Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya
kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono, 2003).
Pelindung barrier, yang disebut secara umum sebagai alat pelindung diri (APD)
telah digunakan selama bertahun tahun untuk melindungi pasien dari
microorganism yang ada pada petugas kesehatan. Alat pelindung diri mencakup
tutup kepala, masker, alat pelindung mata (googless), apron, sarung tangan dan
pelindung kaki.

B. TUJUAN
Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuh pasien dan petugas dari
microorganisme, penularan dan potensi bahaya atau kecelakaan kerja cidera
selama melakukan tindakan selama di rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP ALAT PELINDUNG DIRI


Ruang lingkup Panduan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri dari:
1. Syarat – syarat Alat Pelindung Diri menurut Suma’mur (1996) yang baikantara
lain:
a. Alat pelindung diri harus enak di pakai.
b. Alat pelindung diri harus tidak boleh mengganggu pekerjaannya.
c. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya yang
dihadapinya.
2. Ketentuan Penggunaan Alat Pelindung Diri menurut Budiono, dkk (2003), alat
pelindung yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan – ketentuan
sebagai berikut:
a. Harus memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya yang akandihadapi pekerja.
b. Beratnya harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
c. Harus dapat dipakai secara fleksibel.
d. Bentuknya harus cukup menarik.
e. Tidak mudah rusak.
f. Tidak menimbulkan bahaya – bahaya tambahan bagi pemakainya.
g. Suka cadangnya harus mudah diperoleh sehingga pemeliharaan alat
pelindung diri dapat dilakukan dengan mudah.
h. Memenuhi ketentuan dari standar yang ada.
i. Pemeliharaannya mudah.
j. Tidak membatasi gerak.
k. Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa “tidak nyaman” tidak mungkin
hilang sama sekali, namun diharapkan masih dalam batas toleransi). Oleh
karena itu pemeliharaan dan control terhadap alat pelindung diri penting
karena alat pelindung diri sensitive terhadap perubahan tertentu, punya
masa kerja tertentu dan APD dapat menularkan beberapa jenis penyakit
jika secara bergantian.
3. Kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri.
a. Kemampuan pelindung yang tidaksempurna.
b. Memakai alat pelindung diri yang tidak sempurna.
c. Cara memakai alat pelindung diri yang salah.
d. Alat pelindung diri yang dipakai tidak memenuhi persyaratan yang
diperlukan.
e. Alat pelindung diri tidak enak dipakai.
4. Jenis – jenis Alat Pelindung Diri yang digunakan.
a. Alat Pelindung Kepala.
1) Topi pengaman (safety helmet).
2) Topi/ tudung.
3) Tutup Kepala.
Fungsinya mencegah jatuhnya microorganisme yang ada di rambut dan
kulit kepala petugas terhadap alat – alat daerah sterildan juga sebaliknya
dan untuk melindungi petugas dari percikan cairan tubuh dari pasien.
b. Alat Pelindung muka dan mata (face shield).
1) Kaca mata biasa.
2) Goggles.
3) Masker.
Fungsinya mengantisipasi kemungkinan terkena percikan saat kontak
dengan darah dan cairan tubuh, mukosa membran mata, hidung,
mulut,dari percikan selama prosedur tindakan aktivitas perawatan pasien.
c. Pakaian Kerja.Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber –
sumber bahaya tertentu seperti:
1) Terhadap radiasi panas.
2) Terhadap radiasi mengion.
3) Terhadap cairan dan bahan – bahan kimia.
Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya Apron
terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas.
Fungsinya melindungi petugas dari kontaminasi mikroba selama
tindakan dan menghindari resiko adanya tumpahan darah, cairan tubuh
atau sekresi.
d. Sarung Tangan.
Jenis sarung tangan:
1) Sarung tangan bersih.
2) Sarung tangan steril.
3) Sarung tangan rumah tangga.
Fungsinya untuk melindungi tangan dan jari – jari dari kontak dengan
darah, semua jenis caian tubuh,sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh,
selaput lendir pasien dan benda terkontaminasi.
e. Pelindung kaki.
Jenis pelindung kaki:
1) Sepatu karet atau,
2) Plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki.
Fungsinya untuk melindungi kaki petugas dari tumpahan/ percikan
darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan
benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan.

