Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Cairan dan Elektrolit


Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan Cairan dan Elektrolit pada Lansia
Sasaran : Lansia
Hari Tanggal : Sabtu, 11 Agustus 2018
Tempat : UPTD Panti Tresna Werdha Nirwana Puri
Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Kelompok 4
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan Lansia mampu memahami
tentang kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkaan Lansia dapat :
a. Memahami pengertian kebutuhan cairan pada Lansia
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan pada Lansia
c. Mengetahui masalah-masalah gangguan keseimbangan mempengaruhi cairan.
d. Mengetahui jika terjadi kekurangan cairan pada Lansia.
e. Memahami kelebihan cairan bagi Lansia.
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian kebutuhan cairan pada Lansia
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan pada Lansia
3. Masalah-masalah gangguan keseimbangan mempengaruhi cairan.
4. Kekurangan cairan pada Lansia.
5. Kelebihan cairan bagi Lansia.
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab atau diskusi
D. Media
1. Laptop dan power point
2. LCD
3. Leflet
E. Langkah-langkah penyuluhan

No Kegiatan Respon peserta Waktu

Pendahuluan
- Menjawab salam
a. Memberi salam
1 - Menyimak
b. Menyampaikan pokok bahasan 5 menit
- Menyimak
c. Menyampaikan tujuan

Pelaksanaan
a. Menjelaskan pengertian kebutuhan
cairan pada Lansia
b. Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan cairan
pada Lansia
2 c. Menjelaskan masalah - masalah Memperhatikan 20 menit
gangguan keseimbangan
mempengaruhi cairan.
d. Menjelaskan kekurangan cairan
pada Lansia.
e. Menjelaskan kelebihan cairan bagi
Lansia.

Penutup
-Menyampaikan
- Diskusi
3 jawaban
- Kesimpulan 5 menit
-Mendengarkan
- Memberikan salam penutup
-Menjawab salam
F. Setting tempat

Infokus

Penyaji Fasilitator

Fasilitator
Moderator
Fasilitator
Notulen

Lansia Lansia Lansia Lansia

G. Evaluasi
1. Apa pengertian kebutuhan cairan pada Lansia ?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan pada Lansia ?
3. Apa masalah-masalah gangguan keseimbangan mempengaruhi cairan ?
4. Apa kekurangan cairan pada Lansia ?
5. Apa kelebihan cairan bagi Lansia ?
Materi Penyuluhan
Tentang Kebutuhan Cairan Pada Lansia
A. Definisi

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena


metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan,
ketidakseibangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk berlebihan atau
kekurangan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat.

Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah
melakukan aktivitas. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu
menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih
seperti kencing batu, batu ginjal, dll. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang
dan sendi. Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah sembelit karena
untuk mengolah makanan dalam usus sangat dibutuhkan air, tentu saja tanpa air
yang cukup kerja usus tidak dapat maksimal dan timbullah sembelit.

Air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, softdrink, alkohol,
es, maupun sirup dan dianjurkan minimal kita minum air putih 1.5 sampai dengan 2
liter/hari. Minuman seperti kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup
bahkan tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia
yang mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti kencing manis, darah tinggi,
obesitas, dan jantung.
B. Kebutuhan cairan dan elektrolit
No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1 3 hari, 3 kg 250-300
2 1 tahun,9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000
5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahun, 54,0 kg 2200-2700

C. Faktor- Faktor yang mempengaruhi cairan dan elektrolit


1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Anak-
anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di
karenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
3. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
4. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
5. Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,
sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air dalam
tubuh lansia kurang dari manusia dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan
bayi.
6. Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan
kemampuan untuk memekatkan urine, mengakibatkan kehilangan air yang lebih
tinggi.
7. Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu untuk
mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan terhadap
konstipasi karena penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas,
pantangan diet, dan penurunan aktivitas fisik dapat menunjang perkembangan
konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengarah
pada masalah diare.
8. Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin mempunyai
masalah dalam mendapatkan cairan (misalnya gangguan dalam berjalan) atau
mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya penderita stroke).
D. Masalah- Masalah Gangguan keseimbangan mempengaruhi cairan dan
elektrolit
1. Hipovolemik
Suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan
dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan
sehingga menimbulkan syok hipovolemik.Mekanisme nya adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan
tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala:
pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemi
Penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
3. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema,
adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
E. Kekurangan Cairan Pada Lansia
Masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan tubuh,
hal ini berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan yang dialami lansia,
diantaranya adalah peningkatan jumlah lemak pada lansia, penurunan fungsi ginjal
untuk memekatkan urin dan penurunan rasa haus.
Tanda-tanda utama kekurangan cairan pada lansia antara lain :
1. Terjadi peningkatan suhu tubuh
2. Dapat terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan
(normal : 14 – 20 x/menit)
3. Peningkatan frekwensi denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah, halus.
4. Tekanan darah menurun.
5. Terjadi penurunan jumlah urine
Jika terjadi kekurangan cairan juga akan nampak perubahan fisik pada lansia, antara
lain :
1. Kulit kering dan agak kemerahan.
2. Lidah kering dan kasar.
3. Mata cekung.
4. Penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba atau drastis.
5. Turgor kulit menurun.
Selain perubahan yang nampak pada fisik, akibat kekurangan cairan yang dialami
oleh seorang lansia bisa mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Penurunan kesadaran
2. Gelisah
3. Lemah
4. Pusing
5. Tidak nafsu makan
6. Mual dan muntah
7. Kehausan (pada lansia kurang signifikan)
F. Kelebihan Cairan Pada Lansia
Selain masalah kekurangan cairan, seorang lanjut usia juga bisa mengalami
kelebihan cairan, hal ini bisa berakibat buruk bagi kesehatannya.
Berbeda atau berlawanan dengan kekurangan cairan, tanda-tanda kelebihan cairan
pada lansia antara lain :
1. Terjadi penurunan suhu tubuh.
2. Dapat terjadi sesak nafas.
3. Denyut nadi teraba kuat dan frekuensinya meningkat.
4. Tekanan darah meningkat.
5. Peningkatan jumlah urine (jika ginjal masih baik).
Juga akan nampak pada perubahan fisik pada lansia, antara lain :
1. Turgor kulit meningkat
2. Edema
3. Peningkatan berat badan secara tiba-tiba
4. Kulit lembab
Selain perubahan yang nampak pada fisik, akibat kelebihan cairan yang dialami oleh
seorang lansia bisa mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pusing
2. Anoreksia / tidak nafsu makan
3. Mual muntah
Daftar Pustaka

Hidayat. A. Aziz alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : aplikasi konsep
dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengest. E. Marlyn dkk. 1999. Rencanan Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan pasien. Jakarta : EGC.
Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Binarupa
Aksara Publiser
Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai