LAPORAN PENDAHULUAN Nyeri
LAPORAN PENDAHULUAN Nyeri
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan
2. Etiologi Nyeri
a. Stimulasi Mekanik
Disebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan penekana
jaringan
b. Stimulus Kimiawi
Disebabkan oleh bahan kimia
c. Stimulus Thermal
Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang
dipersepsikan sebagai nyeri 44°C-46°C
d. Stimulus Neurologik
Disebabkan karena kerusakan jaringan saraf
e. Stimulus Psikologik
Nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat psikologis
f. Stimulus Elektrik
Disebabkan oleh aliran listrik Inves
3. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut
dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak
dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai
adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk
dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis,
dan nyeri psikosomatis.
a. Skala nyeri menurut Hayward
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri, tetapi masih dapat
dikontrol, dengan aktifitas yang dapat
dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol
b. Skala menurut Mc Gill
Skala keterangan
1 Tidak nyeri
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
4 Nyeri sangat berat
5 Nyeri berat
4. Manifestasi klinik
1. Respon Simpatis
a. Peningkatan tekanan darah
b. Peningkatan suhu
c. Peningkatan respirasi
2. Respon emosional
a. Perubahan perilaku
b. Iritable, merintih dan menangis
c. Ekspresi wajah : menyeringai, masalah
3. Ekspresi Wajah
a. Meringis
b. Mengeletuk gigi
c. Mengernyit dahi
d. Menutup mata, mulut dengan rapat
e. Menggigit bibir
4. Gerakan Tubuh
a. Gelisah
b. Imobilisasi
c. Ketegangan otot
d. Peningkatan gerakan jari dan tangan
e. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
f. Gerakan melindungi bagian tubuh
6. Interaksi Sosial
a. Menghindari percakapan
b. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
c. Menghindar kontak social
d. Penurunan rentang perhatian
5. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka
terbentuklah zat-zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim
proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung
saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke
hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan
dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke
hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor
mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan
atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu
transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.
1. Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan
mediator biokimia (misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin, dan
substansi P). Mediator ini kemudian mensensitisasi nosiseptor.
2. Transmisi
proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses
transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul
dicelah sinaptik mentrasmisi informasi dari satu neuron ke
neuron berikutnya.
3. Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya
persepsi nyeri tersebut terjadi di struktur korteks sehingga
memungkinkan timbulnya berbagai strategi perilaku kognitif
untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.
4. Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke
tanduk dorsal medula spinalis yang terkonduksi dengan
nosiseptor impuls supresif.
6. Pathway
Stimulus
Psikologik Stimulus Elektrik
Nyeri
Meringis kesakitan,
Merasa cemas dan takut
akan penyakitnya
Gangguan Rasa
Aman dan
Nyaman
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri
tekan di abdomen
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang
abnormal
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh
darah yang pecah di otak
8. Komplikasi
a. Kejang
b. Masalah Mobilisasi
c. Hipertensi
d. Hipertermi
e. Gangguan pola istirahat dan tidur
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri
ringan sampai sedang)
4. Kompres hangat
5. Mengajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan medis
1. Pemberian analgesic
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri
yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
2. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi
ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi
kepercayaan pasien.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,
diharapkan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Cidera Fisik
dengan kriteria :
a. Ekpresi wajah pasien rileks
b. Skala nyeri berkurang dari 6 ke 4
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri
Rasional : untuk mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan nyeri
dirasakan, faktor pencetus, berat ringannya nyeri yang dirasakan.
b. Monitor skala nyer
Rasional : untuk mengetahui skala nyeri
c. Ajarkan teknik relaksasi kepada pasien
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien apabila nyeri timbul
d. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Faktor Mekanik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,
diharapkan Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan
Faktor Mekanik dengan kriteria :
a. Ukuran luka berkurang
b. Bau busuk pada luka berkurang
Intervensi :
a. Observasi daerah sekitar luka
Rasional : untuk mengetahui ada tidaknya pelebaran luka, warna
sekitar kulit kemerahan atau tidak.
b. Lakukan perawatan luka
Rasional : untuk membersihkan area luka
c. Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai luka dan
perawatannya
Rasional : untuk mengajarkan kepada pasien dan keluarga
mengenai perawatan luka jika sudah dirumah