TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Endometrium
Uterus adalah organ yang terdiri atas suatu badan (korpus) yang
terletak diatas orifisium uteri internum dan suatu struktur silindris yakni
merupakan sepertiga dari panjang uterus ini. Struktur uterus dewasa dan
tidak hamil menyerupai bentuk buah pir dengan panjang 7-8 cm dengan
2.5 cm. Ukuran ini akan bervariasi seiring perubahan usia, fase
tebal di uterus dan terdiri dari serat otot yang dipisahkan oleh kolagen
dan serat elastik. Berkas otot polos ini membentuk empat lapisan yang
lebih besar.
3. Lapisan endometrium yang terdiri atas epitel selapis kolumnar dan
uterus wanita yang sedang tidak hamil. Dengan ketebalan bervariasi dari
spongiosum), (2) Lapisan basal (stratum basalis) yang paling dalam dan
lainnya langsung menembus serviks uteri atau naik bersamaan atau dekat
adenomiosis.1,2
2.2.1. Epidemiologi
ditemukan pada wanita usia 25-29 tahun, dan juga ditemukan dalam
Islandia sejak tahun 1981-2000 secara umum terjadi pada wanita usia 15-
49 tahun.16
dengan umur dari 17/100.000 orang per tahun diantara wanita usia 15-19
tahun sampai 285/100.000 orang per tahun diantara wanita usia 40-44
diantara wanita usia 45-49 . Studi lain juga menyatakan untuk wanita > 15
adalah 11,5% dan bahkan lebih tinggi pada wanita usia 45 – 54 tahun.17
2.2.2. Patofisiologi
A. Menstruasi retrograd
2004).1,2
B. Penyebaran Limfatik
intrakrinologi).1,2,4
terapi standar.18,19
Gambar 1. Aktivitas aromatase estrogen dan pengaruh prostaglandin E2 1
oleh sel imun seperti makrofag, sel natural killer (NK), dan limfosit. Untuk
alasan ini, disfungsi sistem imun menjadi salah satu mekanisme yang
Endometriosis.20
A. Riwayat keluarga.
terbesar saat ini memeriksa lebih dari 1000 keluarga dengan dua
ditentukan.1,20
C. Defek Anatomik.
skar paska operasi, dan pleura juga bisa terkena dalam frekuensi yang
endometriosis. Kista ovarium dengan dinding halus, warna coklat ini berisi
dikenal dengan sistem skoring revised – AFS (r-AFS). Dalam sistem ini
b. Stadium II (ringan) : 6 - 15
infertilitas.
1. Nyeri.
yang diderita wanita dalam derajat yang bervariasi, dapat terjadi sewaktu-
bahwa yang dikatakan dengan nyeri pelvis adalah sakit pada daerah
pelvik menetap setidaknya 3 bulan.22 Penyebab dari rasa nyeri ini belum
2. Dismenore.
pada NSAID maupun kontraseptif oral kombinasi. Nyeri ini akan lebih
3. Dispareunia.
4. Disuria.
(Eskenazi, 1997). Fokus nyeri kronik ini bervariasi antar wanita, apabila
punggung bawah.1
6. Infertilitas.
hingga 8%, (D’Hooghe, 2003; Strathy, 1982). Matorras dkk, di tahun 2001
wanita dengan infertilitas. Hal ini dapat terjadi dari adhesi yang
lain.1,2
2.2.8. Diagnosa
laparatomi.26
bisa endometriosis terjadi dalam skar episiotomi atau skar bedah, dan
paling sering pada insisi Pfannenstiel (Kogfer, 1993; Zhu, 2002). Pada
pemeriksaan spekulum, juga biasanya tidak terlihat tanda dari
mungkin terlihat pada serviks atau forniks posterior pada vagina. Lesi ini
menunjukkan variasi dari 36% hingga 90% dan 32% hingga 92%
dan usap serviks dapat dilakukan untuk mengeksklusi infeksi yang dapat
terlihat lesi yang bervariasi warnanya, dapat merah, putih, ataupun hitam.
