Disusun oleh:
VIVEN CORNYSEN
NIM: 142114
SURAKARTA
2015
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Antenatal
Antenatal Care (ANC) Adalah pemeriksaan kehamilan untuk
menyiapkan diri sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka masa postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga
mental (Sarwono, 2010)
Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil
baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
(Wiknjosastro, 2005.; Manuaba, 2008).
Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Mitayani 2009).
Menurut Henderson (2006), kunjungan antenatal care adalah kontak
ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan
dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan
memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan
1. Morning Sicknees
2. Emesis gravidalum
3. Kaki kram
4. Varises tampak
5. Sesak bagian bawah
6. Pinggang pegal
7. Edema
8. Hemoroit
d. Perubahan janin
1) Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
2) pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk
keprok
3) Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan
tangan
e. Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
f. Tanda-tanda hebat
Pada pemeriksaan dalam secara bimanual didapatkan seolah-olah jari-
jari yang diluar bertemu dengan jari-jari yang ada didalam, hal ini
sebabkan oleh bertambahnya jumlah pembuluh darah pada rahim.
g. Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung
kemih sehingga didapatkan ibu sering kencing
h. Kardiovaskuler
1) Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus
posisi jantung pada bagian kiri atas
2) Kardiak output
a) Denyut jantung meningkat
b) Nadi meningkat ± 10-15 x /menit
c) Filtrasi ginjal meningkat
d) transportasi oksigen meningkat
i. Uterus
1) Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volumenya 10 cc
2) Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
3) Ismus hipertropi, panjang, lunak
j. Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
k. Vagina
1) Peningkatan vaskularisasi
2) Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
l. Respirasi
1) Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
2) Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya
carbon dioksida dari janin ke ibu
3) Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
m. Muskuluskeletal
1) Relaksasi persendian
2) Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
3) Perubahan postural
a) Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang
belakang
b) Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada
terdsorong kedepan
n. Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi,
kloasma, linianigra dan strie gravidalum
a. Uterus
1) uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
2) dinding uterus tipis dan lunak
3) fetus dapat di palpasi pada abdomen
4) uterus jadi bentuk ovale
5) Adanya kontraksi” braxson his”
b. Servik
1) terus memanjang
2) Adanya mucous plag
3) Sel otot hipertropi
4) Kelenjar serviks aktif
c. Vagina
1) Sel otot hipertropi
2) Mukosa tebal
3) Adanya lorchea
4) PH asam : 3,5-6,0
d. Payudara
1) Duktus dan alveoli hipertropi
2) areola dan putting membesar
3) Mulai ada sekresi kolostrum
e. Sistem kardiovaskuler
1) volume darah meluas
2) Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah
merah
3) Output meningkat 30-50 %
4) stroke volume meningkat
5) tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
6) Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
f. Sistem respiratory
1) Oksigen dalam darah meningkat
2) Pernafasan lebih dalam
3) volume darah stabil
4) Kebutuhan oksigen meningkat
5) Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan
sulit/sesak nafas
g. Sistem Urinary
1) Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
2) udema fisiologis pada kandung kemih
3) frekuensi berkemih menurun
4) Dilatasi ginjal dan ureter
5) Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
6) Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
7) Aliran plasma renal meningkat
8) Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut
dalam air meningkat
h. Sistem muskulus keletal
1) Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis
fisiologis
2) Kram pada kaki
i. sistem integumen
1) Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
2) adanya linianigra
3) vaskuler adanya palmar eritema
4) rambut menjadi lebih halus
5) Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
j. Sisten gastrointestinal
1) Mulut dan gigi
Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
4) Pankreas
a) Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada
sel-sel beta
b) Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus gestasional
5) Intestinal
Pengosongan lambung meningkat
k. Sistem endokrin
1) Pituitary
Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon
Prolaktin meningkat
2) Tiroid
a) Vaskularisasi meningkat
b) Meningkatnya T3 dan T4
c) BMR meningkat
3) Paratiroid
Hiperplasia, sekresi hormon meningkat
4) Adrenal
a) Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat
b) Level kortisol meningkat
c) Level aldesteron meningkat
5) Plasenta
Fungsi utuh dan komplek
Perubahan Psikologis
a. Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well
being” menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat
diterima.
d. Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
g. Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan
mulai dapat diobservasi.
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis,
kontraksi “broxon hicks” semakin jelas.
2) Serviks
Effousment, pengeluaran mukosa.
