Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Hukum Penyusunan RDTR Ibukota Kabupaten


Maybrat

Peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar


hukum penyusunan RDTR Ibukota Kabupaten Maybrat adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan
Kabupaten Maybrat di Provinsi Papua Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4969);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air;
5. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi;
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan
Daerah;
12. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah;

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-1


Ibukota Kabupaten Maybrat
13. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
14. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
16. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman;
17. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat
Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumberdaya Air;

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-2


Ibukota Kabupaten Maybrat
29. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk
dan Tata Cara peran masyarakat dalam Penataan Ruang;
32. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan;
34. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor Tahun tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat Tahun 2013-
2033 .
35. Peraturan Daerah Kabupaten Maybrat Nomor Tahun tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maybrat Tahun 2012-
2032 .

1.2 Tinjauan Terhadap RTRW Provinsi Papua Barat, RTRW


Kabupaten Maybrat.

1.2.1 Tinjauan Terhadap RTRW Provinsi Papua Barat

1.2.1.1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Pengembangan Provinsi

Perda tentang RTRW Provinsi Papua Barat 2013-2033 saat


ini masih dalam proses pengesahan.
Tujuan yang termuat dalam draft Perda tentang RTRW Papua
Barat dapat diungkapkan sebagai berikut:
a. Terwujudnya keterpaduan antara perencanaan tata ruang
nasional, provinsi dengan kabupaten/kota dan antar

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-3


Ibukota Kabupaten Maybrat
kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat serta sinkronisasi
antara rencana tata ruang wilayah dengan rencana
sektoral;
b. Terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat Papua Barat;
c. Terwujudnya keseimbangan dan pemerataan
pertumbuhan antar bagian wilayah;
d. Terwujudnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
yang mandiri dalam pengelolaan ruang;
e. Terwujudnya keseimbangan dan keserasian lingkungan
antara kawasan lindung dan kawasan budidaya,
menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan
intensitas penggunaan ruang-ruang atau bagian-bagian
wilayah Provinsi Papua Barat;
f. Terwujudnya keselarasan antara RTRW Provinsi Papua
Barat dengan RTRW provinsi yang berbatasan, yakni
Provinsi Papua, Maluku dan Maluku Utara;
g. Terwujudnya pertahanan dan keamanan negara yang
dinamis serta integrasi nasional.

Sementara itu, Kebijakan dan strategi penataan ruang


wilayah meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur
dan pola ruang.
Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:
a. Kebijakan pengembangan struktur ruang yang selaras
dengan rencana tata ruang nasional;
b. Kebijakan pengembangan sistem pusat permukiman
perkotaan dan perdesaan;
c. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana wilayah
yang meliputi jaringan prasarana transportasi,

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-4


Ibukota Kabupaten Maybrat
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air dalam upaya
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan.
Adapun kebijakan dan strategi penataan pola ruang meliputi:
a. Kebijakan dan strategi penataan kawasan lindung, yang
terdiri dari:
1) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi
lingkungan hidup;
2) Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang
dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.
b. Kebijakan dan strategi penataan kawasan budi daya, yang
terdiri dari:
1) Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan
keterkaitan antar kegiatan budidaya;
2) Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar
tidak melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
c. Kebijakan dan strategi penataan kawasan strategis, yang
terdiri dari:
1) Pelestarian dan peningkatan fungsi daya dukung
lingkungan hidup untuk mempertahankan dan
meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi perlindungan kawasan,
melestarikan keunikan bentang alam, dan
melestarikan warisan budaya;
2) Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi
kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan.

