Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM P2 DBD ( DEMAM BERDARAH DENGUE )


UPTD PUSKESMAS PATARUMAN III TAHUN 2017

Disusun Oleh :
Pemegang Program DBD UPTD Puskesmas Pataruman III

DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR


UPTD PUSKESMAS PATARUMAN III
KECAMATAN PATARUMAN
KOTA BANJAR
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada ALLAH SWT.yang telah melimpahkan


Rahmat dan Karunia Nya kepada penyusun, sehinggga dengan limpahan Rahmat dan
Karunia Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan tahunan P2 DBD ini.
Sholawat dan salam penyusun mohonkan kepada ALLAH SWT, semoga tetap
di limpahkan kepada Nabi MUHAMMAD SAW, yang telah membawa umatnya dari
alam kebodohan sampai ke alam serba berilmu pengetahuan seperti saat sekarang
ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Tahunan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun senantiasa menerima dengan tangan
terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan pembuatan
Laporan Tahunan Ini.
Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membuat Laporan Tahunan ini.Semoga amal soleh dan
kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.

Banjar , Januari 2018

Penyusun

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................. 3
1. Tujuan Umum ........................................................................... 3
2. Tujuan Khusus .......................................................................... 3
BAB II Gambaran Umum ............................................................................ 4
A. Gambaran Umum Kecamatan Pataruman ...................................... 4
B. Gambaran Umum Puskesmas Pataruman III .................................. 7
BAB III Hasil Kegiatan Program P2 DBD ...................................................... 9
A. Pengertian DBD ............................................................................... 9
B. Upaya Kegiatan Program P2 DBD ................................................... 23
C. Grafik Pencapaian Program P2 DBD Tahun 2017 .......................... 24
D. Grafik Penemuan Penderita DBD .................................................... 25
BAB IV Rencana Kegiatan yang Akan Dilakasanakan .................................. 26

BAB V Penutup ........................................................................................... 27


A. Kesimpulan ..................................................................................... 27
B. Saran ............................................................................................... 28

Lampiran

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang penting di dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis termasuk
Indonesia. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi
angka kematian anak dan dewasa serta dapat menurunkan produktifitas tenaga
kerja (Harijanto,2000).
Daerah fokus demam berdarah semakin meluas baik di daerah perkotaan
maupun pedesaan (Dinas Kesehatan Jabar,2002). Sejak Januari sampai dengan 5
Maret tahun 2005 total kasus DBD di seluruh propinsi Indonesia sudah mencapai
26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53%). Kasus tertinggi
terdapat di propinsi DKI Jakarta (11.534) sedangkan CFR tertinggi terdapat di
propinsi NTT (3,96%) (Kristina,2005).
Di Jawa Barat sendiri jumlah orang yang terinfeksi DBD sebanyak 18.771 orang,
sedikit berkurang bila dibandingkan dengan tahun 2004 dimana terdapat 19.012
orang yang terserang penyakit DBD (Dinkes Jabar)
Penyakit demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti dan Aedes albopictus betina. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir
di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat yang ketinggiannya lebih
dari 1000 meter diatas permukaan laut (Isminah,2004)
Penyebaran penyakit demam berdarah di Indonesia masih cukup luas.Masih
banyak daerah di Indonesia yang merupakan daerah endemis Demam berdarah.
Untuk itu diperlukan pengetahuan masyarakat mengenai perkembangbiakan
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus serta cara mencegah nyamuk tersebut
berkembang biak. Pola siklus peningkatan penularan bersamaan dengan musim
hujan .Interaksi antara kebersihan lingkungan, pengetahuan masyarakat tentang
demam berdarah dengue dan turunnya hujan adalah determinan penting dari
penularan, karena dinginnya suhu mempengaruhi ketahanan hidup nyamuk
dewasa. 2 Lebih jauh lagi, turunnya hujan dan kebersihan lingkungan dapat
mempengaruhi reproduksi nyamuk dan meningkatkan kepadatan populasi nyamuk
vektor (WHO,2002).

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Purabaya Tahun 20161


Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-
tropis.Data dari seluruhdunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam
jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968
hingga tahun 2009, WorldHealth Organization (WHO) mencatat negara Indonesia
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia.Jumlah penderita dan luas
daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas
dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di
kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang
diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu,
penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae.DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang
terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD), Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome(DSS) termasuk dalam
kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai
genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1,
Den-2, Den-3, Den-4.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dengan baik untuk dapat
mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD melalui kerja sama lintas program
dan lintas sektoral sehingga dapat mencegah kematian dan menekan angka
kesakitan penyakit DBD.
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengendalikan penyakit DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Pataruman III.
b) Untuk membina peran serta masyarakat melalui penyuluhan sehingga
dapat melakukan pencegahan DBD.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


c) Untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi jika ditemukan kasus
DBD.
d) Untuk mengetahui permasalahan yang ada di UPTD Puskesmas
Pataruman III tahun 2017 untuk perbaikan di tahun berikutnya
e) Mengetahui sasaran desa yang sudah mencapai target
f) Mengetahui rencana kegiatan program DBD di UPTD Puskesmas
Pataruman III pada tahun 2018
g) Untuk melaksanakan pertanggung jawaban di bidang administrasi
dalam bentuk pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Kecamatan Pataruman

2.1.1 Geografis

Peta Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Purabaya Kecamatan Purabaya

Luas Wilayah 105 Km2 yang terdiri dari 7 Desa yaitu :

1. Desa Purabaya : 13,76 Km2

2. Desa Cimerang : 13,08 Km2

3. Desa Citamiang : 10,01 Km2

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


4. Desa Margaluyu : 12,91 Km2

5. Desa Cicukang : 17,75 Km2

6. Desa Pagelaran : 10,17 Km2

7. Desa Neglasari : 27,32 Km2

Batas wilayah kerja Puskesmas Purabaya adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Nyalindung