1997).1,4,11
2.3. Nyeri Endometriosis
mencapai waktu 8-10 tahun dari timbulnya gejala awal. Faktor lain yang
a. Produksi zat – zat, seperti prostaglandin, growth factor dan sitokin dari
makrofag yang teraktivasi, juga sel – sel yang berkaitan dengan implan
endometrium.
b. Efek langsung dan tidak langsung dari perdarahan aktif pada implant
endometriosis.
menstruasi dan nyeri menstruasi jauh lebih luas dan kompleks daripada
ini. Memang, rasa sakit endometriosis hanya salah satu bagian dari suatu
dan menekan. Lokasi dominan dari nyeri terdapat di abdomen tengah dan
endometriosis tidak.14,22,28
Gambar 5. Perbedaan tipe nyeri yang berhubungan dengan
endometriosis.14
Gambar 6. Mekanisme nyeri pada endometriosis yang berhubungan dengan
nyeri pelvis.27
(NGF). 31
wanita yang bebas penyakit yang menunjukkan bahwa defek utama dalam
hal ini. NGF di ekspresikan dengan kuat pada kelenjar dan stroma lapisan
endometriosis. 34
dijumpai pada endometrium yang normal, tapi dijumpai pada serabut saraf
berbagai sel imun termasuk sel T, sel B, makrofag, sel natural killer (NK),
sel mast dan sel dendritik. Menariknya, sejumlah populasi sel imun ini
memfasilitasi ekspresi yang terganggu secara lokal dari molekul yang aktif
dan tidak bermielin dalam lapisan fungsional. Serabut saraf tidak dijumpai
berbeda.26
adalah serabut saraf A delta, serabut saraf C, dan saraf otonom simpatis.
endometriosis.41
tidak.43
waktu kurang dari satu detik) serta memiliki lokalisasi yang jelas dirasakan
adalah nyeri lambat (dirasakan selama 1 (satu) detik atau lebih) dengan
nyeri hilang timbul lebih dinamik dicetuskan oleh serabut C yang tersebar
pada penjelasan atas kondisi ini. Penelitian ini berusaha untuk mencari
rabbit anti-protein gene product 9.5 (PGP9.5) adalah salah satu penanda
wanita yang non endometriosis dengan rentang usia berkisar antara 38-54
bahwa tidak ada serat saraf yang terdeteksi pada lapisan fungsional dari
endometrium wanita tanpa endometriosis dan serabut saraf pada
dan sensori Aδ, dan serabut saraf adrenergik pada lapisan basal
spesifik.25
yang menjadi baku emas pemeriksaan saat ini. Laparoskopi yang invasif,
dengan biaya yang tidak sedikit, serta proses persiapan yang memakan
Pada tahun 2009, sebuah uji tertutup ganda oleh Al Jefout M dkk,
uji lain pada tahun 2011 oleh Meibody dkk, yang dilakukan dengan
usia 39,5 ± 5,9 tahun dan 15 yang non endometriosis dengan rerata usia
oleh Tokushige dkk tahun 2007). Didapatkan hasil bahwa dari seluruh
yang lebih tinggi secara signifikan bila dibandingkan dengan wanita tanpa
endometriosis.7 Maka uji ini memberikan kesimpulan bahwa pendeteksian
product 9.5 (PGP9.5) adalah metode yang baik untuk digunakan secara
umum.46
dengan penderita endometriosis sebanyak 131 orang dan 152 orang non
bahwa densitas serabut saraf dari hasil biopsi endometrium yang diwarnai
dengan PGP 9,5 memiliki akurasi yang hampir sama dibanding dengan
yang tinggi, besar kemungkinan pemeriksaan ini dapat menjadi alat bantu
bulan Maret 2013, justru memberikan hasil yang kontradiktif terhadap hasil
endometriosis. Oleh sebab itu bila merujuk dari hasil penelitian ini maka
Penanda neuron.30
endometriosis.44
Protein Gene Product 9,5 (PGP 9,5) adalah protein terlarut 27 kDa
pada jaringan timus sapi. Gen PGP9.5 berlokasi pada kromosom 4p14.
sentral dan perifer serta dalam sel sistem neuroendokrin. Ekspresi protein
juga telah digambarkan dalam jumlah kecil pada yang bukan jaringan
mendeteksi PGP 9,5 pada sel sistem genital pria, sistem genital wanita,
2.6. Imunohistokimia
diseksi
4. Antigen retrieval
5. Pewarnaan Immunohistokimia
6. Counterstaining
komputerisasi. 51
antibodi yang terbentuk di sitoplasma atau inti sel dengan persentase sel
0 Negatif
1-3 1+
4-6 2+
7-9 3+
menstruasi retrograde
↑ Apoptosis
Penurunan imunitas
↑ proteolisis
Gejala Endometriosis
2.8. Kerangka Konsep
NEUROGENESIS ENDOMETRIOSIS