Anda di halaman 1dari 20

PELAPORAN KORPORAT

Pelaporan Keuangan SAK ETAP dan SAK EMKM

DISUSUN OLEH:

DITA PRIANDINI 17 158 010

ELVIRHA DWI KARTIKA 17 158 011

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


IFRS merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya
berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke
IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global
yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun,
beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan
keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam
perusahaan. (Sumber: Akuntan Indonesia, edisi no 17, Juni, 2009.)

Ada berbagai jenis perusahaan yang ada di dunia ini, mulai dari sekala paling besar
hingga skala paling kecil. Karena aturan pada PSAK terlalu kompleks untuk diterapkan
oleh perusahaan skala kecil. Maka dari itu, Ikatan Akuntan Indonesia pada Juli 2009
meluncurkan SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik). Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal (Mandira, dkk., 2017)

Permasalahan yang kemudian muncul dan menarik untuk dibahas yaitu, tidak semua
entitas bisnis melaksanakan akuntabilitas publik. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) merupakan salah satu entitas yang menghadapi dilema yang berhubungan
dengan akuntabilitas publik, khusunya mengenai penyusunan laporan keuangan entitas.
Di satu sisi, managemen UMKM berharap mampu menyusun laporan keuangan
organisasi yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (SAK), yang akan
digunakan untuk kepentingan pengajuan kredit (pembiayaan) dan pembayaran pajak
kepentingan internal. Namun, di sisi yang lain, manajemen UMKM menghadapi
masalah kompleksitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK) umum. Apabila managemen
menerapkan hal ini, maka biaya yang akan dikeluarkan oleh entitas tersebut sangat
besar (Abdillah, dkk., 2017)
Pada akhirnya terdapat dua jenis standar akuntansi dalam menyelenggarakan pencatatan
akuntansi dan pelaporan keuangan, yaitu SAK berbasis IFRS serta SAK ETAP. Di
tahun mendatang, akan diterapkan satu jenis SAK lagi yang dapat menjadi pilihan bagi
enttas bisnis di Indonesia yaitu SAK EMKM, dimana Exposure Draft Standar
Akuntansi Keuangan Enttas Mikro, Kecil, dan Menengah (ED SAK EMKM) telah
disahkan oleh DSAK IAI dalam rapatnya pada tanggal 18 Mei 2016. Seperti yang
dipublikasikan di situs resmi IAI pada tanggal 8 Juni 2016 kemarin, IAI menyatakan
bahwa dengan disahkannya ED SAK EMKM ini, maka standar akuntansi
keuangan di Indonesia nantnya akan menjadi lengkap dengan tga pilar standar
akuntansi keuangan, yakni SAK Umum yang berbasis IFRS, SAK ETAP, dan SAK
EMKM.
BAB II
PEMBAHASAN

