Anda di halaman 1dari 9

Water treatment

Sumber air untuk pembuatan air bersih diambil dari sungai Musi dengan pompa air
sungai. Peralatan-peralatan yang dipergunakan di water treatment untuk pembuatan air bersih
/ jernih adalah:
 Flocculator / premix tank
 Floc treator / Clarifier
 Tangki dan pompa-pompa bahan kimia; alum, caustic, coagulant aid, chlorine
 Clearwell, pompa transfer clearwell
 Sand filter
 Filtered water storage

Air Sungai Musi yang masih keruh dengan turbidity rata-rata 40-60 ppm, masuk ke
flocculator / premix tank dan bersamaan dengan itu diinjeksikan alum, caustic, coagulant aid,
dan chlorine.
Fungsi dari aluminium sulfat (tawas, Al2(SO4)3.xH2O) berfungsi untuk membentuk flok
melalui proses koagulasi dan flokulasi. Zat-zat pengotor dalam bentuk senyawa suspensi
koloidal tersusun dari ion-ion bermuatan negatif yang saling tolak-menolak. Dengan adanya
penambahan aluminium sulfat dalam air sungai yang digunakan sebagai bahan baku, maka
aluminium sulfat akan larut membentuk ion Al+3 dan OH- serta menghasilkan asam sulfat
dengan reaksi sebagai berikut:

Al2(SO4)3 + 3 H2O 2 Al3+ + 3 OH- + 3 H2SO4 ........ (27)

Ketika ion yang bermuatan positif dalam koagulan (Alum, Al3+) bertemu dengan ion
negatif dalam air pada kondisi pH tertentu, maka akan terbentuk flok (butiran gelatin).
Butiran partikel (flok) ini akan terus bertambah besar dan berat sehingga cenderung akan
mengendap ke bawah. Pada proses ini pH air cenderung turun karena terbentuk juga H2SO4.
Pembentukan flok untuk air Sungai Musi paling baik terjadi pada pH 5,5 – 6,2. Untuk
menjamin proses koagulasi yang efisien pada dosis bahan kimia yang minimal maka
koagulan harus dicampur secara cepat dengan air. Proses pencampuran bahan kimia ini
dilakukan di premix tank / flocculator. Tahap selanjutnya, menjaga pembentukan flok
(flokulasi) dan mengendapkan partikel flok sambil memperhatikan pembentukan lapisan
lumpur dengan pengadukan pelan, sehingga air yang jernih akan terpisah dari endapan flok.
Proses ini terjadi di clarifier / floctreator. Level lapisan lumpur dijaga dengan melakukan
blow down.
Kegunaan dari bahan lainnya adalah sebagai berikut. Caustic soda (NaOH) berfungsi
untuk mengatur pH. Coagulant aid (polimer) berfungsi untuk membantu proses koagulasi.
Sedangkan chlorine (Cl2), berfungsi untuk membunuh mikroorganisme dan lumut.
Air yang sudah dicampur dengan empat bahan kimia ini kemudian dialirkan ke
floctreator / clarifier. Bahan-bahan kimia ini akan mempersatukan lumpur-lumpur yang halus
menjadi gumpalan lumpur yang lebih besar (flok) yang karena densitasnya lebih besar dari
air, maka bentukan-bentukan flok tadi akan mengendap yang selanjutnya dapat dibuang.
Dengan demikian air yang keluar dari flok treator / clarifier ini sudah bersih / jernih, dengan
turbidity < 5 ppm.
Air selanjutnya dialirkan ke clearwell untuk pengaturan pH yang diinginkan,
kemudian ditransfer dengan pompa clearwell ke filtered water storage melalui sand filter.
Sand filter digunakan untuk menyaring air yang turbidity-nya 5,0 ppm menjadi lebih kecil
(kurang dari 1,5 ppm). Sand Filter dicuci (back wash) bila sudah dianggap kotor. Tabel 11.
Data media Sand Filter Desain P-2/3/4/IB.
Produksi filtered water yang ada di tangki penyimpanan selanjutnya didistribusikan ke
pemakai:
- Make up cooling water
- Bahan baku demin plant
- Keperluan air minum
Proses filtrasi berfungsi untuk menyaring pengotor tersuspensi yang masih lolos dari
tahap penjernihan. Pengotor yang disaring diantaranya yaitu senyawa organik, partikel halus,
senyawa warna, dan mikroorganisme. Proses filtrasi ini dilakukan di sand filter yang berisi
media pasir. Apabila sand filter sudah jenuh akibat akumulasi pengotor pada permukaanya
sehingga mengakibatkan perubahan tekanan tinggi, maka dilakukan backwash untuk
membersihkan kembali media pasir dari kotoran tersebut.
Diagram alir water treatment plant dapat dilihat pada Gambar 12.
Sumber: On Job Training Pabrik Utilitas PT Pusri Palembang
Gambar 12. Diagram alir water treatment plant
Koagulasi/Flokulasi : Pengertian, Kegunaan, dan Proses Berbagai Bahan Koagulan.
Pengolahan air dapat dilakukan melalui berbagai cara antara sedimentasi,
koagulasi/flokulasi, aerasi, filtrasi dan desinfeksi.
Pengertian Koagulasi/Flokulasi
Kaogulasi/flokulasi adalah proses pengumpulan partikel-partikel ukuran halus yang dapat
diendapkani, menjadi partikel yang berukuran lebih besar sehingga bisa diendapkan secara
gravitasi, dengan jalan menambahkan bahan koagulasi. Adapun bahan Kaogulan yang sering
dipergunakan yaitu :

1. Tawas ( AL2 ( SO4 )3 ),


2. Fero Sulfat (FeSO4 ),
3. Natrium Aluminat ( NaALO 2 ),
4. Feri Sulfat (Fe2 (SO4 )3 ),
5. Fero Chlorida (FeCI2),
6. Feri Chlorida (FeCI3),

Kegunaan Koagulasi
Kegunaan koagulasi/flokulasi yaitu memudahkan partikel-partikel yang tersuspensi dengan
ukuran yang sangat lembut dan bahan-bahan koloidal di dalam air membentuk flok dalam
air, sehingga dapat dipisahkan dengan proses sedimentasi (pengendapan) selain itu koagulasi
dapat juga berfungsi menghilangkan beberapa jenis organisme ( patogen ) dari dalam air

Proses Koagulasi/Flokulasi dengan Berbagai Bahan Koagulan


Proses koagulasi/flokulasi yang terjadi mempergunakan :
1. Tawas
Persenyawaan A12 (SO4 )3 disebut juga tawas. merupakan bahan koagulan ; yang banyak
digunakan karena bahan ini paling murah (ekonomis), mudah didapatkan/dibeli dipasaran,
serta menurunkan kadar karbonat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
A12 (SO4 )3 — — — — — — → 2 A1+3 + 3 SO4 -2
air akan mengalami :H2 O — — — — — — → H+ + OH
selanjutnya 2 A1+3 + 6 OH — — — → 2 AL (OH)3
selain itu akan dihasilkan asam :
3 SO4-2 + 6 H+ — — → 3 H2 SO4
Dengan banyak dosis tawas yang ditambahkan kedakam air olahan maka pH dalam airpun
akan makin turun, karena dihasilkan senyawa asam sulfat sehingga perlu dicari dosis yang
effektif antara pH 5,8 sampai dengan 7,4. Untuk menaikkan pH biasanya dapat dilakukan
penambahan larutan kapur Ca(OH)2 atau soda abu (Na2 CO3).

Reaksi yang terjadi :


A12(SO4)3 + 3 Ca(HCO3)2 — — — — — — → 2 A1(OH)3 + CaSO4 + 6 C02
A12(SO4)3 + 3 Na2CO3 + 3 H2O — — → 2 A1(OH)3 +3 Na2 SO4 +3 CO2
A12(SO4)3 + 3 Ca(OH)2 — — — — — — → 2 A1(OH)3 + CaSO4

2. Feri Sulfat dan Feri Chlorida


Bahan ini bersifat korosif, serta tidak tahan penyimpanan lama . Endapan Fe(OH)3 dalam air
efektif terbentuk pada pH 5,5. Untuk pengaturan pH biasannya kita dapat menambahkan
larutan kapur kedalam air. Reaksi yang terjadi dengan bikarbonat, dalam air atau dengan
kapur.

Fe2(SO4)3 + 3 Ca(HCO3)2 — — → 2 Fe(OH)3 + 3 CaSO4 + 6 CO2


Fe2(SO4)3 + 3 Ca(OH)2 — — → 2 Fe(OH)3 + 3 CaSO4

Garam Feri Sulfat dan Feri Chlorida biasanya dipakai untuk proses koagulasi
pada air buangan industri, tetapi setelah itu harus diolah lagi untuk
menghilangkan kandungan Fe yang masih ada dalam air.

3. Fero Sulfat dan Fero Chlorida


Flokulasi dengan fero ini biasanya akan lebih baik dengan penambahan
larutan kapur Ca (OH)2 ataupun NaOH dengan perbandingan 1 : 2
Fe sebagai pengaturan kondisi flokulasi.

Reaksi yang terjadi :


Reaksi dengan bikarbonat dan basa membentuk Fe(OH)2 yang sedikit
larut dalam air, dan akan dioksidasi oleh Oksigen terlarut menjadi Fe(OH)3
yang dapat larut.

FeSO4 + CaHCO3)2 — — → Fe(OH)2 + CaSO4 + 2 CO2


FeSO4 + Ca(OH)2 — — → Fe(OH)2 + CaSO4
4 Fe(OH)2 + O2 + 2 H2 O — — → 4 Fe(OH)3 ↓

4. Natrium Aluminat
Bahan ini masih kurang popular penggunaannya. Reaksinya dengan
Karbohidrat atau CO2 dalam air.
NaA1O2 + Ca(HCO3)2 + H2O — — → A1(OH)3 ↓ + CaCO3+ 2 NaHCO2
2 NaA1O2 + 2 CO2 + 4 H2O — — → 2 A1(OH)3 ↓ + 2 NaHCO3

5. Kapur
Pengaruh penambahan kapur Ca(OH)2 atau menaikan pH dan bereaksi dengan bikarbonat
membentuk endapan Mg(OH).
Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan melakukan penambahan soda abu
kedalam air.

Adapun Reaksinya sebagai berikut:


Ca(OH)2 + Ca(HCO3)2 — — → 2 CaCO3 ↓ 2 H2O
2 Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 — — → 2 CaCO3 ↓ Mg(OH)2 + 2 H2O
Ca(OH)2 + Na2CO3 — — → CaCO ↓ 2 NaOH

..
Berikut ini Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya proses terbentuknya Flok pada
proses koagulasi antara lain

1. Dosis dan jenis bahan koagulan yang digunakan.


2. Kondisi pH.
3. Alkalinitas.
4. Kekeruhan air baku.
5. Type supended solid.
6. Pengadukan.

Apa itu koagulasi?


Koagulasi didefinisikan sebagai proses destibilisasi muatan koloid padatan tersuspensi
termasuk bakteri dan virus dengan suatu koagulan, sehingga akan terbentuk flok-flok halus
yang dapat diendapkan. Proses pengikatan partikel koloid dengan cara pengadukan cepat
(flash mixing), yang merupakan bagian integral dari proses koagulasi.

Tujuan pengadukan cepat adalah untuk mempercepat atau menyeragamkan penyebaran zat
kimia melalui air.

Pengadukan cepat akan membuat partikel-partikel padat dalam air saling berbenturan dan
bertemu sehingga terbentuk flok-flok yang halus. Koagulan yang umum dipakai adalah :
aluminium sulfat (tawas), ferri sulfat, ferro sulfat dan PAC.