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-5


Ibukota Kabupaten Maybrat
1.2.1.2. Struktur Ruang Provinsi
Dalam Draft Perda RTRW Provinsi Papua Barat 2013-2033
dijelaskan bahwa posisi Kumurkek direncanakan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL). PKL adalah kota sebagai pusat jasa dan/atau
pusat pengolahan dan simpul transportasi yang melayani beberapa
distrik hingga satu kabupaten.
Adapun kebijakan pengembangan PKL di Kumurkek, meliputi:
a. Pemantapan keterkaitan antarwilayah dengan di dalam
kabupaten
b. Penyediaan prasarana perkotaan yang melayani daerah
sekitarnya
c. Peningkatan peranswasta dalam pembangunan prasarana
perkotaan
d. Pengembangan kegiatan ekonomi kota (industri, jasa,
perdagangan, dan lain-lain) untuk memacu pertumbuhan
daerah serta perluasan kesempatan kerja
e. Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian tata ruang kota

1.2.1.3. Pola Ruang Provinsi


Rencana pola ruang Provinsi Papua Barat meliputi rencana
pola ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berikut ini
adalah tabel arahan pola ruang provinsi yang terkait dengan
pengembangan BWP Ibukota Kabupaten Maybrat.

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-6


Ibukota Kabupaten Maybrat
Tabel 1.1.
Konsep Rencana Pola Ruang Provinsi Papua Barat
Rencana
No Fungsi Kawasan Penjelasan
Pola Ruang
Kawasan Lindung Kawasan yang Kawasan hutan lindung
memberikan tersebar di Kabupaten/Kota
perlindungan kawasan yang ada di Prov Papua
bawahannya Barat.
Kawasan konservasi dan
resapan air tersebar di
Kabupaten/Kota yang ada di
Prov Papua Barat.
Kawasan perlindungan Kawasan sempadan sungai
setempat
Kawasan sekitar mata air
Kawasan sempadan sungai
di kawasan permukiman
Kawasan terbuka hijau kota
Kawasan Budidaya Kawasan Hutan Produksi Kawasan hutan dengan
Tetap faktor-faktor kemiringan
lereng, jenis tanah dan curah
hujan yang memiliki skor <
124 di luar hutan suaka
alam, hutan wisata dan
hutan konversi lainnya,
tersebar di Kabupaten/Kota
di Provinsi Papua Barat.
Kawasan Hutan Produksi Kawasan hutan dengan
Terbatas faktor-faktor kemiringan
lereng, jenis tanah dan curah
hujan yang mempunyai skor
125 - 174, di luar hutan
suaka alam, hutan wisata,
dan hutan konversi lainnya,
tersebar di Kabupaten/Kota
di Provinsi Papua Barat.

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-7


Ibukota Kabupaten Maybrat
Rencana
No Fungsi Kawasan Penjelasan
Pola Ruang
Kawasan hutan produksi Kawasan dengan faktor-
konversi faktor kemiringan lereng,
jenis tanah dan curah hujan
yang mempunyai skor < 124,
di luar hutan suaka alam,
hutan wisata, hutan
produksi tetap, hutan
produksi terbatas, dan hutan
konversi lainnya, tersebar di
Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat
Kawasan Pertanian kawasan yang
Lahan Basah diperuntukkan bagi tanaman
lahan basah di mana
pengairannya dapat
diperoleh baik secara
alamiah maupun teknis
secara menahun. Kawasan
Pertanian lahan basah
mempunyai Ketinggian <
1000 m dpl, Kemiringan
lereng < 40%, Kedalaman
efektif tanah > 30 cm dan
Terdapat sistem irigasi
(teknis, setengah teknis dan
sederhana), tersebar di
Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat.
Kawasan pertanian lahan kawasan yang
kering diperuntukkan bagi tanaman
lahan kering seperti palawija,
hortikultura, atau tanaman
pangan lain Ketinggian<
1000 m dpl, kemiringan
lereng < 40%, Kedalaman

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-8


Ibukota Kabupaten Maybrat
Rencana
No Fungsi Kawasan Penjelasan
Pola Ruang
efektif tanah > 30 cm,
tersebar di Kabupaten/Kota
di Provinsi Papua Barat.
Kawasan pertanian kawasan yang
tanaman tahunan/ diperuntukkan bagi tanaman
perkebunan tahunan/perkebunan yang
menghasilkan bahan pangan
dan bahan baku bagi
industri, tersebar di
Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat.
Kawasan Permukiman Kemiringan lereng < 15%,
Ketersediaan air terjamin,
Aksesibilitas yang baik,
Tidak berada pada daerah
rawan bencana, berada dekat
dengan pusat kegiatan,
tersebar di Kabupaten/Kota
di Provinsi Papua Barat.
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat 2013-2033

