Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CA OVARI

Disusun oleh :

Candra Ariani (2620152723)

Kelas 3C

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : Ca Ovari


2. Tempat :
3. Hari/Tanggal : 2018
4. Waktu : 20 Menit

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien
dan/atau keluarga dapat memahami mengenai kanker ovarium.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien
dan/atau keluarga :
a. Menjelaskan kembali pengertian kanker ovarium dengan
kalimatnya sendiri
b. Mengetahui factor penyebab kanker ovarium
c. Mengetahui tanda dan gejala kanker ovarium
d. Mengetahui Diit pada penderita kanker ovarium
B. Materi : (terlampir)
C. Metoda : Ceramah dan tanya jawab
D. Media : Leaflet
E. Strategi Pelaksanaan

No. WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA


PENYULUH
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan Menjawab salam
dengan mengucapkan
salam. Mendengarkan
2. Memperkenalkan
Memperhatikan
diri.
3. Menjelaskan tujuan
Memperhatikan
dari penyuluhan.
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan. Menjawab pertanyaan
5. Pemateri memberi
pertanyaan pembuka
untuk mengetahui
tingkat pengetahuan
peserta.
2. 5 Pelaksanaan :
menit a. Menjelaskan kembali Memperhatikan
pengertian kanker
ovarium dengan Memperhatikan
kalimatnya sendiri
b. Mengetahui factor
Bertanya dan menjawab
penyebab kanker
pertanyaan yang
ovarium
diajukan.
c. Mengetahui tanda dan
gejala kanker ovarium
d. Mengetahui Diit pada
penderita kanker
ovarium
3. 5 Evaluasi :
menit Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan
peserta tentang materi
yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada
peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 5 Terminasi :
menit 1. Mengucapkan Mendengarkan
terimakasih atas
peran serta peserta. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam
penutup

F. Evaluasi Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.

b. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan.

c. Tempat dan media serta alat sesuai rencana.

d. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan.

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

c. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.

d. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan


sampai selesai.

e. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan


berjalan.
3. Evaluasi Hasil Peserta mampu :

a. Mampu memahami pengertian dari kanker ovarium

b. Mampu Mengetahui factor penyebab kanker ovarium

c. Mengetahui tanda dan gejala kanker ovarium

d. Mengetahui Diit pada penderita kanker ovarium

MATERI

A. Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau
indung telur, dimana sel mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Dan dapat mengalami penyebaran atau metastasis.
Karsinoma ovari merupakan salah satu penyakit yang ditemukan pada organ
reproduksi wanita (Setiati dkk. 2014 ).
B. Penyebab kanker ovarium
Menurut Widyastuti (2013), faktor pencetus dan faktor pendukung kanker
ovarium adalah:

1) Faktor Risiko Individual


Usia di atas 40 tahun baru memiliki satu anak atau tidak memiliki anak,
riwayat kanker payudara atau kanker endometrium, dan riwayat keluarga
dengan kanker, dapat meningkatkan angka kejadian kanker ovarium.
Sedangkan, memiliki anak lebih dari satu, penggunaan kontrasepsi pil
minimal satu tahun (faktor proteksi bertambah dengan penggunaan setiap
tahunnya), riwayat menyusui, pengikatan saluran tuba, dan histerektomi
(pengangkatan rahim) berkaitan erat dengan penurunan risiko dari kanker
ovarium.
2) Riwayat Keluarga
Wanita dengan riwayat keluarga memiliki kanker payudara, indung telur,
endometrium, atau usus besar, memiliki peningkatan risiko untuk kanker
ovarium.
3) Faktor Lingkungan
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa asupan makanan
mengandung lemak hewani, seperti daging dan ayam, dalam jumlah
banyak dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Penurunan risiko
berkaitan dengan mengkonsumsi sayuran, vitamin A, dan vitamin C.
4) Faktor Risiko Reproduksi
Riwayat menyusui, pengikatan saluran tuba, dan histerektomi
(pengangkatan rahim) berkaitan dengan penurunan risiko dari kanker
ovarium.

C. Tanda dan Gejala kanker ovarium


Pada stadium lanjut pasien datang sering mengalami.
1. Gejala dari yang menekan kandung kemih atau rektum, misalnya
frekuensi urine atau konstipasi.
2. Kadang-kadang pasien mengeluhkan suatu “rasa penuh” pada perut
bagian bawah atau pelvis atau dispareunia (nyeri saat berhubungan
seksual).
3. Terdapat riwayat gejala,misalnya nyeri pada pinggang, kembung,
konstipasi, mual, dispepsia, anoreksia, asites dan bahkan sesak nafas.
4. Pasien klimakterium (pra menopause) dapat mengeluhkan haid yang
tidak teratur atau perdarahan vagina yang berat.
5. Perdarahan pasca menopause kadang-kadang merupakan gejala
neoplasma ovarium, terutama tumor stroma fungsional.
6. Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik (Wiknjosastro,
2009).

D. Metode terapi kanker ovarium


Pengobatan dengan Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.
Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal kemoterapi merupakan
terapi sistemik, yang berarti menyebar jauh atau menyebar ke seluruh tubuh
dan mencapai sel kanker yang telah menyebar ke seluruh tubuh dan
mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh ata metastase jauh atau
metastase ke tempat lain (Rasjidi, 2009).
Tujuan penggunaan kemoterapi menurut Rasjidi ( 2009) :
a. Terapi adjuvant : kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat
sendiri atau bersama dengan radiasi, dan tujuan untuk membunuh sel
yang telah bermetastase.
b. Terapi neondjuvan : kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk
mengecilkan tumor, biasanya di kombinasikan dengan radioterapi.
c. Kemoterapi primer : digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor,
yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi digunakan
hanya untuk mengontrol gejalanya.
d. Kemoterapi induksi : digunakan sebagai pertama dari beberapa terapi
berikutnya.
e. Kemoterapi kombinasi : menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.
Persiapan dan syarat kemoterapi (Rasjidi, 2009) :
Sebelum pengobatan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaa
yang meliputi :
a. Darah tepi, Hb, lekosit, hitung jenis, trombosit
b. Fungsi hepar,bilirubin,SGOT,SGPT,Alkali phospat
c. Fungsi ginjal,ureum,creatin
d. Audiogram
e. EKG
Syarat kemoterapi :
a. Keadaan umum cukup
b. Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi
c. Faal gijal dan hati baik
d. Diagnosa patoligik
e. Jenis kanker di ketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi
f. Riwayat pengobatan ( radioterapi / kemoterapi ) sebelumnya
g. Pemeriksaan laboratorium menunjuakan hemoglobin lebih >10
gram/dl , leukosit > 5000/mm2 (Hanifa, 2007).
Efek samping kemoterapi :
Terjadi penurunan sel-sel darah anemia, pendarahan seperti mimisan,
rambut rontok, kadang ada keluhan seperti gatal, mual dan muntah,
dehidrasi, tekanan darah rendah, konstipasi, diare, gangguan sistem syaraf
(Utami dkk, 2013).
Kemoterapi sistemik menggunakan obat - obatan yang di injeksikan
kedalam vena atau di berikan secara oral. Obat obatan ini memasuki
pembuluh darah dan mencapai seluruh area atau wilayah tubuh, sehingga
terapi ini sangat berguna untuk kanker yang telah bermetastase. Untuk
beberapa kasus kanker ovarium, kemoterapi dapat di injeksikan melalui
sebuah kateter langsung kedalam cavum abdomen. Hal ini disebut sebagai
kemoterapi intra peritoneal. Obat - obatan yang di berikan juga di absorbsi
kedalam pembuluh darah, sehingga kemoterapi intra peritoneal juga
merupakan salah satu tipe dari sistemik kemoterapi. Obat-obatan
kemoterapi tidak hanya membunuh sel sel kanker tetapi juga merusak sel -
sel normal (Utami dkk, 2013). Tipe kemoterapi untuk sel kanker ovarium
jenis epitel melibatkan 6 siklus. Satu siklus merupakan sebuah jadwal
yang mengatur dosis obat secara reguler. Obat yang berbeda mempunyai
siklus yang bervariasi. Obat ini biasanya di berikan secara intravena
selama siklus 3-4 minggu. Biasanya kemoterapi terdiri dari kombinasi
obat. Kebanyakan ahli onkologi di amerika serikat percaya bahwa
kemoterapi kombinasi lebih efektif dalam penanganan kanker ovarium
daripada penggunaan obat tumbal. Terapi kombinasi menggunakan
campuran platinum seperti cisplatin atau carboplatin, dan taxane, seperti
pacelitaxel (taxol atau taxotere), merupakan pendekatan penanganan yang
baku atau standar .
Walaupun kanker ovarium jenis epitel cenderung respon terhadap
kemoterapi, sel kanker dapat tumbuh kembali. Kekambuhan tumor dapat
di terapi dengan siklus tambahn dari kemoterapi yang pertama kali di
gunakan. ada beberapa kasus, digunakan obat obat yang lain yang
kebanyakan merupakan topotecan, anthracylines seperti doxorubicin
(adriamycin) dan liposomal doxorubicin (doxil), gemcitabin,
cyclopospamidel, vinorelbine (navelbione), hexamethil melamine,
ifosfamide, dan etopaside. Kombinasi obat yang berbeda digunakan untuk
terapi tumorsel germinal (Utami dkk, 2013).
Menurut teori “Goldie-Couldman” pemberian segera regimen
kemoterapi yang agresif secara kusus dapat mengintervensi sejumlah obat
obatan yang sudah mengalami resistensi akibat mutasi atau sel secara
sponta , mengurangi resiko terjadinya kekambuhan (Utami dkk, 2013).
Beberapa obat yang digunakan untuk terapi kanker ovarium dapat
menyebabkan kerusakan ginjal dan syaraf. Karena kemoterapi dapat
merusak sumsum tulang penghasil sel darah, pasien dapat menderita
jumlah sel darah yang rendah. Hal ini dapat mengakibatkan :
a. Meningkatkan kemungkinan timbulnya infeksi (disebabkan oleh
jumlah sel darah putih yang terbatas).
b. Berdarah atau memerah setelah terluka atau luka (disebabkan oleh
trombosit darah yang terbatas).
c. Fatigue (disebabkan oleh rendahnya sel darah merah).
d. Kebanyakan efek samping akan menghilang sewaktu kemoterapi
dihentikan. Rambut akan kembali tumbuh setelah terapi selesai.
Efek samping yang dapat menetap yaitu menopause, premature,
dan infertilisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, wiknjosastro. 2007. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Rasjidi, Imam. 2009. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi


Berdasarkan Evidence Base. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Setiati, S dkk.2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta :
Interna Publishing.

Utami, Sri dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan
Bidan. Jakarta : Salemba Medik

Widyastuti, A. 2013. Terapi Herbal Ragam Kanker Pada Wanita. Jogjakarta:


Flash Books.

Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan Edisi Kedua Cetakan Ketujuh.


Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai