Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KEPERAWATAN MATERI UJIAN AKHIR SEMESTER

1. EFEKTIFITAS TERAPI ASMAUL HUSNA TERHADAP PENURUNAN SKALA


NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RSUD PROVINSI RIAU
2. PENGARUH RANGE OF MOTION UNTUK MENURUNKAN NYERI SENDI
PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI WILAYAH PUSKESMAS GODEAN
I SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

WURNIAH HANDAYANI ( B1701040 )


S1 KEPERAWATAN ALIH JALUR

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN


2017 / 2018
ANALISA JURNAL

JURNAL 1 : EFEKTIFITAS TERAPI ASMAUL HUSNA TERHADAP PENURUNAN SKALA


NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RSUD PROVINSI RIAU
PENELITI : Putri Wulandini, Andalia Roza, Santi Riska Safitri
WAKTU : 01 MARET S/D 26 MARET 2018
TEKNIS PENGAMBILAN DATA : Desain penelitian ini quasy eksperiment dengan rancangan pre
test and post test design with control. Alat ukur yang digunakan adalah lembaran observasi
dan diberikan terapi asmaul husna pada kelompok eksperimen. Analisis yang digunakan
adalah univariat dan bivariat dengan uji T-test

RINGKASAN :

Problem (P)-Masalah
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba
dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran penekukan, pemuntiran atau
penarikan
Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individu
World Health Organization (WHO) mencatat di tahun 2011 terdapat lebih dari 5,6 juta orang
meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang mengalami kecacatan
fisik. Kecelakaan memiliki prevalensi cukup tinggi yaitu insiden fraktur ekstremitas bawah
sekitar 40% (Depkes RI, 2011).

Intervensi (I)-Metode
Desain penelitian ini quasy eksperiment dengan rancangan pre test and post test design with
control. Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang, 15 orang sampel untuk kelompok
eksperimen dan 15 orang untuk kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan adalah lembaran
observasi dan diberikan terapi asmaul husna pada kelompok eksperimen. Analisis yang
digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji T-test.
Comparation (C)-Perbandingan
 perbedaan rata-rata pemberian terapi asmaul husna pada kelompok eksperimen sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan pada terapi Asmaul Husna pada pasien fraktur adalah
rata-rata skala nyeri sebelum diberikan terapi Asmaul Husna adalah 5, 2667 dan setelah
diberikan terapi asmaul husna adalah 4,0000.
 perbedaan rata-rata skala nyeri pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah tanpa diberi
perlakuan. Dapat dilihat bahwa rata-rata skala nyeri sebelum 4,6667 dan sesudah 4,6667
 rata rata skala nyeri responden pada kelompok kontrol dengan SD 0, 976 Rata-rata pada
kelompok eksperimen dengan SD 0, 756
 Efektifitas Terapi Asmaul Husna Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur Hasil
uji T-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata terapi Asmaul Husna dengan
nilai p=0,000 / p<5 % (0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terapi Asmaul Husna efektif untuk mengurangi skala nyeri pada
pasien fraktur.

Outcame (O)-Hasil
Berdasarkan hasil penelitian peneliti mengasumsikan bahwa ketika seseorang
mendengarkan bacaan Asmaul Husna, hal ini dapat mengurangi kecemasan seseorang bahkan
nyeri yang disebabkan dari proses penyembuhan/ penyakit sehingga terapi asmaul husnah
dapat menjadi salah satu teknik distraksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi Asmaul Husna efektif untuk mengurangi skala
nyeri pada pasien fraktur. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan perawat mengajarkan
penggunaan terapi asmaul husna pada pasien dan menerapkannya pada pasien fraktur.

