Anda di halaman 1dari 4

CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)

Mengapa harus memakai sabun?

Karena sabun dapat membantu menghilangkan atau membunuh kuman penyakit, dan melepaskan
kotoran, lemak, atau minyak dari kulit.

Apa manfaat cuci tangan pakai sabun?

Manfaat utama cuci tangan pakai sabun adalah melindungi diri dari berbagai penyakit menular.
Penyakit-penyakit tersebut antaralain Diare, Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan kecacingan,
infeksi kulit, infeksi mata, dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan lewat tangan yang tidak bersih.

Kapan sebaiknya kita lakukan?

Cuci tangan pakai sabun dapat kita lakukan pada waktu-waktu berikut:

1. Sebelum menyiapkan makanan

2. Sebelum dan sesudah makan

3. Setelah buang air kecil dan besar

4. Setelah membuang ingus

5. Setelah membuang dan atau menangani sampah

6. Setelah bermain/memberi makan/memegang hewan


Bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar?

Gambar 1. Cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Berikut adalah cara cuci tangan pakai sabun :

1. Menggosok telapak tangan secara bersamaan

2. Menggosok punggng kedua tangan

3. Jalinkan kedua telapak tangan lalu digosok-gosokkan

4. Tautkan jari-jari antara kedua telapak tangan secara berlawanan

5. Gosok ibu jari secara memutar dilanjutkan dengan daerah antara

jari telunjuk dan ibu jari secara bergantian

6. Gosok ujung jari pada telapak tangan secara bergantian

7. Gosok kedua pergelangan tangan dengan arah memutar,

bilas dengan air dan keringkan.

Jakarta – Setiap tahun, pada tanggal 15 Oktober, masyarakat dunia memperingati Hari Cuci
Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). Tahun ini tema yang diangkat adalah Tangan Bersih
Pangkal Sehat.

Tema ini dipilih karena tangan adalah anggota badan yang banyak digunakan untuk melakuan
berbagai kegiatan sehari-hari termasuk makan, minum, menyiapkan makanan, serta memberi
makan anak atau bayi. Tangan yang selalu bersih dan sehat akan mencegah kita dari serangan
berbagai penyakit, utamanya penyakit menular.
Dalam sambutannya Menkes menyampaikan pentingnya menyebarluaskan kebersihan tangan
untuk menciptakan kehidupan yang sehat terutama anak-anak dari kelompok usia sekolah
agar mereka benar-benar melakukan CTPS dengan air bersih yang mengalir, sebagai suatu
gerakan masyarakat.

CTPS adalah cara yang sederhana, mudah, murah dan bermanfaat untuk mencegah berbagai
penyakit. Sebab, ada beberapa penyakit penyebab kematian yang dapat dicegah dengan cuci
tangan yang benar, seperti penyakit Diare dan ISPA yang sering menjadi penyebab kematian
anak-anak. Demikian juga penyakit Hepatitis, Typhus, dan Flu Burung.

ada kesempatan tersebut Menkes berpesan kepada para orang tua dapat berperan
mewujudkan kebiasaan masyarakat untuk CTPS serta mau dan mampu menjadi contoh bagi
anak-anak dan keluarganya dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS.

Menkes mengingatkan perilaku mencuci tangan yang benar adalah jika mencuci tangan
dengan sabun. Adapun waktunya adalah 1) sebelum menyiapkan makanan, 2) setiap kali
tangan kotor seperti : setelah memegang uang, binatang, berkebun, setelah buang air besar,
setelah menceboki bayi/anak, 3) setelah menggunakan pestisida/insektisida, dan 4) sebelum
menyusui bayi.

Hasil Riskesdas Tahun 2013, menunjukkan bahwa proporsi penduduk umur > 10 tahun yang
berperilaku cuci tangan dengan benar di Indonesia meningkat dari 23,2% pada tahun 2007
menjadi 47,0 persen pada tahun 2013.

Secara khusus, Menkes menyampaikan selamat kepada Duta Lingkungan Sehat dan Natural
Leader yang terpilih mewakili provinsinya. Duta Lingkungan Sehat adalah siswa SD kelas 4-
5 yang aktif mensosialisasikan CTPS di lingkungan kekuarga, sekolah, dan masyarakat
sekitarnya. Mereka berasal dari 5 provinsi, yaitu Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau, Jawa
Tengah, Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

“Harapan saya adalah agar anak-anak para Duta Lingkungan Sehat akan melanjutkan dan
meningkatkan perannya dalam menggerakkan teman-teman dan masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya untuk melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun,” kata Menkes.

Sementara Natural Leader adalah warga masyarakat yang aktif mewujudkan 5 pilar Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari 5 provinsi, yaitu Jawa Tengah, Kalimantan Selatan,
Yogyakarta, Jambi dan Sumatera Barat.

Kepada para Natural Leader, Menkes berharap agar dapat meningkatkan perannya dalam
menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan 5 pilar STBM yaitu :1) Stop Buang Air Besar
Sembarangan, 2) Cuci Tangan Pakai Sabun, 3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan di
RumahTangga, 4) Pengelolaan Sampah dan 5) Pengelolaan Limbah Cair.

“Kita patut bangga bahwa berkat kerja keras bersama, sejak tahun 2008 hingga kini ada
25.184 desa/keluruhan dari 80.275 desa/ kelurahan di Tanah Air yang telah melaksanakan
pendekatan STBM. Selain itu, ada sekitar 4.431 desa/ kelurahan di Indonesia yang telah
mendeklarasikan Stop Buang Air Besar Sembarangan,” kata Menkes.

Pada kesempatan tersebut, Menkes mengharapkan dukungan dari seluruh jajaran lintas sektor
di Tingkat Pusat dan Daerah agar pada tahun 2019 – bukan saja seluruh desa/ kelurahan di
Indonesia telah menerapkan STBM akan tetapi juga telah mencapai universal akses pada air
minum dan sanitasi layak.

Menutup sambutannya, Menkes berperan kepada para mitra untuk dapat menyediakan sarana
dan prasarana air bersih dan sanitasi serta tempat cuci tangan dalam jumlah yang memadai di
sekolah, kantor, dan di rumah makan; menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan
sehat, dengan membuat drainase dan mengelola sampah dengan baik dan benar; serta
melakukan edukasi perilaku bersih dan sehat kepada masyarakat sekolah.

Anda mungkin juga menyukai