Laporan Keuangan Menurut PSAK 1

PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia.PSAK


digunakan untuk pedoman akuntan dalam membuat laporan keuangan.Menurut PSAK 1
(revisi 2009) menyatakan bahwa “Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian
laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financialstatements) yang selanjutnya
disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode
sebelumnyamaupun dengan laporan keuangan entitas lain.Pernyataan ini mengatur
persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan
minimum isi laporan keuangan”. (paragraf 1)
SAK UMUM
Standar Akuntansi Keuangan menciptakan metode yang seragam untuk
menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang
berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah. Kumpulan konsep, standar,
prosedur,metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap
berterima umum disebut: Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
Pengaturan akuntansi di Indonesia sebelum konvergensi IFRS merupakan
pengaturan yang kebanyakan diambil dari US GAAP (standar akuntansi Amerika). US
GAAP merupakan standar akuntansi yang rule based dan cukup powerful di
negaranya. Hal ini dikarenakan standar ini memang diciptakan dengan tujuan untuk
mengatur berbagai praktik akuntansi dan instrumen keuangan yang muncul di
Amerika. Kita tahu bahwa amerika adalah negarayang perekonomiannya
menggunakan liberalisme pasar (kapitalisme murni) yang mana perekonomiannya
dikendalikan oleh pasar (entitas penjualdan pembeli).Supaya perekonomian dan
sumber daya di Amerika dapat dikelola secara efektif dan efisien, maka entitas- entitas
yang menguasai pasar ini harus dikendalikan. Pengendalian ini menggunakan standar
akuntansi. Hal inilah yang menyebabkan Amerika memiliki pengaturan standar
akuntansi yang rigid dan powerful untuk praktik di negaranya, dan enggan untuk
melakukan konvergensi dengan IFRS (namun Amerika akhirnya setuju untuk
konvergensi pada tahun 2014).
SAK yang dikonvergensikan dengan IFRS ini diterapkan padaentitas- entitas
yang memiliki fungsi fidusia (memegang kepentingan orang banyak)atau disebut juga
dengan berakuntabilitas publik. Contoh entitasyangmemiliki fungsi fidusia adalah
entitas perbankan, BUMN, dan entitas yang menjual saham dipasar modal. Komponen
utama dari SAK adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK)yangdiadopsi
dari International AccountingStandard (IAS) dan International Financial Reporting
Standard (IFRS),danIntepretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang
diadopsi dari SIC (Standard Intepretation Committee) dan IFRIC (International
Financial Reporting Intepretation Committee). Hal ini berarti bahwa IFRS terdiri dari
IAS, IFRS, SIC, dan IFRIC. Perbedaannya, IAS dibuat oleh International Accounting
Standards Committee (IASC) organisasi pendahulu iASB yang berdiri pada tahun
1973. IASC ini kemudian direstrukturisasi menjadi IASB pada tahun1999.

Perbedaan SAK Umum dengan SAK ETAP


No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian  Laporan posisi keuangan Sama dengan PSAK,
Laporan  Informasi yang disajikan dalam laporan kecuali informasi yang
Keuangan posisi keuangan disajikan dalam neraca,
 Pembedaan asset lancar dan tidak lancar yang menghilangkan pos:
dan laibilitas jangka pendek dan jangka  Aset keuangan
panjang  Properti investasi yang
 Aset lancar diukur pada nilai wajar (ED
 Laibilitas jangka pendek PSAK 1)
 Informasi yang disajikan dalam laporan  Aset biolojik yang diukur
posisi keuangan atau catatan atas laporan pada biaya perolehan dan
keuangan nilai wajar (ED PSAK 1)
(Perubahan istilah di ED PSAK 1:  Kewajiban berbunga jangka
Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan, panjang
Kewajiban (liability) menjadi laibilitas)  Aset dan kewajiban pajak
tangguhan
 Kepentingan
nonpengendalian
2 Laporan  Laporan laba rugi komprehensif Tidak sama dengan PSAK
Laba Rugi  Informasi yang disajikan dalam laporan yang menggunakan istilah
Laba Rugi Komprehensif laporan laba rugi
 Laba rugi selama periode komprehensif, SAK ETAP
 Pendapatan komprehensif lain selama menggunakan istilah laporan
periode laba rugi.
 Informasi yang disajikan dalam laporan
laba rugi komprehensif atau catatan atas
laporan keuangan
3 Penyajian Sama dengan PSAK,
Perubahan kecuali untuk beberapa hal
Ekuitas yang terkait pendapatan
komprehensif lain.
4 Catatan  Catatan atas laporan keuangan Sama dengan PSAK,
Atas  Struktur kecuali pengungkapan
Laporan  Pengungkapan kebijakan Akuntansi modal.
Keuangan  Sumber estimasi ketidakpastian
 Modal (ED PSAK 1)
 Pengungkapan lain
5 Laporan  Arus kas aktivitas operasi: metode Sama dengan PSAK
Arus Kas langsung dan tidak langsung kecuali:
 Arus kas aktivitas investasi  Arus kas aktivitas operasi:
 Arus kas aktivitas pendanaan metode tidak langsung
 Arus kas mata uang asing  Arus kas mata uang asing,
 Arus kas bunga dan dividen, pajak tidak diatur.
penghasilan, transaksi non-kas
6 Laporan  Persyaratan penyajian lapkeu konsolidasi Tidak diatur (Lihat Bab 12
keuangan  Entitas bertujuan khusus SAK ETAP).
konsolidasi  Prosedur konsolidasi
dan terpisah  Lapkeu tersendiri
 Lapkeu gabungan
7 Kebijakan Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan kebijakan akuntansi
PSAK 25
Kebijakan Akuntansi)  Konsistensi dan perubahan
(Laba atau
Rugi Bersih  Laba atau rugi bersih untuk Periode kebijakan akuntansi
untuk
berjalan  Perubahan Estimasi
periode
Pemilihan  Pos luar biasa akuntansi
dan
 Laba atau rugi dari aktivitas normal  Kesalahan.
penerapan
akuntansi,  Operasi yang tidak dilanjutkan SAK ETAP sudah maju satu
estimasi,  Perubahan estimasi Akuntansi langkah dibandingkan PSAK
dan  Kesalahan Mendasar (tidak ada “kesalahan
kesalahan  Perubahan kebijakan Akuntansi mendasar” dan “laba atau rugi
 Penerapan suatu standar Akuntansi luar biasa”).
keuangan
 Perubahan kebijakan Akuntansi yang
lain
8 Instrumen  Ruang lingkup: aset dan kewajiban  Ruang lingkup: investasi
Keuangan keuangan pada efek tertentu
Dasar  Instrumen keuangan dasar:  Klasifikasi trading, held to
 Diklasifikasikan pada nilai wajar melalui maturity, dan available for
laporan laba rugi, dimiliki hingga jatuh sale. Hal tsb mengacu ke
tempo, tersedia untuk dijual, pinjaman dan PSAK 50 (1998).
pinjaman yang diberikan
 Impairment menggunakan incurred loss
concept
 Derecognition
 Hedging dan derivatif
9 Persediaan  Pengukuran persediaan Sama dengan PSAK
 Biaya persediaan
 Biaya pembelian
 Biaya konversi
 Biaya lain-lain
 Biaya persediaan pemberian jasa
 Teknik pengukuran biaya
 Rumus biaya
 Nilai realisasi bersih
 Pengakuan sebagai beban
 Pengungkapan
10 Investasi  Ruang lingkup: entitas asosiasi  Ruang lingkup: entitas
pada  Metode akuntansi asosiasi dan entitas anak
perusahaan  Metode biaya  Metode akuntansi
asosiasi dan  Metode ekuitas  Entitas asosiasi : metode
entitas anak  Model nilai wajar (ED PSAK 15) biaya
 Entitas anak :
metode ekuitas
11 Investasi  Jointly controlled operation, asset, and Sama dengan PSAK kecuali
pada entity metode akuntansi hanya
perusahaan  Metode akuntansi menggunakan metode biaya.
asosiasi dan  Metode konsolidasi proporsional
entitas anak  Metode ekuitas
 Model nilai wajar (ED PSAK 12 :
PBA/PBO/PBE)
12 Property Metode akuntansi Metode akuntansi:
Investasi  Model nilai wajar model biaya
 Model biaya
13 Aset Tetap  Menggunakan pendekatan komponenisasi Sama dengan PSAK
 Pengukuran menggunakan model biaya kecuali:
atau model revaluasi  Tidak menggunakan
 Pengukuran biaya perolehan pendekatan komponenisasi.
 Pengakuan pengeluaran selanjutnya  Revaluasi diijinkan jika
 Penyusutan dilakukan berdasarkan
 Tidak perlu review nilai residu, metode Peraturan Pemerintah. Hal
penyusutan, dan umur manfaat setiap akhir ini mengacu ke PSAK 16
periode pelaporan, tetapi jika ada indikasi (1994)
perubahan saja  Tidak perlu review nilai
residu.
14 Asset Tidak  Prinsip umum untuk pengakuan Sama dengan PSAK,
Berwujud  Pengakuan awal, pengukuran selanjutnya kecuali aset tidak berwujud
 Amortisasi selama umur manfaat atau 10 yang diperoleh dari
tahun penggabungan usaha.
Penurunan nilai
 Menggunakan metode pembelian Tidak diatur
 Goodwill dimaortisasi 5 tahun atau 20
tahun dengan justifikasi manajemen
15 Sewa  Mengatur perjanjian yang mengandung  Tidak mengatur perjanjian
sewa yang mengandung sewa
 Klasifikasi bersifat principle based (ISAK 8)
 Laporan keuangan lessee dan  Klasifikasi sewa: kombinasi
Lessor IFRS for SMEs dan SFAS
13
 Laporan keuangan lessee
dan lessor menggunakan
PSAK 30 (1990): Akuntansi
SewaGuna Usaha

