Spesifikasi
Pematangan Lahan Rencana Lokasi WWTP
1.2. Definisi
PT. Dacrea Design and Engineering Consultants yang selanjutnya disebut perencana.
Konsultan pengawas akan ditunjuk melalui proses lelang yang dilaksanakan
bersamaan pelelangan pematangan lahan lokasi WWTP ini yang selanjutnya disebut
konsultan pengawas.
1.8. Perbedaan-perbedaan
1. Apabila terdapat perbedaan antara spesifikasi teknis dan gambar, maka spesifikasi
teknis yang mengikat.
2. Apabila di dalam gambar terlukis tetapi di dalam spesifikasi teknis tidak tercantum,
maka gambarlah yang mengikat, demikian pula sebaliknya.
3. Apabila ukuran-ukuran belum tercantum pada gambar dan spesifikasi teknis maka
pelaksana wajib dan harus melapor kepada pengawas dan perencana agar diadakan
pemecahan.
4. Apabila terdapat perbedaan pada gambar skala besar dengan skala kecil, maka gambar
dengan skala besar yang mengikat.
5. Apabila terjadi masalah atau kejanggalan di dalam dokumen perencanaan, perbedaan
gambar dan sebagainya, pelaksana harus segera konsultasi / lapor kepada pengawas
untuk kemudain dibicarakan penyelesaiannya dengan perencana.
6. Jika terdapat perbedaan perincian kualitas tentang bahan-bahan yang dipergunakan
antara pelaksana dan pengawas, maka dapat diadakan pengetesan bahan.
BAB II : PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN TANAH
2.2. Referensi
Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) serta standar
berikut, merupakan uraian lebih lanjut dan merupakan bagian yang menyatu dengan
spesifikasi ini.
ASTM D 1557 /
ASTM D 698 : (metode pengujian standar untuk hubungan antara kadar air dengan
kepadatan, pada tanah dan campuran tanah-batuan, dengan
menggunakan penumbuk 4,54 kg tinggi jatuh 457 mm) hubungan
antara kepadatan tanah dan kadar air tanah,
ASTM D 1556 : (metode pengujian standar untuk kepadatan tanah dan kepadatan
lapangan dengan menggunakan sand-cone) penentuan kepadatan
tanah dilapangan dengan menggunakan sand-cone.
ASTM D 422, C 136 : Analisa ukuran butiran tanah,
ASTM D 423 : Batas cair tanah,
ASTM C 424 : Batas plastis tanah,
ASTM C 127 /128,
ASTM D 854 : specific grafity.
2.7. Penimbunan
1. Pengukuran topograpfi dilakukan sebelum dan sesudah penimbunan tiap tahap
pekerjaan dan pada akhir pekerjaan dan diperiksa pengawas.
2. Elevasi timbunan rencana tidak termasuk tebal perkerasan.
3. Material timbunan harus memperhitungkan settlement dan dicantumkan pada gambar
keterangan settlement yang terjadi.
4. Sebelum penimbunan dimulai, daerah yang akan di timbun harus dibersihkan dari
material organik, lumpur maupun tanah lunak serta dilakukan pengontrolan pada
bangunan / jaringan yang ada di dalam tanah.
5. Area timbunan dibuatkan patok-patok dengan jarak 5- 10 m, pada patok tersebut
dibuatkan ukurannya sehingga dapat mengetahui kedalaman timbunan dan peil
rencana.
6. Pekerjaan timbunan agar dicantumkan pelaksanaan settlement record berupa
pemasangan settlement plate, pengamatan pergerakan horizontal tanah dengan
inclinometer dan pengematan muka air tanah dengan piezometer.
7. Material timbunan agar diuji sand-cone test setiap 30 cm dan tes CBR lapangan pada
lapisan teratas.
8. Penimbunan harus dilakukan secara lapis demi lapis, tebal tiap lapisan tidak boleh
lebih dari 30 cm sebelum dipadatkan.
9. top soil atau material yang mengandung humus / vegetasi tidak boleh digunakan
sebagai bahan timbunan.
10. Pemadatan harus dilakukan dengan peralatan yang telah disetujui oleh perencana.
11. Material timbunan harus mempunyai kadar air tertentu untuk mendapatkan tingkat
kepadatan yang sesuai dan dihamparkan seeara hati-hati, dipadatkan sampai diperoleh
kepadatan yang diinginkan.
