5 Diagnosa Jiwa
5 Diagnosa Jiwa
DIAGNOSA KETIDAKBERDAYAAN
1. Pengertian Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku
atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang
diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang
diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau
mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011).
2. Penyebab Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidak
adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi), serta kurangnya
kesempatan untuk membuat keputusan (Carpenito, 2009).
Faktor terkait ketidakberdayaan menurut Doenges, Townsend, M, (2008) yaitu:
Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrolterhadap terapi.
Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan,hubungan yang kasar.
B. DIAGNOSA KECEMASAN
1. Pengertian Kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi
(Videbeck,2008).
Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati, 2005).
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai
gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).
Disimpulkan bahwa ansietas adalah respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut
dan kekhawatiran yang tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif
yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau penderitaan yang
jelas bagi pasien.
2. Penyebab Kecemasan
Ansietas dapat disebabkan oleh penyakit medis ataupun ganggusan jiwa itu sendiri.
Penyebab ansietas yang murni kelainan jiwa masih belum pasti. Beberapa faktor yang
berperan menyebabkan terjadi ansietas antara lain faktor genetik,
gangguan neurotransmitter (zat penghantar sinyal antar sel saraf), dan lingkungan
sosial.
C. DIAGNOSA KEPUTUSASAAN
1. Pengertian Keputusasaan
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang
diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. (carpenito, 563).
2. Penyebab Keputusasaan
Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan keputusasaan tersebut diantaranya :
Faktor kehilangan
Kegagalan yang terus menerus
Faktor Lingkungan
Orang terdekat ( keluarga )
Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
Adanya tekanan hidup
Kurangnya iman
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak
sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan
tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004).
Gangguan citra tubuh adalah perubahan presepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk struktur, fungsi keterbatasan, makna dan obyek yang sering
kontak dengan tubuh.
Gangguan citra tubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan citra
tubuhnya. Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang dapat
diekspresikan secara langsung atau tidak langsung.
Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang
penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan
ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini. Sejumlah perilaku
menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran negatif, seperti
visual menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan
perawatan diri dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain. Pada
akhirnya reaksi negatif ini dapat mengganggu proses rehabilitasi dan berkontribusi
untuk meningkatkan isolasi sosial (Wald & Alvaro, 2004).
2. Peyebab Gangguan Citra Tubuh
Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai
efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya
dari konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi
citra tubuh. Pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh
persepsi dan pandangan orang lain. Cara individu memandang dirinya mempunyai
dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap
dirinya, menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan membuatnya lebih merasa
aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Proses tumbuh
kembang fisik dan kognitif perubahan perkembangan yang normal seperti
pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh
bila dibandingkan dengan aspek lain dari konsep diri.
Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak
langsung.
Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri
rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif
mengenai diri atau kemampuan diri.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah
suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal
mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung,
penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.