempunyai izin praktik sebagai akuntan
publik dari Menteri Keuangan. Pelaksana audit harus mempunyai pendidikan,
pengalaman, dan keahlian di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan
audit akuntan. Jika tidak maka kecermatan, kehati-hatian dan kewaspadaan
terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kesalahan
tidak dapat dilakukan. Sistematis artinya audit harus direncanakan sebelum
Transaksi yang
mempunyai
nilai uang
Subsidiary
Ledger
Accounting (Konstruksi)
Auditing (Analisis)
Gambar 1.2.
Accounting and Auditing Contrast
Accounting
Pencatatan transaksi
dan penyusunan
Laporan Keuangan
GAAP
(penghubung)
Evaluasi
Laporan Keuangan
Auditing
c. Jenis-jenis Audit
Menurut Sukrisno Agoes (2004;9) ditinjau dari luasnya audit, audit dapat
dibedakan atas:
1) General Audit (Audit Umum)
Suatu audit umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP
Independen dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Audit ini harus dilakukan
sesuai Standar Profesional/Akuntan Publik dan memperhatikan Kode Etik
Akuntan Indonesia, Aturan Etika KAP yang telah disahkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia serta Standar Pengendalian Mutu.
d. Computer Audit
Audit oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya
dengan EDP (Electronic Data Processing) System.
Metode yang dilakuan auditor adalah ;
1). Audit arround the computer
Auditor memeriksa input dan output dari EDP System tanpa melakukan
test terhadap proses dalam sistem tersebut.
2). Audit through the computer
Audit selain hal tersebut diatas, juga melakukan test terhadap proses
sistem tersebut. Pengetesan merupakan complience test dengan
menggunakan generalized audit software dan memasukkan dummy
data (data palsu) untuk mengetahui apakah data palsu tersebut
diproses sesuai dengan system yang seharusnya. Dalam mengevaluasi
internal control atas EDP system, auditor mengunakan internal control
questionnaires untuk EDP system.
Internal control dalam EDP system terdiri dari:
General control, yaitu berkaitan dengan organisasi EDP departement,
prosedur dokumentasi, testing dan otorisasi dari original system dan setiap
perubahan yang akan dilakukan terhadap sistem tersebut. Juga yang
berkaitan dengan control yang terdapat dalam hardwarenya.
Aplication control, berkaitan dengan pelaksanaan tugas khusus yang
dilakukan oleh EDP department. Misalnya membuat daftar gaji.
Dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa data yang diinput, processing data,
output dalam bentuk print out telah dilakukan secara akurat sehingga
menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
IV), dan lulusan fakultas ekonomi swasta yang telah lulus ujian negara dan UNA
Dasar serta UNA Profesi.
Untuk mendapatkan gelar akuntan, harus mengikuti pendidikan profesi
akuntan di perguruan tinggi tertentu dan mengambil antara 20-30 SKS dan harus
mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapatkan nomor registrasi
dimulai dari A dan D. (sudah sekitar 50.000 an)
Untuk dapat melakukan praktek sebagai akuntan publik, akuntan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Departemen Keuangan. Antara lain
harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh
IAI dan Departemen Keuangan. (sampai dengan 2002 yang sudah lulus USAP
dan bersertifikat akuntan publik berjumlah 50 an orang)
Seorang yang sudah memiliki nomor register, dapat memilih profesi sebagai;
- akuntan publik (eksternal auditor); dengan memiliki atau bekerja di KAP
- internal auditor; bekerja di internal audit department perusahaan swasta atau
satuan pengawas intern di BUMN
- government auditor; bekerja di BPKP, BPK atau inspektorat jenderal suatu
departemen
- financial accountant; bekerja di bagian akuntansi keuangan
- cost accountant; bekerja dibagian akuntansi biaya
- management accountant; bekerja di bagian akuntansi manajemen
- tax accountant; bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau di
direktorat jenderal pajak
- akuntan pendidik; bekerja sebagai pengajar/dosen
Di negara lain seperti Amerika , untuk medapatkan gelar Certified Public
Accountant (CPA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh AICPA (American
Institute of Certified Public Accountant), untuk mendapatkan gelar CIA (Certified
Internal Auditor) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IIA (Institute of
Internal Auditor), untuk mendapatkan gelar CMA (Certified Management
Accountant) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IMA (Institute of
Management Accountant)
Di Inggris, untuk mendapat gelar CA (Charactered Accountant) harus
lulus ujian yang diselenggarakan oleh UK Accountant Association. Di Singapore,
untuk mendapatkan gelar CA (Charactered Accountant) harus lulus ujian yang
diselenggarakan oleh Singapore Accountant Association
Gambar 2.1.
Hirarki Standar Auditing
Standar Auditing
Landasan Konseptual Landasan Konseptual
Standar Umum :
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar Pelaporan :
7. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia.
8. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam
periode sebelumnya.
9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
10. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Secara garis besar kode etik akuntan di Indonesia dapat dilihat pada
Kerangka Kode Etik IAI sebagaimana digambarkan pada Gambar 2.2 sebagai
berikut :
Gambar 2.2.
Kerangka Kode Etik IAI
ATURAN
ETIKA
IAI - KAP
RAPAT
ANG-
GOTA
INTERPRETASI KAP
ATURAN ETIKA
PENGURUS
TANYA DAN JAWAB IAI – KAP
DEWAN
SPAP
Sumber : SPAP IAI 2001 : 20000.7
1.2. Latihan
1.3. Rangkuman
Banyak pengertian yang dikemukakan tentang audit/ audit. Pada intinya
pengertian-pengertian tersebut memiliki makna yang hampir sama, yang
membedakan adalah pelaksana dan tujuan auditnya. Pengertian audit/ audit
dalam arti luas adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses atau
produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, obyektif dan tidak
memihak yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi
bahwa subyek dari audit telah dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan standar,
regulasi dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Jenis-jenis audit ditinjau dari luasnya adalah : general audit (audit umum)
dan special audit (audit khusus). Jika ditinjau dari jenis auditnya, audit dibagi atas
: management audit (operational audit), compliance audit (audit ketaatan),
internal audit (audit intern) dan computer audit.
Yang berhak menyandang gelar akuntan adalah mereka yang telah lulus
dari fakultas ekonomi negeri jurusan akuntansi (UI, Gama, Unpad, Undip, Unsrat,
Unibraw, Unud, Andalas, Syah Kuala), lulusan STAN (Diploma IV), dan lulusan
fakultas ekonomi swasta yang telah lulus ujian negara dan UNA Dasar serta UNA
Profesi, serta telah mengikuti pendidikan profesi akuntan di perguruan tinggi
tertentu dan mengambil antara 20-30 SKS dan harus mendaftar ke Departemen
Keuangan untuk mendapatkan nomor registrasi.
Untuk dapat melakukan praktek sebagai akuntan publik, akuntan harus
lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh IAI dan
Departemen Keuangan.
Standar Auditing untuk Akuntan Publik terdiri dari :
A. Standar Umum :
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
B. Standar Pekerjaan Lapangan :
3. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Terdapat tiga jenis audit yang menjadi kewenangan BPK, antara lain:
a. Audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu
b. Audit keuangan, audit ketaatan dan audit investigasi
c. Audit Kinerja, audit ketaatan dan audit investigasi
d. Audit dengan tujuan tertentu, audit ketaatan dan audit investigasi.
a. Tes Substantif
b. Sampling audit
c. Tes ketaatan
d. Prosedur analistis.
9. Metode audit, di mana auditor memeriksa input dan output dari EDP
System tanpa melakukan test terhadap proses dalam sistem tersebut
disebut :
11. Aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik di dalam
menjalankan tugasnya agar mereka dapat bekerja secara bertanggung
jawab dan obyekti diatur dalam:
a. Standar Auditing
b. Kode Etik
c. Pernyataan standar auditing
d. Prosedur auditing.
15. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit. Hal tersebut merupakan salah satu butir pernyataan pada:
a. Standar perencanaan auditing
b. Standar pekerjaan lapangan
c. Standar pelaksanaan audit
d. Standar pelaporan
KB 2
KEGIATAN BELAJAR 2
INDIKATOR KEBERHASILAN:
Setelah mempelajari KB2 para peserta diharapkan dapat:
- Menjelaskan arti dan pentingnya teknik audit.
- Menjelaskan macam-macam teknik audit dan implementasinya
- Menjelaskan pengertian kertas kerja audit
- Menjelaskan tujuan kertas kerja audit.
a. TEKNIK AUDIT
Inspeksi
Inspeksi merupakan cara memeriksa dengan menggunakan panca indera
terutama mata, untuk memperoleh pembuktian atas suatu keadaan atau suatu
masalah pada suatu saat tertentu (misalnya tentang eksistensi, jumlah dan jenis
barang).
Inspeksi sebaiknya dilakukan oleh dua orang auditor. Auditor harus
mencoba mengusahakan agar ada wakil instansi atau pihak ketiga yang
menyertai inspeksi itu, yang dapat membenarkan/menguatkan kesimpulan
auditor. Sesuai keperluannya, auditor dapat meminta wakil instansi atau pihak
ketiga agar turut menandatangani berita acara mengenai inspeksi tersebut. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindarkan timbulnya bantahan mengenai
kecermatan inspeksi yang dilakukan oleh auditor. Contoh inspeksi adalah audit
fisik.
Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara memeriksa dengan
menggunakan panca indera terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu
selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.
