Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DEKTESYA MAHAYU KASIH

NIM : 1502101010064
KELAS : 01
PATOLOGI KLINIK VETERINER
Gangguan kesimbangan air dan elektrolit pada hewan
Fungsi Air dalam Fisiologi Tubuh:

 Media semua reaksi kimia tubuh


 Berperan dalam pengaturan distribusi kimia &biolistrik dalam sel.
 Alat transport hormon & nutrient
 Membawa O2 dari paru-paru ke sel tubuh
 Membawa CO2 dari sel ke paru-paru
 Mengencerkan zat toksik dan waste product serta membawanya ke ginjal dan
 Distribusi panas ke seluruh tubuh

-Air selain didapat dari luar tubuh juga dibentuk dari hasil metabolis ☛hasil oksidasi komponen organic
dalam sel.

Ex: OKSIDASI 1 MOL GLUKOSA 6 MOL H2O(AIR).

- Volume air yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dan air yan dikonsumsi dan
dimetabolisme sama dengan volume air yang keluar melalui urin, feses, dan saliva dan evaporasi
dari kutaneus dan respirasi epitel.
- kandungan air dalam tubuh hewan tergantung dari umur dan bb. kandungan air relative konstan
untuk berbagai spesies hewan (anjing, kucing,sapi, domba, babi) yaitu
60 -75%.proporsi air tubuh sebanyak:

☉ 60% di dalam sel (intraseluler),


☉ 40% diluar sel (extraseluler). kandungan air dalam tubuh.

Extraseluler (40%) terdiri atas:

interstitial (diantara sel & cairan lympha), intravaskular (plasma darah), transeluler (sinovial, perikardial,
intraokular, dan cerebrospinal).

Water turnover ➔ kecepatan air dikeluarkan dan diganti-kan dalam jaringan. Pada sapi turn over rate
adalah 3,5 hari. Pada ternak non ruminansia, laju turnover lebih cepat karena non ruminanansia memiliki
air yang lebih sedikit dalam saluran pencernaan.

Ternak yang lebih toleran terhadap pembatasan air (misalnya unta dan beberapa bangsa domba) laju
turnover lebih lambat. Water turnover dipengaruhi faktor klimatik (suhu dan kelembaban) dan senyawa
pada pakan (misalnya nacl yang meningkatkan urinasi pada ternak)

Dalam cairan tubuh mengan-dung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit merupakan
zat yg terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif
(kation) dan ion negatif (anion).

Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (na+), sedangkan kation utama dalam cairan
intrase-lular adalah potassium (k+).

Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodium dan potassium.

Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (cl-) dan bikarbonat (hco3-), sedangkan anion
utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (po43-).
Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial sama maka nilai elektrolit plasma
mencermin-kan komposisi dari cairan ekstraseluler tetapi tidak mencerminkan komposisi cairan
intraseluler.

Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupun ke dalam dan keluar sel.
Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium (muntah dan diare) sedangkan pemasukkan terbatas maka
akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan natrium.

Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti dengan air dan natrium dari cairan interstitial.
Apabila kehilangan cairan terus berlangsung, air akan ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma
tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi.

Perpindahan Cairan & Elektrolit

○ Difusi
perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi tinggi ke tekanan/konsentrasi rendah.

○ Osmosis
adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran semipermeabel (permeabel selektif) dari
larutan berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama.

Pengaturan Keseimbangan Cairan & Elektrolit

1. Pengaturan volume cairan ekstrasel


* Asupan cairan
* Peranan Ginjal
* Pengontrolan tekanan darah
- Hormon Atriopeptin (Atrial Natriuretic peptide)
* Pengontrolan keseimbangan garam
- Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
* Perubahan osmolaritas di nefron
* Peranan Vasopresin

Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan

*Sistem saraf

Reseptor
- Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- Reseptor regang tekanan rendah di thorak
Sistem saraf simpatis

*Sistem endokrin

- Angiotensin II → ↑ reabsorpsi Na
- Aldosteron → ↑ reabsorpsi Na
- Antidiuretic hormone (ADH) → ↑ reabsorpsi air
- Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin) → ↑ ekskresi Na & air

Penilaian klinis cairan dan elektrolit utk membantu diagnosis:


- Pengamatan pada mata: konjunctiva kering, air mata yang kurang → kekurangan volume cairan.

- Pengamatan pada rongga mulut bibir kering, pecah-pecah, bernafas via mulut → kekurangan volume
cairan

- Turgor kulit jelek → kekurangan volume cairan.

