PENDAHLUAN
Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran adalah memilih dan menentukan media dan bahan ajar
atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka keberlangsungan proses
belajar dan mengajar sehingga menjadi efektif. Melalui penerapan media dan
bahan ajar yang telah dikembangkan, diharapkan menjadi alternatif bagi tenaga
pendidik dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses
belajar mengajar akan berjalan lebih baik dan bervariasi. Pada makalah ini
penulis akan membahas media dan bahan ajar sebagai bagian dari hasil
perencanaan seorang tenaga pendidik sebelum mengajar di kelas
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru
dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-
aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian
(assessing).
2) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta,
konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi
tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk
keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang
berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah
dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics),
sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
C. Aspek bahasa
Aspek bahasa merupakan sarana (alat komunikasi) penyampaian dan penyajian
bahan ajar, seperti kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat
kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi siswa. Aspek keterbacaan berkaitan
d. Aspek Ilustrasi
Ilustrasi berfungsi untuk memperjelas konsep /teori dan dapat dibuat dalam
bentuk gambar, tabel, grafik, diagram, sketsa, denah, peta atau potret. Dengan
ilustrasi, uraian dapat dibuat menjadi lebih singkat, jelas, terfokus dan menarik.
Dalam membuat ilustrasi perlu diperhatikan hal-hal berikut :
Relevansi ilustrasi dengan konsep atau fenomena yang hendak dijelaskan
(Ilustrasi harus sesuai dengan teks.
Ketepatan dan kesesuaian ilustrasi
Warna, khususnya jika warna tersebut mengandung makna.
Penempatan ilustrasi, ditempatkan sedekat mungkin dengan konsep yang
dijelaskan dengan ilustrasi.
Peta, tabel, dan grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana.
4) Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengadakan atau membuat media yang akan guru pilih, serta berapa lama waktu
yang tersedia / yang guru memiliki, cukupkah? Pertanyaan lain adalah, berapa lama
waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi
waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran ? Tak ada gunanya guru memilih
media yang baik, tetapi guru tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan
sampai pula terjadi, media yang telah guru buat dengan menyita banyak waktu, tetapi
pada saat digunakan dalam pembelajran ternyata guru kekurangan waktu.
5) Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.
Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya guru menggunakan media, jika
akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang
harus guru pertimbangkan. Berapa biaya yang guru perlukan untuk membuat,
6) Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan guru.
Adakah media yang guru butuhkan itu di sekitar guru, di sekolah atau di pasaran ?
Kalau guru harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana
untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya tersediakah sarana
yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan
tentang proses tejadinya gerhana matahari memang akan lebih efektif jika disajikan
melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak
punya video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
7) Konteks Penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana
media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual,
kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini guru perlu merencanakan
strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan guru gunakan dalam proses
pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media
tersebut dalam pembelajaran.
8) Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada,
misalnya program audio, video, garafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu
teknis media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok? Apakah suaranya
jelas dan enak didengar? Jangan sampai hanya karena keinginan guru untuk
menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu guru paksakan
penggunaannya. Perlu diingat bahwa jika program media itu hanya menjajikan
sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik, maka media itu
tidak perlu lagi guru gunakan.
b. Modul
Modul merupakan suatu bahan ajar yang dirancang atau dikembangkan oleh
pendidik untuk memudahkan peserta didik dalam proses belajar mandiri mereka.
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematik, menarik, yang mencakup isi
materi, metode, cara belajar, dan penilaian. Modul dapat digunakan oleh siswa untuk
belajar secara mandiri. Contoh pada gambar 2 di bawah ini merupakan sebuah
contoh modul
c. Lembar Kerja
Lembar kerja merupakan suatu tampilan tugas berupa pegangan kepada siswa
yang akan mereka kerjakan berdasarkan indicator yang sudah ada sebelumnya,
dimana tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dalam bentuk lembar teks. Lembar
kerja yang menuntut siswa berpikir kritis disebut lembar kerja berpikir kritis. Lembar
kerja problem solving menuntut siswa melakukan praktik pemecahan masalah.