12. Pada penimbunan kembali (re-fill) di daerah galian kabel / pipa bawah tanah, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. digunakan bahan timbunan butiran (granuler) dengan ketebalan sampai 50 cm
di atas pipa dan 15emdiatas kabel,
b. material hasil galian dapat digunakan sebagai bahan timbunan seperti di atas,
jika disetujui oleh perencana,
c. material timbunan yang digunakan di sekitar galian diversion-tunnel (pipa
pengelak) merupakan tanah lempung plastis (high platieity clay),
13. Material timbunan tidak boleh diletakkan pada dinding lantai beton yang belum
mengeras / belum eukup kuat untuk mendukungtanah timbunan.
Spesifikasai ini, bersama dengan gambar (drawings), digunakan sebagai pedoman pada
pekerjaaan yang melibatkan pemasangan geosintetik.
3.2. Referensi
Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam standar berikut ini, merupakan uraian lebih lanjut
dan merupakan bagian yang menyatu dengan spesifika siini.
ASTM D 4595-86 : uji dan metode kuat tarik geosintetik.
ASTM D 4632-86 : uji dan metode beban puncak dan pertambahan panjang geosintetik.
ASTM D 4751-87 : uji dan metode untuk menentukan ukuran lubang-Iubang pori
geosintetik.
ASTM D 4355-84 : uji dan metode untuk menentukan pengaruh sinar ultraviolet dan air
terhadap geosintetik.
ASTM D 4491-85 : uji dan metode untuk menentukan permeabilitas geoseintetik.
CFGG : manual untuk palaksanaan pekerjaan geosintetik.
3.3. Bahan
a. Geosintetik tipe grid
i. Bentuk struktur,
Geosintetik tipe grid dengan bentuk bidimensional atau mono-oriented geogrid
dengan bentuk lobang-lobang adalah oval.
ii. Stabilitasterhadap ultraviolet,
Bahan ini harus tahan terhadap sinar ultraviolet dan umumnya dari bahan
HDPE (High Density Polyethelene) berwarna hitam dan tahan terhadap
mikroorganiseme.
iii. Dimensi,
Berat per satuan luas : 8 – 10 N/m2
Lebar guluingan :1m
Panjanggulungan : 30 m
Berat total : 0,25 – 0,30 kN
iv. Karakteristik teknis
Tegangantarik maksimum : 110 kN/m'
Pertambahanpanjangpada tegangantarik maksimum : ≤ 13%
Kuat tarik karakteristik pada temperatur 20°C : > 25 kN/m'
b. Geosintetik tipe mat
i. Bentuk struktur
Geosintetik tipe mat yang digunakandengan bentuk struktur tiga dimensi.
ii. Bahan
Bahandari polypropylene atau polyethelene.
iii. Dimensi
Tebalgeosintetik tipe mat : 15 – 20 mm
Berat per satuan luas : 3 – 5 N/m2
c. Geosintetik tipe geotekstil
a. Bentuk struktur geotekstil dengan tipe woven (anyaman) atau non-woven
(tidak dianyam).
b. Poresize(ukuran lubangpori)
Ukuran lubang pori (Of) < 70 micron
c. Permeabilitas
Koefisien permeabilitas geotekstil untuk arah normal ≥ 10-4m/s
1. Pondasi bangunan yang dipakai adalah Pondasi Lajur Batu Kali untuk dinding luar keliling
ruangan sesuai gambar dan pondasi batu kali setempat sesuai gambar.
2. Pondasi Lajur Batu Kali, terdiri dari :
a. Lantai kerja pondasi/aanstamping adalah batu kali setebal 50 - 70 cm di isi pasir atau batu
pecah pada celahnya hingga kokoh.
c. Material batu kali/belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak retak.
Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan dipakai.
d. Penggalian pondasi lajur batu kali dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik
as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Direksi.
- Tidak dibenarkan melakukan kegiatan pekerjaan Pematangan Lahan diluar lokasi yang
ditetapkan
- Kendaraan yang keluar masuk lokasi harus selalu dalam keadaan bersih, sehingga
tidak mengotori / mengganggu jalan umum dan lingkungan.