1.2.1.4. Rencana Jaringan Jalan


Rencana jaringan jalan di Provinsi Papua Barat yang terkait
dengan pengembangan BWP Ibukota Kabupaten Maybrat yaitu:
a. pembangunan dan pengembangan Trans Papua Barat
seksi I meliputi ruas jalan yang menghubungkan Kota
Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan,
(Kabupaten Maybrat) dan Kabupaten Manokwari, yang
melalui ruas Sorong – Klamono – Ayamaru – Susumuk –
Kumurkek – Kebar – Arfu – Prafi – Warmare – Maruni –
Manokwari

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1-9


Ibukota Kabupaten Maybrat
b. Pembangunan fasilitas keselamatan transportasi jalan
terkait dengan penanganan ruas-ruas lain dalam rangka
membuka isolasi dan pengembangan kawasan strategis

1.2.2. Tinjauan Terhadap RTRW Kabupaten Maybrat

1.2.2.1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Pengembangan


RTRW Kabupaten Maybrat belum disahkan dalam bentuk
perda. Saat ini posisinya masih sebagai Draft Raperda tentang
RTRW Kabupaten Maybrat.
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Maybrat adalah
untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif
dan berkelanjutan melalui pengembangan sektor pertanian dan
kehutanan dengan tetap memperhatikan aspek konservasi sumber
daya alam.
Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten
Maybrat meliputi:
a. Kebijakan Pengembangan Pelayanan Perkotaan dan
Perdesaan yang merata dan hirarkis
Kebijakan ini mencakup baik perdesaan maupun
perkotaan, dengan penataan struktur ruang yang saling
mendukung.
1) Kebijakan Pengembangan Perdesaan
Kebijakan pengembangan perdesaan menekankan
pada pemerataan dan jangkauan pelayanan hingga ke
seluruh kampung; dan beberapa kampung/desa
ditetapkan sebagai pusat pelayanan kawasan / pusat
pelayanan lingkungan terutama untuk pusat desa yang
berperan sebagai desa wisata, desa pusat agroindustri,
dan desa sentra produksi pertanian, kehutanan.

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 10


Ibukota Kabupaten Maybrat
Sebagian wilayah perdesaan di Kabupaten Maybrat
bagian selatan dikembangkan dengan konsep
pengembangan Kawasan Agropolitan yaitu areal
pertanian/perkebunan baru, dikembangkan secara
lengkap dan terstruktur dengan akses ke pusat
pemasaran dengan satu pusat pelayanan kawasan
sebagai pusat baru.
Kebijakan yang diperlukan terkait dengan kebijakan
pengembangan perdesaan ini adalah: a) Kebijakan
pengembangan SDM dan kewirausahaan; b) Kebijakan
Iklim investasi dan perlindungan persaingan produk.
2) Kebijakan Pengembangan Sistem Perkotaan
Mendukung Struktur Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) yaitu sistem kota-kota dan pusat
pertumbuhan nasional, di Kabupaten Maybrat, Kota
Ayamaru diarahkan sebagai PKW dan berorientasi ke
PKN di Kota Sorong.
Hirarki kota-kota di Kabupaten Maybrat adalah sebagai
berikut:
a) Pusat Kegiatan Wilayah sebagai kawasan perkotaan
yang berperan sebagai simpul mendukung PKN,
sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala beberapa kabupaten hingga satu
provinsi; kawasan perkotaan yang merupakan
simpul transportasi yang melayani skala provinsi
atau beberapa kabupaten;
b) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan
perkotaan yang merupakan pusat kegiatan industri
dan jasa yang melayani beberapa kecamatan/distrik
hingga satu kabupaten; kawasan perkotaan yang
merupakan simpul transportasi yang melayani

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 11


Ibukota Kabupaten Maybrat
beberapa kecamatan/distrik hingga satu
kabupaten;
c) Pusat-pusat pada hirarki dibawah PKL adalah : a)
Pusat pelayanan kawasan /PPK sebagai pusat
pelayanan beberapa desa/kampung hingga satu
kecamatan/distrik, dan b) Pusat Pelayanan
Lingkungan/PPL sebagai pusat permukiman untuk
pelayanan skala antar desa/kampung.

b. Kebijakan peningkatan akses dengan kualitas dan


jangkauan pelayanan jaringan antarpusat perkotaan dan
perdesaan.
1) Kebijakan Bidang Transportasi
Adapun kebijakan peningkatan pelayanan sektor
transportasi di Kabupaten Maybrat ke depan diarahkan
pada pembangunan prasarana dan sarana transportasi
meliputi seluruh sistem pusat-pusat, dan
pengembangan keterpaduan antar dan intra moda dari
masing masing sub sistem transportasi darat, udara
dan angkutan sungai. Ke depan, diarahkan adanya
layanan transportasi yang merata antar pusat
perkotaan dan antara perkotaan dengan perdesaan
untuk mendukung pelayanan sosial ekonomi
masyarakat.
Diprioritaskan peningkatan kondisi dan kapasitas
pelayanan bandara Kambuaya dan pelabuhan udara
perintis yang ada untuk mendukung kebutuhan
transportasi udara antar wilayah dalam lingkup
provinsi Papua Barat.

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 12


Ibukota Kabupaten Maybrat
2) Kebijakan Bidang Prasarana Wilayah Lain
Adapun kebijakan peningkatan pelayanan prasarana
wilayah lain adalah membangun prasarana dan sarana
listrik, air bersih, telekomunikasi, pengairan,
persampahan, drainase dan air limbah/kotor, untuk
mencapai tingkat pelayanan merata ke seluruh pusat-
pusat perkotaan dan perdesaan sesuai kebutuhan
dengan kualitas pelayanan yang memadai.

Strategi terkait kebijakan pengembangan pelayanan perkotaan


dan perdesaan yang merata dan berhirarki, dilaksanakan
dengan:
a. Menetapkan pusat-pusat perkotaan dan perdesaan yang
merupakan kesatuan sistem, menjamin pelayanan bagi
seluruh wilayah dengan satuan wilayah pengembangan
(SWP).
b. Mengembangkan pusat pelayanan baru terutama di
selatan wilayah untuk menjamin keseimbangan dan
pemerataan.
c. Peningkatan fungsi pelayanan sosial ekonomi pusat-pusat
dengan kualitas dan kelengkapan sarana prasarana sesuai
lingkup wilayah pelayanannya.

Strategi terkait kebijakan peningkatan akses dengan kualitas


dan jangkauan pelayanan jaringan antarpusat perkotaan dan
perdesaan yang merata untuk mendukung pelayanan sosial
ekonomi masyarakat, dilaksanakan dengan:
a. Meningkatkan penyediaan dan kualitas jaringan
prasarana transportasi dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat, perairan dan udara
menghubungkan seluruh pusat-pusat.

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 13


Ibukota Kabupaten Maybrat
b. Meningkatkan penyediaan pelayanan prasarana
telekomunikasi bagi seluruh pusat-pusat perkotaan dan
perdesaan.
c. Meningkatkan penyediaan pelayanan jaringan energi yang
cukup dengan mendayagunakan sumber energi yang ada
untuk melayani seluruh pusat-pusat perkotaan dan
perdesaan.
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan prasarana
sumber daya air di seluruh pusat-pusat perkotaan dan
perdesaan;
e. Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana sanitasi di
pusat-pusat perkotaan, pusat-pusat perdesaan, dan
kawasan strategis.

1.2.2.2. Struktur Ruang Kabupaten


Pengembangan struktur ruang Kabupaten Maybrat
diarahkan untuk pengembangan pelayanan perkotaan dan
perdesaan yang merata dan hirarkis dan peningkatan akses dengan
kualitas serta jangkauan pelayanan jaringan antarpusat perkotaan
dan perdesaan untuk mendukung pelayanan sosial masyarakat.
Hirarki kota-kota di Kabupaten Maybrat beserta fungsi yang
diembannya ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 1.2.
Konsep Rencana Sistem Pusat Perkotaan dan Perdesaan
Kabupaten Maybrat
No. Hirarki Lokasi Fungsi
PKW Ayamaru Pusat jasa dan industri
pariwisata skala provinsi,
simpul transportasi skala
provinsi

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 14


Ibukota Kabupaten Maybrat
No. Hirarki Lokasi Fungsi
PKL Kumurkek Pusat pemerintahan, jasa
umum
Aitinyo Pusat wisata, rekreasi, seni
dan budaya, dan penelitian
kehutanan
Aisa Industri pertambangan dan
jasa
Kisor Jasa, bisnis, dan usaha
perdagangan
PPK Yukase PPK wisata
Segior PPK wisata
Suswa PPK wisata, transportasi
udara
Ayawasi PPK wisata, kerajinan,
transportasi udara
Susumuk PPK perdagangan lokal
Fategomi
Sabah
Pusat Aifat Timur PPK agroindustri
pelayanan Selatan
baru
kawasan
agropolitan
Ayata PPK transportasi udara
Kambuaya PPK wisata, transportasi
udara
Jitmau PPK wisata
Kokas PPK wisata
Sire PPK wisata

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 15


Ibukota Kabupaten Maybrat
No. Hirarki Lokasi Fungsi
Mukamat PPK kehutanan
Fuog PPK agroindustri
Yaksoro
Makaroro PPK kehutanan
PPL Pusat desa di Pusat pelayanan sarana
seluruh desa prasarana dasar tingkat
desa
Sumber: RTRW Kabupaten Maybrat 2012-2032

1.2.2.3. Pola Ruang Kabupaten


Pola ruang wilayah Kabupaten Maybrat diarahkan di dalam
pembagian wilayah pengembangan, adapun yang terkait dengan
pengembangan BWP Ibukota Kabupaten Maybrat yaitu:
1. SWP Aifat Utara dengan pusat di Kumurkek
Penggunaan lahan saat ini terutama hutan primer dan
sekunder yang ditetapkan sebagai hutan produksi konversi
dan hutan produksi tetap, semak belukar dan ladang
masyarakat, sungai, pusat permukiman/perkotaan terutama
di Ayawasi dan Kumurkek.
Secara umum memiliki kemampuan lahan tinggi dan daya
dukung sedang sehingga cukup mendukung pengembangan
SWP Aifat Utara.
Adapun peruntukan ruang di SWP ini direncanakan sebagai
hutan produksi dan sentra produksi kayu untuk domestik,
hutan pengembangan hasil hutan non kayu unggulan, hutan
wisata dan penelitian, pusat pemerintahan dan perkantoran
umum, Bandara Ayawasi, permukiman / perkotaan, pusat-
pusat wisata, lahan budidaya pertanian/perkebunan.
Kebutuhan pengelolaan terkait dengan kondisi topografi dan
daya dukung lahan setempat adalah areal yang relatif terjal

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 16


Ibukota Kabupaten Maybrat
setempat dipertahankan sebagai hutan, obyek wisata yang
belum ada akses jalan, hutan yang layak dikembangkan
sebagai hutan wisata dan penelitian memerlukan pendataan
yang lebih rinci.

2. SWP Pusat Perkotaan


SWP ini mencakup koridor dari Jitmau- Fategomi – Susumuk
– Kisor dan sekitarnya ke arah selatan, dengan pusat di Kisor.
Penggunaan lahan saat ini adalah hutan primer dan
sekunder, tanah terbuka, semak belukar, pusat-pusat
permukiman masyarakat dan berbagai kegiatan jasa di
beberapa titik sepanjang koridor jalur jalan arteri primer dari
Ayamaru hingga Susumuk.
Secara umum memiliki kemampuan lahan dan daya dukung
lahan tinggi dan sedang.
Adapun peruntukan ruang di BWP ini direncanakan sebagai
kawasan perkotaan, permukiman, jasa di beberapa kawasan,
dan diutamakan kawasan usaha jasa perdagangan/
perkotaan di Kisor sebagai pusat utama (PKL), dan ruang
terbuka hijau sepanjang koridor.
Pengelolaan ruang yang dibutuhkan terkait keberadaan jalan
lintas nasional yang perlu dijaga fungsinya melalui penataan
dan pengendalian perkembangan elemen / bangunan fisik.
Perkembangan elemen / bangunan fisik yang tidak terkendali
dapat menarik pergerakan terlalu tinggi secara langsung di
kiri dan kanan jalan, sehingga mengganggu fungsi jalan dan
mengakibatkan kesemrawutan, kelambatan lalu lintas, dan
ketidaknyamanan.

Rencana pola ruang Kabupaten Maybrat meliputi rencana


pola ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berikut ini

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 17


Ibukota Kabupaten Maybrat
adalah tabel pola ruang wilayah Kabupaten Maybrat yang terkait
pengembangan BWP Ibukota Kabupaten Maybrat

Tabel 1.3.
Konsep Rencana Pola Ruang Kabupaten Maybrat
Rencana Pola
No Fungsi Kawasan Penjelasan
Ruang

Kawasan Kawasan Kawasan sempadan


Lindung Perlindungan sungai sebagai salah
Setempat satu kawasan lindung
setempat mempunyai
kriteria: daratan
sepanjang tepian sungai
besar tidak bertanggul di
luar kawasan
permukiman dengan
lebar paling sedikit 100
meter dari tepi sungai;
dan daratan sepanjang
tepian anak sungai tidak
bertanggul di luar
kawasan permukiman
dengan lebar paling
sedikit 50 meter dari tepi
sungai.

Kawasan ini meliputi


sungai utama di
Kabupaten Maybrat
dengan anak sungainya
adalah Kali Kais dan Kali

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 18


Ibukota Kabupaten Maybrat
Rencana Pola
No Fungsi Kawasan Penjelasan
Ruang

Kamundan, serta
sungai-sungai di hulu
seperti: Kali Emon, Kali
Enaut dan Kali Yase di
Distrik Mare, Ayamaru
dan Aifat.

Kawasan sekitar mata


air ditetapkan dengan
kriteria areal dengan
jarak sekitar 200 meter
dari sumber air dengan
maksud untuk menjaga
kelestarian sumber air.

Kawasan Suaka Kawasan taman hutan


Alam, Pelestarian raya terletak di Timur
Alam dan Cagar Laut Kumurkek, sebagai
Budaya perbatasan wilayah
Kabupaten Maybrat di
Utara dengan luas
sekitar 16.000 Ha dan
menempati kawasan
hutan produksi di
Distrik Aifat dan Aifat
Timur sisi Utara.

Kawasan Kawasan Hutan Kawasan hutan konversi


Budidaya Produksi seluas 145.336 Ha (32 %
dari luas kabupaten)

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 19


Ibukota Kabupaten Maybrat
Rencana Pola
No Fungsi Kawasan Penjelasan
Ruang

terutama tersebar di
Distrik Aifat dari Utara
hingga Selatan.

Kawasan Kawasan pengembangan


Pengembangan permukiman meliputi
Permukiman pusat-pusat perkotaan
dan pusat perdesaan
sesuai hirarki.

Pusat perkotaan di
Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) dikembangkan
dengan perkiraan
kebutuhan lahan dan
asumsi yang meliputi 5
pusat yaitu Ayamaru,
Kumurkek, Aitinyo,
Kisor, dan Aisa, yang
masing-masing
menampung penduduk
sekitar 8.000 jiwa, dan
dilengkapi sarana
prasarana dasar
mengikuti standar kota
kecil dengan
pertimbangan kondisi
fisik wilayah dan
pelayanan yang bersifat

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 20


Ibukota Kabupaten Maybrat
Rencana Pola
No Fungsi Kawasan Penjelasan
Ruang

mendekat pada
masyarakat.

