PENDAHULUAN
Teknik nuklir dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satunya
adalah untuk keperluan medis dalam bidang kedokteran. Aplikasi teknik nuklir ini
melibatkan penggunaan radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop dan atau sumber
radiasi lainnya yang dipancarkan oleh suatu pesawat, seperti sinar-X. Penggunaan radiasi
dalam bidang kedokteran terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Dalam
bidang kedokteran, pemanfaatan teknik nuklir ini meliputi tindakan-tindakan
radiodiagnostik, radioterapi, dan kedokteran nuklir. Ketiga jenis kegiatan tersebut
umumnya menggunakan sumber radiasi yang spesifikasinya berbeda-beda.
Teknik Radiografi adalah ilmu yang mempelajari tata cara pemotretan dengan
menggunakan sinar pengion seperti sinar x untuk membuat citra gambar radiografi guna
menegakkan diagnosa. Dalam membuat teknik radiografi agar mendapatkan hasil citra
gambar (image) yang dapat menegakkan diagnosa dapat diatur dengan memodifikasi
posisi pasien dengan posisi pesawat roentgen karena keduanya dapat mempunyai keadaan
yang berbeda seperti mendapat pasien kecelakaan dengan fraktur (retak) maka bila pasien
kurang kooperatif (tidak sadar) yang di modifikasikan adalah pesawatnya yang otomatis
kaset berisi film menyesuaikan.
Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun
bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan
perubahan pada payudara. Pemeriksaan dapat berupa Pemeriksaan Payudara Sendiri,
Pemeriksaan Payudara oleh Tenaga Medis dan mammogram yang lebih populer dengan
mamografi.
Kanker payudara merupakan 1-3% penyebab kematian akibat kanker pada wanita di
seluruh dunia. Sejak mamografi digunakan secara luas sebagai metode skrining, ukuran
tumor saat pertama dideteksi dan tingkat kematian akibat kanker payudara menurun
cukup tajam sampai 20% dalam 10 tahun terakhir.
Kanker payudara di Indonesia sampai saat ini merupakan kanker kedua tersering pada
wanita setelah kanker mulut rahim dan biasanya ditemukan sudah stadium lanjut, karena
masih sedikitnya penemuan kasus dalam stadium dini sehingga skrining menjadi sangat
penting.
Dari hasil mamogram, dokter dapat melihat adanya ketidak normalan pada payudara dan
juga mengetahui perubahan yang terjadi bila dibandingkan dengan hasil mamogram yang
terdahulu. Jika ditemukan sesuatu yang mencurigakan, dokter akan menyarankan untuk
melakukan biopsi atau pengambilan sedikit jaringan di wilayah yang dicurigai untuk
diteliti apakah terdapat kanker atau tidak.
Oleh karena itu saya melakukan PKL ini guna dapat mengetahui penggunaan dan
cara kerja pesawat sinar-X, sehingga menghasilkan hasil akhir foto roentgen yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya keabnormalan pada sel payudara, dengan melihat
dari berbagai faktor.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan diadakannya PKL adalah :
a. Untuk mengetahui bagian-bagian pada pesawat sinar-x mamografi
b. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan pesawat sinar x mamografi.
c. Untuk mengetahui dosis radiasi yang diberikan kepada pasien.
d. Untuk melihat sel abnormal pada payudara pada monitor.
e. Untuk mengetahui jarak yang tepat pada saat penyinaran, guna menghasilkan film
roentgen yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik Radiografi adalah ilmu yang mempelajari tata cara pemotretan dengan
menggunakan sinar pengion seperti sinar x untuk membuat citra gambar radiografi guna
menegakkan diagnosa. Dalam membuat teknik radiografi agar mendapatkan hasil citra
gambar (image) yang dapat menegakkan diagnosa dapat diatur dengan memodifikasi
posisi pasien dengan posisi pesawat roentgen karena keduanya dapat mempunyai keadaan
yang berbeda seperti mendapat pasien kecelakaan dengan fraktur (retak) maka bila pasien
kurang kooperatif (tidak sadar) yang di modifikasikan adalah pesawatnya yang otomatis
kaset berisi film menyesuaikan.
Tindakan
• Dilakukan hanya bila ada perintah dokter.
• Luas lapangan seminimal mungkin.
• Bekerja seteliti mungkin.
1. Mediolateral
Posisi Pasien : Recumbent dan sedikit oblique ke posterior
Posisi Obyek
• Bagian mamae yang difoto dekat kaset.
• Mammae diletakkan di atas kaset dengan posisi horizontal.
• Lengan posisi yang difoto di atas sebagai ganjal kepala.
• Lengan lain menarik mamae yang tidak difoto ke arah mediolateral agar tidak
superposisi dengan lobus lain.
Central Ray :Vertikal/tegak lurus/medio lateral
Central Point: Pertengahan mamae
FFD : Sedekat mungkin (konus menempel mamae), bila perlu kontak
NB : teknik soft tissue teknik
2. Superoinferior
Posisi Pasien : Duduk/erect
Posisi Obyek
• Mammae diletakkan diatas kaset.
• Film diatur horizontal.
• Tangan sebelah mammae yang difoto menekan kaset kearah dalam posterior dan tangan
lain di belakang tubuh
• Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan mamae agar rata & tipis)
• Kepala menoleh kearah yang berlawanan
Central Ray : Vertikal atau tegak lurus
FFD : 35–40 cm
Menggunakan soft tissue teknik
3. Aksila
Tujuan : untuk melihat penyebaran tumor pada kelenjar aksila.