KETIDAKSEIMBANGAN VOLUME CAIRAN

Beberapa penyebab kekurangan volume ECF:


Kehilangan dari Luar organ Ginjal

1. Kehilangan melalui saluran pencernaan:

a. Lambung → Muntah-muntah; penyedotan Gastrointestinal

b. Usus halus → Diare, ileostomi, fistula pankreas.

c. Pendarahan

2.Kehilangan melalui kulit:

a. Diaforesis Keringat → cairan hipo-tonik (isi: air, Na, Cl) → Pada saat cuaca panas bisa terjadi
kehilangan 1 lt keringat/jam → kekurangan volume cairan jika intake kurang.

b. Luka bakar →Hilang melalui penguapan.

3. Kehilangan melalui ruang ketiga

a. Obstruksi usus

Cairan menghilang terkumpulnya di dalam ruangan non-ECF dan non-ICF yang disebut penempatan pada
ruang ketiga. - Obstruksi usus dapat tertimbun 5-15 lt.

- Peritonitis dapat tertimbun 5-7 lt dalam ruang peritonial. Cairan pada ruang ketiga → hilang ke ruang
tertentu yang tidak mudah terjadi pertukaran dengan ECF, → cairan terperangkap dan tidak dapat
digunakan. Punumpukan cairan ini menyebabkan terkurasnya cairan yang berasal dari ECF → dapat
mengurangi volume surkulasi darah efektif.

b. Peritonitis, c. Luka bakar, d. Asitese, e. Pankreatitis, f. Fraktur, h. Hipoalbumine-mia.

Gangguan keseimbangan asam basa

Konsep larutan encer (Aqueous solution)

Semua cairan dalam tubuh mengandung air, dan air merupakan sumber [H+] yang tidak habis-habisnya.

[H+] ditentukan oleh disosiasi air, dimana molekul H2O akan berdisosiasi menjadi ion-ion H3O+ dan
OH-.

Gangguan keseimbangan asam basa

Gangguan keseimbangan air – elektrolit → gangguan keseimbangan asam basa.

Tubuh melindungi diri dari perubahan pH dengan:


- Mengencerkan produk asam

- Sistem buffer

- Regulasi pernapasan – mengatur kadar pCO2 plasma

- Reabsorbsi bikarbonat yang difiltrasi diginjal, ekskresi H+ & NH4+

Sistem Buffer: zat yang dapat mencegah perubahan kadar ion hidrogen bebas dlm larutan, bila

mendapat tambahan asam/ basa.

Rangkuman gangguan keseimbangan asam basa

Istilah:

Asidemia = pH darah < 7.35


Alkalemia = pH darah > 7.45
Asidosis = kadar bikarbonat serum ↓
Alkalsis = kadar bikarbonat serum ↑

- Asidosis (pH 6.8 – 7.35):


Klasifikasi gangguan asam basa:
* Metabolik: BE (-)
1. Asidosis metabolic * Respiratorik: pCO2 ≥ 45 mmHg
2. Asidosis respiratorik
3. Alkalosis metabolic - Alkalosis (pH 7.45 – 7.8):
4. Asidosis respiratorik * Metabolik: BE (+)
* Respiratorik pCO2 ≥ 35 mmHg
Asidosis Metabolik

- pH ↓, bikarbonat ↓, BE (-) - pCO2 → bukti tubuh menetralisir racun.

Kausa:
* Produksi ion H+ berlebihan, misalnya:
- Peningkatan metabolisme (demam, gangguan pernapasan, kejang, dll)
- Meningkatkan asam organik (dehidrasi, hipoxia, hipoperfusi)
- Ketosis (DM, kelaparan)

* Kehilangan bikarbonat berlebihan, misalnya:Diare


* Pemberian asam (HCl, asam amino)
* Kegagalan ginjal untuk mengeluarkan asam yg Berlebihan

Alkalosis Metabolik
Konsentrasi H+ turun

Sebab:
1. Muntah (HCl, K+ hilang)
2. K+ hilang berlebihan (melalui urin, GIT)
3. Penambahan HCO3 ke dalam iv
4. ↑ reabsorbsi HCO3. Misalnya: sindroma Cushing, Bartter, Hipoaldosteronisme primer.

Lab: pH ↑, CO ↑, BE (+), pO2 ↓, HCO3 ↑

RESPIRASI

Rangkuman gangguan keseimbangan asam basa

Anda mungkin juga menyukai