Kadang-kadang observasi dikaitkan dengan melihat dari jarak jauh atau tanpa
disadari oleh pihak yang diamati.
Teknik observasi akan membantu melancarkan serta memperjelas
pengertian auditor mengenai kegiatan yang diperiksa. Observasi yang efektif
tergantung pada daya imaginatif dan keingintahuan yang besar dari auditor.
Tanya Jawab
Tanya jawab dapat dilakukan dengan dua cara : lisan atau tertulis.
Walaupun banyak informasi/bukti yang dapat diperoleh melalui tanya jawab ini
namun hasilnya dipandang bersifat subyektif, karenanya auditor perlu
mengusahakan bukti penunjang dengan menggunakan teknik-teknik audit
lainnya.
Lisan (Wawancara)
Wawancara yang baik adalah wawancara yang menghasilkan pembuktian
yang diperlukan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu auditor
hendaknya merancang wawancara sedemikian rupa sehingga dapat
mengungkapkan hal-hal yang diperlukan secara lengkap.
Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan merupakan sumber
informasi yang penting. Dalam hal ini auditor seharusnya mempertimbangkan
dengan seksama pengetahuan pihak yang diwawancarai atau pokok persoalan
yang dibicarakan, motifnya, dan apakah informasi yang disampaikan sesuai
dengan informasi lain yang telah diperoleh oleh auditor. Hal yang perlu
diperhatikan adalah belum tentu pihak yang menempati kedudukan yang tinggi
dapat merupakan jaminan atas keabsahan informasi yang disampaikan olehnya,
karena mungkin ia belum lama menempati posisi tersebut atau pun ia tidak
memiliki pengetahuan langsung mengenai masalah yang ditanyakan, yang
barangkali justru dipunyai oleh bawahannya. Auditor juga bisa mewawancarai
ahli-ahli yang merupakan pihak luar, tapi wawancara hendaknya diarahkan untuk
menjamin bahwa keterangan para ahli tersebut dapat diandalkan, dan
meneguhkan sifat dapat dipercayainya pembuktian.
Wawancara harus direncanakan dengan cermat. Auditor harus
mengetahui tujuan wawancara dan informasi apa yang harus diperolehnya.
Auditor harus mempertimbangkan dengan siapa ia hendak melakukan
wawancara. Untuk menghindari reaksi yang negatif, pejabat yang mempunyai
posisi/kedudukan tinggi lebih baik diwawancari oleh orang yang cukup tinggi pula
Cara Tertulis
Cara tanya jawab yang mudah dan praktis adalah dengan tertulis. Setelah
responden ditentukan, kemudian dikirim surat pengantar beserta daftar
pertanyaan (kuesioner) yang memuat masalah yang akan ditanyakan.
Kelemahan dari cara tertulis adalah bahwa pada dasarnya daftar pertanyaan
tidak fleksibel, dan tidak ada verifikasi. Tingkat keandalan informasi yang
diperoleh melalui wawancara. Oleh karena daftar pertanyaan harus digunakan
secara hati-hati, dan jika tidak terdapat bukti penguat, maka bukti demikian
belum mencukupi untuk digunakan sebagai pendukung kesimpulan hasil audit.
Konfirmasi
Konfirmasi merupakan upaya untuk memperoleh informasi/ penugasan
dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun tertulis. Konfirmasi
dapat dilakukan terhadap berbagai hal, misalnya :
- Konfirmasi mengenai pembayaran nilai transaksi.
- Konfirmasi pembayaran bea masuk dan PDRI.
- Konfirmasi polis asuransi.
Jenis Konfirmasi
Konfirmasi dapat dilakukan secara tertulis, atau secara lisan. Konfirmasi
secara lisan dilakukan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan dengan
mengajukan pertanyaan atau wawancara. Konfirmasi secara tertulis dapat dibagi
dua macam, yaitu konfirmasi positif dan negatif. Konfirmasi positif adalah
konfirmasi dimana pihak yang bersangkutan diminta untuk memberikan jawaban
dalam batas waktu yang ditetapkan, baik jawaban menolak maupun jawaban
menyetujui. Sedangkan dalam konfirmasi negatif, pihak yang bersangkutan
diminta memberikan jawaban dalam batas waktu yang ditentukan apabila
menolak isi surat konfirmasi. Jika lewat batas waktu yang ditentukan maka
dianggap menyetujui isi surat konfirmasi .
Analisis
Analisis artinya memecah atau menguraikan suatu keadaan atau masalah
ke dalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk
dihubungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain. Dengan
analisis auditor dapat melihat hubungan penting antara satu unsur dengan unsur-
unsur lainnya. Pada umumnya dengan analisis akan diketahui hubungan-
hubungan atau hal-hal yang normal atau tidak normal. Analisis ini penting namun
tidak handal, sebab hasil analisis hanya memberikan indikator saja, kebenaran
masih harus dibuktikan dengan cara lain.
Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari kesamaan atau perbedaan
antara dua atau lebih gejala atau keadaan. Dalam audit kegiatan keuangan
misalnya, audit melakukan pekerjaan membandingkan seperti : Membandingkan
antara saldo buku dengan hasil audit fisik.
Hasil pekerjaan membandingkan biasanya dilanjutkan dengan melakukan analisa
sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah penyesuaian antara dua golongan data yang
berhubungan (tetapi masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang
independen/terpisah) untuk mendapatkan data yang benar. Contoh rekonsiliasi
adalah penyesuaian saldo simpanan rekening Koran/giro di bank menurut
salinan rekening Koran bank dengan saldo menurut catatan
perusahaan/bendaharawan.
Trasir
Trasir adalah cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu
keadaan, kegiatan, atau pun masalah sampai pada sumber atau bahan/ bukti
pembukuannya. Sebagai contoh, dalam meneliti proses pembelian barang impor,
maka auditor akan melihat buku pembelian, kemudian menelusuri ke bukti-
buktinya yaitu purchase order, sales contract dan invoice.
Rekomputasi
Rekomputasi adalah menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk
menetapkan kecermatannya. Sebagai contoh antara lain adalah :
- Menghitung kembali penjumlahan sisi pengeluaran/penerimaan dari Buku
Kas.
- Menghitung kembali harga pembelian/kontrak yang tertera pada faktur
pembelian atau pada kontrak.
Scanning
Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk
menemukan hal-hal yang memerlukan audit lebih lanjut. Misalnya, membaca
dengan cepat setiap lembaran catatan/pembukuan perusahaan untuk
menemukan hal-hal yang penting atau tidak lazim. Hal-hal yang ditemukan
melalui scanning akan diteliti lebih lanjut secara mendetail melalui teknik audit
lainnya.
c) Macam-macam Bukti
Menurut Konrath (2002: 114 & 115) menurut tipenya ada 6 macam bukti
audit, yaitu :
Physical Evidence
Physical evidence atau bukti fisik adalah bukti yang terdiri dari segala
sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi atau diinspeksi, dan terutama
berguna untuk mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan. Contoh: bukti-
bukti fisik yang diperoleh dari kas opname, observasi dari perhitungan fisik
persediaan, audit fisik surat berharga dan inventarisasi aktiva tetap.
Confirmation Evidence
Confirmation evidence atau bukti konfirmasi adalah bukti yang diperoleh
mengenai eksistensi, kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga di
luar klien. Contoh: jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat
berharga yang disimpan biro administrasi efek dan konfirmasi dari penasihat
hukum klien.
Documentary Evidence
Documentary evidence atau bukti dokumen adalah bukti yang terdiri dari
catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung transaksi. Contoh :
faktur pembelian, copy faktur penjualan, journal voucher, general ledger dan sub
ledger. Bukti ini berkaitan dengan asersi manajemen mengenai completeness
dan dan eksistensi serta berkaitan dengan audit trail yang memungkinkan auditor
untuk mentrasir dan melakukan vouching atas transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian dari dokumen ke buku besar dan sebaliknya.
Mathematical Evidence
Mathematical evidence atau bukti matematis adalah bukti dari hasil
perhitungan, perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan auditor.
Contoh : footing, cross footing dan extension dari rincian persediaan,
perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi
penarikan aktiva tetap, PPh dan accruals. Untuk rekonsiliasi misalnya audit
rekonsiliasi bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha dan utang menurut buku
besar dan sub buku besar, rekonsiliasi inter company accounts dan lain-lain.
Analytical Evidence
Analytical evidence atau bukti analitis adalah bukti yang diperoleh melalui
penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien. Penelaahan analitis ini
harus dilakukan pada waktu membuat perencanaan audit, sebelum melakukan
substantive test dan pada akhir pekerjaan lapangan (audit field work). Prosedur
analitis bisa dilakukan dalam bentuk :
Hearsay Evidence
Hearsay (oral) evidence atau bukti oral adalah bukti dalam bentuk
jawaban lisan dari klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor.
Contoh : jawaban atas pertanyaan-pertanyaan auditor mengenai pengendalian
intern, ada tidaknya contingent liabilities, persediaan yang bergerak lambat atau
rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca dan lain-lain.
Dari 6 macam bukti di atas, yang paling reliable atau paling tinggi
reliabilitasnya adalah physical evidence. Selanjutnya makin ke bawah sampai
dengan hearsay evidence adalah makin rendah reliabilitasnya.
Contoh KKA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK Lampir
INDONESIA an :I
DIREKTORAT JENDERAL BEA KKA
DAN CUKAI No. :1
KANTOR WILAYAH
…………………….