Umumnya partikel-partikel tersuspensi atau koloid dalam air buangan melibatkan efek
browmian. Permukaan partikel-partikel tersebut bermuatan listrik negatif. Partikel-partikel itu
menarik ion-ion positif yang terdapat dalam air dan menolak ion-ion negatif.

Ion-ion positif tersebut lalu menyelubungi partikel-partikel koloid dan membentuk lapisan
rapat bermuatan didekat permukaannya. Lapisan yang terdiri ddari ion-ion positif itu disebut
dengan lapisan kokoh. Adanya muatan-muatan pada permukaan partikel koloid tersebut
menyebabkan pembentukan medan elektrostatik di sekitar partikel itu sehingga menimbulkan
gaya tolak-menolak antar partikel.

Disamping gaya tolak-menolak akibat muatan negatif pada partikel-partikel koloid, adagaya
tarik menarik antara 2 partikel yang dikenal dengan gaya Van der walls. Selama tidak ada hal
yang mempengaruhi kesetimbangan-kesetimbangan muatan-muatan listrik partikel koloid,
gaya tolak-menolak yang selalu lebih besar dari pada gaya Van Der Walls dan akibatnya
partikel koloid tetap dalam keadaan stabil
Jika ion-ion atau koloid bermuatan positif (kation) ditambahkan kedalam koloid target
koagulasi, maka kation tersebut akan masuk ke dalam lapisan difusi karena tertarik oleh
muatan negatif yang ada dalam permukaan partikel koloid

Hal ini menyebabkan konsentrasi ion-ion dalam lapisan difusi akan meningkat. Akibatnya
ketebalan lapisan difusi akan berkurang.
Proses koagulasi juga dibagi dalam tahap secara fisika dan kimia.
Fisika : pemanasan, pengadukkan dan pendinginan.
Kimia : elektroforesis, penambahan koloid dan penambahan elektrolit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi.


- Suhu air
- Derajat keasaman
- Jenis koagulan
- Kadar ion terlarut
- Tingkat kekeruhan
- Dosis koagulan
- Kecepatan pengadukan
- Alkalinitas

Apa itu Flokulasi ?


Flokulasi merupakan proses pembentukan flok yang pada dasarnya menggunakan
pengelompokkan aglomerasi antara partikel dengan koagulan (menggunakan proses
pengadukkan lambat atau slow mixing).

Pada flokulasi terjadi proses penggabungan beberapa partikel menjadi flok yang berukuran
besar. Partikel yang ukurannya besar akan lebih mudah diendapkan dari pada yang kecil.

Agar partikel koloid menggumpal, gaya tolak menolak elektrostatik antara partikelnya harus
dikurangi dan transportasi partikelnya harus menghasilkan kontak diantara partikel yang
mengalami destabilisasi. Setelah partikel-partikel koloid mengalami destabilisasi.
Setelah partikel-partikel koloid mengalami destabilisasi, sangat penting untuk membawa
partikel-partikel tersebut kedalam suatu wadah berpengaduk antara satu dengan yang lainnya
sehingga dapat menggumpal dan membentuk partikel atau flok yang lebih besar.
Untuk mengetahui dosis bahan koagulan optimum yang ditambahkan kedalam air dapat
ditentukan dengan percobaan yang dilakukan dilaboratorium menggunakan alat yang
dinamakan Jar test.

Jar Test
Jar Test Alat yang dipergunakan untuk percobaan menentukan dosis optimum koagulan yang
dilengkapi dengan alat-alat gelas dan pengandukan yang sempurna, atau dapat dilakukan
dengan alat pengaduk yang lebih sederhana yaitu dengan batang bambu.
Bahan koagulan yang biasa dgunakan untuk koagulasi adalah tawas. Sedangkan untuk
pengaturan kondisi pH yang belum optimum biasa digunakan kapur. Penambahan kapur
diperlukan apabila air bakunya asam atau < 7

Anda mungkin juga menyukai