Beda SAK ETAP & SAK EMKM
Beda SAK ETAP & SAK EMKM
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Ada berbagai jenis perusahaan yang ada di dunia ini, mulai dari sekala paling besar
hingga skala paling kecil. Karena aturan pada PSAK terlalu kompleks untuk diterapkan
oleh perusahaan skala kecil. Maka dari itu, Ikatan Akuntan Indonesia pada Juli 2009
meluncurkan SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik). Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal (Mandira, dkk., 2017)
Permasalahan yang kemudian muncul dan menarik untuk dibahas yaitu, tidak semua
entitas bisnis melaksanakan akuntabilitas publik. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) merupakan salah satu entitas yang menghadapi dilema yang berhubungan
dengan akuntabilitas publik, khusunya mengenai penyusunan laporan keuangan entitas.
Di satu sisi, managemen UMKM berharap mampu menyusun laporan keuangan
organisasi yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (SAK), yang akan
digunakan untuk kepentingan pengajuan kredit (pembiayaan) dan pembayaran pajak
kepentingan internal. Namun, di sisi yang lain, manajemen UMKM menghadapi
masalah kompleksitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK) umum. Apabila managemen
menerapkan hal ini, maka biaya yang akan dikeluarkan oleh entitas tersebut sangat
besar (Abdillah, dkk., 2017)
Pada akhirnya terdapat dua jenis standar akuntansi dalam menyelenggarakan pencatatan
akuntansi dan pelaporan keuangan, yaitu SAK berbasis IFRS serta SAK ETAP. Di
tahun mendatang, akan diterapkan satu jenis SAK lagi yang dapat menjadi pilihan bagi
enttas bisnis di Indonesia yaitu SAK EMKM, dimana Exposure Draft Standar
Akuntansi Keuangan Enttas Mikro, Kecil, dan Menengah (ED SAK EMKM) telah
disahkan oleh DSAK IAI dalam rapatnya pada tanggal 18 Mei 2016. Seperti yang
dipublikasikan di situs resmi IAI pada tanggal 8 Juni 2016 kemarin, IAI menyatakan
bahwa dengan disahkannya ED SAK EMKM ini, maka standar akuntansi
keuangan di Indonesia nantnya akan menjadi lengkap dengan tga pilar standar
akuntansi keuangan, yakni SAK Umum yang berbasis IFRS, SAK ETAP, dan SAK
EMKM.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ruang Lingkup
1.1 Ruang lingkup SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang :
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
1.2 Ruang lingkup SAK EMKM
SAK EMKM dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas mikro, kecil, dan menengah.
Entitas mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang
signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria
usaha mikro, kecil, dan menengahsebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidaktidaknya selama dua tahun
berturut-turut.
SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan
kriteria , jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM.
2. Konsep Dan Prinsip Pervasif
2.1 Tujuan Laporan Keuangan Sak ETAP
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakaninformasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
2.2 Tujuan Laporan Keuangan Sak EMKM
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tersebut. Pengguna tersebut meliputi penyedia sumber daya bagi entitas seperti
kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
3. Pengukuran Unsur laporan Keuangan
3.1 SAK ETAP
Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:
(a) Biaya historis. Asetadalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar
dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya
kewajiban.
(b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau
untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar
3.2 SAK EMKM
Dasar pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya historis.
Biaya historis suatu aset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Biaya historis
suatu liabilitas adalah sebesarjumlah kas atau setara kas yang diterima atau
jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam
pelaksanaan usaha normal.
4. Laporan Keuangan
4.1 SAK ETAP
Laporan keuangan entitasmeliputi:
(a) neraca;
(b) laporan laba rugi;
(c) laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:
(i) seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
(ii) perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
(d) laporan arus kas; dan
(e) catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasipenjelasan lainnya.
4.2 SAK EMKM
Laporan keuangan minimum terdiri dari:
(a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
(b) Laporan laba rugi selama periode;
(c) Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian akun-akun
tertentu yang relevan.
5. Informasi yang disajikan
5.1 SAK ETAP
Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:
(a) kas dan setara kas;
(b) piutang usaha dan piutang lainnya;
(c) persediaan;
(d) properti investasi;
(e) aset tetap;
(f) aset tidak berwujud;
(g) utang usaha dan utang lainnya;
(h) aset dan kewajiban pajak;
(i) kewajiban diestimasi;
(j) ekuitas.
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnyadalam neraca jika penyajian
seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi keuangan entitas.SAK
ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.
5.2 SAK EMKM
Laporan posisi keuangan entitas dapat mencakup akun-akun berikut:
(a) kas dan setara kas;
(b) piutang;
(c) persediaan;
(d) aset tetap;
(e) utang usaha;
(f) utang bank;
(g) ekuitas.
Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan posisi keuangan jika
penyajian tersebut relevan untuk memahami posisi keuangan entitas. SAK EMKM
tidak menentukan format atau urutan terhadap akun-akun yang disajikan. Meskipun
demikian, entitas dapat menyajikan akun-akun aset berdasarkan urutan likuiditas dan
akun-akun liabilitas berdasarkan urutan jatuh tempo.
6. Laba Rugi
6.1 SAK ETAP
Mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi untuk suatu periode yang
merupakan kinerja keuangannya selama periode tersebut. Bab ini juga mengatur
informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi dan bagaimana penyajiannya.
Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode
Informasi yang disajikan di laporan laba rugi Laporan laba rugi minimal mencakup
pos-pos sebagaiberikut:
(a) pendapatan;
(b) beban keuangan;
(c) bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;
(d) beban pajak;
(e) laba atau rugi neto.
6.2 SAK EMKM
Mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi yang merupakan kinerja
keuangan entitas untuk suatu periode. Bab ini juga mengatur informasi yang
disajikan dalam laporan laba rugi dan bagaimana penyajiannya.
Informasi yang disajikan Laporan laba rugi entitas dapat mencakup akun-akun sebagai
berikut:
(a) pendapatan;
(b) beban keuangan;
(c) beban pajak;
Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan laba rugi jika
penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas
7. Laporan Perubahan Ekuitas Dan Laporan Laba Rugi Dan Saldo Laba Ruang
Lingkup Etap
Mengatur persyaratan untuk penyajian perubahan dalam ekuitas entitas selama suatu
periode, baik dalam laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba
(jika memenuhi kondisi tertentu).
Laporan perubahan ekuitas
Tujuan Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu
periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk
periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas
yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke,
pemilik ekuitas selama periode tersebut
Laporan laba rugi dan saldo laba
Tujuan Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan
perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Paragraf 3.13 mengijinkan entitas
untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan
laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau
rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan
akuntansi
SAK EMKM
Tidak mengatur
8. Laporan Arus Kas
8.1 SAK ETAP
Mengatur informasi yang disajikan dalam laporan arus kas dan bagaimana
penyajiannya. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan
setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama
satu periode dari aktivitas operasi, investasi, danpendanaan
8.2 SAK EMKM
Tidak mengatur
9. Persediaan
9.1 SAK ETAP
Mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran persediaan. Persediaan adalah
aset:
(a) untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
(b) dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
Diterapkan untuk semua jenis persediaan, kecuali:
(a) persediaan dalam proses (work in progress) dalam kontrak konstruksi termasuk
kontrak jasa yang terkait secara langsung
(b) efek tertentu (lihat Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu).
Pengukuran
Entitas harus mengukur nilai persediaan pada nilai mana yang lebih rendah antara biaya
perolehan dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.
Biaya Persediaan
Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan
biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-1.pdf
Standar-Akuntansi-Keuanan-Entitas-Tanpa-Akuntanbilitas-Publik-SAK-ETAP.pdf