3) Vagina
Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea
4) Payudara
Membesar, tegang, colusterum keluar.
b. Sistem kardiovaskuler
1) COP meningkat 40 %
2) volume darah ibu meningkat 30 – 50 %
3) HR meningkat 15 kali/menit
4) Stroke volume meningkat
5) Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan
masalah jantung
c. Sistem pernafasan
1) Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas
2) Iga-iga ekspansi
3) Kebutuhan oksigen meningkat
d. Sistem perkemihan
1) Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat
2) Frekwensi miksi meningkat
3) Kosentrasi albumin plasma menurun
e. Sistem muskuloskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas – rebas ekstremitas
f. Sistem integumen
1) Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
2) Rambut tipis dan rontok
3) Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
g. Sistem gastrointestinal
1) Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
2) Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
3) Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
h. Sistem endokrin
1) Pituitary
Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
2) Tiroid
BMR meningkat
3) Plasenta
Fungsi maksimal
a. Pra eklampsia
Pra eklampsia atau juga dikenal dengan toxemia, adalah kondisi
dimana kehamilan disertai dengan naiknya tekanan darah meski tanpa
adanya riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya pada calon mama. Gejala
umumnya antara lain: Naiknya tekanan darah secara signifikan semasa
kehamilan, ditemukannya protein di dalam urin, pusing kepala, iritasi,
berkurangnya urin, nyeri abdomen, pandangan mengabur, serta bengkak
dan nyeri pada beberapa bagian tubuh seperti wajah, tangan dan kaki
akibat penumpukan cairan.
Penyebab dari praeklampsia ini belum diketahui secara pasti.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School dan Beth
Israel Deaconess Medical Center tahun 2003 lalu menunjukkan bahwa
risiko yang dihadapi ibu hamil untuk menderita praeklampsia adalah
sebanyak 5-8 persen.
Meski angka risiko ini terbilang rendah, namun pra eklampsia
merupakan penyebab utama kematian ibu saat melahirkan, terutama di
negara-negara berkembang. Kriteria calon mama yang risikonya paling
tinggi menderita komplikasi ini antara lain kehamilan lebih dari satu janin
(multiple pregnancy), hamil di usia remaja, hamil diusia lebih dari 40
tahun, serta adanya riwayat terkena darah tinggi, diabetes ataupun
penyakit ginjal, baik pada si calon mama maupun kerabat dekat.
Perawatan yang dilakukan terhadap penderita praeklampsia
tergantung pada kondisi calon mama. Ada yang perlu mendapat perawatan
intensif di rumah sakit, atau cukup dengan bedrest di rumah. Yang pasti,
pengobatan untuk menurunkan tekanan darah serta pengawasan terhadap
kondisi calon mama dan janin perlu dilakukan terus menerus.
Umumnya, penderita pra eklampsia melahirkan dengan operasi
Caesar untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
b. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik terjadi apabila janin berkembang di luar rahim.
Setelah terjadi pembuahan, zigot hasil penggabungan sel sperma dan ovum
menempel di jaringan selain dinding rahim dan menetap serta berkembang
di jaringan tersebut. Perkembangan janin ini bisa terjadi di tuba fallopi,
kanal serviks, pelvis atau rongga abdomen. Kehamilan ektopik dapat
terjadi hingga 50 persen dari kehamilan yang ada.
Penyebabnya umumnya jalur tuba fallopi yang terblokir. Calon
mama yang berisiko tinggi menderita komplikasi ini adalah mereka yang
pernah menjalani proses sterilisasi tuba dibawah usia 30 tahun.
Salah satu faktor yang juga mungkin bisa menyebabkan kehamilan
ektopik adalah infeksi. Infeksi yang terjadi di vagina dapat mempengaruhi
kualitas sel sperma dan ovum sehingga ada kemungkinan saat pembuahan,
zigot tidak dapat mencapai rahim
Gejala kehamilan ektopik bervariasi mulai dari munculnya flek
hingga rasa nyeri. Biasanya, untuk mengetahui ada-tidaknya kehamilan
ektopik, digunakan screening dengan ultrasound. Penanganan yang
dilakukan bagi calon Ibu yang mengalami kehamilan ektopik bisa berupa
pengobatan atau operasi pengangkatan janin yang biasanya berakhir
dengan gugurnya janin.
c. Perdarahan
Perdarahan saat kehamilan adalah perdarahan vagina yang terjadi
di masa kehamilan yang umumnya mengacu pada perdarahan abnormal,
bukan bagian dari menstruasi. Perdarahan atau hemorrhage merupakan
sebab umum penyebab kematian ibu hamil.
Biasanya, perdarahan vagina merupakan hal yang umum pada
kehamilan trimester pertama dan mempengaruhi 20-30 persen dari total
kehamilan yang ada. Namun hal ini tetap perlu diwaspadai. Karena ada
kalanya perdarahan pada trimester pertama kehamilan merupakan tanda
komplikasi serius seperti perkembangan janin yang tidak normal,
gugurnya janin dalam kandungan(abortus) hingga kehamilan molar
(kehamilan dimana yang berkembang bukanlah janin tetapi jaringan
tertentu yang dapat berkembang menjadi kanker).