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sagaranten dan

Kecamatan Curugkembar

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jampangtengah dan

Kecamatan Lengkong

Distribusi tanah menurut luas sawah dan darat :

1. Sawah : 13,57 Km2

2. Darat : 91,37 Km2

3. Tanah Kehutanan : 16,99 Km2

4. Perkebunan : 28,13 Km2

5. Tanah Milik : 54,94 Km2

6. Lain-lain : 1,65 Km2

Jarak dari Kota Sukabumi ± 39 km, jarak dengan Ibu Kota Kabupaten

Sukabumi yang berlokasi di Pelabuhan Ratu ± 90 km. Kondisi jalan dari Puskesmas

ke desa bervariasi, ada yang sudah diaspal, ada yang sudah diaspal tapi saat ini

kondisinya rusak berat, disamping itu ada yang baru taraf pengerasan (belum

diaspal). Kendati demikian secara umum jalan menuju ke pusat pemerintahan desa

(balai desa) dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat. Rata-rata

waktu tempuh dari Puskesmas ke ibu kota desa berkisar 5-80 menit dengan kondisi

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


keterjangkauan rata-rata terjangkau walau dengan kondisi jalan yang sulit seperti

yang telah diuraikan diatas. Kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan cakupan program puskesmas dan akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan yang tersedia baik puskesmas induk, puskesmas pembantu,

maupun posyandu.

Jarak terjauh ke fasilitas pelayanan kesehatan Kecamatan adalah Desa

Cicukang sejauh 11 Km dengan waktu ± 75 menit dengan kondisi keterjangkauan

desa sukar transportasi.

Tabel 01
Kategori Desa Di Puskesmas Purabaya Tahun 2016
Jarak Terjauh Ke Kondisi
Jumlah Rata-Rata Waktu
No Desa Kategori Fasilitas Kesehatan Keterjangkauan
RT/RW Tempuh Ke PKM
(PKM) Desa
1 Purabaya Swasembada 39/10 0,5 Km 10 menit Mudah
2 Cimerang Swasembada 35/8 5 Km 30 menit Mudah
3 Citamiang Swasembada 31/6 7 Km 45 menit Sukar
4 Margaluyu Swasembada 17/4 8 Km 60 menit Sukar
5 Cicukang Swasembada 30/7 10 Km 75 menit Sukar
6 Pagelaran Swasembada 22/4 4 Km 30 menit Mudah
7 Neglasari Swasembada 48/7 4 Km 30 menit Sukar

2.1.2 Topografi

Puskesmas Purabaya berada di wilayah kerja Kecamatan Purabaya

Kabupaten Sukabumi. Kecamatan Purabaya berada di sebelah timur Kabupaten

Sukabumi atau selatan dari Kota Sukabumi, sebagian besar wilayahnya merupakan

perbukitan dan pegunungan, wilayahnya relatif bergelombang yang terdiri dari

perbukitan dan lembah yang cukup terjal dan curam dengan ketinggian ± 925 di

atas permukaan laut. Wilayahnya rawan longsor, suhunya berkisar antara 18-26o C

dengan curah hujan dan kelembaban udara yang cukup tinggi serta sering berkabut.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


2.1.3 Demografi

1. JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR

Tabel 02
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur
Di Kecamatan Purabaya Tahun 2016
Kelompok Umur Jumlah Penduduk
No
(Tahun) Laki-Laki Perempuan
1 0-4 1.983 1.929
2 5-9 1.904 1.852
3 10 - 14 1.894 1.842
4 15 - 19 1.492 1.451
5 20 - 24 1.478 1.437
6 25 - 29 1.415 1.376
7 30 - 34 1.353 1.315
8 35 - 39 1.374 1.336
9 40 - 44 1.353 1.315
10 45 - 49 1.332 1.295
11 50 - 54 1.374 1.336
12 55 - 59 1.353 1.315
13 60 - 64 937 911
14 > 65 1.577 1.522
Jumlah L/P 20.897 20.330
Jumlah 41.227

BERDASARKAN DATA JUMLAH PENDUDUK DIATAS DAPAT DILIHAT BAHWA KELOMPOK

UMUR 15-44 TAHUN yaitu sebanyak 16.695 jiwa (40,67%), dimana pada usia ini merupakan

usia produktif. GOLONGAN UMUR INI MERUPAKAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF YANG MASIH

MEMPUNYAI PELUANG UNTUK BEREPRODUKSI DAN HARUS MENDAPAT PERHATIAN TERUTAMA DARI

PROGRAM KIA DAN KB.

2. RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KEPADATAN PENDUDUK

Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Purabaya akhir Desember

2016 adalah 41.227 jiwa, terdiri dari 20.897 laki-laki dan 20.330

perempuan, dengan kepadatan penduduk 391/Km2.dan rasio beban

tanggungan 54,63.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


Selengkapnya dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 03
Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Beban Tanggungan
Di Kecamatan Purabaya Tahun 2016

LUAS JUMLAH KEPADATAN


JUMLAH RATA-RATA
NO DESA WILAYAH RUMAH PENDUDUK
PENDUDUK JIWA/RUMAH
(km2) TANGGA per km2
1 Purabaya 13,76 7.515 2.661 2,8 544,5
2 Cimerang 13,08 6.638 2.007 3,3 505,7
3 Citamiang 10,01 4.685 1.547 3,0 465,3
4 Margaluyu 12,91 3.638 1.343 2,7 279,5
5 Cicukang 17,75 6.038 2.159 2,8 338,8
6 Pagelaran 10,17 3.529 1.235 2,8 344,4
7 Neglasari 27,32 9.184 3.020 3,0 335,3
Jumlah 105 41.227 13.972 2,9 391
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) 54,63

2.1.4 Pendidikan

Data pendidikan penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Purabaya,

yaitu sebanyak 33.383 jiwa atau sebanyak 81,32 % penduduk Kecamatan Purabaya,

sudah melek hurufsebanyak 31.495 jiwa diantaranya merupakan pendidikan tinggi

yang ditamatkan.

Tingkat pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

masyarakat termasuk pengetahuan tentang kesehatan.

Lebih tinggi pendidikan seseorang, akan semakin tinggi pemahamannya

tentang kesehatan, yang mana dengan pengetahuannya ini akan membantu bagi

individu tersebut atau orang lain dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatannya.

Untuk lebih jelasnya seperti dalam grafik di bawah ini :

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


Grafik 01
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf
Di Kecamatan Purabaya Tahun 2016

33,383
35,000
31,500
28,000 31,495

24,500 94,3 %
21,000 16,932 16,451
17,500
14,000 15,932 15,563
10,500 94,1 % 94,6 %
7,000
3,500
0
Laki-laki Perempuan Jumlah
Penduduk Berumur 10 tahun ke atas Penduduk Berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf

Tabel 04
Persentase Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Di Kecamatan Purabaya Tahun 2016

JUMLAH PERSENTASE

NO VARIABEL
LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 16.932 16.451 33.383

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS


2 15.932 15.563 31.495 94,1 94,6 94,3
YANG MELEK HURUF

PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG


3
DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 696 564 1.260 4,1 3,4 3,8

b. SD/MI 8.964 8.647 17.611 52,9 52,6 52,8

c. SMP/ MTs 5.010 4.690 9.700 29,6 28,5 29,1

d. SMA/ MA 986 974 1.960 5,8 5,9 5,9

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 379 259 638 2,2 1,6 1,9

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 42 10 52 0,2 0,1 0,2

g. AKADEMI/DIPLOMA III 78 55 133 0,5 0,3 0,4

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 68 53 121 0,4 0,3 0,4

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 15 5 20 0,1 0,0 0,1

Data diatas menunjukan penduduk yang berumur diatas 10 tahun di

Kecamatan Purabaya mayoritas mengenyam pendidikan hanya sampai tingkat

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


SD/MI, itu menunjukan masyarakat Kecamatan Purabaya memiliki tingkat

pendidikan yang kurang. Oleh karena itu erat kaitannya dengan kesadaran

masyarakat akan kesehatan.

2.1.5 Pekerjaan

Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Purabaya

Berdasarkan Kepala keluarga (KK) mayoritas petani, kemudian buruh, peternak,

pedagang,karyawan swasta, PNS dan TNI/POLRI .

Distribusi Kepala keluarga menurut mata pencaharian :

1. Petani : 6.329 orang

2. Buruh : 3.188 orang

3. Peternak : 1.602 orang

4. Pedagang : 1.519 orang

5. Karyawan Swasta : 778 orang

6. PNS : 244 orang

7. TNI/Polri : 12 orang

2.2 Gambaran Umum Puskesmas Purabaya

- Terletak 90 Km dari Kabupaten Sukabumi, tepatnya Jalan Raya

Purabaya Km 39, Telp. ( 0266 ) 340085, letak puskesmas di Desa

Purabaya tepatnya di Kp. Miramontana Rt. 007/002, mudah terjangkau

dari 7 desa yang ada karena terletak berada di tengah-tengah wilayah

Kecamatan Purabaya.

- Luas Tanah 5.000 m2

- Luas Bangunan Puskesmas 242 m2

- Luas Bangunan Poned 250 m2

- Luas Bangunan Pemeriksaan HIV AIDS 24 m2

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


- Luas Bangunan Perawatan .............

- Luas Banguan IGD ..................

- Luas Bangunan Aula .............

- Luas Bangunan Perumahan Dokter ................

- Puskesmas Pembantu 5 buah :

 Pukesmas pembantu Cimerang

 Puskesmas pembantu Citamiang

 Puskesmas pembantu Margaluyu

 Puskesmas pembantu Cicukang

 Puskesmas pembantu Pagelaran

- Poskesdes 2 buah :

 Poskesdes Pagelaran

 Poskesdes Neglasari

- Kendaraan Operasional :

 2 buah Pusling

 1 buah Ambulans

 10 buah sepeda motor

- Jumlah Karyawan 54 Orang

 1 Magister Kesehatan Masyarakat

 1 Magister Managemen

 1 Dokter umum

 1 Dokter gigi

 1 Sarjana Kesehatan Masyarakat

 3 Sarjana Keperawatan

 1 Sarjana Ilmu Pemerintahan

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


 1 Sarjana Farmasi

 2 D IV Kebidanan

 20 D III Kebidanan

 13 D III Keperawatan

 1 D III Kesehatan Gigi

 1 D III Kesehatan Lingkungan

 2 D III Komputer

 3 SLTA

 3 SLTP

Keterangan : 10 PNS, 6 PTT, 1 DHL, 12 PHL, 11 BHL Pemda, 1 THL, 1 SHL, 2

Bidan Magang, 2 Perawat Magang dan 8 TKS

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


BAB III
HASIL KEGIATAN PROGRAM P2 DBD
A. Pengertian DBD
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan
menyebabkan kematian pada banyak orang penyakit ini di sebabkan oleh virus
dengue dan di tularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini tersebar luas di
rumah-rumah, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya seperti tempat ibadah,
restoran, kantor, balai desa dan lain-lain sehingga setiap keluarga dan masyarakat
mengandung risiko untuk ketularan penyakit DBD. Obat untuk penyakit DBD belum
ada, dan vaksin untuk pencegahannya juga belum ada, sehingga satu-satunya cara
untuk memberantas penyakit ini adalah dengan memberantas nyamuk aedes
aegypti. (Depkes RI, 1996)Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan dapat
juga ditularkan oleh Aedes albopictus, yang ditandai dengan : Demam tinggi
mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7
hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji Tourniquet positif, trombositopeni
(jumlah trombosit ≤ 100.000/µl), hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥
20%), disertai dengan atau tanpa perbesaran hati. (Depkes RI, 2005).

Graham ialah sarjana pertama yang pada tahun 1903 dapat membuktikan
secara positif peran nyamuk aedes aegypti dalam transmisi dengue di
Indonesia.Vektor DBD telah di selidiki, dan aedes aegypti di daerah perkotaan di
perkirakan sebagai vektor penting. Survey jentik yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
(Ditjen PPM dan PLP) di 27 propinsi dalam kurun waktu lima tahun (1992-1996)
memperlihatkan rata-rata indeks premi 20%, suatu angka yang di anggap 5% lebih
tinggi terhadap ambang risiko transmisi demam dengue.(Sumarmo, 2002)

Menurut John Gordhon timbulnya suatu penyakit dipengaruhi oleh


ketidakseimbangan antara tiga komponen (segitiga epidemiologi), yaitu :

1. Agent, penyebab/bibit penyakit yang terdiri dari biotis: rotozoa,


metazoa, bakteri, Virus dan jamur, dan abiotis: nutrient agent,
chemical agent, physical agent, mechanical agent, psychis agent,
phsyologis agent serta genetic agent.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


2. Host (penjamu), hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit
pada manusia: umur, jenis kelamin, ras, hubungan keluarga, bentuk
anatomis tubuh, status kesehatan, termasuk status gizi, keadaan
imunitas dan respon imunitas, kebiasaan hidup dan kehidupan sosial,
pekerjaan dan lain-lain.
3. Environment (lingkungan), Lingkungan biologis (fauna dan flora di
sekitar manusia) yaitu mikroorganisme penyebab penyakit, reservoir
penyakit infeksi (binatang tumbuhan), vektor pembawa penyakit,
tumbuhan dan binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan
lainnya. Lingkungan fisik yaitu udara, keadaan tanah, geografi, air, zat
kimia, polusi. Lingkungan social yaitu sistem ekonomi yang berlaku,
bentuk organisasi masyarakat, system pelayanan kesehatan setempat,
keadaan kepadatan penduduk dan kepadatan rumah, kebiasaan hidup
masyarakat, dan lainnya. (Umar, 2011).
4. Virus dengue di tularkan dari satu orang ke orang lain oleh nyamuk
aedes aegypti dari subgenus stegomyia aedes aegypti merupakan
vector endemic yang paling penting, aedes aegypti mempunyai
wilayah penyebarannya sendiri. (WHO 2005)

B. Nyamuk Penular Penyakit DBD

Berikut ini uraian tentang morfologi dan lingkungan hidup, tempat


perkembangbiakan, perilaku, penyebaran, variasi musiman, ukuran kepadatan dan
cara melakukan survey jentik.

1. Morfologi dan Lingkungan Hidup


 Morfologi

Aedes aegypti mempunyai morfologi sebagai berikut:

a) Nyamuk dewasa

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan


rata-rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan
bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


b) Kepompong

Kepompong (pupa) berbentuk seperti koma.Bentuknya lebih besar


namun lebih ramping dibanding larva (jentik) nya. Pupa berukuran
lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain.

c) Jentik (larva)

Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva


tersebut, yaitu:

1) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm


2) Instar II : 2,5-3,8 mm
3) Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II
4) Instar IV : berukuran paling besar 5 mm
d) Telur

Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,80 mm, berbentuk oval


yang mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau
menempel pada dinding tempat penampung air.

2. Lingkaran hidup

Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk Anophelini lainnya mengalami


metamorfosis sempurna, yaitu: telur - jentik - kepompong - nyamuk. Stadium
telur, jentik dan kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan
menetas menjadi jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam air.
Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong
berlangsung antara 2–4 hari.Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa
selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan

C. Tempat Perkembangbiakan

Tempat perkembang-biakan utama ialah tempat-tempat penampungan air


berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana di dalam atau
sekitar rumah atau tempat-tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter
dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembang biak di genangan air yang

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


langsung berhubungan dengan tanah. Jenis tempat perkembang-biakan
nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum,


tangki reservoir, tempayan, bak mandi/wc, dan ember.
2. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti:
tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut dan barang-barang
bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).
3. Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu,
pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.
D. Perilaku Nyamuk Dewasa

Setelah lahir (keluar dari kepompong), nyamuk isturahat dikulit kepompong


untuk sementara waktu. Beberapa saat setelah itu sayap merenggang menjadi
kuku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari mangsa/darah. Nyamukaedes
aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan
hidupnya sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih
menyukai darah manusia daripada binatang (bersifat antropofilik). Darah
(proteinnya) diperlukan untuk mematangkan telur agar jika dibuahi oleh sperma
nyamuk jantan dapat menetas. Waktu yang diperlukan untuk menyelesainkan
perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan
biasanya bervariasi antar 3-4 hari. Jangka waktu tersebut disebut satu siklus
gonotropik. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas
menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan puncak aktivitasnya
antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. Berbeda dengan nyamuk yang
lainnya, Aedes aegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali
(multiple bites) dalam satu siklus gonotropik untuk memenuhi lambungnya dengan
darah.

Nyamuk Aedes hinggap (beristirahat) di dalam rumah, terutama di kamar tidur


atau kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya,
biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab, serta tersembunyi seperti di
bawah furnitur, benda yang tergantung seperti baju dan korden, serta di dinding. Di
tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telur. Setelah
beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air.
Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah
telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur
sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-bulan bila
berada di tempat kering dengan suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila di tempat tersebut
tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.

E. Ukuran Kepadatan populasi Nyamuk Penular

Untuk mengetahui kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti di suatu lokasi


dapat dilakukan beberapa survei di rumah yang dipilih secara acak.

1. Survei nyamuk

Survei nyamuk dilakukan dengan cara penangkapan nyamuk umpan


orang di dalam dan di luar rumah, masing-masing selama 20 menit per rumah
dan penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding dalam rumah yang sama.
Penangkapan nyamuk biasanya dilakukan dengan menggunakan aspirator.

2. Survei jentik (pemeriksaan jentik)

Survei jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembang-


biakan nyamuk Aedes aegypti diperiksa (dengan mata telanjang)
untuk mengetahui ada tidaknya jentik.
b) Untuk memeriksa tempat penampungan air yang berukuran besar,
seperti: bak mandi, tempayan, drum dan bak penampungan air
lainnya. Jika pada pandangan (penglihatan) pertama tidak
menemukan jentik, tunggu kira-kira ½ -1 menit untuk memastikan
bahwa benar jentik tidak ada.
c) Untuk memeriksa tempat-tempat perkembangbiakan yang kecil,
seperti: vas bunga/pot tanaman air/botol yang airnya keruh,
seringkali airnya perlu dipindahkan ke tempat lain.
d) Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap, atau airnya
keruh, biasanya digunakan senter.

Metode survei jentik:

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


a. Single larva

Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap tempat


genangan air yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih
lanjut.

b. Visual

Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik
di setiap tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya,
Biasanya dalam program DBD mengunakan cara visual.

3. Survei perangkap telur (ovitrap)

Survei ini dilakukan dengan cara memasang ovitrap yaitu berupa bejana,
misalnya potongan bambu, kaleng (seperti bekas kaleng susu atau gelas plastik)
yang dinding sebelah dalamnya dicat hitam, kemudian diberi air secukupnya. Ke
dalam bejana tersebut dimasukkan padel berupa potongan bilah bambu atau
kain yang tenunannya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat meletakkan
telur bagi nyamuk.

Ovitrap diletakkan di dalam dan di luar rumah di tempat yang gelap dan
lembab.Setelah 1 minggu dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya telur
nyamuk dipadel. (Depkes RI, 2005)

E. Penularan Virus Dengue


1. Mekanisme Penularan

Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue


merupakan sumber penularan demam berdarah dengue (DBD).Virus
dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum
demam. Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam
darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk, selanjutnya virus
akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk
termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira satu minggu setelah mengisap
darah penderita, nyamuk tersebut siap menularkan kepada orang lain
(masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk aedes aegypti yang telah

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


mengisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya.
Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit),
sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat
tusuknya (proboscis), agar darah yang di isap tidak membeku. Bersama air
liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.

2. Tempat Potensial bagi Penularan DBD


Penularan DBD dapat terjadi disemua tempat yang terdapat
nyamuk penularnya.Berdasarkan teori infeksi sekunder, seseorang dapat
terserang jika mendapat infeksi ulangan dengan virus dengue tipe yang
berlainan dengan infeksi sebelumnya, misalnya infeksi pertama dengan
virus dengue-1, infeksi kedua dengan dengue-2. Infeksi dengan satu tipe
virus dengue saja, paling berat hanya akan menimbulkan demam dengue
(DD). Oleh karena itu tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD
adalah:
a) Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis)
b) Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang
yang datang dari berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya
pertukaran beberapa tipe virus dengan cukup besar. Tempat-tempat
tersebut antara lain.

1. Sekolah
 Anak/murid sekolah berasal dari berbagai wilayah
 Merupakan kelompok umur yang paling susceptible terserang
DBD
2. Rumah sakit/puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lain.
Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan di
antaranya adalah penderita DBD, DD atau carier virus denue.
3. Tempat umum lainnya, seperti : hotel, pertokoan, pasar, restoran
dan tempat ibadah.
4. Pemukiman baru dipinggir kota
Karena dilokasi ini penduduknya berasal dari berbagai wilayah,
maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


atau carier yang membawa virus dengue yang berlainan dari
masing-masing lokasi asal. (Depkes RI, 2005)

Kepadatan nyamuk Aedes Aegypti ini akan meningkat pada musim hujan,
dimana terdapat banyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat
berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti. (Suroso dan Umar, 2002)

Ada dua faktor yang menyebabkan penyebaran penularan penyakit DBD adalah :

1. Faktor Internal
Faktor internal meliputi ketahanan tubuh atau stamina seseorang.Jika
kondisi badan tetap bugar kemungkinannya kecil untuk terkena penyakit
DBD.Hal tersebut dikarenakan tubuh memiliki daya tahan cukup kuat dari
infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit, atau virus seperti
penyakit DBD.Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan daya
tahan tubuh pada musim hujan dan pancaroba.Pada musim itu terjadi
perubahan cuaca yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
virus dengue penyebab DBD.Hal ini menjadi kesempatan jentik nyamuk
berkembangbiak menjadi lebih banyak.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar tubuh
manusia.Faktor ini tidak mudah dikontrol karena berhubungan dengan
pengetahuan, lingkungan dan perilaku manusia baik di tempat tinggal,
lingkungan sekolah, atau tempat bekerja.Faktor yang memudahkan
seseorang menderita DBD dapat dilihat dari kondisi berbagai tempat
berkembangbiaknya nyamuk seperti di tempat penampungan air, karena
kondisi ini memberikan kesempatan pada nyamuk untuk hidup dan
berkembangbiak. Hal ini dikarenakan tempat penampungan air masyarakat
indonesia umumnya lembab, kurang sinar matahai dan sanitasi atau
kebersihannya.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


F. Tanda dan Gejala Penyakit
1. Demam
Penyakit ini di dahului demam tinggi yang mendadak, terus menerus
berlangsung 2-7 hari.Panas dapat turun pada hari ke tiga yang kemudian
naik lagi, dan pada hari ke enam atau ke tujuh panas mendadak turun.
2. Tanda-tanda pendarahan
Pendarahan ini terjadi disemua organ.Bentuk pendarahan dapat hanya
berupa uju trombosit positif atau dalam bentuk satu atau lebih manifestasi
pendarahan.
3. Pembesaran Hati
Sifat pembesaran hati
a. Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan
penyakit
b. Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
c. Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.
d. Renjatan
Tanda-tanda renjatan
a. Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari
tangna dan kaki
b. Penderita menjadi gelisa
c. Sianosis disekitar mulut
d. Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
e. Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang.
4. Trombositopeni
a. Jumlah trombosit ≤100.000/µl biasanya ditemukan diantara hari ke
3-7 sakit.
b. pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah
trombosit dalam batas normal atau menurun.
c. pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD,
bila normal maka diulang tiap hari sampai suhu turun.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnose klinis dan
laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat dilihat dari
penderita kasus DBD dengan diagnosa klinis dan laboratoris :

1. Diagnosa Klinis
a. Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 – 40 º C).
b. Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet positif, Petekie
(bintik merah pada kulit), Purpura (pendarahan kecil di dalam kulit),
Ekimosis, Perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata), Epistaksis
(pendarahan hidung), Perdarahan gusi, Hematemesis (muntah darah),
Melena (BAB darah) dan Hematuri (adanya darah dalam urin).
c. Perdarahan pada hidung dan gusi.
d. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit
akibat pecahnya pembuluh darah.
e. Pembesaran hati (hepatomegali).
f. Renjatan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang,
tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
g. Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya
selera makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala.
2. Diagnosa Laboratoris
a. Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan
trombosit hingga 100.000 /mmHg
b. Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau
lebih(Depkes RI, 2005).

G. Pencegahan dan Pemberantasan DBD


1. Pencegahan DBD
Cara pencegahan demam berdarah dengue (DBD) menurut Depkes RI 1996:
a. Untuk mencegah DBD, nyamuk penularannya (aedes aegypti) harus
di berantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada.
b. Cara tepat untuk memberantas nyamuk aedes aegypti adalah
memberantas jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara
ini di kenal dengan pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN-DBD)

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


c. Oleh karena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di
rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga
harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya
seminggu sekali.

Untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) setiap keluarga di


anjurkan untuk melaksanakan PSN-DBD di rumah-rumah dan halaman masing-
masing denagn melibatkan ayah, ibu, anka-anak dan penghuni.

a. Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali.


b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
c. Mengganti air vas bunga/tanaman air seminggu sekali.
d. Mengganti air tempat minum burung.
e. Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air.
f. Menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air yang
sulit di kuras atau di daerah yang air bersih sulit di dapat sehingga perlu
penampungan air hujan.
g. Memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air. (Depkes RI, 1996).

H. Pemberantasan DBD
Hingga saat ini pemberantasan nyamuk Aedes aegypti merupakan cara utama
yang dilakukan untuk memberantas DBD, karena vaksin untuk mencegah dan obat
untuk membasmi virusnya belum tersedia. Cara pemberantasan yang dilakukan
adalah terhadap nyamuk dewasa atau jentiknya.

I. Pemberantasan nyamuk dewasa.


Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan cara
penyemprotan (pengasapan/pengabutan=fogging) dengan insektisida. Mengingat
kebiasaan nyamuk sering hinggap pada benda-benda bergantungan, maka
penyemprotan tidak dilakukan di dinding rumah seperti pada pemberantasan
nyamuk penular malaria. Alat yang digunakan untuk menyemprot adalah mesin Fog
atau mesin ULV dan penyemprotan dengan cara pengasapan tidak mempunyai efek
residu.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


J. Pemberantasan Jentik
Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang dikenal dengan istilah
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dilakukan
dengan cara:
1. Fisik
Dikenal dengan kegiatan ’3 M’, yaitu menguras (dan menyikat) bak mandi,
bak WC dan lain-lain; menutup tempat penampungan air rumah tangga
(tempayan, drum, dan lai-lain); serta mengubur, menyingkirkan atau
memusnahkan barang-barang bekas (kaleng, ban, dan lain-lain).
Pengurasan tenpat-tempat penampungan air (TPA) perlu dilakukan secara
teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak di tempat itu. Pada saat ini dikenal pula ’3 M Plus’, yaitu
kegiatan ’3 M’ yang diperluas. Bila PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat, maka populasi nyamuk Aedes aegypty dapat ditekan
serendah-rendahnya. Sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi. Untuk itu
upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan, karena keberadaan jentik nyamuk
berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.
2. Kimia
Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida
pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan istilah
larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara lain adalah temephos.
Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram (± 1 sendok makan rata) untuk
tiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini mempunyai efek residu 3
bulan.
3. Biologi
Misalnya memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi,
ikan cupang/tempalo, dan lain-lain). Dapat juga digunakan Bacillus
thuringlensis var, Israeliensi (Bti). (Depkes RI, 2005)

K. Upaya Kegiatan Program DBD


Upaya kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam Program Diare diantaranya :
1. Penyuluhan DBD

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


2. Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN )
3. Penyelidikan Epidemologi ( PE )
4. Kunjungan rumah pasien DBD
5. Pelacakan kasus DBD

Untuk hasil kegiatan dari penyuluhan DBD, Pemberantasan Sarang Nyamuk,


Penyelidikan Efidemoligi, kunjungan rumah pasien DBD dan pelacakan kasus DBD
dapat diihat pada lampiran- lampiran.

L. Grafik pencapain program DBD tahun 2017

120

100 %
100

80

60

40

20

2 2

0
Penderita DBD yang Penderita DBD yang Pencapaian
ditangani ditemukan dalam satu
tahun

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


M. Grafik Penemuan penderita DBD tahun 2017

1.2

Januari
0.8 Pebruri
Maret
April

0.6 Mei
Juni
Juli
Agustus
0.4
September
Oktober
November
0.2 Desember

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


HASIL PE DEMAM BERDARAH DENGUE

Tanggal Penyelidikan : 25 Januari 2016

Waktu Penyelidikan : Senin jam 10,00 WIB

A. Identitaskepalakeluarga
1. Nama : Tn. Ujang Sehabudin
2. Umur : 51 Tahun
3. Alamat : Kp.Purabaya RT 02 / RW 01
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Hubungan dengan penderita :-
B. Identitaspenderita
1. Nama : Tn. Ujang Sehabudin
2. Umur : 51 Tahun
3. Pekerjaan/ sekolah : Wiraswasta
4. Alamatpekerjaan / sekolah : - Kp. Purabaya RT 02 / RW 01
C. Riwayatpenyakit
1. Keluhan / gejala utama yang muncul : demam tinggi disertai muntah-
muntah.
2. Kapan mulai muncul : tanggal 23 Januari 2016
3. Apa yang dilakukan saat timbul gejala pertama kali :langsung di periksa
oleh tenaga medis Puskesmas Purabaya pada tanggal 24 Januari 2016
dan dibawa ke Rumah Sakit Syamsudin pada tanggal 25 Janauri 2016
selama 6 hari,pasien pulang dari rumah sakit tanggal 31 Januari dengan
diagnose positif DBD.
4. Apakah ada anggota keluarga serumah menderita gejala serupa(
tersangka DBD ) : tidak ada
D. Specimen Diperiksa
1. Jenis Sampel Diperiksa :DiambilDarah di Lab.
2. Hasillaboratorium :Terlampir
3. Keterangan :Positif DBD
E. Pemeriksaan jentik
1. Tempat pemeriksaan jentik : ember tempat penampungan air, pot bunga,
bak mandi.

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


2. Hasil pemeriksaan :tidak ditemukan jentik
3. Keterangan :jentik negatif
F. Pengobatan dan kondisi terakhir
1. Perawatan yang diberikan :Kontrol ke Puskesmas Purabaya
2. Keadaan penderita saatini :sudah mulai membaik.

Banjar, Januari 2017


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Pataruman III PetugasDBD

H.DaniFirmansyah,SKM,M Epid Setiawati, AMK

NIP.196604121989031

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


HASIL PE DEMAM BERDARAH DENGUE

TanggalPenyelidikan : 7 Juli 2016

WaktuPenyelidikan :Selasa jam 10,00 WIB

A. Identitaskepalakeluarga
1. Nama : Tn. Encep
2. Umur : 38 Tahun
3. Alamat : Kp.Pengkolan RT 02 / RW 01
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Hubungan dengan penderita :-
B. Identitaspenderita
1. Nama : Tn. Encep
2. Umur : 38 Tahun
3. Pekerjaan/ sekolah : Wiraswasta
4. Alamatpekerjaan / sekolah : Kp.Pengkolan RT 02 / RW 01
C. Riwayatpenyakit
1. Keluhan / gejala utama yang muncul : demam tinggi disertai muntah-
muntah.
2. Kapan mulai muncul : tanggal 6 juli 2016
3. Apa yang dilakukan saat timbul gejala pertama kali :langsung di
periksa oleh tenaga medis Puskesmas Purabaya pada tanggal 6 juli
2016 dan dirawat di puskesmas purabaya 1 malam selanjutnya di
rujuk ke Rumah Sakit Secapa Polri pada tanggal 7Juli 2016 selama 9
hari,pasien pulang dari rumah sakit tanggal 16 Juli dengan diagnose
positif DBD
4. Apakah ada anggota keluarga serumah menderita gejala serupa(
tersangka DBD ) : tidak ada
D. Specimen Diperiksa
1. Jenis Sampel Diperiksa : Diambil Darah di Lab.
2. Hasillaboratorium :Terlampir
3. Keterangan :Positif DBD
4. Pemeriksaan jentik

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


5. Tempat pemeriksaan jentik : ember tempat penampungan air, pot
bunga, bak mandi.
6. Hasil pemeriksaan :tidak ditemukan jentik
7. Keterangan :jentik negative
8. Pengobatan dan kondisi terakhir
9. Perawatan yang diberikan :Kontrol ke Puskesmas Purabaya
10. Keadaan penderita saatini :sudah mulai membaik.

