Anda di halaman 1dari 24

AB/I-1/2013 MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM

PEDOMAN UMUM
PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM

PEDOMAN UMUM
PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN


BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PEDOMAN UMUM
PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT
Cetakan 1 - 2012

Modul disusun oleh :


Ir. Lya Meilani Setyowati, MT.
Ir. Sri Darwati, M.Sc.
Ir. Fitrijani Anggraini, MT.
Dra. Tuti Kustiasih
Ir. Rahim Siahaan, CES.
Dra. Titi Utami Endang R.

Editor :
Ir. Agus Sarwono
Guswandi, S.Sos.
Sofiyan, A.Md.

PUSKIM. 2012

Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung 40393


Telp. 022-7798 393, Fax 022-7798 392
E-mail: info@puskim.pu.go.id

Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam
bentuk dan dengan cara apapun termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN : 978-602-8330-66-4
PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT iii

PENGANTAR

A
ir merupakan kebutuhan mendasar bagi semua makhluk hidup. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita memerlukan air untuk minum, mandi, cuci, masak
dan sebagainya. Sayangnya, tidak semua orang bisa mengakses air bersih dan
mendapatkan sanitasi yang memadai untuk kebutuhan hidup. Untuk mempercepat
pelayanan air minum, perlu digalakkan pembangunan partisipatif yang melibatkan
masyarakat sebagai subyek dalam penyelenggaraan air minum. Pemerintah secara
bertahap akan berubah dari penyedia prasarana menjadi peran pemberdaya dan
fasilitator.

Salah satu upaya pelibatan masyarakat dalam peningkatan pelayanan air minum
adalah Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMBM). Penyediaan Air Minum
Berbasis Masyarakat merupakan sistem penyediaan air minum yang diprakarsai, dipilih,
dibangun dan dibiayai oleh masyarakat dan atau dengan bantuan pihak lain, dikelola
secara berkelanjutan oleh masyarakat berdasarkan kesepakatan kelompok pengguna
air minum bersangkutan.

Peningkatan peran masyarakat tersebut sejalan dengan amanat Undang-undang


No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air yang menyebutkan bahwa sejalan dengan
semangat demokratisasi, desentralisasi, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, masyarakat perlu diberi peran dalam
pengelolaan sumber daya air. Sedangkan dalam PP No. 16 Tahun 2005, tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, menyebutkan bahwa peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan sistem penyediaan air minum perlu di dorong
dalam rangka perubahan perilaku masyarakat menuju budaya hidup yang lebih sehat
serta mendukung keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi yang lebih handal.

Modul ini disusun sebagai acuan dalam penyelenggaraan, kelembagaan, pembiayaan,


pembangunan prasarana dan sarana serta pemantauan dan evaluasi sebagai upaya
penyediaan air minum berbasis masyarakat. Melalui sosialisasi atau pelatihan modul
ini, diharapkan pelayanan air minum semakin meningkat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan air minum terutama untuk golongan kurang mampu.

Bandung, November 2012


Kepala Puslitbang Permukiman

Dr. Ir. Anita Firmanti, M.T.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT v

DAFTAR ISI

PENGANTAR ................................................................................................................................. iii


PETUNJUK PENGGUNAAN ...................................................................................................... 1
DEFINISI DAN ISTILAH ............................................................................................................... 1
ALUR PIKIR ..................................................................................................................................... 2
TUJUAN .......................................................................................................................................... 2
SASARAN KOMUNIKASI ............................................................................................................... 3
CEK KEMAMPUAN ....................................................................................................................... 3
KONTEN MODUL ......................................................................................................................... 3
Latar Belakang ....................................................................................................................... 3
Ruang Lingkup ...................................................................................................................... 6
Pendekatan ............................................................................................................................. 6
Penyelenggaran Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat ............................ 7
Kelembagaan ......................................................................................................................... 8
Pembiayaan ........................................................................................................................... 11
Pembangunan Prasaranan Dan Sarana ....................................................................... 12
Pemantauan dan Evaluasi ................................................................................................ 13
EVALUASI ........................................................................................................................................ 13
PENUTUP ........................................................................................................................................ 13
REFERENSI ...................................................................................................................................... 14

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT 1

1. Petunjuk Penggunaan

Petunjuk penggunaan modul dalam pelatihan sebagai berikut :


1. Bacalah modul ini dengan seksama,
2. Jika ada yang kurang dipahami, dapat ditanyakan kepada fasilitator,
3. Jika telah mengikuti semua tutorial dan mengerjakan tugas, laporkan hasilnya pada tutor untuk
dikoreksi.

2. Definisi dan Istilah

air minum
air yang memenuhi ketentuan baku mutu air minum yang berlaku (Permenkes No. 42 Tahun 2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum).

Badan Musyawarah Air Minum (Bamus-AM)


nama lembaga di tingkat masyarakat dan merupakan forum demokrasi sebagai wadah proses
pengambilan keputusan tertinggi sebagai aspirasi masyarakat pengguna layanan air minum.

Badan Pengelola Air Minum (Bapel-AM)


badan pelaksana dalam penyediaan air minum yang dibentuk oleh Bamus AM dan bertanggung
jawab terhadap proses penyelenggaraan penyediaan air minum berbasis masyarakat sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

fasilitator
tenaga yang dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat dan atau pemerintah untuk mendorong,
memotivasi dan memfasilitasi prakarsa partisipasi masyarakat, dalam penyelenggaraan penyediaan
air minum berbasis masyarakat, yang diutamakan berasal dari lokasi setempat atau dari lokasi lain
yang dapat dipilih/diterima oleh masyarakat di lokasi sasaran.

masyarakat
perorangan atau kelompok orang atau badan pengguna layanan air minum.

pendamping teknis
tenaga khusus yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota yang bertugas mendampingi
masyarakat dalam hal teknis perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air
minum yang akan dibangun. Pendamping teknis diutamakan berasal dari dinas/instansi atau unit di
kabupaten/kota yang terkait dengan tugas penyelenggaraan air minum.

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMBM)


Penyediaan air minum yang diprakarsai, dipilih, dibangun dan dibiayai oleh masyarakat dan atau
dengan bantuan pihak lain, dikelola secara berkelanjutan oleh masyarakat berdasarkan kesepakatan
kelompok pengguna air.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


2 PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT

pendekatan tanggap butuh


menempatkan masyarakat pada posisi teratas dalam pengambilan keputusan melalui informasi
pilihan yang menyangkut seluruh pembangunan air minum.

penyelenggaraan PAMBM
kegiatan sosialisasi, persiapan, perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan peningkatan,
penyuluhan, pelatihan masyarakat dan atau kegiatan penunjang lainnya dalam mewujudkan upaya
penyediaan air minum berbasis masyarakat.

penyediaan air minum


kegiatan yang terdiri dari pengambilan air baku dengan atau tanpa melalui sistem pengolahan dan
pengangkutan/distribusi air minum sampai kepada masyarakat pengguna layanan air minum.

3. Alur Pikir

4. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum


- Peserta memahami peran masyarakat dan pentingnya sistem penyediaan air minum;
- Peserta dapat menerapkan pedoman penyediaan air minum berbasis masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan air minum.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Memberikan pemahaman mengenai prinsip dasar penyediaan air minum berbasis masyarakat
meliputi kelembagaan masyarakat, mekanisme penyelenggaraan, pemilihan jenis sarana
prasarana, pembiayaan, pemantauan dan evaluasi.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT 3

5. Sasaran Komunikan

Melalui modul ini, komunikan yang akan memperoleh sosialisasi Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat adalah:
a. Praktisi konsultan perencana, pelaksana dan pengelola PAMBM.
b. Penentu kebijakan seperti PEMDA dan DPRD.
c. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berkaitan dengan penyediaan air minum berbasis
masyarakat.
d. Akademisi dari Perguruan Tinggi.
e. Pengelola PAMBM.

6. Cek Kemampuan

Sebelum mengikuti modul ini, peserta diminta menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud penyediaan air minum berbasis masyarakat?
2. Apakah indikator keberhasilan penyediaan air minum berbasis masyarakat?
3. Apakah yang dimaksud pendekatan tanggap butuh dalam pemilihan jenis prasarana air minum?

7. Konten Modul

7.1. Latar Belakang

7.1.1. Kondisi saat Ini

Air merupakan kebutuhan mendasar bagi semua makhluk hidup.


Dalam kehidupan sehari-hari, kita memerlukan air untuk minum,
mandi, cuci, masak dan sebagainya. Sayangnya, tidak semua
orang bisa mengakses air bersih dan mendapatkan sanitasi yang
memadai untuk kebutuhan hidup.

Air yang diciptakan Tuhan, dikelola oleh negara dan dipergunakan


sebesar-besarnya untuk rakyat, rupanya saat ini telah menjadi
barang mahal saja. Jika kita lihat, masih banyak orang yang harus
merogoh kocek dalam hanya untuk mendapatkan satu liter
atau se-jerigen air. Selain itu, banyak daerah di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia masih
mengalami kesulitan untuk memperoleh air.

Isu dan permasalahan utama dalam pengembangan air minum antara lain adalah :
- Masih rendahnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) maupun kelembagaan penyelenggaraan
air minum di daerah.
- Pola pikir penyelenggaraan, tugas dan kewenangan dalam pelayanan air minum masih harus

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


4 PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT

diubah bahwa pelayanan air minum saat ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan
merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat dan swasta.
- Terbatasnya pendanaan dalam penyelenggaraan, operasional dan pemeliharaan sistem
penyediaan air minum.
- Kualitas sumber air minum makin menurun akibat pencemaran.
- Kapasitas daya dukung air baku makin berkurang.
- Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas untuk masyarakat menengah ke atas di
perkotaan sementara pelayanan air minum untuk masyarakat miskin belum memadai.
- Masih rendahnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam penyediaan air minum.

Salah satu upaya peningkatan pelayanan air minum adalah penyediaan air minum berbasis
masyarakat (PAM-BM).

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat, merupakan sistem penyediaan air minum yang
diprakarsai, dipilih, dibangun dan dibiayai oleh masyarakat dan atau dengan bantuan pihak lain,
dikelola secara berkelanjutan oleh masyarakat berdasarkan kesepakatan kelompok pengguna air
minum bersangkutan.

7.1.2. Regulasi

Program Pengembangan Air Minum berdasarkan pada Undang-undang RI no 7 tahun 2004, tentang
Sumber Daya Air pasal 40 yang dijabarkan dalam PP no 16 tahun 2005, tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum, Bab I dan II pasal 1 sd 13 yang mempunyai tujuan :
- Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau;
- Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan;
- Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.

Terkait dengan aspek teknis, diatur dalam Permen PU no.18/PRT/M/2007, tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum yang mengatur perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan
pemeliharaan dan rehabilitasi SPAM dan pemantauan evaluasi.

7.1.3. Pencapaian dan program penyediaan air minum saat ini

- Sasaran RPJMN
Cakupan pelayanan di perkotaan 66% dan di perdesaan 30%. Yang diterjemahkan sebagai sasaran
Renstra 2005-2009 sebanyak 39.879 L/detik. Realisasi renstra sd tahun 2009 sekitar 33.706 L/detik
- Pencapaian Millineum Development Goals
MDGs memiliki komitmen bersama para anggota negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk
mengurangi separuh porsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi
pada Tahun 2015. Cakupan pelayanan air minum secara nasional baru 24 persen. Jumlah tersebut
masih jauh dari target sasaran MDGs yang mencapai 80 persen pada sektor air minum. Peningkatan
pelayanan air minum membutuhkan peran serta banyak pihak.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT 5

Beberapa program yang menunjang percepatan pelayanan air minum adalah :


- Pamsimas-program Direktorat Cipta Karya Kementerian PU
Pamsimas adalah suatu program penyediaan air minum, sanitasi, dan kesehatan akan efektif dan
berkelanjutan bila berbasis pada masyarakat melalui pelibatan seluruh masyarakat (perempuan,
laki-laki, kaya dan miskin) dan dilakukan melalui pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat.

Lokasi sasaran Pamsimas meliputi 3.960 desa/kelurahan yang tersebar di 110 kabupaten/kota di
15 provinsi di Indonesia. Jumlah quota lokasi sasaran di setiap kabupaten/kota rata-rata 36 desa/
kelurahan selama periode proyek tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.

- Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PN PM Mandiri) dari Kementerian Koordinator


Kesejahteraan Rakyat. Pada tahun 2007, Presiden RI telah mencanangkan PNPM Mandiri diantaranya
adalah program PAMSIMAS, merupakan upaya Pemerintah untuk mempercepat penanggulangan
kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

- Program Corporate Social Responsibility (CSR)


Kurangnya penyediaan akses air bersih yang memadai di Indonesia terutama didaerah-daerah
terpencil, mendorong sejumlah perusahaan memfokuskan kegiatan CSR pada bidang kesehatan,
seperti penyediaan sarana air bersih serta sanitasi. Tujuan CSR adalah agar masyarakat di daerah
bisa meningkatkan pola hidup bersih dan sehat lewat fasilitas tersebut. Contoh program CSR
adalah “Sustainable Development Social Responsibility” Danone Aqua melalui program WASH
(Water Access, Sanitation, Hygiene Program) “1 liter Aqua untuk 10 liter Air Bersih” atau lebih dikenal
dengan “Satu untuk Sepuluh”. Program ini bertujuan untuk mempromosikan hidup sehat dengan
menyediakan akses air bersih dan pendidikan kesehatan. Saat ini program masih akan difokuskan
ke daerah-daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Foto – foto kegiatan penyediaan air minum berbasis masyarakat

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


6 PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT

7.2. Ruang Lingkup

Pedoman ini meliputi ketentuan umum dalam penyelenggaraan, kelembagaan, pembiayaan,


pembangunan prasarana dan sarana serta pemantauan dan evaluasi dalam upaya penyediaan air
minum berbasis masyarakat.

7.3. Pendekatan

7.3.1. Prinsip dasar

Prinsip dasar PAMBM adalah sebagai berikut:


- Mengutamakan pelayanan penyediaan air minum atas prakarsa masyarakat kepada penggunanya;
- Penyelenggaraan kegiatan dapat diketahui, diawasi dan dievaluasi oleh semua pihak terkait;
- Pengelolaan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang
berkepentingan;
- Semua proses pemilihan kegiatan dilakukan berdasarkan musyawarah, sehingga mendapat
dukungan dan diterima oleh masyarakat pengguna layanan;
- Penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan.

7.3.2. Tujuan

Tujuan PAMBM adalah untuk menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan air
minum dan penguatan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan air minum.

7.3.3. Sasaran

Sasaran PAMBM adalah penyediaan air minum bagi masyarakat di daerah perkotaan dan perdesaan
yang belum terlayani oleh PDAM atau lembaga resmi lainnya sebagai pengelola air minum.

7.3.4. Indikator keberhasilan

Tingkat keberhasilan pelaksanaan PAMBM ditentukan dengan indikator-indikator sebagai berikut :


- Masyarakat dapat menikmati air minum dengan lebih mudah dan lebih murah dari kondisi
sebelumnya dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang lebih baik;
- Terbentuknya kelompok masyarakat yang mampu menyelenggarakan pembangunan sistem
penyediaan air minum secara mandiri dan berkelanjutan.

7.3.5. Dukungan pemerintah

Bentuk dukungan pemerintah dapat berupa fasilitasi pendampingan teknis, kelembagaan,


manajemen serta dukungan keuangan apabila diperlukan. Bentuk dukungan tergantung pada
kondisi masyarakat setempat dan prioritas pelaksanaan program. Faktor yang menjadi pertimbangan
adalah tingkat pendapatan masyarakat, ketersediaan air baku, kondisi prasarana dan sarana air
minum yang sudah ada dan kondisi keberadaan lembaga masyarakat.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT 7

7.4. Penyelenggaran Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat

Penyelenggaraan PAMBM meliputi pendekatan


penyelenggaraan serta mekanisme perolehan sumber
dana dan pelaku terkait. Sumber dana masyarakat
merupakan yang utama, dilengkapi dengan sumber
dana pemerintah dan atau pihak ketiga. Mekanisme
perolehan sumber dana akan menentukan tahapan
pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan,
perencanaan, pembangunan dan pengelolaannya.