- Memasang rambu-rambu lalu lintas yang diperlukan diarea jalan masuk dan keluar
kenderaan sehubungan dengan kegiatan pekerjaan dan muatan maksimum yang
diizinkan untuk angkutan tanah satu dump truck adalah 6 (enam) m³.
- Wajib menjaga arah aliran air pada waktu hujan, longsoran tanah dan batuan agar tidak
melintai jalan aspal ROW 50
- dalam pelaksanaan pekerjaan pemotongan tanah memperhitungkan kekuatan struktur
tower dan tanki air eksisting.
- Dalam seluruh kegiatan sebelum pekerjaan pelaksanaan, harus mematuhi dan mengacu
kepada :
a. UU.RI. No.32 th.2009 (tentang Perlindungan dan Pengelokasian Lingkungan
hidup&turunnya).
b. PERDA nomor : 11 Tahun 2011 (tentang Kebersihan Kota Batam)
c. PERDA nomor : 9 Tahun 2001 (tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Batam)
d. PERDA nomor : 5 Tahun 2011 (tentang Pajak Daerah Kota Batam)
e. PERDA nomor : 2 Tahun 2002 (tentang IMB) dan ketentuan-ketentuan lain yang
ditetapkan di Kota Batam.
f. PERDA nomor : 8 Tahun 2003 (tentang Pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup) dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan di Kota Batam.
- Segala akibat yang timbul dari pelaksanaan pematangan lahan yang menimbulkan
kerugian pihak lain atau merugikan pihak lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
resiko pelaksana.
2. Spesifikasi Material :
- Pengetesan dilaboratorium, baik di site pengambilan maupun dilokasi penimbunan
terhadap beberapa titik sample material, harga pengetesan laboratorium sudah
termasuk didalam harga material.
3. Tenaga Ahli :
- Ahli Teknik Lingkungan 1 orang, Pendidikan min S1 Teknik Lingkungan, Memiliki SKA
Madya Ahli Teknik Lingkungan, mempunyai kemampuan didalam perencanaan dan
pengawasan mengenai Tata Lingkungan khususnya pada pembangunan WWTP dengan
pengalaman minimal 10 tahun.\
- Ahli Mekanika Tanah 1 orang , Pendidikan min S.1 Geologi, memiliki SKA Ahli Madya
Geoteknik, mempunyai kemampuan dalam perancanaan dan pengawasan yang sesuai
pada bidangnya dengan pengalaman minimal 5 tahun.
- Site Engineer 1 orang, Pendidikan min S1 Teknik Sipil, memiliki SKA Ahli Madya Geodesi,
mempunyai kemampuan didalam perencanaan dan pengawasan yang sesuai dengan
bidangnya minimal 5 tahun.
- Ahli K3 1 Orang, Pendidikan min S1 Teknik Sipil, Memiliki SKA Ahli Madya K3 Konstruksi,
mempunyai kemampuan dalam bidang perencanaan maupun pengawasan yang sesuai
pada bidangnya minimal 5 tahun.
- Quality Control 1 Orang, Pendidikan min S1 Teknik Sipil, Memiliki SKA Ahli Madya Sistem
Manajemen Mutu
- Surveyor 1 orang, pendidikan D.3 Sipil, Memiliki SKT Juru Ukur / teknisi Survey pemetaan
mempunyai kemampuan dalam bidang perencanaan maupun pengawasan yang sesuai
pada bidangnya dengan pengalaman minimal 3 tahun.
- Cad Drafter 1 orang, Pendidikan min D.3 Sipil, Memiliki SKT Draftman tata Lingkungan
mempunyai kemampuan dalam bidang perencanaan maupun pengawasan yang sesuai
pada bidangnya dengan pengalaman minimal 3 tahun.
- Mandor Lapangan 1 orang, Pendidikan min SMA, Memiliki SKT Tukang Pekerjaan tanah /
Earthmoving, mempunyai kemampuan dalam bidang perencanaan maupun pengawasan
pada bidangnya dengan pengalaman minimal 3 tahun
- Tenaga Pendukung 4 orang (SLTA) dengan pengalaman minimal 2 tahun.
Semua Tenaga Ahli tersebut diatas harus melampirkan CV, Ijazah, NPWP dan Seritifikat sesuai
dengan keahliannya