Anda di halaman 1dari 10

A.

DIAGNOSA KETIDAKBERDAYAAN
1. Pengertian Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku
atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang
diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang
diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau
mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011).

Menurut Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang bahwa


tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna, kurang penggendalian
yang dirasakan terhadap situasi terakhir atau yang baru saja terjadi.

Sedangkan menurut Carpenito-Moyet (2007) ketidakberdayaan merupakan keadaan


ketika seseorang individu atau kelompok merasakurang kontrol terhadap kejadian
atau situasi tertentu.

2. Penyebab Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidak
adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi), serta kurangnya
kesempatan untuk membuat keputusan (Carpenito, 2009).
Faktor terkait ketidakberdayaan menurut Doenges, Townsend, M, (2008) yaitu:
 Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrolterhadap terapi.
 Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan,hubungan yang kasar.

3. Tanda dan gejala Ketidakberdayaan


 muka merah
 Pandangan tajam
 Otot tegang
 Nada suara tinggi
 Berdebat
 Memaksakan kehendak
 Memukul
 Mengamuk
 Mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
 Suka membentak
 Suka menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
 Mudah kesal
 Mudah marah
 Mata merah
 Bicara menguasai
 Ekspresi marah saat membicarakan orang
 Suka merusak
 Suka melempar barang barang
 Tidak suka keramaian
 Lebih suka menyendiri

B. DIAGNOSA KECEMASAN
1. Pengertian Kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi
(Videbeck,2008).

Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati, 2005).

Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai
gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).

Disimpulkan bahwa ansietas adalah respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut
dan kekhawatiran yang tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif
yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau penderitaan yang
jelas bagi pasien.
2. Penyebab Kecemasan
Ansietas dapat disebabkan oleh penyakit medis ataupun ganggusan jiwa itu sendiri.
Penyebab ansietas yang murni kelainan jiwa masih belum pasti. Beberapa faktor yang
berperan menyebabkan terjadi ansietas antara lain faktor genetik,
gangguan neurotransmitter (zat penghantar sinyal antar sel saraf), dan lingkungan
sosial.

3. Tanda dan gejala Kecemasan


 Khawatir
 Firasat buruk
 Takut akan pikirannya sendiri
 Mudah tersinggung
 Merasa tegang
 Tidak tenang
 Gelisah
 Terkejut
 Takut sendirian
 Takut pada keramaian dan banyak orang
 Gangguan pola tidur
 Mimpi-mimpi yang menegangkan
 Gangguan konsentrasi dan daya ingat
 Kepala terasa pusing atau ringan
 Berkeringat
 Kesulitan bernapas
 Mual dan muntah
 Hipertensi
 Palpitasi atau berdebar-debar
 Pupil melebar atau midriasis
 Gelisah, tidak bisa diam
 Pingsan
 Tremor atau gemetaran
 Gangguan buang air kecil

C. DIAGNOSA KEPUTUSASAAN
1. Pengertian Keputusasaan
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang
diiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. (carpenito, 563).

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat


keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak
dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).

Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan,keraguan,duka


cita, apati, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. ( Cotton dan Range, 1996 ).
Sedangkanmenurut (Pharris, Resnick,dan ABlum, 1997),mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.

Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya


terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang tidak
memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.

2. Penyebab Keputusasaan
Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan keputusasaan tersebut diantaranya :
 Faktor kehilangan
 Kegagalan yang terus menerus
 Faktor Lingkungan
 Orang terdekat ( keluarga )
 Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
 Adanya tekanan hidup
 Kurangnya iman

3. Tanda dan gejala Keputusasaan


 respon terhadap stimulus melambat
 tidak ada energy
 tidur bertambah
 individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya
tapi dapat merasakan
 tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 hampa dan letih
 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
 tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
 Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
 Penurunan verbalisasi
 Penurunan afek
 Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
 Ketidakmampuan mencapai sesuatu
 Hubungan interpersonal yang terganggu
 Proses pikir yang lambat
 Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah
yang dihadapi saat ini
 Penurunan fleksibilitas dalam proses piker
 Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
D.DIAGNOSA GANGGUAN CITRA TUBUH
1. Pengertian Gangguan Citra Tubuh
Gangguan Citra Tubuh merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang
membentuk persepsi seseorang tentang tubuhnya baik secara internal maupus
eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra
tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik
dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).

Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak
sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan
tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004).

Gangguan citra tubuh adalah perubahan presepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk struktur, fungsi keterbatasan, makna dan obyek yang sering
kontak dengan tubuh.

Gangguan citra tubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan citra
tubuhnya. Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang dapat
diekspresikan secara langsung atau tidak langsung.

Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang
penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan
ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini. Sejumlah perilaku
menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran negatif, seperti
visual menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan
perawatan diri dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain. Pada
akhirnya reaksi negatif ini dapat mengganggu proses rehabilitasi dan berkontribusi
untuk meningkatkan isolasi sosial (Wald & Alvaro, 2004).
2. Peyebab Gangguan Citra Tubuh
Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai
efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya
dari konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi
citra tubuh. Pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh
persepsi dan pandangan orang lain. Cara individu memandang dirinya mempunyai
dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap
dirinya, menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan membuatnya lebih merasa
aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Proses tumbuh
kembang fisik dan kognitif perubahan perkembangan yang normal seperti
pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh
bila dibandingkan dengan aspek lain dari konsep diri.

3. Tanda dan gejala Gangguan Citra Tubuh


 Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
 Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
 Menolak penjelasan perubahan tubuh
 Persepsi negatif pada tubuh
 Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
 Mengungkapkan keputusasaan
 Mengungkapkan ketakutan
 Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
 Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah
pemasangan infuse.
 Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan
pemasanagn alat di dalam tubuh.
 Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
 Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan.
 Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan
tanda vital, dll).

D. DIAGNOSA HARGA DIRI RENDAH


1. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998
:227).

Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak
langsung.

Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri
rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif
mengenai diri atau kemampuan diri.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah
suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal
mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung,
penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

2. Penyebab Harga Diri Rendah


Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung,
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi
system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C,
1998: 366). Menurut Carpenito, L.J (1998: 82) koping individu tidak efektif adalah
keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu
ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat
karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif).
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998: 312) koping individu tidak
efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah
seseorang dalam memenuhi tuntunan kehidupan dan peran.

3. Tanda dan gejala Harga Diri Rendah


 Mengkritik diri sendiri atau orang lain
 Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
 Perasaan tidak mampu
 Rasa bersalah
 Sikap negatif pada diri sendiri
 Sikap pesimis pada kehidupan
 Keluhan sakit fisik
 Pandangan hidup yang terpolarisasi
 Menolak kemampuan diri sendiri
 Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
 Perasaan cemas dan takut
 Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif
 Mengungkapkan kegagalan pribadi
 Ketidak mampuan menentukan tujuan
 Produktivitas menurun
 Perilaku destruktif pada diri sendiri
 Perilaku destruktif pada orang lain
 Penyalahgunaan zat
 Menarik diri dari hubungan social
 Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
 Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
 Tampak mudah tersinggung/mudah marah

Anda mungkin juga menyukai