7.4.1. Pendekatan

Pendekatan yang diterapkan dalam penyelenggaraan


Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMBM)
hendaklah bersifat:
- Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih dan mengambil keputusan bersama
sehingga tumbuh rasa percaya diri dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya akan air
minum,
- Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat dalam kegiatan penyelenggaraan,
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan peningkatan prasarana dan sarana
air minum,
- Mendorong keswadayaan masyarakat melalui pemberdayaan dan pendampingan agar prasarana
dan sarana air minum yang dibangun oleh masyarakat dapat memenuhi persyaratan yang berlaku
dan berkelanjutan,
- Menciptakan kondisi pengawasan sendiri oleh masyarakat terhadap penyelenggaraan penyediaan
air minum.

7.4.2. Sumber pembiayaan

Sumber pembiayaan pemyediaan air minum berbasis masyarakat dapat berasal dari beberapa
sumber yaitu :
- Pembiayaan oleh masyarakat (Swadaya masyarakat).
- Pembiayaan oleh masyarakat dan pemerintah.
- Pembiayaan oleh masyarakat dan pihak ketiga.

Secara umum, tahapan penyelenggaraan dari ketiga sumber dana tersebut adalah sama, yaitu terdiri
atas :
- Musyawarah warga untuk penyiapan kelembagaan;
- Penyusunan, pengusulan, penyaringan dan persetujuan proposal;
- Perencanaan teknis pembiayaan prasarana dan sarana air minum yang disepakati;
- Pembangunan sampai kesiapan serah terima pengelolaannya;
- Pengelolaan dan peningkatan prasarana dan sarana air minum yang selesai dibangun.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


8 PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT

Perbedaan skema pembiayaan adalah pada pelaku dalam penyaringan dan persetujuan proposal
dan aturan pendanaan, sesuai ketentuan yang disyaratkan dari pemberi dana, baik pemerintah
maupun pihak ketiga.

7.4.3 Pelaku yang terkait

Pada penyelenggaraan PAMBM, para pelaku utama yang terkait adalah masyarakat pengguna
layanan air, fasilitator, Bamus AM, Bapel AM, pendamping teknis, PDAM, Tim Kerja Kelurahan/
Desa, Tim Kerja Kecamatan, Dinas teknis terkait bidang air minum baik di tingkat kabupaten/
kota, di tingkat propinsi maupun di tingkat pusat. Pelaku lintas sektor dari tingkat pusat sampai
tingkat kelurahan/desa berfungsi dan bertanggung jawab sebagai pembina dan pemantau. Namun
apabila pemerintah ikut serta dalam membiayai kegiatan penyelenggaraan PAMBM, berupa dana
pinjaman atau hibah, baik dalam bentuk APBN atau APBD, peran pelaku dari unsur pemerintah
adalah sebagaimana diatur pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Sedangkan bila
terdapat sumber dana yang berasal dari lembaga non pemerintah (yang langsung diberikan kepada
masyarakat), peran pelaku terkait dari unsur pemerintah bertindak sebagai pendamping teknis/
fasilitator serta tetap memantau penyelenggaraan PAMBM yang ada di wilayahnya. Penjelasan rinci
tentang penyelenggaraan PAMBM ini dimuat dalam Pd T-06-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat : 2.Penyelenggaraan.

7.5. Kelembagaan

Kelembagaan yang dibahas meliputi prinsip pembentukan kelembagaan, tahap kegiatan dan
kelembagaan masyarakat.

7.5.1 Prinsip pembentukan kelembagaan masyarakat

Prinsip dan azas yang digunakan dalam pembentukan kelembagaan masyarakat secara umum
adalah sebagai berikut:
- Kebersamaan;
- Keputusan ada di tangan masyarakat, hasil musyawarah;
- Berorientasi pada komunitas lokal;
- Tidak berorientasi mendapatkan keuntungan tetapi untuk kemanfaatan bersama.
Lembaga yang dibentuk mengikuti azas-azas kejujuran, keadilan dan berkelanjutan.