 Kewajiban diestimasi Sama dengan PSAK


 Kewajiban kontinjensi
 Aset kontinjensi
16 Ekuitas  Penjelasan Sama dengan PSAK,
 Akuntasi ekuitas untuk badan usaha bukan kecuali :
PT ? Reorganisasi
 Akuntansi ekuitas untuk badan usaha ? Selisih penilaian
berbentuk PT kembali
 Reorganisasi
 Selisih penilaian kembali
17 Pendapatan  Penjualan barang Sama dengan PSAK.
 Penjualan jasa
 Kontrak konstruksi
 Bunga, dividen dan royalti
 Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
18 Biaya  Komponen biaya pinjaman Biaya pinjaman
Pinjaman  Pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman langsung dibebankan
19 Penurunan  Penurunan nilai persediaan Sama dengan PSAK,
Nilai Aset  Penurunan nilai non-persediaan kecuali:
 Penurunan nilai goodwill  Ruang lingkup yang
meliputi semua jenis aset.
 Tidak mengatur penurunan
nilai goodwill
 Ada tambahan penurunan
nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang
menggunakan PSAK 31:
AkuntansiPerbankan
paragraf 16 dan 17.
20 Imbalan  Imbalan kerja jangka pendek Sama dengan PSAK,
Kerja  Imbalan pasca kerja, untuk manfaat pasti kecuali untuk manfaat
menggunakan PUC pasti menggunakan PUC dan
 Imbalan jangka panjang lainnya jika tidak bisa, menggunakan
Pesangon pemutusan kerja metode yang disederhanakan
21 Pajak  Menggunakan deferred tax concept  Menggunakan tax payable
Penghasilan  Pengakuan dan pengukuran pajakkini concept
 Pengakuan dan pengukuran  Tidak ada pengakuan dan
pajaktangguhan pengukuran pajak
tangguhan
22 Mata Uang  Mata uang pencatatan dan pelaporan Sama dengan PSAK
Pelaporan  Mata uang fungsional Mata Uang Pelaporan
 Penentuan saldo awal  Mata uang fungsional
 Penyajian komparatif  Pelaporan transaksi mata
 Perubahan mata uang pencatatan dan uang asing dalam mata uang
pelaporan fungsional
 Perubahan mata uang
fungsional (Pada prinsipnya
sama)
23 Peristiwa  Peristiwa yang memerlukan penyesuaian Sama dengan PSAK
setelah  Peristiwa yang tidak memerlukan
akhir penyesuaian
periode
pelaporan
24 Pengungkap  Pengertian pihak-pihak yang mempunyai Sama dengan PSAK 7
an hubungan istimewa
pihakpihak  Pengungkapan
yang
mempunyai
hubungan
istimewa
25 Aktivitas  Akuntansi perkoperasian Tidak diatur
Khusus  Akuntansi minyak dan gas bumi
 Akuntansi pertambangan umum
 Akuntansi perusahaan efek
 Akuntansi reksa dana
 Akuntansi perbankan dan asuransi
26 Ketentuan  Retrospektif atau prospektif
Transisi (jika tidak praktis) yang
diterapkan secara
prospective catchup
(dampak ke saldo laba)
 Perpindahan dari dan ke
SAK ETAP
27 Tanggal pada tanggal 1 Januari 2011,
Efektif penerapan dini 1 Januari 2010

