Anda di halaman 1dari 7

PENGUNAAN METODE IRA[ DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN


(STUDY KASUS DESA KALIMAS KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN
KUBU RAYA)

Hari Wibowo,Heri Azwansyah*)


*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Kriris ekonomi yang telah lama dirasakan oleh masyarakat ditambah membawa dampak
semakin sulitnya masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mengurangi
beban masyarakat miskin pemerintah semakin memfokuskan pembangunan infrastruktur
perdesaan.
Penelitian ini menggunakan metode IRAP, yang merupakan prosedur perencanaan yang
telah terekomendasi yang mampu menjawab kebutuhan akses riil penduduk desa. Ada 4 (empat)
tahap analisis yang dilakukan yaitu : (1) penetapan indikator aksesibilitas, (2) penetapan bobot
indikator, (3) perhitungan nilai aksesibilitas, dan (4) penentuan dusun dan sektor prioritas. Metode
survei yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode home interview. Instrumen yang
digunakan dalam home interview adalah kuisioner penentuan nilai indikator dan kuisioner
penentuan bobot indikator.
Ada enam sektor yang dianggap sangat penting oleh penduduk dalam rangka upaya
peningkatan aksesibilitas yaitu : sektor pertanian, air, pasar, kesehatan, pendidikan dan sektor
perikanan Semua dusun di Desa Kalimas, prioritas utama perlu penanganan aksesibilitas adalah
pada sektor pertanian. Sektor pertanian di Dusun Melati merupakan sektor dan dusun prioritas
pananganan aksesibilitas di Desa Kalimas karena memiliki nilai aksesibilitas terbesar yaitu 15,223.
Intervensi yang harus dilakukan pada dusun dan sektor prioritas (Dusun Melati pada sektor
pertanian) adalah penanganan prasarana transportasi berupa peningkatan jaringan jalan dan
perbaikan jembatan yang ada sehingga kondisi jalan dan jembatan lebih baik dan dapat digunakan
pada setiap musim dengan demikian akan memperlancar kegiatan pertanian penduduk.

Key Word : home interview, intervensi.

1. PENDAHULUAN persediaan makanan dan air bersih, akses terhadap


kesejahteraan sosial seperti kesehatan dan
Kriris ekonomi yang telah lama dirasakan
pendidikan, dan akses terhadap kesejahteraan
oleh masyarakat membawa dampak semakin
ekonomi seperti pertanian, perkebunan, peternaka,
sulitnya masyarakat miskin untuk memenuhi
perikanan, dan lain-lain.
kebutuhan hidupnya. Untuk mengurangi beban
International Labour Organization (ILO)
masyarakat miskin pemerintah semakin
bersama-sama dengan lembaga-lembaga
memfokuskan pembangunan infrastruktur
pemerintah di Benua Afrika dan Asia, telah
perdesaan.
mengembangkan suatu pendekatan yang ditujukan
Pembangunan infrastruktur perdesaan
untuk menyelesaikan persoalan pembangunan
diarahkan pada perbaikan akses penduduk desa
daerah perdesaan yang disebut dengan Integrated
meliputi akses terhadap kebutuhan pokok seperti
Rural Accessibility Planning (IRAP).

1
Berdasarkan uraian diatas maka diangkat 2.1. Proses Penelitian
studi yang berjudul ‘Kajian Aksesibilitas Proses penelitian ini berpedoman pada
Perdesaan Dalam Rangka Pembangunan proses dari metode IRAP. Berdasarkan substansi
Infrastruktur Perdesaan Yang Tepat Sasaran dan penelitian, maka hanya sebagian proses yang dapat
Terintegrasi Dengan Menggunakan Metode IRAP dilakukan dalam penelitian ini. Proses yang
Studi Kasus Desa Kalimas’. Studi ini diharapkan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
dapat memberikan gambaran mengenai kondisi riil gambar 3.1.
aksesibilitas desa, memberikan arah perencanaan 1. Pengum- 2. Pembuatan 3a. Pembuatan Profil
pulan Data Basis Data Aksesibilitas
infrastruktur dan solusi penanganan terhadap 3b. Inventarisasi Jalan
3c. Pembuatan Peta
Aksesibilitas
permasalahan aksesibilitas tersebut.
9.
Tujuan yang ingin dicapai dalam Pengawasan/

penelitian ini adalah : 4. Identifikasi/


Prioritasisasi
8. Penerapan Masalah Akses
1. Mengidentifikasi profil aksesibilitas Proyek