7.5.2 Tahap kegiatan

7.5.2.1. Penjajagan awal

Pada tahap awal, calon pengguna layanan air minum berkumpul dengan para pelaku lain yang
terkait, berkumpul untuk suatu musyawarah warga dengan suatu tujuan. Biasanya pertemuan ini
dilakukan setelah adanya stimulan dari fasilitator atau setelah adanya sosialisasi Pedoman Umum
PAMBM oleh pemerintah.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT 9

7.5.2.2. Pembentukan kelembagaan

Kelompok masyarakat yang hadir dalam musyawarah warga tersebut diatas menyepakati
pembentukan Badan Musyawarah Air Minum (Bamus AM).

7.5.2.3. Perumusan program

Bamus AM merumuskan kebutuhan air minum


serta aturan main dalam pemenuhan kebutuhan
air minum tersebut. Pada tahap ini dilakukan juga
oleh Bamus AM inventarisasi aset dan identifikasi
kebutuhan sumber daya dan rencana jadwal
pelaksanaan kegiatan tahap lanjutan untuk
dapat terpenuhinya kebutuhan air minum warga
masyarakat tersebut.

Secara keseluruhan, hasil rumusan ini dituangkan


dalam bentuk usulan kegiatan guna mewujudkan
pelayanan air minum yang dibutuhkan, yang
disebut sebagai proposal PAMBM.

Dalam hal suplai air dari PDAM atau pihak lain pada sistem Terminal Air, Hidran Umum dan Kran
Umum, dilakukan kerjasama dengan pihak bersangkutan sesuai aturan yang berlaku.

7.5.2.4. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, Bamus AM melaksanakan 4 kegiatan utama sebagai berikut:


- Mobilisasi kelembagaan di masyarakat berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah
warga dengan sasaran akhir terlaksananya rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan PAMBM;
- Mobilisasi sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan pelayanan air minum
berbasis masyarakat, dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada pada masyarakat
konsumen, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah propinsi, pemerintah pusat, serta pihak lain,
dengan sasaran akhir berupa akumulasi aset yang diperlukan untuk keberlanjutan pelayanan air
minum kepada masyarakat;
- Pembangunan sistem air minum yang meliputi proses identifikasi lokasi dan kebutuhan pelayanan,
perencanaan, pembangunan dan pengelolaan dengan memperhatikan standar kebutuhan,
sumber daya, kemampuan daya beli, termasuk didalamnya pemilihan sistem yang paling sesuai
dengan kondisi setempat. Sasaran akhir dari kegiatan ini adalah terbangunnya sistem PAMBM
yang berkelanjutan;
- Pembentukan badan hukum pengelola yang harus memperhatikan ketentuan dan persyaratan
hukum yang berlaku, seperti pemilihan bentuk organisasi, persyaratan administrasi dan legalitas,
dengan sasaran akhir berupa penyiapan tatanan kelembagaan yang mantap sesuai kebutuhan.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


10 PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT

7.5.3 Bentuk Kelembagaan

Kelembagaan dalam penyelenggaraan Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat terdiri dari :
- Badan Musyawarah Air Minum (Bamus AM) yang terbentuk dari hasil kesepakatan pada musyawarah
warga.
- Badan Pengelola Air Minum (Bapel AM) sebagai pelaksana harian penyelenggaraan PAMBM yang
dibentuk oleh Bamus AM.

7.5.3.1. Bamus AM

Bamus AM merupakan forum


demokrasi dan wadah proses
pengambilan keputusan tertinggi
di tingkat masyarakat yang
mencerminkan aspirasi masyarakat
pengguna layanan air minum.
Bamus AM dibentuk sejak awal
penyelenggaraan PAMBM, melalui
musyawarah warga dengan
menggunakan mekanisme yang
demokratis.

Keanggotaan Bamus AM terdiri


atas wakil masyarakat pengguna
layanan air minum, ditambah dengan unsur dinas, instansi teknis di daerah yang terkait dalam
penyelenggaraan PAM. Dengan ketentuan jumlah anggota dari unsur masyarakat lebih besar
daripada jumlah anggota dari unsur pemerintah untuk menjamin suara masyarakat lebih besar
dalam pengambilan keputusan.

Bamus AM melaksanakan fungsi pengambilan keputusan dan fungsi pengawasan atas proses
penyelenggaraan PAMBM di lingkungan masyarakat setempat.

7.5.3.2 Bapel AM

Untuk pengelolaan prasarana sarana air minum, Bamus AM memilih dan mengangkat Bapel AM.
Bapel AM berfungsi sebagai badan pelaksana harian pengelolaan PAMBM. Dalam menjalankan
tugasnya, Bapel AM bertanggung jawab kepada Bamus AM sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.

Penjelasan rinci tentang kelembagaan dimuat dalam Pd-T-07-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat : 3.Kelembagaan.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT 11

7.6 Pembiayaan

Prinsip umum pembiayaan PAMBM adalah


mengoptimalkan pendanaan dari masyarakat sendiri
yang dikelola oleh kelembagaan masyarakat setempat
untuk menjamin keberkelanjutan pelayanan air minum.
Komponen pembiayaan penyelenggaraan meliputi
pembiayaan pada semua tahapan kegiatan PAMBM
mulai persiapan, pelaksanaan, pengelolaan serta
peningkatannya.

7.6.1. Prinsip umum pembiayaan

Prinsip umum pembiayaan PAMBM adalah sebagai


berikut:
- Sumber investasi diutamakan dari swadaya masyarakat
calon pengguna layanan air minum, pendanaan dari
pemerintah dan atau pihak lain sebagai pelengkap;
- Sumber investasi masyarakat dapat berupa
tenaga kerja, lahan, bahan-bahan lain yang dapat
dikonversikan ke dalam bentuk uang;
- Sumber dana operasional pemeliharaan berasal dari iuran masyarakat pengguna layanan air
minum;
- Besarnya iuran air minum ditetapkan oleh Bamus AM berdasarkan masukan dari Bapel AM dan
kesepakatan warga;
- Iuran air minum dipungut dan dikelola oleh Bapel AM serta dipertanggungjawabkan kepada
Bamus AM;
- Pengelolaan keuangan PAMBM bersifat transparan, dapat dipertanggung-jawabkan serta
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.

7.6.2. Komponen pembiayaan

Komponen pembiayaan penyelenggaraan PAMBM terdiri atas :


- Biaya persiapan, yaitu biaya perencanaan teknis maupun non teknis yang diperlukan bagi
persiapan penyelenggaraan PAMBM;
- Biaya pelaksanaan, yaitu biaya pembangunan konstruksi fisik termasuk didalamnya bahan,
peralatan dan upah;
- Biaya pengelolaan, yaitu biaya untuk operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana air
minum;
- Biaya peningkatan, yaitu biaya untuk peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan.
Penjelasan rinci tentang pembiayaan dimuat dalam Pd T-08-2005-C : Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat : 4.Pembiayaan.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


12 PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT

7.7. Pembangunan Prasaranan Dan Sarana

7.7.1. Prinsip

Prinsip pembangunan prasarana


dan sarana dilakukan melalui
pendekatan tanggap butuh.
Pemilihan sistem yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat,
kondisi lokasi daerah layanan,
potensi air baku yang ada, kondisi
sosial ekonomi dan adanya
jaringan perpipaan air minum
yang sudah ada.

7.7.2 Sistem yang Terpisah dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Jenis prasarana dan sarana air minum disesuaikan dengan


ketersediaan air baku. Sumber air baku diutamakan dari
mata air, bila tidak tersedia mata air dapat diambil dari
air tanah, air permukaan dan air hujan. Pengalirannya
diutamakan secara gravitasi, bila tidak memungkinkan
baru dilakukan melalui pemompaan.