Lembar kerja secara umum terdiri atas, pengantar, tujuan, bahan bacaan, dan
seperangkat pertanyaan atau tugas. Lembar kerja untuk praktik hal-hal yang rumit
dan berbahaya biasanya dalam bentuk tugas resep. Lembar kerja praktikum ini
disebut tugas resep karena sudah ada langkah-langkah kegiatan, siswa belajar
melakukan praktik menggunakan langkahlangkah yang sudah disediakan oleh
penyusunnya, seperti contoh pada gambar 3 di bawah ini.
g. Bagan/Charta
Secara garis besar bagan/chart terbagi dua, yakni bagan yang menyajikan
pesan secara bertahap dan bagan yang penyajikan pesan secara sekaligus. Pembagian
bagan ini sebenarnya didasarkan pada kompleksitas data atau pesan yang akan
disampaikan. Dalam biologi bagan ini biasanya digunakan untuk menjelaskan
kekerabatan dan menggambarkan proses evolusi. Bagan arus menggambarkan arus
suatu proses. Tanda panah seringkali untuk menggambarkan arah arus tersebut.
Bagan arus misalnya proses pencernaan makanan, proses pernapasan, jalannya
impuls saraf.
h. Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis, atau
gambar. Seringkali untuk melengkapinya digunakan simbol-simbol verbal Fungsi
gafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling
berhubungan secara singkat dan jelas, sehingga sangat membantu di dalam proses
pembelajaran khususnya dalam menyajikan data yang bersifat kuantitatif . Beberapa
macam grafik yang dapat digunakan antara lain, grafik garis(line graphs), grafik
batang (bargraphs), grafik lingkaran (circle atau pie graphs) dan grafik gambar
(pictorial graphs).
Herbarium
Para ahli biologi mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri. Ciri
yang digunakan terutama adalah ciri morfologi selain anatomi maupun genetik.
Organisme yang memiliki ciri-ciri yang serupa dikelompokkan dalam satu kelompok
yang disebut takson. Organisme yang memiliki ciri yang berbeda dipisahkan dalam
taksa yang berbeda. herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi
spesimen tanaman/tumbuhan yang telah diawetkan dengan cara-cara khusus. Secara
umum ada dua macam herbarium yaitu herbarium kering dan herbarium basah.
Herbarium kering merupakan pengawetan contoh koleksi tumbuhan dengan cara
dikeringkan, sedangkan herbarium basah merupakan pengawetan contoh tumbuhan
yang disimpan dalam air yang diberi bahan pengawet.
5) Media Berbasis TI
Internet adalah jaringan dari komputer yang saling terkait. Internet
memungkinkan pengguna untuk berbagi informasi melalui berbagai kanal (saluran)
di internet. Sebuah komputer yang tersambung ke internet dapat mengakses
informasi dari banyak server maupun komputer lain yang tersambung.
a. WEB (World Wide Web) Web Broser adalah perangkat lunak aplikasi yang
memungkinkan pengguna untuk menayangkan dan berinteraksi dengan tulisan,
gambar, viseo, musik, dan berbagai informasi lainnya yang terdapat dalam
halaman web di sebuah situs di internet atau jaringan lokal.
b. WEB Blog/Wiki dimana sebagaian materi belajar yang ada bisa diakses dan
dapat digunakan dengan belajar yang mudah. Namun terdapat kekurangan yaitu
sumber atau referensi tentang materi yang disampaikan kurang akurat.
3.2 Saran
Sebagai seorang pendidik diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar dan
media pembelajaran dalam dunia pendidika, karena dengan menguasai hal tersebut
maka penyampaian materi akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Asep Hery Hermawan, dkk. 2008. Jurnal Pengembangan Bahan Ajar. (Online),
diakses dari http://jurnal.dpe.go.id, pada 25 Januari 2018.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. (Online),
(gurupembaharu.com), diakses 25 Januari 2018.
Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Depdiknas. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pendidikan.
Kemdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP: Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:
Kemdiknas.
Mbulu, J. dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Elang Mas.
Pannen, P., Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas
Permendiknas No 2 Tahun 2008.
Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI. Jakarta:
Kencana.
Suwono, H. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Biologi. Workshop PPG. UM
Malang.
Widowati, Asri. 2008. Pemilihan Media Pembelajaran. Makalah disampaikan pada
kegiatan Diklat Mapel UAN IPA Kabupaten Cilacap Bagi Guru-guru IPA
SLTP Kab.Cilacap, tanggal 4 Agustus 2008, di Balai Badan Diklat dan
Perpusda Kabupaten Cilacap.