perdesaan yang dilakukan tingkat dusun


terhadap aspek-aspek kebutuhan hidup 7. Presentasi
kepada pengambil 6. Rencana dan 5. Pendefinisian
keputusan formulasi proyek tujuan dan sasaran
penduduk di Desa Kalimas.
2. Menghitung nilai aksesibilitas tiap-tiap
Langkah yang dilaksanakan dalam
aspek kebutuhan hidup penduduk desa di penelitian ini
Langkah yang tidak dilaksanakan dalam
tiap-tiap dusun guna mengetahui tingkat penelitian ini
kesulitan penduduk desa dalam memperoleh
kebutuhannya.
Gambar 1. Proses Penelitian
3. Menentukan wilayah (dusun) dan sektor
(bidang kehidupan masyarakat) prioritas
untuk mendapatkan perbaikan aksesibilitas.
2.2. Kebutuhan Data
4. Menentukan intervensi (kegiatan
• Data sekunder, diperoleh dari dari instansi-
pembangunan) untuk solusi dalam perbaikan
instansi terkait seperti: Badan Pusat Statistik,
aksesibilitas pada wilayah dan sektor
kantor kecamatan dan sekretariat desa, terdiri
prioritas.
dari :
Lingkup studi dalam penelitian ini adalah :
- Profil desa
1. Analisis aksesibilitas menggunakan metode
- Peta desa
IRAP.
• Data primer merupakan data kualitatif yaitu
2. Wilayah kajian mencakup seluruh dusun pada
persepsi penduduk terhadap nilai indikator
desa Kalimas.
aksesibilitas, diperoleh dari survei kuisioner
3. Sektor yang ditinjau adalah sektor produksi
dan wawancara, meliputi persepsi terhadap :
pertanian, produksi perikanan, kesehatan,
- Karakteristik umum : data populasi dan
pendidikan dasar, air bersih dan pasar.
jenis pekerjaan
4. Teknik survei manggunakan metoe home
- Transportasi : kondisi prasarana, jarak antar
interview
wilyah, waktu dan biaya perjalanan,
2. METODOLOGI

2
kepemilikan kendaraan, dan jenis Langkah pertama dalam menentukan
pelayanan angkutan umum wilayah dan sektor prioritas adalah
- Air : sumber air, jarak dari sumber air, Penetapan indikator aksesibilitas yang akan
waktu pengambilan air. ditinjau. Indikator aksesibilitas tersebut
- Pendidikan dan kesehatan : fasilitas yang dibuat penilaian dan kategorinya.
tersedia (sekolah dan pusat kesehatan), Pemberian nilai masing-masing indikator
kuantitas dan kualitas jasa (guru, berdasarkan kondisi aksesibilitasnya. Nilai
kunjungan tenaga kesehatan), jarak paling rendah menunjukkan indikator
perjalanan, waktu perjalanan, biaya tersebut dalam kondisi paling baik,
perjalanan, dan moda transportasi. sedangkan nilai paling tinggi berarti
- Mata pencaharian : sumber pendapatan, kondisi indikator tersebut sangat jelak.
jenis produk, jumlah penjualan produk, Dalam studi ini nilai indikator diurutkan
tempat penjualan, kondisi prasarana ke dari 0 sampai 7. Angka 0 berarti kondisi
tempat penjualan, moda transportasi dan paling baik, sedangkan angka 7 berarti
jarak, waktu serta biaya menuju tempat kondisi paling buruk.
penjualan. Kategori indikator aksesibilitas ditentukan
- Permasalahan utama pada akses desa, dengan menggunakan persamaan berikut :
prioritas, pengaruh dan penyebabnya. AI = i max x k min x ∑ R a
min

AI max = i max x k max x ∑ R a


2.3. Tahapan Analisis
( AI max - AI min )
Tahapan analisis dilakukan menurut ∆=
n
gambar 2 berikut ini. AI 0 = AI min
Basis data AI1 = AI min +∆
AI 2 = AI min + 2∆
Penetapan indikator aksesibilitas AI 3 = AI + 3∆
min

AI n = AI min + n∆
Penetapan bobot indikator
AI n = AI max

Perhitungan nilai aksesibilitas


Dimana:
AI min = Kemungkinan Nilai AI terkecil
Identifikasi prioritas wilayah dan sektor
AI max = Kemungkinan Nilai AI terbesar
Gambar 2. Tahapan Analisis i = Indikator sub sektor aksesibilitas

Berdasarkan gambar 2, setelah basis data k = Nilai Indikator sub sektor


aksesibilitas
siap maka ada 4 (empat) tahap analisis yang harus
ΣRa = Jumlah rumah tangga
dilakukan untuk menentukan wilayah dan sektor
= Rentang kenaikan nilai kategori AI
prioritas, yaitu:
n = Jumlah kategori

a. Penetapan indikator aksesibilitas

b. Penetapan bobot indikator

3
Tidak semua indikator sama pentingnya. n

Beberapa indikator mungkin lebih penting


- Perhtiungan : ∑ (I x B ) = (I
i=1
i i 1 x B1) + (I2 x B2) +

dari indikator yang lain. Untuk itu, setiap … + (In x Bn)


indikator memiliki bobot yang berbeda. n n

Bobot indikator diperoleh dari survei


Rerata ∑
i=1
(Ii x Bi) = ∑
i=1
(Ii x Bi) / jumlah

kuisioner kepada beberapa key informant indikator


n
(tokoh kunci) di desa studi. Kuisioner Nilai Aksesibilitas = jumlah Rerata ∑ (I
i=1
i x Bi) /
diberikan kepada semua key informant
jumlah responden
(tokoh kunci), selanjutnya setiap key
d. Identifikasi prioritas wilayah dan sektor
informant (tokoh kunci) harus
Dengan diketahui nilai aksesibilitas maka
mengindikasikan seberapa penting setiap
dapat ditentukan wilayah maupun sektor
indikator menjadi prioritas. setiap key
prioritas. Nilai aksesibilitas yang paling
informant (tokoh kunci) diberikan 5 pilihan
tinggi merupakan wilayah prioritas
yaitu :
dan/atau sektor prioritas.
- 5 = indikator sangat penting
- 4 = indikator penting
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
- 3 = indikator agak penting
3.1. Profil Aksesibilitas Infrastruktur Desa
- 2 = indikator tidak begitu penting
Profil aksesibilitas digunakan untuk
- 1 = indikator tidak penting
mengidentifikasikan infrastruktur desa yang
c. Perhitungan nilai aksesibilitas
meliputi fasilitas umum dan infrastruktur
Dengan adanya nilai indikator dan
transportasi serta pengaruhnya terhadap
bobotnya, maka dapat dihitung nilai
aksesibilitas daerah penelitian. Dalam penelitian
aksesibilitasnya. Formula yang digunakan
ini, dipaparkan profil aksesibilitas untuk fasilitas
adalah persamaan 2.10 yaitu:
umum dan transportasi, masing-masing dapat
n
dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.
Nilai Aksesibilitas = ∑ Nilai
i =1 Tabel 1. Profil Aksesibilitas Fasilitas
Umum Desa Kalimas
Indikator x Bobot Indikator Sektor Aksesibilitas Fasilitas Umum
- 5 unit PAH
Perhitungan Nilai Aksesibilitas Sektor Air - Sumber air bersih : air sungai, sumur gali,
kolam dan air hujan
selanjutnya dapat dibuat dalam tabel 3.1 - 3 unit pasar
Sektor Pasar
Tabel 3.1. Perhitungan Nilai Aksesibilitas
- 1 unit pustu (belum aktif)
n Rerata - 1 unit polindes
Nilai Indikator Bobot Indikator - 3 unit posyandu
n
No Responden ∑ ∑
i=1
(Ii x
(Ii x Sektor Kesehatan
- tenaga kesehatan : 1 orang bidan

I1 I2 … In B1 B2 … Bn i=1
B i)
B i)
1
Sektor Perikanan - 3 unit pasar
2 - 3 unit tempat penjualan kelapa
Sektor Pertanian
- 1 unit pabrik pengelolaan padi
Sektor Pendidikan Dasar - 5 unit gedung Sekolah Dasar

Catatan :

4
Tabel 2. Profil Aksesibilitas Infrastruktur Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa semua
Transportasi Desa Kalimas
dusun di Desa Kalimas, prioritas utama perlu
Sistem Transportasi
penanganan aksesibilitas adalah pada sektor
Darat Air
- Jalan tanah pertanian. Sektor pertanian di Dusun Melati
- Jalan bebatuan
Prasarana
Transportasi
- Jalan aspal - Sungai memiliki nilai aksesibilitas terbesar yaitu 15,223
sehingga yang menjadi dusun dan sektor prioritas
sepeda motor
(angkutan umum desa :
Sarana ojek) perahu motor
pananganan aksesibilitas di Desa Kalimas adalah
Transportasi sepeda perahu/sampan
Dusun Melati pada sektor pertanian.

