Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Banyaknya

perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2017

adalah sebanyak 193 perusahaan. Sedangkan untuk sampel penelitian

ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil dari penentuan dengan

menggunakan teknik purposive sampling dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4. 1
Tabel Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian
Jumlah
No Keterangan
Perusahaan
Perusahaan yang listing di BEI selama tahun
1 193
penelitian
Tidak Secara Berturut-turut melaporkan
2. (138)
laporan tahunan
Daftar perusahaan yang melaporkan laporan
3 55
tahunan
Perusahaan yang mengeluarkan laporan
4 tahunan tetapi tidak mengungkapkan CSR (29)
dalam laporan tahunannya
5 Perusahaan Sampel 26
Total pengamatan (26x4) 104
Tabel 4. 2
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Tahun 2013-2017

NO. Nama Perusahaan


1 Ace Hardware Indonesia Tbk
2 AKR Corporindo Tbk
3 Astra Graphia Tbk
4 Berlian Laju Tanker Tbk
5 Dynaplast Tbk
6 Envesal Putra Megatrading Tbk
7 Fast Food Indonesia Tbk
8 Hero Supermarket Tbk
9 Hexindo Adiperkasa Tbk
10 Indosat Tbk
11 Inter Delta Tbk
12 Intraco Penta Tbk
13 Kabelindo Murni Tbk
14 Metrodata Electronics Tbk
15 Modern Internasional Tbk
16 Myoh Technology Tbk
17 Nusantara Insfrastructure Tbk
18 Paronama Transportasi Tbk
19 Pioneerindo GI Tbk
20 Telekomunikasi Indonesia Tbk
21 Tigaraksa Satria Tbk
22 Tira Austenite Tbk
23 Toko Gunung Agung Tbk
24 Tunas Ridean Tbk
25 Zebra Nusantara Tbk
26 Unilever Tbk
4.2. Analisa Data

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Langkah awal analisis dimulai dengan mengidentifikasi tendensi sebaran dari

masing-masing variabel. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat

kenderungan dari masing-masing variabel penelitian. Tabel 4.3 menyajikan

ringkasan statistik deskriptif dari masing-masing variabel.

Tabel 4. 3
Hasil Pengujian Deskriptif Perusahaan Manufaktur
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 104 ,09 ,50 ,2519 ,09866


prof 104 ,81 31,61 6,3509 4,75149
size 104 8,94 19,38 14,4026 1,84925
Der 104 -7,72 22,46 1,3080 3,12730
KP 104 5,26 82,47 36,4464 21,29567
Valid N (listwise) 104

Data yang valid dari variabel CSR sebanyak 104 dengan didapat nilai

minimum sebanyak 0,09 dan nilai maksimum sebanyak 0,50. Rata-rata CSR dari

104 sampel adalah 0,2519 dengan standart deviasi 0,098. Perolehan nilai rata-rata

yang menunjukan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi

menunjukan hasil dimana sebaran data variabel CSR menunjukan sebaran yang

merata antara perusahaan satu dengan lainnya.

Data yang valid dari variabel profitabilitas sebanyak 104 dengan didapat nilai

minimum sebanyak 0,81 dan nilai maksimum sebanyak 31,61. Rata-rata

profitabilitas dari 104 sampel adalah 6,3509 dengan standart deviasi 4,7514.

Perolehan nilai rata-rata yang menunjukan hasil yang lebih besar dibandingkan

dengan nilai standar deviasi menunjukan hasil dimana sebaran data variabel
profitabilitas menunjukan sebaran yang merata antara perusahaan satu dengan

lainnya.

Data yang valid dari variabel ukuran perusahaan sebanyak 104 dengan

didapat nilai minimum sebanyak 8,94 dan nilai maksimum sebanyak 19,38. Rata-

rata ukuran perusahaan dari 104 sampel adalah 14,4026 dengan standart deviasi

1,8493. Perolehan nilai rata-rata yang menunjukan hasil yang lebih besar

dibandingkan dengan nilai standar deviasi menunjukan hasil dimana sebaran data

variabel ukuran perusahaan menunjukan sebaran yang merata antara perusahaan satu

dengan lainnya.

Data yang valid dari variabel leverage sebanyak 104 dengan didapat nilai

minimum sebanyak -7,72 dan nilai maksimum sebanyak 22,46. Rata-rata ukuran

perusahaan dari 104 sampel adalah 1,3080 dengan standart deviasi 3,1273.

Perolehan nilai rata-rata yang menunjukan hasil yang lebih kecil dibandingkan

dengan nilai standar deviasi menunjukan hasil dimana sebaran data variabel leverage

menunjukan sebaran yang timpang antara perusahaan satu dengan lainnya.

Data yang valid dari variabel kepemilikan publik sebanyak 104 dengan

didapat nilai minimum sebanyak 5,26 dan nilai maksimum sebanyak 82,47. Rata-

rata kepemilikan publik dari 104 sampel adalah 36,2264 dengan standart deviasi

21,2956. Perolehan nilai rata-rata yang menunjukan hasil yang lebih besar

dibandingkan dengan nilai standar deviasi menunjukan hasil dimana sebaran data

variabel leverage menunjukan sebaran yang merata antara perusahaan satu dengan

lainnya.
4.2.2. Hasil Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam

model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya telah

terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data,

dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Caranya adalah dengan

menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu ;

Ho : data terdistribusi secara normal

H1 : data tidak terdistribusi secara normal

Tabel 4. 4
Hasil Pengujian Normalitas Perusahaan Manufaktur
Sebelum dilakukan Ln

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 104
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,08441099
Most Extreme Differences Absolute ,094
Positive ,094
Negative -,070
Test Statistic ,094
Asymp. Sig. (2-tailed) ,025c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Dari hasil pengujian terhadap 104 data menunjukan bahwa data terdistribusi

tidak normal. Hal ini ditunjukan dengan nilai Kolmogorov Smirnov adalah 0,094
dan signifikan pada 0,025 yang kebih kecil dari 0,05. Karena pada hasil pengujian

menunjukan data berdistribusi tidak normal, maka perlu dilakukan pengobatan

dengan Logaritma Natural

Berikut hasil dari uji normalitas menggunakan uji Kolmogorv Smirnov

setelah dilakukan pengobatan :

Tabel 4. 5
Hasil Pengujian Normalitas Perusahaan Manufaktur
Sesudah dilakukan Ln

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 97
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,35064626
Most Extreme Differences Absolute ,050
Positive ,039
Negative -,050
Test Statistic ,050
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 4.6 nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,050 dan

signifikansi 0,200 (0,200 > 0,05 ) sehingga dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi secara normal, dan model regresi memenuhi asumsi normalitas

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguuji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebasnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel

bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance rendah sama dengan VIF tinggi (karena

VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off

yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan toleramce, maka apabila

VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi

gejala multikolinearitas. Sebaliknya, apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance

lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Tabel 4. 6
Tabel Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) ,996 ,831 1,199 ,234

lnprof ,044 ,055 ,074 ,799 ,426 ,928 1,078

lnsize -1,098 ,295 -,337 -3,719 ,000 ,958 1,044

lnder ,123 ,043 ,266 2,841 ,006 ,893 1,120

lnkp ,118 ,054 ,196 2,171 ,032 ,964 1,038

a. Dependent Variable: lncsr

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada masing-masing variabel tidak

terjadi multikolinearitas karena memilki tolerance lebih dari 0, 10 dan nilai VIF

kurang dari 10.


4.2.2.3. Uji Auto Korelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual ( kesalahan pengganggu

) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lain. Model regresi yang baik

adalah bebas autokorelasi. Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi klasik

regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi dapat digunakan Run Test. Jika antar residual tidak terdapat hubungan

korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test

digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak

(sistematis).

H0 : residual (res_1) random

HA : residual (res_1) tidak random

Pada tingkat signifikan 0,05, jika probabilitas lebih besar dari tingkat

signifikan maka hipotesis nol diterima. Berikut adalah hasil pengujian menggunakan

Run Test

Tabel 4. 7
Uji Autokorelasi Menggunakan Run Test
Runs Test

Unstandardized
Residual

Test Valuea ,01401


Cases < Test Value 48
Cases >= Test Value 49
Total Cases 97
Number of Runs 44
Z -1,122
Asymp. Sig. (2-tailed) ,262

a. Median
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Z-test adalah -1,122 dengan

probabilitas 0,262 pada 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa residual random, atau tidak terjadi autokorelasi.

4.2.3.3 Uji Heterokedastisitas

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastistas yaitu dengan

melihat uji Glejser. Jika nilai probabilitas signifikansinya diatas tingkat 0,05, maka

tidak terjadi heteroskedastistas sehingga model regresi tersebut layak dipakai:

Tabel 4. 8
Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) ,545 ,476 1,145 ,255

lnprof -,010 ,031 -,033 -,321 ,749 ,928 1,078

lnsize -,022 ,169 -,013 -,128 ,899 ,958 1,044

lnder -,040 ,025 -,172 -1,618 ,109 ,893 1,120

lnkp -,056 ,031 -,186 -1,812 ,073 ,964 1,038

a. Dependent Variable: absres

Tabel diatas menunjukan nilai probabilitas signifikansinya diatas tingkat 0,05

pada semua variabel penelitian, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model

penelitian tidak terjadi heteroskedastistas sehingga model regresi tersebut layak

dipakai.
4.2.3. Hasil Uji Hipotesis

4.2.3.1. Hasil Uji Regresi Berganda

Berikut adalah hasil analisis regresi linear berganda penelitian ini dengan

menggunakan program SPSS.

Tabel 4. 9
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) ,996 ,831 1,199 ,234

lnprof ,044 ,055 ,074 ,799 ,426 ,928 1,078

lnsize -1,098 ,295 -,337 -3,719 ,000 ,958 1,044

lnder ,123 ,043 ,266 2,841 ,006 ,893 1,120

lnkp ,118 ,054 ,196 2,171 ,032 ,964 1,038

a. Dependent Variable: lncsr

Dapat disusun sebuah persamaan sebagai berikut :

Y = 0,044 X1 – 1,098 X2 + 0,123 X3 + 0,118 X4

Keterangan

Y = CSR

X1 = Profitabilitas

X2 = Ukuran Perusahaan

X3 = Leverage

X4 = Kepemilikan Publik

α = konstanta

Adapun interpretasi persamaan diatas adalah :


1. Koefisien regresi variabel profitabilitas perusahaan sebesar 0,044

menunjukkan bahwa apabila persepsi mengenai variabel profitabilitas

perusahaan semakin baik sedangkan variabel yang lain konstan, maka CSR

diprediksi akan meningkat

2. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar -1,098 menunjukkan

bahwa apabila persepsi mengenai variabel ukuran perusahaan semakin tinggi

sedangkan variabel yang lain konstan, maka CSR diprediksi akan menurun

3. Koefisien regresi variabel leverage sebesar 0,123 menunjukkan bahwa

apabila persepsi mengenai variabel leverage perusahaan semakin baik

sedangkan variabel yang lain konstan, maka CSR diprediksi akan meningkat.

4. Koefisien regresi variabel kepemilikan publik sebesar 0,118 menunjukkan

bahwa apabila persepsi mengenai variabel kepemilikan publik perusahaan

semakin baik sedangkan variabel yang lain konstan, maka CSR diprediksi

akan meningkat.

4.2.3.2. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Dalam penelitian ini analisis koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel independen

Tabel 4. 10
Nilai Koefisien Determinasi Perusahaan Manufaktur
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,527a ,277 ,246 ,35819 1,944
a. Predictors: (Constant), lnkp, lnprof, lnsize, lnder
b. Dependent Variable: lncsr
Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,246 atau 24,6%. Hal ini

berarti 24,6% variasi CSR yang bisa dijelaskan oleh variasi dari semua variabel

bebas yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, dan kepemilikan publik,

sedangkan sisanya sebesar 75,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.

4.2.3.3. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah

tepat. Pada penelitian ini hasil pengujian secara simultan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4. 11
Uji Signifikan F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4,529 4 1,132 8,825 ,000b

Residual 11,803 92 ,128

Total 16,332 96

a. Dependent Variable: lncsr


b. Predictors: (Constant), lnkp, lnprof, lnsize, lnder

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F sebesar 8,825 dan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima

dan terdapat pengaruh yang signifikan variabel profitabilitas, ukuran perusahaan,

leverage, dan kepemilikan publik secara bersama-sama terhadap variabel CSR.


4.2.3.4. Hasil Uji Parsial (Uji T)

Tabel 4. 12
Uji Signifikan T
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) ,996 ,831 1,199 ,234

lnprof ,044 ,055 ,074 ,799 ,426 ,928 1,078

Lnsize -1,098 ,295 -,337 -3,719 ,000 ,958 1,044

Lnder ,123 ,043 ,266 2,841 ,006 ,893 1,120

Lnkp ,118 ,054 ,196 2,171 ,032 ,964 1,038

a. Dependent Variable: lncsr

1. Variabel Profitabilitas

Dari perhitungan persamaan regresi linier berganda, hasilnya adalah nilai

koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar 0,044. Dari hasil perhitungan

uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar 0,799 dan nilai signifikansi

sebesar 0,426. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 5 persen maka

hipotesis ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan variabel

profitabilitas perusahaan terhadap variabel CSR.

2. Variabel ukuran perusahaan

Dari perhitungan persamaan regresi linier berganda, hasilnya adalah nilai

koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar -1,098. Dari hasil perhitungan

uji secara partial diperoleh nilai t hitung sebesar -3,719 dan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5 persen maka

hipotesis diterima berarti terdapat pengaruh signifikan variabel ukuran

perusahaan terhadap variabel CSR.


