Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
NIM : 1820161099
D. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat
genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-
perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini
karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara
nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah
plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum
bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua
basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-
angsur kembali seperti sedia kala.
F.PENATALAKSANAAN
1. Observasi ketat selama 2 jam post partum ( adanya komplikasi perdarahan ).
2. 6 – 8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri.
3. Hari ke 1 - 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan
payudara , perubahan – perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi
tentang senam nifas.
4. Hari ke 2 : mulai melatih duduk.
5. Hari ke 3 : diperkenakan latihan berdiri dan berjalan.
G. PENGAKAJIAN FOKUS
a. Riwayat ibu
1) Biodata ibu.
2) Penolong.
3) Jenis persalinan.
4) Masalah-masalah persalinan.
5) Nyeri.
6) Menyusui atau tidak.
7) Keluhan-keluhan saat ini, misalnya : kesedihan/depresi, pengeluaran per
vaginam/perdarahan/lokhia, putting/payudara.
8) Rencana masa datang : kontrasepsi yang akan digunakan.
b. Riwayat sosial ekonomi
1) Respon ibu dan keluarga terhadap bayi.
2) Kehadiran anggota keluarga untuk membantu ibu di rumah.
3) Para pembuat keputusan di rumah.
4) Kebiasaan minum, merokok dan menggunakan obat.
5) Kepercayaan dan adat istiadat.
c. Riwayat bayi
1) Menyusu.
2) Keadan tali pusat.
3) Vaksinasi.
4) Buang air kecil/besar.
d. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
a) Suhu tubuh.
b) Denyut nadi.
c) Tekanan darah.
d) Tanda-tanda anemia.
e) Tanda-tanda edema/tromboflebitis.
f) Refleks.
g) Varises.
h) CVAT (Contical Vertebral Area Tenderness).
2) Pemeriksaan payudara
a) Putting susu : pecah, pendek, rata.
b) Nyeri tekan.
c) Abses.
d) Pembengkakan/ASI terhenti.
e) Pengeluaran ASI.
3) Pemeriksaan perut / uterus
a) Posisi uterus/tinggi fundus uteri.
b) Kontraksi uterus.
c) Ukuran kandung kemih.
4) Pemeriksaan vulva/perineum
a) Pengeluaran lokhia.
b) Penjahitan laserasi atau luka episiotomi.
c) Pembengkakan.
d) Luka.
e) Henoroid.
5) Aktivitas/istirahat
Insomnia mungkin teramati.
6) Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
7) Integritas ego
Peka rangsang, takut / menangis (“post partum blues” sering terlihat kira-kira 3 hari
setelah melahirkan).
8) Eliminasi
Diuresis diantara hari kedua dan kelima.
9) Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga.
10) Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara / pembesaran dapat terjadi diantara hari ketiga sampai kelima
pasca partum.
11) Seksualitas
Uterus 1 cm di atas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran, menurun kira-kira 1
lebar jari setiap harinya.
Lokhia rubra berlanjut sampai hari kedua sampai ketiga, berlanjut menjadi lokhia serosa
dengan aliran tergantung pada posisi (misal : rekumben versus ambulasi berdiri) dan
aktivitas (misal : menyusui).
Payudara : produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada suhu matur, biasanya pada
hari ketiga; mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui dimulai.
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan perineum; luka
episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara
b. Resiko defisit volume cairan berubungan dengan pengeluaran yang berlebihan; perdarahan;
diuresis; keringat berlebihan.
c. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) berhubungan dengan trauma perineum dan
saluran kemih
4. Konsultasi dokter
bila manifestasi
kelebihan cairan 4. Mencegah pasien
terjadi. jatuh ke dalam kondisi
kelebihan cairan yang
beresiko terjadinya
oedem paru.
6. Kateterisasi
memabnatu
pengeluaran urine
untuk mencegah stasis
urine.
6. Resiko infeksi b/d Infeksi tidak terjadi.1. Pantau: vital sign,1. Mengidentifikasi
trauma jalan tanda infeksi. penyimpangan dan
lahir. Kriteria hasil: tanda kemajuan sesuai
infeksi tidak ada, intervensi yang
luka episiotomi dilakukan.
kering dan bersih, 2. Kaji pengeluaran
takut berkemih dan lochea, warna, bau 2. Mengidentifikasi
BAB tidak ada. dan jumlah. kelainan pengeluaran
3. Kaji luka lochea secara dini.
perineum, keadaan 3. Keadaan luka
jahitan. perineum berdekatan
dengan daerah basah
mengakibatkan
kecenderunagn luka
untuk selalu kotor dan
4. Anjurkan pasien mudah terkena infeksi.
membasuh vulva
setiap habis 4. Mencegah infeksi
berkemih dengan secara dini.
cara yang benar dan
mengganti PAD
setiap 3 kali perhari
atau setiap kali
pengeluaran lochea
banyak.
5. Pertahnakan 5. Mencegah
teknik septik aseptik kontaminasi silang
dalam merawat terhadap infeksi.
pasien (merawat
luka perineum,
merawat payudara,
merawat bayi).
5. Lakukan rawat
gabung sesegera
mungkin bila tidak 5. Meningkatkan
terdapat komplikasi hubungan ibu dan bayi
pada ibu atau bayi. sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (2010), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad, Bandung.
Hacker Moore (2011), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Hanifa Wikyasastro (2010), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta.
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-partum-
normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada tanggal 22 Juni 2014
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2012), Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi
3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta