Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengantar

Akhir-akhir ini orang yang mempunyai mobilitas tinggi dan sering


membawa koper dalam bepergian merasa tidak aman karena banyak terjadi
pembobolan koper. Untuk itu, kami bermaksud mengembangkan teknologi
SUITLOCK yang berfungsi untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi
orang-orang yang bermobilitas tinggi, karena dengan teknologi ini, seseorang
hanya bisa membuka kopernya dengan menggunakan E-KTP. Jika dilakukan
pembobolan paksa, maka alarm akan berbunyi. SUITLOCK juga mampu
melacak keberadaan koper dengan memanfaatkan GPS. Sebenarnya teknologi
ini sudah banyak dikembangkan oleh beberapa perusahaan atau peniliti
sebelumnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

No. Tahun Pengembang Kelebihan Kekurangan


 Mampu melacak
keberadaan tas  Tas mampu dibuka
oleh siapa saja
 Mampu memberikan
1. 2016 Rohimah
pemberitahuan  Sistem masih
melalui SMS ketika penguncian kurang
tas terbuka aman

 Hanya mampu
dibuka dengan sidik
 Tidak mampu
jari yang terdaftar
melacak
keberadaan koper
 Terdapat fitur
Delsey, Paris
2. 2017 charging
 Tidak ada
pemberitahuan jika
 Mampu memberikan
koper dibuka
informasi kepada
dengan paksa
pengguna apakah
sudah berada di
pesawat atau belum

 Hanya dapat dibuka


dengan kartu RFID

 Terdapat
KickStarter, pemberitahuan  Tidak mampu
3. 2018 Amerika ketika tas dibuka melacak
Serikat paksa keberadaan koper

 Terbuat dari bahan


tahan terhadap
benda tajam

Jika dibandingkan dengan teknologi yang dikembangkan sebelumnya,


produk kami memliki keunggulan sebagai berikut :

1. Sistem penguncian lebih aman dengan Internal Lock System


2. Menggunakan E-KTP sebagai kunci pembuka
3. Memberikan peringatan keamanan apabila koper dibuka paksa
4. Posisi koper dapat dilacak
5. Dapat digunakan berulangkali
6. Dapat diimplementasikan dengan berbagai bentuk koper

2.2 Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosessor dimana didalamnya


sudah terdapat CPU, ROM, RAM, Input/Output, clock dan peralatan internal
lainnya yang sudah terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik
pembuatannya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai, sehingga kita
tinggal memprogram isi ROM sesuai dengan aturan penggunaan oleh pabrik
pembuatannya (Winoto, 2008:3).

Mikrokontroler dapat diumpakan sebagai bentuk minimum dari sebuah


mikrokomputer ada perangkat keras dan perangkat lunak, dan juga ada
memory, CPU yang terpadu dalam satu keping IC (Suyadhi, 2008:5).
Mikrokontroler adalah versi mini dan untuk aplikasi khusus dari
Mikrokomputer atau Komputer (Agfianto, 2008:4).

Jadi, mikrokontroler merupakan sistem komputer kecil yang biasa


digunakan untuk sistem pengendali atau pengontrol yang dapat diprogram
sesuai kebutuhan.

2.3 Radio Frequency Identification (RFID)

Radio Frequency Identification (RFID) adalah sebuah teknologi yang


menggunakan frekuensi radio untuk mengindentifikasi suatu barang atau
manusia. (Erwin, 2004 : 7). Menurut Henlia (2006 : 1), sejarah perkembangan
radio frequency identification dimulai sejak tahun 1920, tetapi berkembang
menjadi IFF transponder pada tahun 1939. Yang waktu itu berfungsi sebagai
alat identifikasi pesawat musuh, dipakai oleh militer Inggris pada perang dunia
II. Sejak tahun 1945 beberapa orang berfikir bahwa perangkat pertama RFID
ditemukan oleh Leon Theremin sebagai suatu tool spionase untuk pemerintahan
Rusia.

Teknologi RFID menjadi jawaban atas berbagai kelemahan yang dimiliki


teknologi barcode yaitu selain karena hanya bisa diidentifikasi dengan cara
mendekatkan barcode tersebut ke sebuah reader, juga karena mempunyai
kapasitas penyimpanan data yang sangat terbatas dan tidak bisa diprogram
ulang sehingga menyulitkan untuk menyimpan dan memperbaharui data dalam
jumlah besar untuk sebuah item. Salah satu solusi menarik yang kemudian
muncul adalah menyimpan data tersebut pada suatu silikon chip, teknologi
inilah yang dikenal dengan RFID. Kontak antara RFID tag dengan reader tidak
dilakukan secara langsung atau mekanik melainkan dengan pengiriman
gelombang electromagnet. Berbeda dengan smart card yang biasa dipakai di
kartu telepon atau kartu bank yang juga menggunakan silikon chip, kode-kode
RFID tag bisa dibaca pada jarak yang cukup jauh. Suatu sistem RFID secara
utuh terdiri atas 3 komponen yaitu :
1. Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam
ukuran. Didalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu menyimpan
sejumlah informasi tertentu.
2. Terminal Reader RFID, terdiri atas RFID-reader dan antena yang akan
mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan
membaca atau mengubah informasi yang tersimpan didalam tag melalui
frekuensi radio. Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem Host
Komputer.
3. Host Komputer, sistem komputer yang mengatur alur informasi dari
item-item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan
mengaturkomunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer
stand-alone maupun terhubung ke jaringan LAN / Internet untuk
komunikasi dengan server.

Gambar 2.1 : Cara Kerja RFID

Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag, tag
reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment dan
tongkat inventory tag. Keamanan dapat dicapai dengan dua cara. Pintu security
dapat melakukan query untuk menentukan status keamanan atau RFID tag-nya
berisi bit security yang bisa menjadi on atau off pada saat didekatkan ke reader
station.
Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari
piranti portable, yang dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID reader
dan kemudian diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data
yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID,
informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian
dan lain sebagainya.

Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu object dilengkapi dengan tag
yang kecil dan murah. Tag tersebut berisi transponder dengan suatu chip
memori digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk yang sifatnya unik.
Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver dan decoder,
memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat
membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu
zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang
dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-decode data yang ada pada tag
dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer.

2.4 Global Positioning System (GPS)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang


berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-
satelit itu milik Departemen Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika
Serikat yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994
sudah memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi seseorang, maka
diperlukan alat yang diberi nama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima
sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi diubah menjadi titik yang dikenal
dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan
bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta
elektronik.

GPS adalah satu-satunya sistem satelit navigasi global untuk penentuan


lokasi, kecepatan, arah, dan waktu yang telah beroprasi secara penuh didunia
saat ini (undergraduate thesis Wildan Habibi, ITS, Surabaya Januari : 2011).
GPS menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana
sebuah GPS receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit tersebut
seperti terlihat dalam Gambar 2.2 dibawah, untuk menentukan posisi. GPS
receiver harus berada dalam line-of sight (LoS) terhadap ketiga satelit tersebut
untuk menentukan posisi, sehingga GPS hanya ideal untuk diguakan dalam
outdoor positioning.

Gambar 2.2 : Trilaterasi Dalam Global Positioning System (GPS)


(Sumber : Ary Mazharuddin S, S.Kom., M.Kom.Sc., Surabaya,
Januari:2011)

Aplikasi yang berada disisi target (client) setelah mendapatkan request


dari pelacak (server) maka client akan meminta koordinat posisinya pada GPS
(Global Positioning System), yang kemudian akan dikirimkan ke pelacak
(server).

Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dulunya hanya untuk leperluan
militer mulai terbuka untuk publik. Meskipun satelit-satelit tersebut berharga
ratusan juta dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis.
Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari permukaan
bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area coverage
yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi yang bisa
menjangkau semua area di atas permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan
terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit). Setiap satelit
mampu mengelilingi bumi hanya dalam waktu 12 jam. Sangat cepat, sehingga
mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi Anda di atas permukaan
bumi. GPS reciever sendiri berisi beberapa integrated circuit (IC) sehingga
murah dan teknologinya mudah untuk di gunakan oleh semua orang. GPS dapat
digunakan untuk berbagai kepentingan, misalnya mobil, kapal, pesawat
terbang, pertanian dan di integrasikan dengan komputer maupun laptop. (Jurnal
Andi Sunyoto, STMIK AMIKOM Yogyakarta, 2013:1)

Anda mungkin juga menyukai