01 Pedoman Umum Pambm PDF
01 Pedoman Umum Pambm PDF
PEDOMAN UMUM
PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT
MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI SPM
PEDOMAN UMUM
PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT
Editor :
Ir. Agus Sarwono
Guswandi, S.Sos.
Sofiyan, A.Md.
PUSKIM. 2012
Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam
bentuk dan dengan cara apapun termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.
ISBN : 978-602-8330-66-4
PEDOMAN UMUM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT iii
PENGANTAR
A
ir merupakan kebutuhan mendasar bagi semua makhluk hidup. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita memerlukan air untuk minum, mandi, cuci, masak
dan sebagainya. Sayangnya, tidak semua orang bisa mengakses air bersih dan
mendapatkan sanitasi yang memadai untuk kebutuhan hidup. Untuk mempercepat
pelayanan air minum, perlu digalakkan pembangunan partisipatif yang melibatkan
masyarakat sebagai subyek dalam penyelenggaraan air minum. Pemerintah secara
bertahap akan berubah dari penyedia prasarana menjadi peran pemberdaya dan
fasilitator.
Salah satu upaya pelibatan masyarakat dalam peningkatan pelayanan air minum
adalah Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAMBM). Penyediaan Air Minum
Berbasis Masyarakat merupakan sistem penyediaan air minum yang diprakarsai, dipilih,
dibangun dan dibiayai oleh masyarakat dan atau dengan bantuan pihak lain, dikelola
secara berkelanjutan oleh masyarakat berdasarkan kesepakatan kelompok pengguna
air minum bersangkutan.
DAFTAR ISI
1. Petunjuk Penggunaan
air minum
air yang memenuhi ketentuan baku mutu air minum yang berlaku (Permenkes No. 42 Tahun 2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum).
fasilitator
tenaga yang dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat dan atau pemerintah untuk mendorong,
memotivasi dan memfasilitasi prakarsa partisipasi masyarakat, dalam penyelenggaraan penyediaan
air minum berbasis masyarakat, yang diutamakan berasal dari lokasi setempat atau dari lokasi lain
yang dapat dipilih/diterima oleh masyarakat di lokasi sasaran.
masyarakat
perorangan atau kelompok orang atau badan pengguna layanan air minum.
pendamping teknis
tenaga khusus yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota yang bertugas mendampingi
masyarakat dalam hal teknis perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air
minum yang akan dibangun. Pendamping teknis diutamakan berasal dari dinas/instansi atau unit di
kabupaten/kota yang terkait dengan tugas penyelenggaraan air minum.
penyelenggaraan PAMBM
kegiatan sosialisasi, persiapan, perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan peningkatan,
penyuluhan, pelatihan masyarakat dan atau kegiatan penunjang lainnya dalam mewujudkan upaya
penyediaan air minum berbasis masyarakat.
3. Alur Pikir
4. Tujuan
5. Sasaran Komunikan
Melalui modul ini, komunikan yang akan memperoleh sosialisasi Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat adalah:
a. Praktisi konsultan perencana, pelaksana dan pengelola PAMBM.
b. Penentu kebijakan seperti PEMDA dan DPRD.
c. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berkaitan dengan penyediaan air minum berbasis
masyarakat.
d. Akademisi dari Perguruan Tinggi.
e. Pengelola PAMBM.
6. Cek Kemampuan
Sebelum mengikuti modul ini, peserta diminta menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud penyediaan air minum berbasis masyarakat?
2. Apakah indikator keberhasilan penyediaan air minum berbasis masyarakat?
3. Apakah yang dimaksud pendekatan tanggap butuh dalam pemilihan jenis prasarana air minum?
7. Konten Modul
Isu dan permasalahan utama dalam pengembangan air minum antara lain adalah :
- Masih rendahnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) maupun kelembagaan penyelenggaraan
air minum di daerah.
- Pola pikir penyelenggaraan, tugas dan kewenangan dalam pelayanan air minum masih harus
diubah bahwa pelayanan air minum saat ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan
merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat dan swasta.
- Terbatasnya pendanaan dalam penyelenggaraan, operasional dan pemeliharaan sistem
penyediaan air minum.
- Kualitas sumber air minum makin menurun akibat pencemaran.
- Kapasitas daya dukung air baku makin berkurang.
- Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas untuk masyarakat menengah ke atas di
perkotaan sementara pelayanan air minum untuk masyarakat miskin belum memadai.
- Masih rendahnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam penyediaan air minum.
Salah satu upaya peningkatan pelayanan air minum adalah penyediaan air minum berbasis
masyarakat (PAM-BM).
Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat, merupakan sistem penyediaan air minum yang
diprakarsai, dipilih, dibangun dan dibiayai oleh masyarakat dan atau dengan bantuan pihak lain,
dikelola secara berkelanjutan oleh masyarakat berdasarkan kesepakatan kelompok pengguna air
minum bersangkutan.
7.1.2. Regulasi
Program Pengembangan Air Minum berdasarkan pada Undang-undang RI no 7 tahun 2004, tentang
Sumber Daya Air pasal 40 yang dijabarkan dalam PP no 16 tahun 2005, tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum, Bab I dan II pasal 1 sd 13 yang mempunyai tujuan :
- Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau;
- Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan;
- Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Terkait dengan aspek teknis, diatur dalam Permen PU no.18/PRT/M/2007, tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum yang mengatur perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan
pemeliharaan dan rehabilitasi SPAM dan pemantauan evaluasi.
- Sasaran RPJMN
Cakupan pelayanan di perkotaan 66% dan di perdesaan 30%. Yang diterjemahkan sebagai sasaran
Renstra 2005-2009 sebanyak 39.879 L/detik. Realisasi renstra sd tahun 2009 sekitar 33.706 L/detik
- Pencapaian Millineum Development Goals
MDGs memiliki komitmen bersama para anggota negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk
mengurangi separuh porsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi
pada Tahun 2015. Cakupan pelayanan air minum secara nasional baru 24 persen. Jumlah tersebut
masih jauh dari target sasaran MDGs yang mencapai 80 persen pada sektor air minum. Peningkatan
pelayanan air minum membutuhkan peran serta banyak pihak.
Lokasi sasaran Pamsimas meliputi 3.960 desa/kelurahan yang tersebar di 110 kabupaten/kota di
15 provinsi di Indonesia. Jumlah quota lokasi sasaran di setiap kabupaten/kota rata-rata 36 desa/
kelurahan selama periode proyek tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.
7.3. Pendekatan
7.3.2. Tujuan
Tujuan PAMBM adalah untuk menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan air
minum dan penguatan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan air minum.
7.3.3. Sasaran
Sasaran PAMBM adalah penyediaan air minum bagi masyarakat di daerah perkotaan dan perdesaan
yang belum terlayani oleh PDAM atau lembaga resmi lainnya sebagai pengelola air minum.
7.4.1. Pendekatan
Sumber pembiayaan pemyediaan air minum berbasis masyarakat dapat berasal dari beberapa
sumber yaitu :
- Pembiayaan oleh masyarakat (Swadaya masyarakat).
- Pembiayaan oleh masyarakat dan pemerintah.
- Pembiayaan oleh masyarakat dan pihak ketiga.
Secara umum, tahapan penyelenggaraan dari ketiga sumber dana tersebut adalah sama, yaitu terdiri
atas :
- Musyawarah warga untuk penyiapan kelembagaan;
- Penyusunan, pengusulan, penyaringan dan persetujuan proposal;
- Perencanaan teknis pembiayaan prasarana dan sarana air minum yang disepakati;
- Pembangunan sampai kesiapan serah terima pengelolaannya;
- Pengelolaan dan peningkatan prasarana dan sarana air minum yang selesai dibangun.
Perbedaan skema pembiayaan adalah pada pelaku dalam penyaringan dan persetujuan proposal
dan aturan pendanaan, sesuai ketentuan yang disyaratkan dari pemberi dana, baik pemerintah
maupun pihak ketiga.
Pada penyelenggaraan PAMBM, para pelaku utama yang terkait adalah masyarakat pengguna
layanan air, fasilitator, Bamus AM, Bapel AM, pendamping teknis, PDAM, Tim Kerja Kelurahan/
Desa, Tim Kerja Kecamatan, Dinas teknis terkait bidang air minum baik di tingkat kabupaten/
kota, di tingkat propinsi maupun di tingkat pusat. Pelaku lintas sektor dari tingkat pusat sampai
tingkat kelurahan/desa berfungsi dan bertanggung jawab sebagai pembina dan pemantau. Namun
apabila pemerintah ikut serta dalam membiayai kegiatan penyelenggaraan PAMBM, berupa dana
pinjaman atau hibah, baik dalam bentuk APBN atau APBD, peran pelaku dari unsur pemerintah
adalah sebagaimana diatur pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Sedangkan bila
terdapat sumber dana yang berasal dari lembaga non pemerintah (yang langsung diberikan kepada
masyarakat), peran pelaku terkait dari unsur pemerintah bertindak sebagai pendamping teknis/
fasilitator serta tetap memantau penyelenggaraan PAMBM yang ada di wilayahnya. Penjelasan rinci
tentang penyelenggaraan PAMBM ini dimuat dalam Pd T-06-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat : 2.Penyelenggaraan.
7.5. Kelembagaan
Kelembagaan yang dibahas meliputi prinsip pembentukan kelembagaan, tahap kegiatan dan
kelembagaan masyarakat.
Prinsip dan azas yang digunakan dalam pembentukan kelembagaan masyarakat secara umum
adalah sebagai berikut:
- Kebersamaan;
- Keputusan ada di tangan masyarakat, hasil musyawarah;
- Berorientasi pada komunitas lokal;
- Tidak berorientasi mendapatkan keuntungan tetapi untuk kemanfaatan bersama.
Lembaga yang dibentuk mengikuti azas-azas kejujuran, keadilan dan berkelanjutan.
Pada tahap awal, calon pengguna layanan air minum berkumpul dengan para pelaku lain yang
terkait, berkumpul untuk suatu musyawarah warga dengan suatu tujuan. Biasanya pertemuan ini
dilakukan setelah adanya stimulan dari fasilitator atau setelah adanya sosialisasi Pedoman Umum
PAMBM oleh pemerintah.
Kelompok masyarakat yang hadir dalam musyawarah warga tersebut diatas menyepakati
pembentukan Badan Musyawarah Air Minum (Bamus AM).
Dalam hal suplai air dari PDAM atau pihak lain pada sistem Terminal Air, Hidran Umum dan Kran
Umum, dilakukan kerjasama dengan pihak bersangkutan sesuai aturan yang berlaku.
7.5.2.4. Pelaksanaan
Kelembagaan dalam penyelenggaraan Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat terdiri dari :
- Badan Musyawarah Air Minum (Bamus AM) yang terbentuk dari hasil kesepakatan pada musyawarah
warga.
- Badan Pengelola Air Minum (Bapel AM) sebagai pelaksana harian penyelenggaraan PAMBM yang
dibentuk oleh Bamus AM.
7.5.3.1. Bamus AM
Bamus AM melaksanakan fungsi pengambilan keputusan dan fungsi pengawasan atas proses
penyelenggaraan PAMBM di lingkungan masyarakat setempat.
7.5.3.2 Bapel AM
Untuk pengelolaan prasarana sarana air minum, Bamus AM memilih dan mengangkat Bapel AM.
Bapel AM berfungsi sebagai badan pelaksana harian pengelolaan PAMBM. Dalam menjalankan
tugasnya, Bapel AM bertanggung jawab kepada Bamus AM sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
Penjelasan rinci tentang kelembagaan dimuat dalam Pd-T-07-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis
Masyarakat : 3.Kelembagaan.
7.6 Pembiayaan
7.7.1. Prinsip
7.7.2 Sistem yang Terpisah dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kapasitas prasarana dan sarana ditentukan berdasarkan jumlah pengguna layanan air dalam
skala teknis sistem pelayanan. Pengelolaan dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat yang
tergabung dalam kelompok pengguna layanan air dengan skala pelayanan minimal 20 KK. Penjelasan
rinci dimuat dalam Pd T-09-2005-C: Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat: 5. Pembangunan
prasarana dan sarana.
7.8.1. Prinsip
Pemantauan dan evaluasi PAMBM diperlukan kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan
meningkatkan seberapa jauh sebuah proyek atau program kegiatan dapat berjalan secara efektif,
efisien dan optimal seperti yang telah dirumuskan bersama.
7.8.2. Lingkup
Lingkup sistem pemantauan dan evaluasi PAMBM meliputi tahapan pelaksanaan, pelaku, cara
pelaksanaanya. Secara singkat pemantauan dan evaluasi adalah sebagai berikut:
- Pemantauan dan evaluasi dilakukan pada setiap tahapan kegiatan yaitu tahap persiapan,
perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan peningkatannya;
- Pemantauan dilaksanakan pada semua tingkatan pelaksana yaitu di tingkat masyarakat,
pemerintah dan pihak lain;
- Pelaksanaan pemantauan dilakukan secara berjenjang dari instansi pusat ke tingkat propinsi;
propinsi ke kabupaten dan kota; tim kabupaten kota kepada tim kerja kecamatan, serta tim kerja
kelurahan/desa kepada Bamus AM dan Bapel AM;
- Pemantauan dan evaluasi dilakukan melalui sistem pelaporan, pencatatan dan adanya sarana
pengaduan;
- Pelaksanaan pemantauan dilakukan secara rutin dalam perioda tertentu dan dapat dilakukan pula
dengan uji petik.
Penjelasan rinci tentang pemantauan dan evaluasi dimuat dalam Pd-T-10-2005-C: Penyediaan Air
Minum Berbasis Masyarakat : 6. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi.
8. Evaluasi
Setelah mendapatkan penjelasan Narasumber dan membaca modul ini, peserta menjawab
pertanyaan berikut:
- Apakah yang dimaksud penyediaan air minum berbasis masyarakat?
- Apakah indikator keberhasilan penyediaan air minum berbasis masyarakat ?
- Apakah yang dimaksud pendekatan tanggap butuh dalam pemilihan jenis prasarana air minum ?
9. Penutup
Sosialisasi ini untuk mewujudkan kemandirian Daerah/Instansi terkait, masyarakat dan swasta dalam
penyelenggaraan PAMBM.
Untuk mengukur tingkat keberhasilannya, dilakukan cek kemampuan melalui tugas kelompok studi
kasus dan yang memenuhi kriteria penilaian akan diberikan SERTIFIKAT FASILITATOR.
10. Referensi