7.7.3. Sistem Tapping Perusahaan Daerah Air Minum

Di daerah yang tidak ada sumber air baku yang


memenuhi syarat kesehatan, dan atau bila pengambilan
dan pengolahan air baku sangat mahal, maka dicari
alternatif dilakukan sistem dengan tapping dari PDAM
dalam bentuk Hidran Umum dan Terminal Air, yang diatur dalam kesepakatan kerja sama antara
masyarakat dengan PDAM.

Kapasitas prasarana dan sarana ditentukan berdasarkan jumlah pengguna layanan air dalam
skala teknis sistem pelayanan. Pengelolaan dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat yang
tergabung dalam kelompok pengguna layanan air dengan skala pelayanan minimal 20 KK. Penjelasan
rinci dimuat dalam Pd T-09-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat: 5. Pembangunan
prasarana dan sarana.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT 13

7.8 Pemantauan Dan Evaluasi

7.8.1. Prinsip

Pemantauan dan evaluasi PAMBM diperlukan kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan
meningkatkan seberapa jauh sebuah proyek atau program kegiatan dapat berjalan secara efektif,
efisien dan optimal seperti yang telah dirumuskan bersama.

7.8.2. Lingkup

Lingkup sistem pemantauan dan evaluasi PAMBM meliputi tahapan pelaksanaan, pelaku, cara
pelaksanaanya. Secara singkat pemantauan dan evaluasi adalah sebagai berikut:
- Pemantauan dan evaluasi dilakukan pada setiap tahapan kegiatan yaitu tahap persiapan,
perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan peningkatannya;
- Pemantauan dilaksanakan pada semua tingkatan pelaksana yaitu di tingkat masyarakat,
pemerintah dan pihak lain;
- Pelaksanaan pemantauan dilakukan secara berjenjang dari instansi pusat ke tingkat propinsi;
propinsi ke kabupaten dan kota; tim kabupaten kota kepada tim kerja kecamatan, serta tim kerja
kelurahan/desa kepada Bamus AM dan Bapel AM;
- Pemantauan dan evaluasi dilakukan melalui sistem pelaporan, pencatatan dan adanya sarana
pengaduan;
- Pelaksanaan pemantauan dilakukan secara rutin dalam perioda tertentu dan dapat dilakukan pula
dengan uji petik.
Penjelasan rinci tentang pemantauan dan evaluasi dimuat dalam Pd-T-10-2005-C: Penyediaan Air
Minum Berbasis Masyarakat : 6. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi.

8. Evaluasi

Setelah mendapatkan penjelasan Narasumber dan membaca modul ini, peserta menjawab
pertanyaan berikut:
- Apakah yang dimaksud penyediaan air minum berbasis masyarakat?
- Apakah indikator keberhasilan penyediaan air minum berbasis masyarakat ?
- Apakah yang dimaksud pendekatan tanggap butuh dalam pemilihan jenis prasarana air minum ?

9. Penutup

Sosialisasi ini untuk mewujudkan kemandirian Daerah/Instansi terkait, masyarakat dan swasta dalam
penyelenggaraan PAMBM.

Untuk mengukur tingkat keberhasilannya, dilakukan cek kemampuan melalui tugas kelompok studi
kasus dan yang memenuhi kriteria penilaian akan diberikan SERTIFIKAT FASILITATOR.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


14 PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT

10. Referensi

• Undang-Undang RI No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.


• PP no 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
• Permen PU no.18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
• Konsep RPJMN dan Rencana Strategi Bidang Cipta Kary 2010-2014, Mei 2009, Direktorat Jenderal
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
• Pedoman Pelaksanaan PAMSIMAS di Tingkat Masyarakat Edisi 2009.
Diterbitkan oleh Central Project Management Unit Program PAMSIMAS
Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum RI.
• Pd-T-05-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat: 1. Pedoman Umum.
• Pd T-06-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat: 2. Penyelenggaraan.
• Pd-T-07-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat: 3. Kelembagaan.
• Pd T-08-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat: 4. Pembiayaan.
• Pd T-09-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat: 5. Pembangunan prasarana dan
sarana.
• Pd-T-10-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat: 6. Pelaksanaan Pemantauan dan
Evaluasi.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Anda mungkin juga menyukai