3.2. Perhitungan Nilai Aksesibilitas 3.4. Penentuan Intervensi Penanganan


Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan Aksesibilitas
atau kesulitan terhadap akses barang dan jasa. Penentuan intervensi yang akan diambil
Konsep yang diterapkan pada penelitian ini adalah berdasarkan nilai aksesibilitas yang telah
aksesibilitas merupakan tingkat kesulitan. Hal ini diperoleh, dengan memperhatikan nilai
berarti semakin tinggi nilai aksesibilitas maka aksesibilitas pada sub sektor fasilitas umum,
semakin sulit akses terhadap barang dan jasa, dan sarana dan prasarana transportasi.
sebaliknya semakin rendah nilai aksesibilitas maka Tabel 4. Perbandingan Nilai Sub Sektor
semakin mudah akses terhadap barang dan jasa. Fasilitas, Sarana dan Prasarana
Transportasi Sektor Aksesibilitas Di Desa
Rekapitulasi hasil perhitungan nilai Kalimas
Sektor Nilai Aksesibilitas Sub Sektor
aksesibilitas dapat dilihat pada tabel 3. Dusun
Aksesibilitas Fasilitas Sarana Prasarana
1. Sektor
0.000 16.579 18.308
Pertanian
Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Aksesibilitas Total 2. Sektor Pasar 0.000 15.542 15.607
3. Sektor
Rata-Rata Desa Kalimas Kesehatan
5.262 15.065 15.093
Anggrek
4. Sektor Air 4.981 17.794 12.561
Dusun Sektor Aksesibilitas Nilai Aksesibilitas 5. Sektor
0.000 11.766 8.972
Pendidikan
1. Sektor Pertanian 12.966 6. Sektor
0.000 0.187 0.187
Perikanan
2. Sektor Pasar 10.742
1. Sektor
3. Sektor Kesehatan 9.927 0.000 19.990 21.250
Anggrek Pertanian
4. Sektor Air 7.033
2. Sektor Pasar 0.000 13.135 16.568
5. Sektor Pendidikan 4.803
3. Sektor
6. Sektor Perikanan 0.127 5.005 12.740 15.240
Kesehatan
1. Sektor Pertanian 15.223 Melati
4. Sektor Air 5.323 16.406 11.479
2. Sektor Pasar 11.601
5. Sektor
3. Sektor Kesehatan 10.282 0.000 12.318 13.125
Melati Pendidikan
4. Sektor Air 7.932 6. Sektor
5. Sektor Pendidikan 6.014 0.000 0.000 0.000
Perikanan
6. Sektor Perikanan 0.000 1. Sektor
1. Sektor Pertanian 12.087 0.000 13.137 17.359
Pertanian
2. Sektor Pasar 8.086 2. Sektor Pasar 0.000 14.154 17.752
3. Sektor Kesehatan 7.122 3. Sektor
Mawar 5.436 11.752 14.248
4. Sektor Air 6.148 Kesehatan
5. Sektor Pendidikan 2.155 Mawar
4. Sektor Air 4.876 15.675 17.504
6. Sektor Perikanan 0.195 5. Sektor
1. Sektor Pertanian 8.249 0.000 4.162 6.701
Pendidikan
2. Sektor Pasar 8.086 6. Sektor
0.000 0.410 0.427
3. Sektor Air 7.619 Perikanan
Beringin
4. Sektor Kesehatan 7.512 1. Sektor
0.000 9.227 11.047
5. Sektor Pendidikan 7.065 Pertanian
6. Sektor Perikanan 0.279 2. Sektor Pasar 0.000 15.240 13.700
1. Sektor Pertanian 11.726 3. Sektor
4.820 11.775 12.468
2. Sektor Air 7.547 Kesehatan
Beringin
3. Sektor Pasar 7.155 4. Sektor Air 5.474 14.691 8.292
Cempaka
4. Sektor Kesehatan 6.976 5. Sektor
0.000 16.833 13.300
5. Sektor Pendidikan 6.276 Pendidikan
6. Sektor Perikanan 0.190 6. Sektor
0.000 0.506 0.494
Perikanan
1. Sektor
Cempaka 0.000 14.419 11.495
Pertanian
3.3 Penentuan Dusun dan Sektor Prioritas 2. Sektor Pasar 0.000 14.146 2.900
3. Sektor
4.546 11.587 9.989
Kesehatan

