Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SASKIA DEWI PUTRI

KELAS : XII ATR A

PENGOLAHAN TANAH

Pengolahan Tanah Merupakan proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan dengan
menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan banyak sekali sumber tenaga ,
menyerupai tenaga insan , tenaga hewan , dan mesin pertanian (traktor). Melalui proses ini ,
kerak tanah teraduk , sehingga udara dan cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam dan
meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian , tanah yang sering digarap sering
mengakibatkan kesuburannya berkurang.

Definisi Pengolahan tanah adalah suatu acara meperbaiki struktur tanah dengan
menggunakan alat sepeti bajak , cangkul , atau garu yang ditarik dengan banyak sekali
sumber tenaga , menyerupai tenaga insan , tenaga hewan , dan mesin pertanian (traktor)
sehingga tanah menjadi gembur , lembek , aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik.

Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah biar tanaman yang ditanam di tanah tersebut
tumbuh dengan baik dan bisa berproduksi dengan maksimal sehingga perjuangan pertanian
menjadi menguntungkan

Sistem pengolahan tanah terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan seberapa banyak residu
tanaman yang diangkat dari lahan pertanian. Di Amerika Serikat semenjak tahun 1997 ,
sistem pengolahan tanah konservasi semakin banyak digunakan alasannya yaitu menghemat
banyak waktu , energi , tenaga kerja , dan biaya. Selain itu , pengolahan tanah konservasi
berarti semakin sedikit mesin pertanian yang bergerak di atas lahan pertanian sehingga
mencegah pemadatan tanah.Namun semakin sedikit tanah yang dibalikkan , semakin sedikit
pula cahaya matahari dan udara yang menyentuh tanah bab dalam , sehingga menghambat
penanaman di awal demam isu semi alasannya yaitu tanah masih hambar setelah tanah
membeku di demam isu dingin.

Manfaat eksistensi residu tanaman di lahan pertanian yaitu mencegah abrasi alasannya yaitu
memperlambat ajaran air permukaan , dan bisa menjadi kompos alami alasannya yaitu
terdekomposisi selama masa penanaman.
Pengolahan tanah tereduksi
Pengolahan tanah tereduksi meninggalkan antara 15 sampai 30% residu tanaman untuk tetap
berada di lahan pertanian.

Pengolahan tanah intensif


Pengolahan tanah intensif meninggalkan kurang dari 15% residu tanaman untuk tetap berada
di lahan pertanian. Pengolahan tanah intensif mendayagunakan banyak implemen (bajak
singkal , bajak piring , dan/atau bajak pahat , ditambah garu dan kultivator) dan jam kerja
traktor.

Pengolahan tanah konservasi


Pengolahan tanah konservasi meninggalkan setidaknya 30% residu tanaman untuk tetap
berada di lahan pertanian.

Pengolahan tanah berlajur


Pengolahan tanah berlajur (strip-tillage) hanya membajak lajur yang akan ditanam. Bagian di
antara lajur dibiarkan.

Pengolahan tanah rotasi


Pengolahan tanah rotasi hanya mengolah tanah secara periodik , yaitu setiap dua tahun sekali
atau tiga tahun sekali.

Tanpa pengolahan tanah


Tanpa pengolahan tanah berarti sama sekali tidak menggunakan bajak. Residu tanaman yang
ditanam pada periode sebeumnya dibiarkan mengering. Pada lahan yang luas , sistem ini
membutuhkan mesin penanam yang tidak biasa , yang bisa menanam di sela-sela residu
tanaman yang masih tegak berdiri.

Dampak pengolahan tanah


1. Positif
2. Meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan tanah
menerima aerasi udara
3. Membantu mencapuradukkan residu tanaman , bahan organik tanah , dan nutrisi
menjadi lebih merata
4. Membunuh gulma secara mekanis
5. Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak yang
nyata pada wilayah beriklim basah.
6. Ketika dilakukan di demam isu gugur , pengolahan tanah membantu meremahkan
tanah sepanjang demam isu hambar melalui mekanisme pembekuan dan pelelehan
yang dapat terjadi berkali-kali sepanjang demam isu dingin. Hal ini membantu
persiapan penanaman untuk demam isu semi.

Negatif
1. Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak yang
negatif pada wilayah beriklim kering.
2. Tanah akan kehilangan banyak nutrisi menyerupai nitrogen dan kemampuannya
dalam menyimpan air
3. Mengurangi laju perembesan air sehingga meningkatkan abrasi tanah.
4. Pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga mempercepat
erosi
5. Dengan laju perembesan air berkurang , maka ada risiko terjadi ajaran air permukaan
yang membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada periode penanaman
sebelumnya
6. Mengurangi kadar organik tanah
7. Mengurangi jumlah organisme tanah bermanfaat menyerupai mikroba , cacing tanah ,
semut , dan sebagainya
8. Menghancurkan agregat tanah
9. Risiko terjadi pemadatan tanah pada bab yang tidak terbajak
10. Residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang organisme dan
serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu produksi ,juga
mengundang penyakit
Pengecualian
Semua dampak positif dan negatif yang tersebut di atas dapat terjadi maupun tidak karena
bergantung pada banyak faktor, diantaranya:
 Jenis implemen yang digunakan
 Pembajakan tanah di malam hari dapat mengurangi jumlah gulma yang tumbuh
karena benih gulma yang masih terdormansi dapat tumbuh ketika terpapar cahaya
matahari.
 Penggunaan implemen tertentu, terutama yang tidak mencapai tanah dalam,
(misal bajak piring) tidak membutuhkan traksi yang tinggi sehingga dapat
mempercepat pekerjaan pengolahan tanah sehingga pengolahan tanah intensif dapat
dilakukan dengan jumlah jam kerja yang lebih sedikit. Penggunaan implemen jamak
(misal traktor menarik bajak dan garu sekaligus) juga mengurangi jam kerja traktor,
namun risiko pemadatan tanah lebih besar.
 Sudut mata bajak juga berpengaruh dalam memperlakukan residu tanaman
 Jumlah residu tanaman yang tertinggal mempengaruhi laju erosi tanah; semakin
banyak residu tanaman, pergerakan air lebih terhambat sehingga erosi berkurang.[

Anda mungkin juga menyukai