3. Variabel Leverage

Dari perhitungan persamaan regresi linier berganda, hasilnya adalah nilai

koefisien variabel leverage sebesar 0,123. Dari hasil perhitungan uji secara

partial diperoleh nilai t hitung sebesar 2,841 dan nilai signifikansi sebesar

0,006. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5 persen maka hipotesis

diterima berarti terdapat pengaruh signifikan variabel leverage terhadap

variabel CSR.

4. Variabel Kepemilikan Publik

Dari perhitungan persamaan regresi linier berganda, hasilnya adalah nilai

koefisien variabel kepemilikan publik sebesar 0,118. Dari hasil perhitungan

uji secara partial diperoleh nilai t hitung sebesar 2,171 dan nilai signifikansi

sebesar 0,032. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5 persen maka

hipotesis diterima berarti terdapat pengaruh signifikan variabel kepemilikan

publik terhadap variabel CSR.

4.3 Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap CSR

Hasil pengujian menunjukkan t hitung sebesar 0,799 dan signifikansinya

adalah 0,426 atau diatas tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini berarti bahwa hipotesis

pertama yang menyatakan terdapat pengaruh profitabilitas terhadap CSR ditolak.

Peningkatan profitabilitas perusahaan tidak akan meningkatkan dan berpengaruh

terhadap CSR.
Hasil yang diperoleh didalam tahapan pengujian hipotesis ini sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Ross (2012) yang mengungkapkan bahwa kemampuan

perusahaan untuk menigkatkan jumlah pengungkapan corporate social responsibility

tidak hanya dipengaruhi oleh posisi laba yang dimiliki perusahaan, akan tetapi lebih

dipengaruhi oleh keberadaan seluruh elemen kinerja keuangan yang fundamental,

karena kinerja keuangan yang fundamental tersebut merupakan sistem yang saling

menyatu dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Elber dan Gina

(2015) yang menemukan bahwa profitabilitas bukanlah satu satunya variabel yang

mempengaruhi jumlah pengungkapan corporate social responsibility, karena

profitabilitas bukanlah satu satunya jaminan yang menunjukan secara fundamental

perusahaan memiliki performance yang baik didalam pandangan stakeholders

khususnya investor

Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Ivan dkk (2015) yang menemukan

bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengungkapan

corporate social responsibility. Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2016) yang

juga mendapatkan hasil dimana profitabilitas tidak berpengaruh terhadap jumlah

pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

4.3.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap CSR

Hasil pengujian menunjukkan t hitung sebesar -3,719 dan signifikansinya

adalah 0,000 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini berarti bahwa hipotesis

kedua yang menyatakan terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap jumlah

pengungkapan CSR diterima. Hasil yang diperoleh didalam tahapan pengujian

hipotesis ketiga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Palepu (2005) dan Ross
(2012) yang mengungkapan bertambahnya aset perusahaan menunjukan

bertambahnya ukuran sebuah perusahaan menciptakan risiko bagi peningkatan biaya

mengingat akan timbulnya aset yang menganggur atau tidak termanfaatkan untuk

mendorong peningkatan nilai bagi perusahaan.

Didalam model analisis data terlihat bahwa nilai koefisien regresi yang

terbentuk adalah negatif temuan tersebut menunjukan bahwa semakin besar ukuran

sebuah perusahaan akan semakin menurunkan jumlah pengungkapan corporate

social responsibility. Keberadaan aset yang menganggur memaksa perusahaan

melakukan pengeluaran biaya yang lebih besar sehingga mengurangi jatah biaya

yang digunakan untuk mengungkapan corporate social responsibility

Hasil pengujian hipotesis ketiga juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Majeed et al (2015) menemukan bahwa ukuran perusahaan (size)

berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengungkapan Corporate social

responsibility pada perusahaan yang terdaftar didalam pasar modal di Pakistan. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2016)

yang juga menemukan hasil dimana ukuran perusahaan negatif signifikan terhadap

jumlah pengungkapan CSR pada perusahaan yang terdaftar di BEI

4.3.3. Pengaruh Leverage Terhadap CSR

Hasil pengujian menunjukkan t hitung sebesar 2,841 dan signifikansinya

adalah 0,006 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini berarti bahwa hipotesis

ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh leverage terhadap jumlah pengungkapan

CSR diterima. Hal ini mengindikasikan dimana semakin besar komposisi aliran

dana yang bersumber dari hutang akan mendorong peningkatan jumlah


pengungkapan corporate social responsibility pada perusahaan high profile di Bursa

Efek Indonesia.