Perdarahan yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan
dan seterusnya umumnya dianggap tidak normal. Terutama perdarahan
yang terjadi setelah usia kehamilan mencapai 28 minggu. Perdarahan pada
masa ini bisa jadi pertanda adanya komplikasi plasenta maupun infeksi
vagina atau serviks. Perdarahan yang terjadi bisa samar tanpa rasa sakit,
atau perdarahan hebat yang diikuti oleh nyeri abdomen. Penanganan pada
calon ibu yang mengalami perdarahan bervariasi tergantung diagnosa
selanjutnya, mengenai apa yang menyebabkan perdarahan. Perawatan bisa
berupa pengobatan ataupun rawat inap di rumah sakit.
d. Plasenta previa
Plasenta previa merupakan kondisi dimana sel telur yang telah
dibuahi oleh sperma bergulir dan menempel dekat dengan mulut rahim
atau menutup mulut rahim sehingga plasenta otomatis menutup jalan lahir.
Normalnya, plasenta seharusnya terletak di bagian atas dinding rahim.
Kondisi ini muncul dalam perbandingan satu di antara 200 kelahiran dan
lebih banyak muncul pada calon ibu yang memiliki luka di dinding
rahimnya akibat kehamilan sebelumnya, atau pada calon mama yang
pernah menjalani operasi saluran rahim.
Gejala yang dialami calon mamayang menderita plasenta previa
bisa berupa perdarahan vagina yang umumnya tidak disertai dengan nyeri.
Untuk mendiagnosa apakah seorang calon mama menderita plasenta
previa, dilakukan pemeriksaan fisik dan pengecekan dengan ultrasound.
Perawatan yang dilakukan seperti penyesuaian aktivitas maupun bedrest,
tergantung pada kondisi kehamilan. Umumnya, calon mama yang
menderita plasenta previa disarankan melahirkan secara Caesar untuk
mencegah plasenta luruh lebih cepat yang dapat memutus suplai oksigen
pada janin.
e. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional (DG) adalah kondisi naiknya gula darah calon
ibu, dengan maupun tanpa riwayat diabetes sebelumnya. Komplikasi ini
bisa mempengaruhi setidaknya 4 persen dari total jumlah ibu hamil. Gejala
yang muncul di antaranya: Meningkatnya kadar gula dalam darah ibu
hamil secara signifikan, pandangan mengabur, limbung, muntah,haus
berkepanjangan serta meningkatnya frekuensi buang air kecil.
Penyebab komplikasi ini tidak diketahui secara spesifik. Namun
ada indikasi yang menunjukkan bahwa hormon yang diproduksi selama
kehamilan meningkatkan resistensi calon mama terhadap insulin (insuline
resistance), sehingga tubuh calon mama tidak dapat memproses insulin
seperti seharusnya.
Risiko bagi janin dengan calon ibu yang menderita DG adalah bayi
lahir dengan berat lebih dibanding umumnya atau bayi ‘besar’
(macrosomia). Karena gula darah yang ada pada ibu akan tersalurkan pada
bayi, maka bayi pun cenderung memiliki kadar gula darah tinggi dan
setelah lahir berisiko untuk menjadi penderita diabetes. Umumnya, kadar
gula darah klien yang menderita DG akan menurun beberapa waktu
setelah melahirkan. Namun ada pula kasus dimana kadar gula darah klien
tetap tinggi sehingga klien tetap tinggi sehingga klien menderita Diabetes
Melitus (DM).
f. Keguguran
Keguguran adalah berakhirnya kehamilan sebelum usia 20 minggu.
Sayangnya, keguguran bisa terjadi pada sekitar 10-15% kehamilan. Jika
keguguran terjadi secara berturutan (sampai 2 kali atau lebih), ini disebut
keguguran berulang dan perlu tes khusus untuk mencari penyebab.
25 Tahun/seumur
TT5 1 tahun setelah TT 4 99
hidup
I. PENGKAJIAN
Nama klien, Alamat, Umur, Agama, Usia Kehamilan, Tanggal pengkajian,
HPHT, HPT, Suku bangsa.
No NOC
NIC(Intervensi)
dx (Tujuan dan Kriteria Hasil )
1. setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Tentukan asupan nutrisi /24 jam.
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari 2) Kaji tentang pengetahuan
kebutuhan tubuh teratasi dengan kebutuhan diet.
Kriteria Hasil: 3) Berikan nformasi tertulis diet
1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal & suplemen.
prenatal. 4) Tanyakan keyakinan diet sesuai
2) Mengikuti diet yang dianjurkan. budaya.
3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin. 5) Timbang BB & kaji BB pregravid.
4) Menunjukkan ↑ BB ( min 1,5 kg pd TM 6) Berikan ↑ BB selama TM I yang
I). optimal.
7) Tinjau tentang mual & muntah.
8) Pantau kadar Hb, test urine
(aseton, albumin & glukosa).
9) Ukur pembesaran uterus.
10) Kolaborasi : program diet ibu
hamil.
Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan,
EGC, Jakarta