B. PEDOMAN UMUM ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )


1. Tangan harus selalu bersih walaupun menggunakan APD
2. Lepas atau ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan
kembali yang sudah rusak atau sobek segera setelah anda mengetahui APD
tersebut tidak berfungsi optimal
3. Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan
pelayanan dan hindari kontaminasi : lingkungan di luar ruang isolasi, para
pasien atau petugas lain dan diri anda sendiri
C. DAFTAR ALAT PELINDUNG DIRI
HANDSCOON
APRON/BAJU SEPATU JAS
NO UNIT TOPI MASKER GOOGLE
KERJA BOOT/SANDAL OP ON
STIRIL STIRIL
√ √ √ √ √
KAMAR OPERASI √ √ √
1
KEBIDANAN
√ √ √ √ √ √ √
2
IGD
√ √ √ √
3
LABORATORIUM
√ √ √ √
4
RADIOLOGI
√ √
5
RUANG RAWAT √ √ √ √
6 INAP

RAWAT JALAN
√ √
7
LOUNDRY
√ √ √ √
8
GIZI
√ √ √ √
9
KAMAR JENAZAH
√ √ √ √ √ √
10
BAB III
TATA LAKSANA

Penata Laksanaan:
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Dokter, Perawat, petugas laboratorium dan petugas kesehatan lainnya.
b. Petugas Laundry, Petugas Kesling, Petugas Gizi (Dapur), Petugas Kamar
Jenazah.
2. Perangkat Kerja
Perangkat Alat Pelindung Diri (APD) untuk mengurangi resiko infeksi adalah:
a. Tutup kepala ( topi atau tudung )
b. Masker
c. Kaca mata pelindung ( gogless)
d. Apron
e. Baju kerja
f. Sarung tangan
g. Pelindung kaki.
3. Tata Laksana
a. Penggunaan Tutup Kepala
1) Tutup kepala (topi/ tudung) digunakan untuk menutup rambut dan kulit
kepala sehingga serpihan kulit, mikroorganisme dan rambut tidak masuk
kedalam luka selama pembedahan, tidak jatuh mengenai instrument atau
bahan steril dan bersih, juga olahan makanan.
2) Digunakan selama berada di ruangan tempat bekerja bila keluar ruangan
di lepas.
3) Dijaga kebersihannya (tutup kepala dari kain) apabila kotor atau terkena
cipratan bahan berbahaya dan cairan tubuh pasien dilakukan
perendaman sebelum dicuci.
b. Penggunaan Masker.
1) Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah
dagu dan rambut pada wajah (jenggot).
2) Masker di pakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas
berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas.
3) Jika kotor atau terkena cipratan bahan berbahaya dan cairan tubuh
pasien masker segera diganti.
4) Ketika melepas masker, pegang bagian talinya karena bagian tengah
merupakan bagian yang banyak terkontaminasi.
5) Masker dengan efesiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang
direkomendasikan, misalnya N95 dapat melindungi dai partikel dengan
ukuran< 5 mikron yang di bawa udara.
c. Penggunaan Goggle/ Pelindung mata, untuk melindungi mata jika terjadi
semprotan atau cipratan darah atau cairan tubuh :
1) Selama prosedur operasi bedah dianjurkan agar semua staf mengenakan
kacamata.
2) Ruang pemulihan selama merawat pasien (kalau perlu).
3) Selama menolong proses persalinan
4) Tindakan perawatan:
a) Selama mengeluarkan drain tube, menangani intravena (IV), infusan.
b) Endotracheal suction.
d. Penggunaan apron.
Petugas harus menggunakan apron dibawah gaun penutup ketika melakukan
perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakuka
prosedur dimana ada resiko terpajan dari tumpahan atau percikan darah atau
cairan tubuh pasien.
Apron harus dipakai dengan benar dan pastikan tidak ada sobekan yang akan
menyebabkan tembusnya atau terkenanya cairan tubuh pasien ke gaun kerja
dan kulit petugas.
e. Penggunaan baju kerja
Baju kerja (gaun pelindung) digunakan untuk melindungi atau mengganti
pakaian biasa pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui droplet/air born dan menangani alat alat
setelah dipergunakan pasien. Pemakaian gauun pelindung adalah untuk
melindungi baju dan kulit petugas dari sekresi respirasi.
f. Pemakaian Sarung Tangan.
1) Lakukan kebersihan tangan atau Hand Hygiene.
2) Pakai sarung tangan pada kedua tangan sebelum melakukan tindakan.
3) Ganti sarung tangan bila tampak rusak/ bocor.
4) Segera lepas sarung tangan jika telah selesai tindakan.
5) Buang sarung tangan ketempat pembuangan sampah sesuai prosedur.
6) Lakukan Kebersihan tangan atau hand hygiene.
a) Dianjurkan menggunakan sarung tangan yang tidak mengandung
bahan bubuk latex.
b) Segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.
c) Sarung tangan baru dalam menangani tiap pasien berbeda, demikian
juga jika bekerja dalam ruang lingkup yang berlainan.
g. Penggunaan Pelindung Kaki.
1) Sepatu pelindung harus digunakan selama didalam ruang operasi dan
tidak boleh di pakaikeluar.
2) Bisa di gunakan boot dari bahan karet atau kulit sekaligus menghindari
terselip/ terpeleset.
3) Sepatu harus bersih dan sepenuhnya menutup kaki sehingga dapat
melindungi petugas kesehatan.
4) Sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan.
4. Langkah - langkah Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.
a. Gunakan sepatu boot sebagai pelindung kaki,kemudian gunakan masker
b. Gunakan tutup kepala dilanjutkan dengan pakaian pelindung/ apron.
c. Gunakan sarung tangan ke I dan kaca mata/ goggle.
d. Gunakan sarung tangan ke II dan masker ke II (gambar terlampir).
5. Langkah – langkah melepas Alat Pelindung Diri pada Isolasi Ketat.
a. Desinfeksi sarung tangan bagian luar dan desinfeksi sepatu boot.
b. Setelah sarung tangan desinfeksi, sarung tangan dapat dilepaskan di
lanjutkan melepas masker bagian luar dengan melepas tali masker, jangan
memegang tengah masker.
c. Lepaskan apron, lalu lepaskan kaca mata / goggle.
d. Lepaskan tutup kepala, lepaskan masker bagian dalam dan terakhir
lepaskan sarung tangan bagian dalam (gambar terlampir).
6. Persiapan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
a. Alat pelindung diri sebainya selalu tersedia disetiap ruangan dalam keadaan
siap dipakai.
b. Umumnya sekali pakai atau dipakai terpisah untuk setiap pasien.
c. Setiap alat pelindung yang terkontaminasi harus disingkirkan dan segera
diganti.
d. Alat pelindung diri yang kotor di tempatkan dalam tempat penampungan
sementara tanpa mencemari lingkungan.
e. Alattersebut diproses dengan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi atau
di buang.
7. Pemilihan Alat Pelindung Sesuai Jenis Pajanan.
a. Resiko Rendah.
1) Kontak dengan kulit.
2) Tidak terpajan darah langsung.
Contoh: Injeksi,perawatan luka ringan.
Pemilihan Alat Pelindung Diri : Sarung tangan.
b. Resiko Sedang
Kemungkinan terpajan darah namun tidak ada cipratan.
Contoh :
1) Pemeriksaan pelvis.
2) Insersi IUD.
3) Melepas IUD.
4) Pemasangan Kateter intra vena.
5) Penanganan spesimen laboratrium.
6) Perawatan luka berat.
7) Ceceran darah.
Pemilihan Alat Pelindung Diri: Sarung tangan, Apron atau pakaian
pelindung.
c. Resiko Tinggi:
1) Kemungkinan terpajan darah dan kemungkinan terciprat.
2) Perdarahan massif.
Contoh:
a) Tindakan bedah mayor.
b) Bedah mulut.
c) Persalinan pervagina.
Pemilihan Alat Pelindung Diri: Sarung tangan ganda, Apron, pakaian
pelindung, Kaca mata pelindung, masker, dan Sepatu bot.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pengecekan Kepatuhan Petugas dalam hal memakai Alat Pelindung diri


bekerjasama dengan Petugas K3 dan Kesling dilakukan saat Ronda Tim PPI.
BAB V
PENUTUP

Dengan adanya Panduan Alat Pelindung Diri tahun 2018 diharapkan dapat
menjadi acuan atau pedoman untuk melakukan perbaikan dalam rangka
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dalam hal Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob.

Mengetahui,
KEPALA RS BHAYANGKARA PUSDIK BRIMOB

dr.ADAM BIMANTORO, Sp.AN.BIO.Med


KOMISARIS POLISI NRP 72010472

Anda mungkin juga menyukai