Semakin tinggi leverage maka semakin luas pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa Rasio leverage digunakan untuk

memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga

dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Hal ini sesuai dengan teori

keagenan yang memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi

akan mengungkap lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan

dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi. Perusahaan dengan rasio leverage

yang tinggi berkewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas

dibandingkan perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Oleh karena itu

kreditor akan meyakinkan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo dan perusahaan akan berusaha memberikan

informasi yang luas mengenai kondisi perusahaan. Febrina (2011) menyatakan

bahwa perusahaan dengan leverage tinggi akan menanggung biaya pengawasan yang

tinggi. Maka dari itu perusahaan menyediakan informasi secara lebih komprehensif

akan membutuhkan biaya lebih tinggi, maka perusahaan dengan leverage tinggi akan

menyediakan informasi lebih lengkap.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Purwaningsih dan Suyanto (2015) menemukan hasil penelitian bahwa adanya

pengaruh leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil

yang serupa juga dikemukakan oleh Rofiqkoh dan Priyadi (2016) yang menemukan
hasil dimana leverage berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengungkapan CSR

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

4.2.4. Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap CSR

Hasil pengujian menunjukkan t hitung sebesar 2,171 dan signifikansinya

adalah 0,032 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini berarti bahwa

hipotesis keempat yang menyatakan terdapat pengaruh kepemilikan publik terhadap

jumlah pengungkapan CSR diterima. Hasil analisis menunjukan bahwa kepemilikan

publik mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Perusahaan yang go public dituntut untuk lebih transparan dalam

mengungkap informasi yang memadai dan relevan dengan tujuan menciptakan pasar

modal yang efisien. Oleh karena itu, semakin tinggi proporsi saham yang dimiliki

publik maka tingkat kelengkapan pengungkapan laporan tahunan akan semakin

tinggi pula. Pengungkapan dalam laporan tahunan dilakukan sebagai bentuk

pertanggungjawaban dan komunikasi kepada investor, salah satunya kepada investor

publik. Investor publik terdiri dari masyarakat, baik itu yang berada di sekitar

lingkungan perusahaan maupun yang tidak. Oleh karena itu, investor publik tentu

saja akan concern terhadap aktivitas CSR perusahaan yang diketahui melalui

pengungkapannya dalam laporan tahunan. Jika demikian, kepemilikan saham oleh

investor publik akan mendorong perusahaan untuk lebih luas atas pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Soejoto (2017) dimana yang menemukan hasil bahwa kepemilikan

publik berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah pengungkapan CSR. Pendapat


yang sejalan juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Rifqiyah (2016)

yang juga menemukan hasil dimana kepemilikan saham publik signifikan

berpengaruh terhadap jumlah pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian terhadap

hipotesis yang telah dirumuskan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Profitabilitas tidak signifikan terhadap jumlah pengungkapan CSR

2. Ukuran perusahaan signifikan terhadap jumlah pengungkapan CSR

3. Leverage signifikan terhadap jumlah pengungkapan CSR

4. Kepemilikan Publik signifikan terhadap jumlah pengungkapan CSR

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah rentang waktu yang

digunakan sebagai sampel penelitian.

2. Gunakan sampel perusahaan dari sektor yang lain, seperti sektor real estate.
Dengan mengikutsertakan item-item tambahan dari GRI dalam pengukuran

CSR.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan laporan keberlanjutan untuk


menghindari unsur subjektivitas, karena dalam laporan keberlanjutan

perusahaan sudah melakukan cross section dengan item-item Global

Reporting Initiative.
5.3 Keterbatan Penelitian

Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu

1. Adanya keterbatasan dalam periode penelitian, penelitian hanya dilakukan

tahun 2014-2017. Sehingga hasilnya kurang mencerminkan keadaan secara

jangka panjang.

2. Sedikitnya perusahaan yang melaporkan pertanggungjawaban sosial,

sehingga kurang mencerminkan pengungkapan tanggung jawab sosial yang

dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.

3. Masih terdapat unsur subjektivitas dalam melakukan pengukuran indeks

pengungkapan tanggung jawab sosial.

4. Masih rendahnya perolehan nilai adjusted R square rendah yaitu sebesar 24,6
% sehingga 75,4 % dapat dijelaskan oleh penelitian yang lain. Dapat

dikatakan bahwa penelitian ini kurang menjelaskan begitu banyak tentang

penelitian kali ini.

5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang

Dengan adanya keterbatasan penelitian maka penelitian selanjutnya perlu

menambahkan variabel independen selain variabel yang sudah digunakan dalam

penelitian ini. Misalnya variabel jenis industry, free cash flow, resiko bisnis, dan

Good Corporate Governance

Anda mungkin juga menyukai