Anda di halaman 1dari 18

Makalah

pendidikan KEWARGANEGARAAN
“Naturalisasi”

Oleh
Nama : Andi Nurazmi Isnaeni
Nim : 2015353338
Kelas : II-D Akuntansi

Dosen Pembimbing : Lavny Achriyanti, SH.,MH

Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AHMAD
DAHLAN
2015/2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Naturalisasi” tepat pada waktunya.
Naturalisasi adalah sebuah proses perubahan status dari penduduk asing menjadi
Warga Negara suatu negara. Sesuai yang dijelaskan pada UUD 1945 dan memiliki beberepa
persyaratan yang harus dipenuhi. Dalam makalah ini, penulis membahas bagaimana prosedur
dan syarat naturalisasi di Indonesia.
Tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna. Akan tetapi sebagaimana setiap
usaha rintisan, makalah ini diharapakan akan merangsang karya-karya lain yang lebih
sempurna. Kritik dan saran dari pembaca selalu penulis nantikan demi perbaikan makalah
berikutnya.

Jakarta, 22 Mei 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul i

Kata Pengantar ii

Daftar isi iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Metode Penelitian 2

D. Tujuan Penulisan 2

E. Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Naturalisasi 3

B. Dasar Naturalisasi 3

C. Syarat dan Prosedur Naturalisasi 4

D. Dampak Baik dan Buruk Naturalisasi 9

E. Contoh Kasus Naturalisasi 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 12

B. Saran 12

Daftar Pustaka 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara untuk memperoleh kewarganegaraan adalah dengan cara


Naturalisasi. Naturalisasi adalah perolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing;
hal menjadikan warga negara; pewarganegaraan yang diperoleh setelah memenuhi
syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Jadi
secara mendasar, Naturalisasi adalah proses perubahan status dari penduduk asing
menjadi warga negara suatu negara. Untuk menjaga ketertiban dan keteraturan,
Negara memiliki hak juga untuk membuat regulasi agar kemudahan perpindahan
orang atau warga negara asing tidak mengganggu stabilitas negara. Hukum dalam hal
ini adalah “…merupakan suatu alat untuk memelihara ketertiban dalam masyarakat”,
sebagaimana dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja. Terkait dengan
perpindahan kewarganegaraan, setiap negara memiliki aturan yang berbeda-beda
sesuai dengan kepentingan dan tujuan negara yang bersangkutan. Pengaturan ini
dimaksudkan untuk menghindari perpindahan warga negara yang pada puncak-nya
justru akan mengganggu stabilitas negara baik di bidang politik, ekonomi, social
maupun pertahanan dan keamanan nasional.
Naskah asli UUD 1945, masalah kewarganegaraan diatur di dalam Pasal 26
ayat (1) yang menyatakan bahwa: “Yang menjadi warganegara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-
undang.”Selanjutnya ayat (2) menyatakan“syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan Undang-Undang.” Ketentuan ini memberikan penegasan bahwa
untuk orang-orang bangsa Indonesia asli secara otomatis merupakan warganegara,
sedangkan bagi orang bangsa lain untuk menjadi warga negara Indonesia harus
disahkan terlebih dahulu dengan undang-undang. Jadi, Konstitusi Negara RI memberi
peluang seseorang berwarga Negara asing untuk berpindah menjadi Warga Negara
Indonesia dengan melalui proses.
Hukum naturalisasi di setiap negara berbeda-beda. Di Indonesia, masalah
kewarganegaraan saat ini diatur dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2006. Sehingga
tidak semua warga negara dapat melakukan perpindahan status kewarganegaraan
sebelum mereka mengajukan permohonan yang resmi dalam suatu negara tersebut.