Sumber: RTRW Kabupaten Maybrat 2012-2032

1.2.2.4. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten


Kawasan strategis di Kabupaten Maybrat ditetapkan
berdasarkan kondisi saat ini termasuk adanya potensi
pertumbuhan sehingga kawasan memerlukan perhatian dan
prioritas pengembangannya, juga antisipasi terkait aspek
pelestarian lingkungan dan permasalahan sosial yang memerlukan
perhatian lebih.
Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Maybrat yang
terkait pengembangan BWP Ibukota Kabupaten Maybrat adalah
sebagai berikut.
1. Kawasan Kumurkek dan sekitarnya sebagai kawasan
strategis dari aspek sosial. Penataan Kawasan Strategis
Kumurkek dsk bertujuan percepatan penataan ruang
kawasan pusat pemerintahan dan perkotaan termasuk
penyusunan rencana rinci, perumusan program
pembangunan dan anggaran, serta penyusunan pedoman
pengendalian pemanfaatan ruang atau zoning regulation
skala 1: 5.000 atau 1: 2.000.
Luas kawasan strategis tidak dibatasi/terikat tetapi dapat
dideliniasi sesuai kondisi topografi dan kebutuhan ruang,
termasuk bagi pusat pemerintahan, perkantoran umum,
permukiman, juga di selatan terdapat kawasan aktivitas
penunjang perkotaan sebagai penghubung ke pusat
perkotaan.

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 21


Ibukota Kabupaten Maybrat
2. Kawasan koridor Jitmau – Susumuk – Kisor sebagai kawasan
strategis dari aspek perekonomian. Pusat perkotaan
Susumuk – Kisor terletak di sisi Selatan, akan tetapi tidak
dikembangkan menyatu ke Kumurkek dengan bangunan
karena topografi cukup terjal; melainkan dengan penataan
ruang terbuka hijau dan non hijau yang memerlukan lahan
luas, dan sekaligus menjadi view dengan keindahan bagi
pusat pemerintahan, misal lapangan golf, stadion, taman,
hutan kota, plaza pameran, gelanggang remaja, dan
sebagainya.
Secara umum kebijakan penataan kawasan perkotaan / PKL
sebagai kawasan strategis aspek perekonomian dan
lingkungan dilaksanakan dengan:
a. Meningkatkan fungsi kota sebagai pusat pelayanan
kedua dengan pengembangan kawasan jasa komersial
dan pelayanan penunjang sesuai perkembangan
b. Meningkatkan pelayanan sarana prasarana penunjang
kegiatan perekonomian dan perhubungan
c. Mengembangkan kawasan permukiman layak huni
untuk memenuhi kebutuhan perumahan sejalan
dengan perkembangan wilayah
d. Peningkatan kualitas lingkungan perkotaan di
kawasan jasa komersial maupun di lingkungan
permukiman dengan pengembangan prasarana
lingkungan yang memadai.

Tujuan akhir di tahun perencanaan adalah terdapat 4


kawasan kegiatan masyarakat yaitu Ayamaru, Kumurkek,
Aisa dan Aitinyo, dan keempat kawasan tersebut bertemu di
pusat kawasan perkotaan di koridor Susumuk – Kisor

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 22


Ibukota Kabupaten Maybrat
1.2.2.5. Rencana Jaringan Jalan
Rencana pengembangan jaringan jalan yang terkait dengan
pengembangan BWP Ibukota Kabupaten Maybrat meliputi:
1. Peningkatan jalan Arteri Primer pada ruas: Sorong - Ayamaru
– Susumuk - Kumurkek – Ayawasi – Manokwari; Susumuk –
Ayata – Aisa – Bintuni;
2. Peningkatan jalan Kolektor Primer pada ruas Susumuk –
Kisor – Aitinyo – Kamro; Sabah – Fuog;

1.3. Tujuan Penyusunan RDTR


Tujuan dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Ibukota Kabuaten Maybrat adalah:
a. Mengoptimalkan fungsi dan peran ruang Ibukota Kabupaten
Maybrat dalam perimbangan wilayah yang lebih luas;
b. Menciptakan pola dan struktur ruang Ibukota Kabupaten
Maybrat yang serasi dan optimal serta penyebaran fasilitas dan
utilitas secara tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya;
c. Memberikan arahan lokasi pembangunan bagi berbagai pihak
dalam pelaksanaan pembangunan di Ibukota Kabupaten
Maybrat;
d. Memberikan landasan penyusunan serta pengaturan program
pelaksanaan dan pendanaannya, dalam rangka pembangunan
Ibukota Kabupaten Maybrat yang sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Maybrat, dan;
e. Mengembangkan sistem pengendalian pertumbuhan dan
keserasian lingkungan Ibukota Kabupaten Maybrat

Laporan Akhir | Rencana Detail Tata Ruang 1 - 23


Ibukota Kabupaten Maybrat

Anda mungkin juga menyukai