:
Disusu Audit
n oleh or
Nama : CV.
Perusahaan ABC Paraf :
Direvie : Ketua
NPWP : w oleh auditor
: Jl. Karya No. 234
Alamat Palangkaraya Paraf :
Kegiatan : Rekapitulasi Pemberitahuan Impor Disetuj
Audit barang ui oleh : PTA
Periode : 1 September 2004 s.d. 31 Agustus
Audit 2006 Paraf :
URAIA NEGAR
PUNGUTAN
PIB HS N A
N SE TARI JM SA NDPB CI NIL.
COD JENIS KET
O RI F L T M F PAB PP PP
E BARAN BM
N H
NO TGL G ASAL
2.2. Latihan
Untuk menambah pemahaman anda tentan kegiatan belajar 3, anda dapat mencoba
untuk menjawab soal-soal berikut secara singkat.
1. Sebutkan perbedaan antara teknik audit dengan prosedur audit!
2. Mengapa teknik audit harus dipelajari secara mendalam oleh auditor?
3. Untuk mengetahui kebenaran sebuah bukti pembayaran (telegraphic transfer) untuk
pembayaran ke luar negeri bisa dilakukan dengan beberapa macam teknik audit.
Coba sebutkan disertai dengan alasannya.
4. Hal-hal yg dilakukan dlm pelaksanaan audit harus dituangkan ke dalam KKA. Apa
tujuan dari pembuatan KKA tsb? Dokumentasi seperti apa yg harus dituangkan ke
dalam KKA? Apa syarat dari KKA?
5. Coba buat suatu contoh KKA yang menunjukkan telah dilakukannya teknik audit sbb:
a. Konfirmasi
b. Perbandingan
2.3. Rangkuman
Teknik audit merupakan cara-cara yang ditempuh oleh auditor untuk memperoleh
pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang
seharusnya. Pembuktian dalam audit adalah mutlak diperlukan. Hal itu hanya bisa
diperoleh dengan cara-cara tertentu yaitu dengan teknik audit. Oleh karena itu teknik
audit memegang peranan penting dalam audit.
Ada berbagai macam teknik audit, antara lain : inspeksi, observasi, tanya jawab,
konfirmasi, analisis, perbandingan, vouching, verifikasi, rekonsiliasi, trasir, rekomputasi
dan scanning. Untuk membuktikan sesuatu hal dalam audit bisa dilakukan satu macam
atau lebih teknik audit. Makin banyak macam teknik audit yang bisa membuktikan
sesuatu hal, maka akan makin menguatkan bagi auditor tentang temuannya.
Menurut tipenya ada 6 macam bukti audit, yaitu : physical evidence, confirmation
evidence, documentary evidence, mathematical evidence, analytical evidence dan
hearsay evidence.
Kertas kerja audit adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam
menjalankan auditnya, yang berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh auditor
dan atau dari pihak ketiga.
Tujuan dari kertas kerja audit adalah :
1. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit sesuai standar audit dan
program audit.
3. Upaya auditor untuk memperoleh informasi/ penugasan dari sumber lain yang
independen, baik secara lisan maupun tertulis disebut:
a. Konsolidasi
b. Konfrantasi
c. Wawancara
d. Konfirmasi
a. Konfirmasi negatif
b. Konfirmasi positif
c. Konfirmasi afirmatif.
d. Konfirmasi deduktif.
10. Jenis bukti yang paling reliable atau paling tinggi reliabilitasnya adalah:
a. Bukti fisik
b. Hasil konfirmasi
c. Bukti dokumen
d. Bukti analistis
13. Berikut adalah jenis pengujian analisis yang dilakukan oleh auditor, kecuali:
a. Analisis studi kelayakan obyek audit
b. Analisis trend penjualan
c. Analisis ratio
d. Analisis Perbandingan antara elemen-elemen laporan keuangan
14. Berikut adalah berkas yang diperoleh dari pihak ketiga, kecuali:
a. Data dari Dit IKC/Dit Fasilitas/Kanwil BC/KPPBC
b. Jawaban konfirmasi dari Bank/supplier/pihak-pihak terkait
c. Wawancara dengan customer auditee
d. Tanya jawab dengan manajemen auditee.
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai :
91% s.d. 100% : Amat baik
81% s.d. 90,99% : Baik
71% s.d. 80,99% : Cukup
61% s.d. 70,99% : Kurang
bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “baik”), maka
disarankan mengulangi materi.
KB 3
3. KEGIATAN BELAJAR 3
Tahapan Audit
INDIKATOR KEBERHASILAN:
Setelah mempelajari KB3 para peserta diharapkan dapat:
- Menentukan sasaran audit.
- Menentukan para pelaksana audit
- Menyiapkan dan mempelajari berkas audit.
- Menyiapkan formulir-formulir yang digunakan dalam audit.
- Menyusun jadwal audit.
- Menilai struktur pengendalian interen.
- Menentukan luasnya pengujian
- Menetapkan prosedur dan program audit dan menentukan
pengujian yang diperlukan.
- Menyusun kertas kerja audit
- Menuntaskan masalah-masalah yang dijumpai dalam audit
- Memahami bentuk-bentuk laporan audit.
- Menentukan dan menjelaskan jenis-jenis pendapat akuntant
Perencanaan Audit
Pelaksanaan Audit
a. Mempelajari dan Menilai Struktur Pengendalian Intern
Pelaksanaannya meliputi :
- Mempelajari struktur pengendalian yang ada, termasuk untuk mengetahui apakah
sistem yang ada tersebut dilaksanakan/ditaati.
- Menilai kekuatan dan kelemahannya.
- Dari kelemahan yang ada, diperkirakan kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang
dapat terjadi (potential error).
- Pengujian untuk memastikan sampai seberapa jauh kemungkinan kesalahan
tersebut menimbulkan kesalahan nyata (riil). Demikian juga terhadap pengendalian
yang sudah kuat perlu diuji apakah memang kuat.
Kertas Kerja Audit (KKP) adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan
auditor secara sistematis pada saat melaksanakan audit. Berhubung KKP tersebut
mencerminkan prosedur yang ditempuh auditor, pengujian-pengujian yang telah
dilakukan dan hasil auditnya, maka setiap auditor wajib membuat KKP pada saat
melaksanakan tugasnya.
Program Kerja Audit dan Kertas Kerja Audit akan dibahas secara terinci dalam
modul pelatihan tersendiri.
Pelaporan Audit
Pada akhir auditnya, dalam suatu general audit, KAP akan memberikan suatu
laporan akuntan yang terdiri dari:
a. Lembaran opini, yang merupakan tangung jawab akuntan publik. Akuntan
memberikan pendapatnya terhadap “kewajaran” laporan keuangan yang disusun
oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen.
b. Laporan keuangan terdiri dari: Neraca; Laporan Laba Rugi; Laporan Perubahan
Ekuitas; Laporan Arus Kas; Catatan atas laporan keuangan, yang antara lain berisi
bagian umum (menjelaskan latar belakang perusahaan), kebijakan akuntansi dan
penjelasan atas pos-pos neraca dan laba rugi; Informasi tambahan berupa lampiran
mengenai perincian pos-pos yang penting (seperti piutang, aktiva tetap, utang, beban
umum dan administrasi serta beban penjualan).
Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal selesainya pekerjaan
lapangan dan tanggal surat pernyataan langganan, karena menunjukkan sampai dengan
tanggal berapa akuntan bertanggung jawab untuk menjelaskan hal-hal penting yang
terjadi.
e. informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit
secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
(lihat contoh di halaman 53 - 58)
- Adanya pembatasan atas luasnya audit. Misalnya perkiraan piutang yang tidak
boleh diperiksa merupakan salah satu aktiva yang sangat besar, sehingga bukan
saja perkiraan ini yang dikecualikan melainkan seluruh neraca diragukan
kelayakannya. Dalam hal ini auditor harus memberikan pernyataan tidak
memberikan pendapat mengenai kelayakan neraca.
- Adanya ketidakpastian yang luar biasa mengenai jumlah suatu atau beberapa
perkiraan tertentu, misalnya dalam hal menunggu putusan pengadilan mengenai
pembayaran suatu klaim. Contoh lain adalah ketidakpastian mengenai angka-
angka dalam laporan keuangan karena struktur pengendalian intern yang lemah.
- Auditor tidak dapat bersikap independen.
(lihat contoh di halaman berikut ini) :
3.2. Latihan
Untuk menambah pemahaman anda tentan kegiatan belajar 3, anda dapat mencoba
untuk menjawab soal-soal berikut secara singkat.
1. Salah satu langkah dalam perencanaan audit adalah menyusun jadual audit.
Demikian juga yang dilakukan oleh auditor kepabeanan dan cukai, mereka biasa
membuat RKA (Rencana Kerja Audit). Coba cari contohnya dan pelajari hal-hal
apa saja yang mereka rencanakan dalam RKA tersebut. Uraikan!
2. Bagaimana peranan dari kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian
intern terhadap pelaksanaan audit secara keseluruhan?
3. Jelaskan perbedaan antara program audit sementara dengan program audit yang
benar-benar akan dilaksanakan!
4. Jika terdapat pembatasan atau pengecualian dalam laporan keuangan, seorang
auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion), wajar dengan pengecualian (qualified opinion), atau pernyataan tidak
memberikan pendapat (disclaimer opinion). Mengapa demikian? Jelaskan!
3.3. Rangkuman
1. Dalam menentukan sasaran dan ruang lingkup audit, auditor perlu memperhatikan
hal-hal berikut, kecuali:
a. Besarnya kecilnya organisasi
b. Potensi terjadinya error dan/atau fraud.
c. Waktu dan personil yang tersedia
d. Dampak atau akibat yang ditimbulkan.
2. Dalam menetapkan tim auditor yang akan ditugaskan untuk melakukan audit, harus
dipertimbangkan hal-hal berikut, kecuali
a. Kemampuan calon auditor
b. Independensi calon auditor
c. Pengalaman calon auditor
d. Pengetahuan calon auditor atas bidang-bidang yang akan diaudit.
3. Dalam tahap awal audit, auditor perlu melakukan penyiapan berkas audit. Berikut
berkas-berkas yang perlu dipersiapkan auditor, kecuali:
a. Peraturan/ketentuan tentang obyek yang akan diperiksa, misalnya surat-surat
keputusan, struktur organisasi dan pejabat-pejabatnya.
b. Pedoman kerja atau prosedur operasi standar
c. Kertas kerja audit yang pernah dilakukan.
d. Daftar sampel yang akan diambil.
10. Program audit ’sementara’ biasanya merupakan program audit yang berisi:
a. Rencana kerja audit.
b. Prosedur audit secara detail
c. Prosedur-prosedur audit yang standar.
d. Prosedur audit yang harus dilaksanakan.
12. Secara umum program audit akan meliputi hal-hal sebagai berikut, kecuali :
a. Audit atas pembukuan
b. Audit bukti-bukti
c. Audit kejadian-kejadian penting yang terjadi setelah masa yang diperiksa.
d. Audit fisik.
13. Mana dari pernyataan berikut yang tidak benar berkaitan dengan Kertas Kerja Audit
(KKA):
a. KKA adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan auditor pada
saat melaksanakan audit.
b. KKA dibuat oleh auditor setelah menjalankan seluruh tahapan audit.
c. KKA hendaknya dibuat secara sistematis agar mudah dipahami.
d. KKA berisi prosedur yang ditempuh auditor, pengujian-pengujian yang telah
dilakukan dan hasil auditnya.
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini.
Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui
tingkat pemahaman terhadap materi.
bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “baik”), maka
disarankan mengulangi materi.
PENUTUP
Kegiatan intelijen Bea Cukai merupakan kegiatan yang mutlak harus dilakukan dalam
rangka mendukung penerapan manajemen resiko dalam sistem pengawasan terhadap
tatalaksana kepabeanan. Agar aparatur Bea Cukai dapat melaksanakan tugas pengawasan
tersebut dengan baik, maka perlu dibekali dengan pemahaman dan teori-teori yang mendukung
tugas-tugas tersebut. Gambaran dan pemahaman yang tepat mengenai Kegiatan Intelijen Taktis
akan membawa anda menjadi seorang pelaksana pemeriksa yang profesional dan berkompeten
dalam ruang lingkup tugas di bidang pengawasan. Kami berharap modul Kegiatan Intelijen Taktis
ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang cukup untuk Anda semua yang akan
menjadi ujung tombak pelaksanaan tugas dan fungsi Bea Cukai.
Akhirnya, semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Teknis Substantif
Spesialis Intelijen Taktis dan umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di
seluruh Indonesia. Ingatlah bahwa keberhasilan orang-orang hebat di bidang apapun bukan
semata-mata merupakan anugerah dari yang Maka Kuasa saja, namun sukses dan
kompetensi yang unggul dibangun dari kemauan untuk belajar sepanjang masa (longlife
Learning).
TES SUMATIF
1. Terdapat tiga jenis audit yang menjadi kewenangan BPK, antara lain:
a. Audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu
b. Audit keuangan, audit ketaatan dan audit investigasi
c. Audit Kinerja, audit ketaatan dan audit investigasi
d. Audit dengan tujuan tertentu, audit ketaatan dan audit investigasi.
3. Langkah-langkah dalam audit kinerja atau audit manajemen adalah sebagai berikut
a. Perencanaan audit, pengujian system pengendalian manajemen, pelaporan
audit dan tindak lanjut.
b. Survei pendahuluan, penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian
manajemen, Pengujian Terinci, Penyusunan Laporan hasil audit.
c. Pengumpulan data, analisis data, pengembangan temuan dan pelaporan
hasil audit.
d. Perencanaan audit, survey pendahuluan, pelaksanaan audit dan tindak lanjut
temuan.
4. Pengujian yang bertujuan untuk menilai efektifitas internal control dan sistem
pengendalian manajemen dengan melakukan audit secara sampling atas bukti-bukti
pembukuan, sehingga dapat diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan
pencatatan akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah
ditentukan manajemen perusahaan disebut:
a. Tes Substantif
b. Sampling audit
c. Tes ketaatan
d. Prosedur analistis.
6. Metode audit, di mana auditor memeriksa input dan output dari EDP System tanpa
melakukan test terhadap proses dalam sistem tersebut disebut :
a. Audit through the computer
b. Audit by computer
c. Audit arround the computer
d. Audit with computer
8. Hal-hal yang diatur dalam kode etik profesi akuntan publik meliputi hal-hal berikut,
kecuali :
a. Perilaku profesional.
b. Integritas dan obyektifitas.
c. Kompetensi dan Kehati-hatian profesional.
d. Tanggung jawab profesi pada kepentingan auditee.
9. Kertas kerja audit merupakan dokumentasi auditor atas hal-hal berikut, kecuali:
a. Prosedur-prosedur audit dan test-test yang telah dilakukan
b. Informasi-informasi yang didapat dan kesimpulan yang dibuat.
c. Daftar Rencana Obyek Audit
d. Analisis data dan surat-surat konfirmasi.
11. Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan audit disebut:
a. Prosedur audit
b. Tahapan audit
c. Teknik audit
d. Pelaksanaan audit
12. Upaya auditor untuk memperoleh informasi/ penugasan dari sumber lain yang
independen, baik secara lisan maupun tertulis disebut:
a. Konsolidasi
b. Konfrantasi
c. Wawancara
d. Konfirmasi
13. Dalam audit kepabeanan konfirmasi dapat dilakukan terhadap berbagai hal berikut,
kecuali:
a. Konfirmasi mengenai pembayaran nilai transaksi.
b. Konfirmasi pembayaran bea masuk dan PDRI.
c. Konfirmasi polis asuransi.
d. Konfirmasi pembayaran gaji.
15. Jenis bukti yang paling reliable atau paling tinggi reliabilitasnya adalah:
a. Bukti fisik
b. Hasil konfirmasi
c. Bukti dokumen
d. Bukti analistis
16. Semua berkas-berkas yang dikumpulkan auditor dalam menjalankan auditnya, yang
berasal dari auditee, dari analisis yang dibuat oleh auditor dan atau dari pihak ketiga
disebut:
a. Kertas Kerja Audit
b. Bukti audit
c. Program audit
d. Teknik audit.
17. Berikut adalah jenis pengujian analisis yang dilakukan oleh auditor, kecuali:
a. Analisis studi kelayakan obyek audit
b. Analisis trend penjualan
c. Analisis ratio
d. Analisis Perbandingan antara elemen-elemen laporan keuangan
18. Jika auditor tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, maka auditor akan memberikan
opini (pendapat):
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian
b. Pendapat wajar dengan pengecualian
c. Pendapat tidak wajar
d. Pernyataan tidak memberikan pendapat
19. Jika auditor mendapatkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan (posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas) tidak
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, maka auditor akan memberikan opini:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian
b. Pendapat wajar dengan pengecualian
c. Pendapat tidak wajar
d. Pernyataan tidak memberikan pendapat
20. Apabila auditor tidak berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan, dan jika hal
itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan, maka auditor harus memberikan opini:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian
b. Pendapat wajar dengan pengecualian
c. Pendapat tidak wajar
d. Pernyataan tidak memberikan pendapat
23. Program audit ’sementara’ biasanya merupakan program audit yang berisi:
a. Rencana kerja audit.
b. Prosedur audit secara detail
c. Prosedur-prosedur audit yang standar.
d. Prosedur audit yang harus dilaksanakan.
25. Mana dari pernyataan berikut yang tidak benar berkaitan dengan Kertas Kerja Audit
(KKA):
a. KKA adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan auditor pada
saat melaksanakan audit.
b. KKA dibuat oleh auditor setelah menjalankan seluruh tahapan audit.
c. KKA hendaknya dibuat secara sistematis agar mudah dipahami.
d. KKA berisi prosedur yang ditempuh auditor, pengujian-pengujian yang telah
dilakukan dan hasil auditnya.
KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF
KB 1 KB 2 KB 3
1. d 1. c 1. a
2. a 2. a 2. c
3. b 3. d 3. d
4. b 4. d 4. b
5. c 5. b 5. d
6. c 6. c 6. a
7. a 7. d 7. d
8. a 8. d 8. a
9. c 9. b 9. a
10. a 10. a 10. c
11. b 11. a 11. d
12. a 12. d 12. c
13. a 13. a 13. b
14. c 14. a 14. b
15. b 15. c 15. a
TES SUMATIF
1. a 16. a
2. b 17. a
3. b 18. a
4. c 19. c
5. a 20. d
6. c 21. a
7. a 22. a
8. d 23. c
9. c 24. d
10. c 25. b
11. a
12. d
13. d
14. d
15. a
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, Auditing (Audit Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga,
2006.