1
Dengan adanya permasalahan- permasalahan dan beberapa persyaratan dalam
naturalisasi ini, pemakalah akan mencoba membahas lebih detail beberapa hal yang
terkait dengan naturalisasi serta beberapa undang-undang yang mengaturnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun merumuskan beberapa masalah
yaitu :
1. Pengertian Naturalisasi
2. Dasar Naturalisasi
3. Syarat dan Prosedur Naturalisasi
4. Dampak baik dan buruk Naturalisasi
C. Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini, saya menggunakan metode perangkuman
yaitu dengan mengkaji buku maupun artikel-artikel mengenai Pendidikan
kewarganegaraan sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan browsing data
di internet atau searching di google.
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan dalam makalah
ini yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui pengertian naturalisasi
3. Untuk mengetahui dasar naturalisasi
4. Untuk mengetahui syarat dan Prosedur naturalisasi
5. Untuk mengetahui dampak baik dan buruk naturalisasi
E. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu :
1. Manfaat teoretis
Dapat menambah khasana keilmuan tentang kedudukan warga negara dan
kewarganegaraan di Indonesia
2. Manfaat praktis
a. Memberikan pengetahuan pada masyarakat (pembaca) terhadap kedudukan
warga negara dan kewarganegaraan di Indonesia
b. Dapat dijadikan referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya dengan judul
yang serupa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Naturalisasi
Naturalisasi Adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan
seseorang memperoleh status kewarganegaraan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Naturalisasi adalah pemerolehan
kewarganegaraan bagi penduduk asing, hal menjadikan warga negara,
pewarganegaraan yang diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana yang di
tetapkan dalam peraturan perundang undangan.
B. Dasar Naturalisasi
Pewadahan dalam hukum naskah asli UUD 1945, masalah kewarganegaraan
diatur di dalam Pasal 26 ayat (1) yang menyatakan bahwa: “Yang menjadi
warganegara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan Undang-undang.”
Selanjutnya ayat (2) menyatakan: “syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan Undang-Undang”. Ketentuan semacam ini memberikan penegasan
bahwa untuk orang-orang bangsa Indonesia asli secara otomatis merupakan warga
negara, sedangkan bagi orang bangsa lain untuk menjadi warga negara Indonesia
harus disahkan terlebih dahulu dengan undang-undang.
Dalam sejarah perjalanannya, Pasal 26 UUD 1945 telah menimbulkan dua
persoalan sosilogis di bidang hukum kewarganegaraan yaitu: (a) pemahaman “orang-
orang bangsa Indonesia asli”, yang dalam dataran hukum sulit untuk dilacak atau
dibuktikan, karena yang disebut “bangsa asli” sering hanya dikaitkan dengan aspek
fisiologis manusia seperti warna kulit dan bentuk wajah; dan (b) konsep tersebut
mengindikasikan adanya 2 (dua) kelompok warganegara, yaitu warga negara
kelompok pribumi dan non pribumi yang pada akhirnya berakibat pula pada
pembedaan perlakuaan pada warga negara (Samuel Nitisapoetra, 2002: 40).
Kedua persoalan tersebut dalam tingkat pelaksanaan lebih melanjut melalui
peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya telah menimbulkan
penegakan hukum kewarganegaraan yang diskriminatif. Bagi golongan pertama
(pribumi) secara otomatis sudah menjadi warga negara Indonesia tanpa melalui upaya
hukum apapun. Sementara bagi golongan kedua (nonpribumi) untuk disebut sebagai

3
warga negara Indonesia harus melakukan upaya-upaya hukum yang tertentu yang
memakan waktu, biaya, dan tenaga yang relatif besar sebagai akibat birokrasi yang
berbelit-belit. Oleh karena itu, Pasal 26 UUD 1945 tersebut harus diamandemen.
Menurut Samuel Nitisapotera amandemen itu merupakan salah satu langkah untuk
meluruskan makna dalam pikiran yang tertuang pada Pasal 26 UUD 1945 tentang kata
“orang Indonesia asli”. Pelurusan saat ini menjadi penting karena penafsiran pasal ini
telah bergeser ke arah diskriminasi rasial dengan menempatkan yang disebut “orang-
orang bangsa lain” sebagai bangsa asing yang layak ditempatkan di kelas dua.
Amandemen ini lebih diarahkan untuk menyempurnakan bahasa yang dipakai dalam
penulisan pemikiran tentang warga negara. Kalau dalam UUD 1945 memakai kata
“orang Indonesia asli”,maka diusulkan dalam amandemen untuk dipakai kalimat
dengan perspektif hukum, yaitu Original Born Citizen, keaslian berdasarkan tempat
kelahiran (Samuel Nitisapoetra, 2000: 41).
C. Syarat dan Prosedur Naturalisasi
Syarat Naturalisasi
Dalam praktik, Naturalisasi dapat terjadi karena dua hal, yakni Naturalisasi
Biasa dan Naturalisasi Istimewa.
I. Naturalisasi Biasa
Yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing melalui permohonan
dan prosedur yang telah ditentukan. Permohonan pewarganegaraan itu dilakukan
sebagai berikut :
a. Permohonan diajukan secara tertulis dan bermaterai kepada Menteri
Kehakiman melalui Pengadilan Negeri atau Perwakilan RI di tempat tinggal
pemohon.
b. Permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia, serta bersama dengan
permohonan itu harus disampaikan bukti-bukti yakni :
 Sudah berumur 21 tahun;
 Lahir dalam wilayah RI atau bertempat tinggal yang paling akhir sedikit-
dikitnya 5 tahun berturut-turut atau selama 10 tahun tidak berturut-turut di
wilayah RI;
 Apabila ia seorang laki-laki yang sudah kawin, ia perlu mendapat
persetujuan dari istrinya;

4
 Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai sekedar pengetahuan tentang
sejarah Indonesia;
 Dalam keadaan sehat rohaniah dan jasmaniah;
 Bersedia membayar kepada Kas Negeri uang sejumlah antara Rp.500,-
sampai Rp.10.00,- bergantung pada penghasilan setiap bulan;
 Mempunyai mata pencaharian tetap
 Tidak mempunyai kewarganegaraan lain apabila ia memperoleh
kewarganegaraan atau kehilangan kewarganegaraan RI
 Naturalisasi Umun :
Menurut Pasal 9 Undang-Undang No. 12 Tahun 2006, permohonan
pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Usia 18 tahun / sudah kawin
b. Telah berdomisili 5 tahun berturut-turut
c. Sehat jasmani & rohani
d. tidak pernah dijatuhi pidana
e. Mempunyai pekerjaan tetap
f. Membayar uang Naturalisasi
g. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan
UUD 1945.
h. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
i. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
II. Naturalisasi Istimewa
adalah pewarganegaraan yang dapat diberikan kepada mereka (warga asing)
yang telah berjasa kepada Negara RI dengan pernyataan sendiri (pemohon) untuk
menjadi warga Negara RI atau dapat diminta menjadi warga Negara RI.
Pewarganegaraan Istimewa dapat diberikan oleh pemerintah Indonesia (diwakili
oleh presiden) dengan persetujuan DPR dengan alas an dan kepentingan Negara
atau jika yang bersangkutan telah berjasa terhadap negara. Kepada mereka itu
dibebaskan syarat-syarat sebagaimana terjadi pada pewarganegaraan biasa. Akan
tetapi, ia tetap diharuskan mengucapkan sumpah dan janji setia kepada Negara RI.