5
4. Sektor Air 5.299 14.697 8.270
5. Sektor
4. Intervensi yang harus dilakukan pada dusun
0.000 13.968 11.922
Pendidikan
6. Sektor
0.000 0.334 0.320
dan sektor prioritas (Dusun Melati pada sektor
Perikanan
pertanian) adalah penanganan prasarana
Dari tabel diatas terlihat pada Dusun Melati, sektor transportasi (jaringan jalan) berupa
pertaniannya memiliki nilai aksesibilitas sub sektor peningkatan jaringan jalan dan perbaikan
prasarana transportasi terbesar yaitu 21.250. Maka jembatan yang ada sehingga kondisi jalan dan
intervensi yang direkomendasikan adalah jembatan lebih baik dan dapat digunakan pada
perbaikan, pemeliharaan dan peningkatan setiap musim dengan demikian akan
prasarana jalan dan jembatan dengan memperlancar kegiatan pertanian penduduk.
memanfaatkan sumber daya alam yang ada
disekitarnya dan berbasis tenaga kerja sehingga
mempercepat aktivitas/kegiatan sektor pertanian. 5. DAFTAR PUSTAKA
------------------, 2006, Laporan Profil Desa, Desa
4. KESIMPULAN Kalimas Kecamatan Kakap Kabupaten
Pontianak.
1. Ada enam sektor yang dianggap sangat penting Dawson, Jonathan, Ian Barwell, 1993,. Roads Are
oleh penduduk dalam rangka upaya Not Enough. Intermediate Technology
Publications.
peningkatan aksesibilitas yaitu : sektor Dennis, Ron, 1998, Rural Transport and
pertanian, air, pasar, kesehatan, pendidikan dan Accessibility. Development Policies
Departement, ILO office Geneva
sektor perikanan Dixon-Fyle, Kanyhama, 1998, Accessibility
2. Nilai aksesibilitas pada Dusun Cempaka untuk Planning and Local Development, The
application possibilities of the IRAP
sektor pertanian, sektor air, sektor pasar, sektor methodology. Development Policies
kesehatan, sektor pendidikan dan sektor Departement, ILO office Geneva.
Donnges, Chris, 1999, Rural Access and
perikanan adalah :11.726; 7.547; 7.155; 6.977; Employment, The Laos Experience.
6.276 dan 0.1904, pada Dusun Mawar adalah Development Policies Departement, ILO
office Geneva.
:12.187; 6.148; 8.086; 7.122; 2.155 dan 0.195, Doran, Jo, 1996, Rural Transport . Intermediate
pada Dusun Anggrek adalah :12.966; 7.033; Technology Publications associated with
Unifem.
10.742; 9.927; 4.803 dan 0.127, pada Dusun Economic And Social Comission For Asia And
Melati adalah :15.223; 7.932; 11.601; 10.282; The Pacific, 1997, Transport and
Communication Interventions in The
6.014 dan 0.000, dan pada Dusun Beringin Alleviation of Poverty. United Nation, New
adalah :8.249; 7.619; 8.086; 7.512; 7.065 dan York
Edmonds, Geoff, 1997, Wasted Time : The Price
0.279. of Poor Access. Development Policies
3. Semua dusun di Desa Kalimas, prioritas utama Departement, ILO office Geneva.
Ellis, Simon, John Hine, 1998,.The Improvement
perlu penanganan aksesibilitas adalah pada Of Rural Transport Services. Transport and
sektor pertanian. Sektor pertanian di Dusun Road Research Laboratory. Crowthorne,
Berkshire, UK.
Melati memiliki nilai aksesibilitas terbesar Hine, J.L., 1982, Road Planning for Rural
yaitu 15,223 sehingga yang menjadi dusun dan Development in Developing Countries : A
Review of Current Practice. Transport and
sektor prioritas pananganan aksesibilitas di Road Research Laboratory. Crowthorne,
Desa Kalimas adalah Dusun Melati pada sektor Berkshire, UK.
Hine, J.L., 1983, Accessibility, Transport Costand
pertanian. Food Marketing in the Ashanti Region of

6
Ghana. Transport and Road Research Parikesit, D., Pratama, D.A., Ekawati, N., 2003,
Laboratory. Crowthorne, Berkshire, UK. Modul Pelatihan Perencanaan Infrastruktur
Howe, John, 1997, Transport for the poor or poor Perdesaan, Kerjasama Universitas Gajah
transport? International Institute for Mada dengan Kementrian Koordonator
Infrastructural, Hydraulic and Environmental Bidang Ekonomi dan Internatioal Labour
Engineering (IHE), Delft. Organization.
LPM-ITB, 1996, Integrated Rural Accessibility Taylor, Gary (1998). Decentralisation &
Planning in Indonesia, Final Report, Community Participation. IT Transport Ltd.,
Bandung, Indonesia London
Ndoen, Rudy, 1996. Alinemen Jalan dan Kegiatan Wattam, Marcus (1998). Transport and the Village
Pekerjaan Tanah Jalan Desa. & Integrated Rural Accessibility Planning.
Intercooperation Ruteng, Proyek IT Transport Ltd., London
Pembangunan Jalan dan Pengembangan
Pedesaan flores.

Anda mungkin juga menyukai