Purabaya, Juli 2016


Mengetahui
KaSubag TU Puskesmas Purabaya PetugasDBD

SURATDI .SKM SOPANDI.S.Kep


NIP.196604121989031025

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


BAB IV
RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

Biaya Waktu
No Kegiatan Tujuan Pelaksana Lokasi Sasaran Target Logistik
(Rp)
J F M A M J J A S O N D
1 Penyuluhan DBD Untuk meningkatkan P2 DBD 7 Desa Masyarakat 100% BOK) Transport
pengetahuan
 
masyarakat

2 Kunjungan Rumah Untuk memantau  P2 DBD 7 Desa Rumah 100 % (BOK) Transport
Penderita DBD perkembngan penderita penderita
DBD
   

3 Pelacakan kasus DBD Untuk mencari  P2 DBD 7 Desa Masyarakat 7 kl/tahun (BOK) Transport
penderita DBD kecamatan
Purabaya
      

Purabaya, Januari 2017


Mengetahui :
Kepala Puskesmas Purabaya, Pelaksana Program P2 DBD,

KARMI,SKM.,MM Sopandi,SKep
NIP. 19701017.199703.1.008

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembuatan Laporan Tahunan Program DBD sangat diperlukan baik oleh
Puskesmas maupun bagi pihak yang terkait lainnya, karena dari Laporan
Tahunan ini terangkum semua hasil kegiatan program DBD sehingga
memudahkan dalam mencari data secara lengkap.
2. Visi dan Misi Puskesmas belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh jajaran
karyawan Puskesmas, sehingga dalam implementasi dilapangan
seringterjebak dalam tugas-tugas yang sifatnya rutinitas tanpa sepenuhnya
dilandasi oleh semangat yang terkandung dalam makna visi misi
puskesmas, yang berdampak terhadap kurang maksimalnya kinerja dan
pencapaian program DBD di puskesmas.
3. Walaupun belum maksimal sebagian besar program DBD sudah berjalan,
hanya diperlukan upaya peningkatan baik dari kwantitas maupun kwalitas
kegiatan.
4. Sistim Informasi dan Manejemen Kesehatan (SIMKES) Khususnya dalam
kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh petugas masih
sangat lemah, dimana pencatatan yang dibuat masih kurang akurat,tepat
dan cepat. Diperlukan peningkatan sumber daya manusia agar pelaksanaan
SIMKES lebih maksimal.
5. Kemampuan puskesmas untuk melakukan advokasi terhadap sektor lainnya
yang ada di tingkat kecamatan masih kurang optimal, sehingga peran serta
masyarakat didalam konsep pembangunan berwawasan kesehatan masih
disikapi secara pasif oleh masyarakat dan kelembagaan yang ada diluar
kesehatan dan masih ada anggapan bahwa pembangunan kesehatan masih

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


merupakan tanggungjawab petugas kesehatan/sektor
kesehatan/Puskesmas.
6. Sarana dan prasarana,tenaga serta dana yang masih belum memadai untuk
mengembangkan seluruh upaya pelayanan kesehatan, baik upaya
pelayanan kesehatan wajib maupun pengembangan terutama sarana dan
prasarana gedung, kendaraan operasional roda dua, sehingga pelayanan di
Puskesmas belum optimal.
7. Guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka
direkomendasikan kepada semua unsur yang ada dilingkungan puskesmas
agar melakukan introspeksi terhadap tanggung jawab yang diembannya
serta terus melakukan upaya peningkatan mutu secara profesional.

B. Saran
Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan ini masih memerlukan
penyempurnaan, dengan demikian kami sangat terbuka untuk menerima
masukan, petunjuk dan bimbingan dari semua pihak demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Demikian Laporan Tahunan Program DBD Tahun 2016 ini
dibuat,dengan harapan menjadi sumber data bagi seluruh pihak yang
berkepentingan, sebagai pedoman dalam melakukan upaya peningkatan kinerja
pelayanan serta sebagai dasar dalam menyusun rencana kegiatan yang akan
datang.
Mengetahui Purabaya, Januari 2017
Kepala UPTD Puskesmas Purabaya, Pelaksana Program DBD,

KARMI,SKM.,MM Sopandi, S.Kep


NIP. 19701017.199703.1.008

Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii


Laporan Tahunan Program P2 DBD Puskesmas Pataruman III ii

Anda mungkin juga menyukai

  • Rab Atk
    Rab Atk
    Dokumen34 halaman
    Rab Atk
    SiiePutratunggalCliQuer'sPartIII
    Belum ada peringkat
  • KAK Pelacakan Kasus Kematian Ibu Atau Bayi
    KAK Pelacakan Kasus Kematian Ibu Atau Bayi
    Dokumen6 halaman
    KAK Pelacakan Kasus Kematian Ibu Atau Bayi
    IRA DWI MAYA
    80% (5)
  • 1
    1
    Dokumen9 halaman
    1
    Agung Pangestu Darajat
    Belum ada peringkat
  • Standar Operasional Prosedur: Status Dokumen
    Standar Operasional Prosedur: Status Dokumen
    Dokumen13 halaman
    Standar Operasional Prosedur: Status Dokumen
    Agung Pangestu Darajat
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Audit Internal
    Jadwal Audit Internal
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Audit Internal
    Agung Pangestu Darajat
    Belum ada peringkat
  • Model Da1 PPWP 32669 Langensari
    Model Da1 PPWP 32669 Langensari
    Dokumen12 halaman
    Model Da1 PPWP 32669 Langensari
    Agung Pangestu Darajat
    Belum ada peringkat
  • Kak Bufas
    Kak Bufas
    Dokumen3 halaman
    Kak Bufas
    Hayati Naila Arief
    100% (3)
  • 1
    1
    Dokumen9 halaman
    1
    Agung Pangestu Darajat
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Contoh Aplikasi Form SKP Kepala Sekolah
    Contoh Aplikasi Form SKP Kepala Sekolah
    Dokumen23 halaman
    Contoh Aplikasi Form SKP Kepala Sekolah
    Agung Pangestu Darajat
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan
    Surat Pernyataan
    Dokumen14 halaman
    Surat Pernyataan
    Agung Pangestu Darajat
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat
  • Bandung 12
    Bandung 12
    Dokumen3 halaman
    Bandung 12
    nadya
    Belum ada peringkat