1. Ruang Lingkup
1.1 Ruang lingkup SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang :
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
1.2 Ruang lingkup SAK EMKM
SAK EMKM dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas mikro, kecil, dan menengah.
Entitas mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang
signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria
usaha mikro, kecil, dan menengahsebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidaktidaknya selama dua tahun
berturut-turut.
SAK EMKM dapat digunakan oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan
kriteria , jika otoritas mengizinkan entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM.
2. Konsep Dan Prinsip Pervasif
2.1 Tujuan Laporan Keuangan Sak ETAP
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakaninformasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
2.2 Tujuan Laporan Keuangan Sak EMKM
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tersebut. Pengguna tersebut meliputi penyedia sumber daya bagi entitas seperti
kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
3. Pengukuran Unsur laporan Keuangan
3.1 SAK ETAP
Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:
(a) Biaya historis. Asetadalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar
dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya
kewajiban.
(b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau
untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar
3.2 SAK EMKM
Dasar pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya historis.
Biaya historis suatu aset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Biaya historis
suatu liabilitas adalah sebesarjumlah kas atau setara kas yang diterima atau
jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam
pelaksanaan usaha normal.
4. Laporan Keuangan
4.1 SAK ETAP
Laporan keuangan entitasmeliputi:
(a) neraca;
(b) laporan laba rugi;
(c) laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:
(i) seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
(ii) perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
(d) laporan arus kas; dan
(e) catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasipenjelasan lainnya.
4.2 SAK EMKM
Laporan keuangan minimum terdiri dari:
(a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
(b) Laporan laba rugi selama periode;
(c) Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian akun-akun
tertentu yang relevan.
5. Informasi yang disajikan
5.1 SAK ETAP
Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:
(a) kas dan setara kas;
(b) piutang usaha dan piutang lainnya;
(c) persediaan;
(d) properti investasi;
(e) aset tetap;
(f) aset tidak berwujud;
(g) utang usaha dan utang lainnya;
(h) aset dan kewajiban pajak;
(i) kewajiban diestimasi;
(j) ekuitas.
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnyadalam neraca jika penyajian
seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi keuangan entitas.SAK
ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.
5.2 SAK EMKM
Laporan posisi keuangan entitas dapat mencakup akun-akun berikut:
(a) kas dan setara kas;
(b) piutang;
(c) persediaan;
(d) aset tetap;
(e) utang usaha;
(f) utang bank;
(g) ekuitas.
Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan posisi keuangan jika
penyajian tersebut relevan untuk memahami posisi keuangan entitas. SAK EMKM
tidak menentukan format atau urutan terhadap akun-akun yang disajikan. Meskipun
demikian, entitas dapat menyajikan akun-akun aset berdasarkan urutan likuiditas dan
akun-akun liabilitas berdasarkan urutan jatuh tempo.
6. Laba Rugi
6.1 SAK ETAP
Mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi untuk suatu periode yang
merupakan kinerja keuangannya selama periode tersebut. Bab ini juga mengatur
informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi dan bagaimana penyajiannya.
Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode
Informasi yang disajikan di laporan laba rugi Laporan laba rugi minimal mencakup
pos-pos sebagaiberikut:
(a) pendapatan;
(b) beban keuangan;
(c) bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;
(d) beban pajak;
(e) laba atau rugi neto.
6.2 SAK EMKM
Mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan laba rugi yang merupakan kinerja
keuangan entitas untuk suatu periode. Bab ini juga mengatur informasi yang
disajikan dalam laporan laba rugi dan bagaimana penyajiannya.
Informasi yang disajikan Laporan laba rugi entitas dapat mencakup akun-akun sebagai
berikut:
(a) pendapatan;
(b) beban keuangan;
(c) beban pajak;
Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan laba rugi jika
penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas

7. Laporan Perubahan Ekuitas Dan Laporan Laba Rugi Dan Saldo Laba Ruang
Lingkup Etap
Mengatur persyaratan untuk penyajian perubahan dalam ekuitas entitas selama suatu
periode, baik dalam laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba
(jika memenuhi kondisi tertentu).
Laporan perubahan ekuitas
Tujuan Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu
periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk
periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas
yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke,
pemilik ekuitas selama periode tersebut
Laporan laba rugi dan saldo laba
Tujuan Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan
perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Paragraf 3.13 mengijinkan entitas
untuk menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan
laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau
rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan
akuntansi
SAK EMKM
Tidak mengatur
8. Laporan Arus Kas
8.1 SAK ETAP
Mengatur informasi yang disajikan dalam laporan arus kas dan bagaimana
penyajiannya. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan
setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama
satu periode dari aktivitas operasi, investasi, danpendanaan
8.2 SAK EMKM
Tidak mengatur
9. Persediaan
9.1 SAK ETAP
Mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran persediaan. Persediaan adalah
aset:
(a) untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
(b) dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
Diterapkan untuk semua jenis persediaan, kecuali:
(a) persediaan dalam proses (work in progress) dalam kontrak konstruksi termasuk
kontrak jasa yang terkait secara langsung
(b) efek tertentu (lihat Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu).
Pengukuran
Entitas harus mengukur nilai persediaan pada nilai mana yang lebih rendah antara biaya
perolehan dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.
Biaya Persediaan
Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan
biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang

9.2 SAK EMKM


Mengatur prinsip-prinsip pengakuan, pengukuran, dan penyajian persediaan.
Persediaan adalah aset:
(a) untuk dijual dalam kegiatan normal;
(b) dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Pengakuan Dan Pengukuran
Entitas mengakui persediaan ketika diperoleh, sebesar biaya perolehannya.
Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan
biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi siap
digunakan. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau
metode eceran, demi kemudahan, dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya
perolehan. Entitas dapat memilih menggunakan rumus biaya masuk-pertama keluar-
pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang dalam menentukan biaya perolehan
persediaan.
10. Ketentuan transisi
10.1 SAK ETAP
Entitas menerapkan SAK ETAP secara retrospektif, namun jika tidak praktis, maka
entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP secara prospektif.
Entitas yang menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan
keuangan maka:
(a) mengakui semua aset dan kewajiban yang pengakuannya dipersyaratkan dalam
SAK ETAP;
(b) tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban jika SAK ETAP tidak
mengijinkan pengakuan tersebut;
(c) mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis aset, kewajiban atau
komponen ekuitas berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya, tetapi merupakan jenis
aset, kewajiban, atau komponen ekuitas yang berbeda berdasarkan SAK ETAP;
(d) menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang diakui.
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan untuk
menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK
ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten.
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya.
Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak
memenuhipersyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas
tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK
ETAP. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK
nonETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali
Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK nonETAP dalam menyusun laporan
keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan
SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam
menyusun laporan keuangan.
10.2 SAK EMKM
Entitas yang menerapkan SAK EMKM untuk pertama kalinya, menyusun laporan
keuangannya sesuai dengan SAK EMKM dengan mengikuti ketentuan dalam Bab ini.
Laporan keuangan pertama yang sesuai dengan SAK EMKM adalah laporan
keuangan pertama di mana entitas membuat pernyataan secara eksplisit dan
tanpa terkecuali tentang kepatuhan terhadap SAK EMKM dalam catatan atas
laporan keuangannya. Laporan keuangan pertama disusun sesuai dengan SAK
EMKM, sebagai contoh, jika entitas:
(a) belum atau tidak menyusun laporan keuangan pada periode sebelumnya; atau
(b) menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya dengan menggunakan SAK
lain sehingga tidak konsisten dengan SAK EMKM.
Mensyaratkan agar entitas menyajikan, dalam laporan keuangan lengkap,
informasi komparatif periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang disajikan
dalam laporan keuangannya. Tanggal transisi entitas ke SAK EMKM adalah awal
periode paling awal di mana entitas menyajikan informasi komparatif secara
penuh sesuai dengan SAK EMKM dalam laporan keuangannya, kecuali untuk
entitas yang belum atau tidak menyusun laporan keuangan pada periode
sebelumnya.
Entitas menerapkan SAK EMKM secara retrospektif, namun jika tidak praktis, maka
entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK EMKM secara prospektif.
Jika entitas menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun
laporan keuangan, maka entitas:
(a) mengakui seluruh aset dan liabilitas yang pengakuannya disyaratkan oleh SAK
EMKM;
(b) tidak mengakui akun-akun sebagai aset atau liabilitas jika SAK EMKM
tidak
mengizinkan pengakuan tersebut;
(c) mereklasifikasikan akun-akun dalam kelompok aset, liabilitas, atau komponen
ekuitas berdasarkan rerangka pelaporan sebelumnya agar sesuai dengan aset,
liabilitas, atau komponen ekuitas berdasarkan SAK EMKM;
(d) menerapkan SAK EMKM dalam pengukuran seluruh aset dan liabilitas yang
diakui.
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal laporan posisi
keuangannya berdasarkan SAK EMKM mungkin berbeda dari yang digunakan pada
tanggal yang sama dengan berdasarkan rerangka pelaporan keuangan
sebelumnya. Hasil penyesuaian yang muncul dari transaksi, kejadian, atau
kondisi lainnya sebelum tanggal efektif SAK EMKM diakui secara langsung pada
saldo laba pada tanggal penerapan SAK EMKM.
Entitas dapat menggunakan satu atau lebih pengecualian di bawah ini dalam
menyusun laporan keuangan pertama kalinya yang sesuai dengan SAK EMKM.
(a) nilai revaluasian dianggap sebagai biaya perolehan. Jika suatu aset tetap
atau aset Tak berwujud sebelumnya diukur dengan metode revaluasian, maka pada
tanggal penerapan pertama SAK EMKM, nilai revaluasian tersebut dianggap sebagai
biaya perolehan.
(b) nilai tercatat sesuai metode ekuitas dianggap sebagai biaya perolehan. Jika
suatu investasi pada ventura bersama sebelumnya diukur dengan menggunakan
metode ekuitas, maka pada tanggal penerapan pertama kali SAK EMKM, nilai
tercatat sesuai metode ekuitas tersebut dianggap sebagai biaya perolehan.
Pada tahun awal penerapan SAK EMKM, entitas yang memenuhi persyaratan
untuk menerapkan SAK EMKM dapat menyusun laporan keuangan tidak
berdasarkan SAK EMKM, tetapi berdasarkan SAK lain sepanjang diterapkan
secara konsisten. Entitas tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK
EMKM untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya.
Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM kemudian tidak
memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK EMKM, maka entitas
tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM. Entitas
tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK lain dan tidak
diperkenankan untuk menerapkan SAK EMKM kembali
Entitas yang sebelumnya menggunakan SAK lain dalam menyusun laporan
keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan
SAK EMKM, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK EMKM dalam
menyusun laporan keuangannya.