JURNAL 2 : PENGARUH RANGE OF MOTION UNTUK MENURUNKAN NYERI


SENDI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI WILAYAH
PUSKESMAS GODEAN I SLEMAN YOGYAKARTA

PENELITI : Maruli Taufandas1, Elsye Maria Rosa2,Moh.Afandi3


TEKNIS PENGAMBILAN DATA : Penelitian menggunakan study intervensi berupa penelitian
kuantitatif dengan rancangan quasi eksperiment design, pretest-posttest control group design.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah
ROM dan skala nyeri sendi pada lansia. Analisis data yang digunakan adalah wilcoxon test dan mann
whitney Test.

RINGKASAN :

Problem (P)-Masalah
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan kerusakan kartilago
sendi. Vertebra ,panggul,lutut dan pergelangan kaki yang paling sering terserang OA
( Sudoyo Aru,2009 )
Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individu
Sonjaya (2015) menyatakan berdasarkan kelompok usia, proporsi osteoartritis lutut primer paling
banyak padakelompok umur 56–65 tahun (45,58%), berdasarkan kelompok jenis kelamin, proporsi
kejadian osteoartritis lutut primer paling banyak pada kelompok jenis kelamin perempuan
(82,54%), dan berdasarkan keluhan utama, proporsi kejadian osteoartritis lutut primer paling
banyak disertai dengan keluhan utama nyeri lutut (53,26%).

Intervensi (I)-Metode
Penelitian ini adalah study intervensi berupa penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi
eksperiment design, pretest-posttest control group design. Penelitian dilakukan di dua dusun di
Kabupaten Sleman yaitu di dusun Mertosutan dan dusun Ngabangan.Sampel pada penelitian ini
sebanyak 36 orang lansia dengan masing-masing 18 lansia sebagai kelompok intervensi dan 18
lansia sebagai kelompok kontrol.Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Analisis data yang digunakan adalah wilcoxon test dan mann whitney Test.

Comparation (C)-Perbandingan
 Berdasarkan hasil analisis dengan Wilcoxon Test pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrolmenunjukkan bahwa p value pre-test dan post-test kelompok
intervensi adalah 0.000, sedangkan p value pre-test dan post-test kelompok
kontrol adalah 0.000, keduanya menunjukkan nilai p value < 0.05, sehingga hasil
penelitian pada kedua kelompok, intervensi dan kontrol menunjukkan adanya
penurunan nyeri.
 Berdasarkan hasil Mann-Whitney Test terhadap penurunan skala nyeri sendi lansia
antara kedua kelompok diperoleh nilai p value sebesar 0.000 dan nilai Z -4,21. Nilai
p value <0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap
penurunan skala nyeri sendi setelah pemberian intervensi ROM selama 4 minggu
8 kali pertemuan.
 Terdapat pengaruh ROM terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia yang
mengalami osteoartritis di wilayah kerja Puskesmas Godean I Sleman Yogyakarta.
Responden lansia sebelum diberikan intervensi kombinasi ROM mengalami nyeri
sedang.Terdapat perubahan skala nyeri sendi responden sesudah diberikan
intervensi ROM mengalami nyeri ringan.

Outcame (O)-Hasil
Setelah melakukan latihan range of motion selama 4 minggu, didapatkan hasil bahwa terdapat
pengaruh range of Motion terhadap skala nyeri sendi pada lansia dengan osteoarthritis dengan p
value 0,000 (α < 0,05). Range of motion berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan
tingkat skala nyeri sendi pada lansia dengan osteoartritis.
Terdapat pengaruh ROM terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia yang mengalami
osteoartritis di wilayah kerja Puskesmas Godean I Sleman Yogyakarta. Responden lansia
sebelum diberikan intervensi kombinasi ROM mengalami nyeri sedang.Terdapat perubahan
skala nyeri sendi responden sesudah diberikan intervensi ROM mengalami nyeri ringan.
Diharapkan supaya petugas kesehatan membuat program kesehatan lansia yang mampu untuk
memudahkan lansia dalam mengatasi nyeri sendi seperti gerakan ROM.

Anda mungkin juga menyukai