5
Prosedur Administrasi Naturalisasi
Orang Asing yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI, dapat
mengajukan permohonan Pewarganegaraan kepada Presiden melalui Menteri.
Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diajukan di Indonesia oleh
pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup dan
sekurang-kurangnya memuat: a. nama lengkap; b. tempat dan tanggal lahir; c. jenis
kelamin; d. status perkawinan; e. alamat tempat tinggal; f. pekerjaan; dan g.
kewarganegaraan asal. Permohonan tersebut harus dilampiri dengan:
a. Fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat yang membuktikan kelahiran pemohon
yang disahkan oleh Pejabat;
b. Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan Akte perceraian/surat
talak/perceraian, atau kutipan akte kematian isteri/suami pemohon bagi yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun yang disahkan oleh Pejabat;
c. Surat keterangan keimigrasian yang dikeluarkan oleh kantor imigrasi yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon yang menyatakan bahwa
pemohon telah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling
singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut;
d. Fotokopi kartu izin tinggal tetap yang disahkan oleh Pejabat;
e. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari rumah sakit;
f. Surat pernyataan pemohon dapat berbahasa Indonesia;
g. Surat pernyataan pemohon mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
h. Surat keterangan catatan kepolisian yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon;
i. Surat keterangan dari perwakilan negara pemohon bahwa dengan memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
j. Surat keterangan dari camat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon bahwa pemohon memiliki pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
k. Bukti pembayaran uang Pewarganegaraan dan biaya permohonan ke kas negara;
dan,
l. Pasfoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4X6 (empat kali enam) senti meter
sebanyak 6 (enam) lembar.
6
Permohonan beserta lampirannya disampaikan kepada Pejabat yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon. Pejabat melakukan pemeriksaan
kelengkapan persyaratan administratif permohonan beserta lampirannya. Dalam hal
persyaratan administratif permohonan diterima secara lengkap, Pejabat melakukan
pemeriksaan substantif permohonan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
Dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan substantif, Pejabat
mengembalikannya kepada pemohon dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal pemeriksaan substantif selesai dilakukan. Dalam hal permohonan telah
dinyatakan memenuhi persyaratan substantif, Pejabat meneruskan permohonan
kepada Menteri dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
pemeriksaan substantif selesai dilakukan.
Menteri melakukan pemeriksaan substantif dan meneruskan permohonan
disertai dengan pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling lama 45 (empat
puluh lima) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima dari Pejabat.
Dalam hal diperlukan, Menteri dapat meminta pertimbangan dari instansi
terkait. Instansi terkait dimaksud memberikan pertimbangan secara tertulis kepada
Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
permintaan pertimbangan diterima.
Apabila pertimbangan tidak diberikan kepada Menteri dalam waktu 14 hari,
instansi terkait dianggap tidak berkeberatan.
Presiden mengabulkan atau menolak dalam waktu paling lambat 45 (empat
puluh lima) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima dari Menteri.

Permohonan Naturalisasi yang Dikabulkan


 Dalam hal permohonan dikabulkan, Presiden menetapkan Keputusan Presiden dan
memberitahukan secara tertulis kepada pemohon dengan tembusan kepada Pejabat
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
Keputusan Presiden ditetapkan.
 Petikan keputusan disampaikan kepada Pejabat untuk diteruskan kepada pemohon
dan salinannya disampaikan kepada Menteri, Pejabat, dan perwakilan negara asal
pemohon.

7
Pengucapan Sumpah atau Janji
 Pejabat memanggil pemohon secara tertulis untuk mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak
tanggal pemberitahuan petikan Keputusan Presiden dikirim kepada pemohon.
 Dalam hal pemohon memenuhi panggilan dalam waktu yang ditentukan, pemohon
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan Pejabat dan
disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
 Dalam hal pemohon tidak memenuhi panggilan dengan alasan yang sah,
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dapat dilakukan di hadapan
Pejabat dalam batas waktu tiga bulan sejak pemberitahuan petikan Keputusan
Presiden dikirim kepada pemohon.
 Pelaksanaan pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dibuat berita acara
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dalam 4 (empat) rangkap:
a. Rangkap pertama untuk pemohon;
b. Rangkap kedua disampaikan kepada Menteri;
c. Rangkap ketiga disampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara; dan
d. Rangkap keempat disimpan oleh Pejabat.
 Berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia disampaikan kepada
pemohon dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia.
 Dalam hal pemohon tidak hadir tanpa alasan yang sah setelah dipanggil secara
tertulis oleh Pejabat untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada
waktu yang telah ditentukan, Keputusan Presiden batal demi hukum. Pejabat
melaporkan Keputusan Presiden yang batal demi hukum kepada Menteri dengan
melampirkan petikan Keputusan Presiden yang bersangkutan.
 Apabila pemohon dalam waktu 3 (tiga) bulan tidak dapat mengucapkan sumpah
atau menyatakan janji setia sebagai akibat kelalaian Pejabat, pemohon dapat
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan Pejabat lain yang
ditunjuk oleh Menteri.
 Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
menerima laporan mengenai kelalaian Pejabat menunjuk pejabat lain untuk
mengambil sumpah atau pernyataan janji setia pemohon. Pejabat lain dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal penunjukannya
memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
8
 Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon wajib
mengembalikan dokumen atau surat-surat keimigrasian atas namanya kepada
kantor imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengucapan
sumpah atau pernyataan janji setia.
 Dalam hal anak-anak pemohon yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau
belum kawin ikut memperoleh status kewarganegaraan pemohon, dokumen atau
surat-surat keimigrasian atas nama anak-anak pemohon wajib dikembalikan
kepada kantor imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.

Permohonan Naturalisasi Ditolak


 Dalam hal permohonan ditolak, Presiden memberitahukan kepada Menteri.
Penolakan disertai dengan alasan dan diberitahukan secara tertulis oleh Menteri
kepada pemohon dengan tembusan kepada Pejabat dalam waktu paling lambat 3
(tiga) bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri.

Pengumuman
 Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik Indonesia. Pengumuman
dilakukan setelah berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia
diterima oleh Menteri.
D. Dampak baik dan buruk Naturalisasi
1. Dampak Baik
a. Khususnya dalam bidang olahraga, para pemain naturalisasi bisa berbagi
pengalaman yang mereka dapatkan dari club mereka di negara asing
b. Bisa menjadi acuan untuk warga negara dalam negeri contohnya dalam hal
kedisiplinan, semangat, dan kerja keras.
Namun bangsa kita ini terkesan prakmatis, maunya cepat-cepat
menyelesaikan masalah tanpa memandang dampak dari tindakan yang di lakukan
terhadap moral dan kelanjutan dari masalah tersebut.

9
2. Dampak Buruk
a. Khususnya dalam bidang olahraga, Semakin maraknya naturalisasi, diyakini
akan mematikan para pemain lokal. Hal ini terjadi karena memang pada
dasarnya pemain lokal kita ini kemampuannya memang segitu adanya. Hal ini
membuat para pemain asing dengan mudah menggusur mereka.
b. Menurunnya sifat patriotisme yang harusnya dimiliki oleh setiap atlet demi
mengharumkan nama bangsa.
c. Rasa percaya diri yang dimana sangat jelas sekali bahwa negara kita belum
yakin sepenuhnya seperti negara Korea yang percaya kepada kekuatan
sendiri.
d. Dengan campuran pemain yang sudah dan akan dinaturalisasi, akan dapat
membuat suatu tim nasional ala pemain asing.

E. Contoh Kasus Naturalisasi


1. Ebrahim Lopez (Atlet Basket)

Pemain basket kelahiran Alabang


Muntinl, 31 Januari 1988 ini adalah pemuda
berdarah campuran Philippine (Filipina) dan
Indonesia. Tidak banyak yang mengetahui
bahwa Ayah dari Ebrahim merupakan Warga
Negara asli Indonesia yang berasal dari Bali,
sedangkan Ibunya adalah keturunan asli
Philippine. Ebrahim sudah memiliki ketertarikan
terhadap basket sejak ia kecil, karena sering
menyaksikan pertandingan basket di tv yang
pada dasarnya basket adalah olahraga nomor
satu di negara asalnya (Philippine). Berawal dari
situlah Ebrahim terinspirasi dan memiliki mimpi
untuk menjadi pemain basket profesional.
Ebrahim yang hobi menonton film horor dan hang out di sela-sela waktu luang
ini memulai debutnya di liga basket profesional sejak berumur 18 tahun, ketika itu
bermain untuk tim UE Red Warriors, kemudian bermain untuk tim Cobra Energy
Drink yang berlaga di PBA DLEAGUE, dan tim Boracay Rhum Waves yang
merupakan tim terakhir dimana ia bermain sebelum akhirnya memutuskan untuk
berkarir di Indonesia untuk tim Aspac Jakarta. Ebrahim Lopez yang sebelumnya
berkewarganegaraan Philippine yang sejak lahir tinggal di Philippine melewati
proses yang cukup panjang sebelum akhirnya dapat berkarir sebagai Pemain
Basket di Indonesia, salah satunya dengan ia harus berpindah kewarganegaraan

10
menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Dengan demikian, Ebrahim merupakan
Pemain Basket Naturalisasi Pertama di Indonesia.

2. Rianti Cartwright
Artis berdarah campuran Jawa-
Inggris ini melakukan proses naturalisasi
biasa sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Pasalnya, Rianti betah
berkarir di Indonesia serta ia ingin
mengikuti kewarganegaraan ibunya
yakni warga Negara Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa Proses Naturalisasi adalah sebuah proses perubahan status dari
penduduk asing menjadi Warga Negara suatu negara. Sesuai yang dijelaskan pada
UUD 1945 dan memiliki beberepa persyaratan yang harus dipenuhi. Melalui
peraturan-peraturan tersebut diharapkan dapat memberikan penegasan bahwa untuk
orang-orang bangsa Indonesia asli secara otomatis merupakan warga negara,
sedangkan bagi orang bangsa lain untuk menjadi warga negara Indonesia harus
disahkan terlebih dahulu dengan undang-undang agar tercipta masyarakat yang adil,
sejahtera, dan bebas dari berbagai macam kecurangan serta memiliki jiwa persatuan
dan semangat yang tinggi.

B. Saran
Pemerintah diharapkan lebih bisa mengkaji ulang, sebelum memutuskan untuk
mengaugerahkan naturalisasi kepada seorang warga negara asing. Meskipun
rekomendasi itu ada, tetapi pemerntah seharusnya tidak serta merta mengucurkan kata
‘ya’. Tidak semua rekomendasi yang bahkan berasal dari lembaga tinggi negara bisa
dipertanggung jawabkan keuntungannya dan kontribusinya nanti kepada negara.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Hakim, S.A dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegraan dalam Konteks Indonesia.


Malang: UM Press.
 Harian haluan. 2012. Orang Asing Dilarang Memiliki,
(http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=17960:orang-asing-dilarang-memiliki&catid=6:riau-a-kepri&Itemid=73),
diakses 22 Mei 2016
 http://kewarganegaraan-rosi.blogspot.com/2009/01/warga-negara-dan-
pewarganegaraan.html, diakses 22 Mei 2016
 Hridito, Ivo, dkk. 2010. “Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi”.
Surabaya: Unesa University Press.
 Kaelani dan Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Penerbit Paradigma: Yogyakarta 2007.

13
PERTANYAAN
1. Apakah Indonesia harus melakukan Naturalisasi? (Rita Kamaruddin)
Melihat kondisi dan situasi,, (kontribusi)
2. Kapan pertama kali Naturalisasi di Indonesia? Kenapa harus terjadi naturalisasi? Siapa
yang pertama kali di naturalisasi (Masyumi Darwis).
Uu no 62 tahun 1958
Uu no 13 tahun 1980
Uu no 57 tahun 1995
Uu No 12 tahun 2006
3. Status-status Kewarganegaraan
Negatif = tidak boleh ikut campur kepada warga negaranya.
(warga asing dibolehkan tinggal, asset Negara/ urusan negara di informasikan
ke Negara Australia)
Positif = warga Negara dapat menuntu haknya kepada Negara atas perlindungan jiwa,
raga, dan harta
Aktif = memberikan hak kepada setiap warga Negara untuk ikut serta dalam
pemerintahan.
Pasi = memiliki kewajiban untuk mentaati dan tunduk kepaa perintah Negara.
4. - Hukum Naturalisasi dan penghargaan terhadap WNI sendiri?
5. Bagaimana cara mengatasi dampak negative dari naturalisasi tersebut? Langkah
pemerintah. (masyita sara talaohu)
6. Keuntungan kerugian naturalisasi (edy Koesdharyanto as.)
7. Apa bedanya Naturalisasi Biasa dan Istimewa? (Paulus Nali)
8. Prosedur SBKRI
 Orde Baru untuk mengajukan naturalisasi susah/lambat
Indonesia anti komunis. Bulutangkis Liem Swiking
- Indonesia tidak pernah mengizinkan cina masuk ke Indonesia
- Ketika cina masuk ke Indonesia mendahului / menguasai
perekonomian Indonesia
- Cina tidak boleh jadi pemimpin
- Pada orde baru terjadi diskriminasi terhadap Negara cina.

14
Dulu ada namanya hak biasa dan hak pembelaan. (perang)
Hak istimewa( lebih luas )

15

Anda mungkin juga menyukai