Anda di halaman 1dari 2

Berselingkuh Lebih Mudah, Lewat Media Sosial

Jaman sekarang siapa yang tidak punya media sosial. Dari anak-anak
sampai orang tua sekalipun sudah memiliki media sosial. Dari laporan berjudul
"Essential Insights Into Internet, Social Media, Mobile, and E-Commerce Use
Around The World" yang diterbitkan tanggal 30 Januari 2018, dari total populasi
Indonesia sebanyak 265,4 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 130
juta dengan penetrasi 49 persen. Dengan persentase yang cukup banyak itu
kehadiran media sosial menjadi sangat penting dikehidupan kita. Bagaimana tidak
penting, media sosial yang memiliki banyak manfaat dan memungkinkan kita bisa
berkomunikasi tanpa merasa adanya batas maupun jarak yang memisahkan
mereka. Namun dibalik banyaknya manfaat, media sosial digunakan beberapa
oknum untuk bertemu dengan teman lama atau orang baru yang mungkin
membuat kesetiaan dengan pasangan goyah. Tak heran jika banyak pe-selingkuh
memanfaatkan media sosial untuk berhubungan dengan kekasih gelapnya.

Menurut meetdoctor, definisi selingkuh dibagi menjadi dua, menurut pria


dan wanita. Wanita melihat perselingkuhan emosional-seperti menggoda dan
menari dengan pria lain di sebuah pesta sebagai pelanggaran berat dan mereka
berasumsi pasangan tidak akan memaafkan mereka karena hal itu. Sedangkan
pria, cenderung percaya bahwa tindakan dianggap selingkuh bila ada keterlibatan
seks di dalamnya. Namun, dengan majunya perkembangan jaman, mempermudah
perselingkuhan dan biasa dilakukan lewat media sosial. Menurut sebuah
penelitian yang dilakukan oleh situs kencan online, mayoritas peselingkuh
menggunakan media sosial Facebook untuk berkomunikasi dengan
selingkuhannya. Sebanyak 75 persen responden menjawab menyukai Facebook
untuk ngobrol dan mencari tahu aktivitas kekasih di dunia maya. Rata-rata
memilih waktu di atas jam 10 malam untuk mulai berkomunikasi. "Setiap orang
memiliki Facebook sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dari pasangan, pesan
juga mudah dihapus untuk keamanan, serta dilindungi password. Tanpa banyak
usaha dan waktu, seseorang dengan mudah menelusuri foto dan informasi detail
lain tentang pujaan hatinya di dunia maya," tulis laporan tersebut. Kemudahan
tersebut juga membantu hubungan gelap melompat dari A ke Z. Selain itu,
memberikan jempol "like" pada salah satu posting-an mantan atau bahkan
berhubungan langsung dengan sang mantan di medsos aksi semacam itu juga
dikategorikan sebagai selingkuh. Menurut Dr Martin Graff, psikolog University of
South Wales, tindakan tersebut dijuluki dengan istilah "micro-cheating". Tidak
hanya sekedar memberi “like”, tapi mengirim emoji merayu (memelet, cium,
peluk) ke orang lain (tak cuma mantan) selain pasangan, serta menyimpan nomor
telepon kekasih gelap dengan nama samaran. Layaknya seperti aksi
perselingkuhan di dunia nyata, micro-cheating juga dilakukan secara diam-diam
tanpa sepengetahuan pasangan.

Menurut pandangan agama, perselingkuhan sangat bertentangan dengan


nilai-nilai keagamaan yang mengajarkan kita untuk setia kepada satu pasangan
saja. Menurut pandangan hukum juga menentang adanya perselingkuhan, secara
khusus perselingkuhan yang sudah mengarah kepada hubungan seksualitas. Oleh
sebab itu, pentingnya kesetiaan yang dibangun dalam sebuah hubungan akan
meminimalisir perselingkuhan dalam bentuk apapun secara khusus melalui media
sosial. Selain itu, lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial agar kelebihan
yang ditawarkan media sosial tidak membuat kita terjebak di dalamnya.

Nama : Bunga Elsharon (802017167)

Anda mungkin juga menyukai