SAK ETAP SAK EMKM


Bab 1 Ruang Lingkup Bab 1 Ruang Lingkup
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif
Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan
Bab 4 Neraca Bab 4 Laporan Posisi Keuangan
Bab 5 Laporan Laba Rugi Bab 5 Laporan Laba Rugi
Bab 6 Laporan Perubahan Ekuitas dan Bab 6 Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba Bab 7 Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan
Bab 7 Laporan Arus Kas Kesalahan
Bab 8 Catatan atas Laporan Keuangan Bab 8 Aset dan Liabilitas Keuangan
Bab 9 Kebijakan Akuntansi, Estimasi, Bab 9 Persediaan
danKesalahan Bab 10 Investasi pada Ventura Bersama
Bab 10 Investasi pada Efek Tertentu Bab 11 Aset Tetap
Bab 11 Persediaan Bab 12 Aset Takberwujud
Bab 12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Bab 13 Liabilitas dan Ekuitas
EntitasAnak Bab 14 Pendapatan dan Beban
Bab 13 Investasi pada Joint Venture Bab 15 Pajak Penghasilan
Bab 14 Properti Investasi Bab 16 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 15 Aset Tetap Bab 17 Ketentuan Transisi
Bab 16 Aset Tidak Berwujud Bab 18 Tanggal Efektif
Bab 17 Sewa
Bab 18 Kewajiban Diestimasi dan
Kontinjensi
Bab 19 Ekuitas
Bab 20 Pendapatan
Bab 21 Biaya Pinjaman
Bab 22 Penurunan Nilai Aset
Bab 23 Imbalan Kerja
Bab 24 Pajak Penghasilan
Bab 25 Mata Uang Pelaporan
Bab 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
Bab 27 Peristiwa setelah Akhir Periode
Pelaporan
Bab 28 Pengungkapan Pihak -pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa
Bab 29 Ketentuan Transisi
Bab 30 Tanggal Efektif
Daftar Pustaka

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-1.pdf

Standar-Akuntansi-Keuanan-Entitas-Tanpa-Akuntanbilitas-Publik-SAK-ETAP.pdf

Anda mungkin juga menyukai