PENDAHULUAN
1
2
Pada orang yang dalam pekerjaannya kurang gerakan fisik, kurang olahraga, dan
menderita stres lama sering mengalami batu ginjal (Muslim, 2007). Faktor pola minum
yang memicu timbulnya batu ginjal antara lain kurang meminum air putih, banyak
mengkonsumsi jus tomat, anggur, apel, vitamin C dan soft drink, sementara banyak
mengkonsumsi teh, kopi, susu dan jus jeruk. Makanan yang mempengaruhi
kemungkinan terbentuknya batu ginjal antara lain terlau banyak protein hewan, lemak,
kurang sayur, kurang buah, dan tingginya konsumsi fastfood/junkfood.
Mengkonsumsi suplemen makanan dan obat-obatan tertentu juga dapat memicu
terbentuknya batu ginjal. Sering menahan BAK dan kegemukan juga dapat menaikkan
kemungkinan terkena batu ginjal (Muslim, 2007). Gaya hidup masyarakat kota seperti
disebutkan dalam paragraf ini mempengaruhi terbentuknya batu ginjal.
Indonesia terletak pada kelompok negara di dunia yang dilewati oleh sabuk
batu atau stone belt (Portalkalbe dalam Nurlina, 2008). Di Indonesia penyakit batu
ginjal masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi (Nurlina,
2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian batu ginjal selama
periode Januari 2010 – Desember 2012 tertinggi pada tahun 2012 (48,6%) dan pada
kelompok umur 36-50 tahun (48,6%). Jumlah pasien laki-laki lebih banyak ditemukan
daripada perempuan (3:2). Sedangkan lokasi tersering ditemukannya batu adalah di
pielum (85,7%), dan komplikasi terbanyak adalah hidronefrosis (68,6%). Penanganan
yang paling sering diberikan pada pasien adalah pielolitotomi (34,3%).
Fokus dan perhatian perawat terhadap upaya-upaya untuk melakukan edukasi
dan perubahan gaya hidup pasien dengan batu ginjal merupakan salah satu tindakan
mandiri perawat untuk membantu perawatan pasien-pasien dengan penyakit batu
ginjal. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai kasus batu ginjal dan gaya hidup yang
mempengaruhinya melalui setting keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan.