Isi Makalah
Isi Makalah
Banjir jadi hal biasa buat masyarakat Indonesia. Tiap tahun Indonesia slalu
mendapatkan masalah banjir dan sampai saat ini pun belum ada solusi yg dapat
menanggulangi permasalahan ini. Ketidak sadaran akan bahayanya banjir dan penyebab-
penyebab terjadinya banjir menjadi penyebab kenapa banjir tersebut setiap tahun melanda
Indonesia.
Penyebab banjir sendiri bisa terjadi karena berbagai hal baik alam maupun manusia.
Dan berikut adalah hal-hal yang menyebabkan banjir di seluruh dunia termasuk Indonesia :
1. Peristiwa alam seperti Curah hujan dalam jangka waktu yang lama.
2. Terjadi erosi tanah hingga menyisakan batuan, dan tidak ada resapan air bahkan bukan
hanya banjir tapi juga tanah longsor.
3. Buruknya penanganan sampah, hingga kemudian sumber saluran air tersumbat
4. Bendungan dan saluran air rusak. Seperti yang terjadi pada bencana di situ gintung
5. Penebangan hutan secara liar dan tidak kendali.
6. Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang. Sehingga memudahkan terjadi bencana
banjir
7. Kiriman atau bencana banjir bandang.
8. Keadaan tanah tertutuo semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
9. Pembangunan tempat pemukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan gedung,
tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada. Contohlah kota-kota besar semacam
jakarta yang sering terjadi bencana banjir.
Bencana banjir sebenarnya dapat kita hindari, yaitu dengan menghindari hal-hal
diatas. Sehingga tidak akan terjadi peristiwa seperti situ gintung ataupun banjir bandang yang
sering terjadi di Indonesia. Seperti sebuah kata bijak, “Manusia adalah bagian dari alam, jika
kita menyakiti alam maka kita akan menyakiti manusia”.
Beberapa ramalan untuk Indonesia dikeluarkan oleh konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) di Bali jika tingakatan air laut terus meninggi:
Bandara Jakarta akan tenggelam pada tahun 2035.
Sekitar 25% wilayah Jakarta dapat hilang di tahun 2050.
Surabaya dan Semarang akan banjir secara tetap pada tahun 2080.
Ibukota Indonesia terpaksa dipindahkan ke Bandung.
Dua ribu pulau bisa habis di tahun 2030.
400,000 km kuadrat luas daratan lenyap pada tahun 2080, termasuk sekitar 10% dari
Papua, dan 5% dari Jawa dan Sumatra (di pesisir utara).
Begitu ujar Nicholas Stern, pengarang "The Stern Report" (2006) mengenai
perubahan iklim:
Negara kepulauan sangat rawan terhadap peningkatan air laut dan badai. Indonesia
termasuk Negara yang amat rawan.
Sebenarnya banjir dapat di kurangi bahkan dicegah jika kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga sungai-sungai, kali, bendungan, dan mengurangi pembangunan-
pembangunan gedung yang berarti menutup tanah dengan semen maupun aspal, membangun
taman-taman ditengah kota dapat mengurangi bencana banjir.
setiap tahun air laut meluap menjadi masalah besar yang harus dihadapi kedepannya.
1
TANAH LONGSOR
Tanah longsor juga sering disebut sebagai gerakan tanah. Tanah longsor merupakan salah
satu peristiwa geologi yang terjadi akibat adanya pergerakan massa batuan (baca: jenis
batuan) atau tanah dengan berbagai macam tipe dan jenis tanah, misalnya jatuhnya bebatuan
atau gumpalan besar tanah.
Penyebab Tanah Longsor
1. Erosi tanah
Penyebab terjadinya tanah longsor salah satunya disebabkan oleh erosi tanah. Erosi tanah
bisa disebabkan karena berbagai hal seperti aliran air yang terlalu deras, sungai- sungai
maupun gelombang laut. Erosi tanah ini bisa menyerang bagian kaki- kaki lereng sehingga
bertambah curam. Ketika ini dibiarkan terus menerus maka hal ini bisa menyebabkan tanah
longsor, karena tidak ada penopang yang kuat di bagian kaki lerengnya.
2. Gempa bumi
3. Gunung meletus
4. Getaran
Seperti halnya gempa bumi dan juga gunung meletus, pada dasarnya tanah longsor ini
disebabkan oleh getaran. Selain gempa bumi dan gunung meletus, getaran ini juga
ditimbulkan oleh berbagai hal seperti mesin, lalu lintas, penggunaan bahan- bahan peledak
hingga petir.
5. Tingginya curah hujan
6. Hancurnya bebatuan
7. Tumpukan sampah
8. Hutan gundul
Salah satu fungsi dari pepohonan adalah memperkuat struktur tanah. Akar pohon tidak hanya
dapat menyimpan air namun juga dapat memperkuat struktur tanah. Apabila hutan yang
banyak pohonnya ditebangi secara liar maka hal ini menjadikan tanah lemah strukturnya
sehingga ketika hujan lebat akan sangat mudah bagi tanah tersebut longsor. Hal ini sudah
banyak terjadi di Indonesia.
9. Bendungan susut
Tanah longsor juga dapat disebabkan karena susutnya bendungan. Turunnya permukaan
tanah dan timbulnya retakan dapat diakibatkan oleh penyusutan muka air danau atau
bendungan dengan cepat. Penyusutan ini akan berdampak juga pada hilangnya gaya penahan
lereng. Waduk yang mempunyai kemiringan sebesar 220 derajat memiliki potensi untuk
longsor.
10. Lereng dan tebing yang terjal
11. Lahan pertanian di lereng
12. Tanah tidak padat
14. Longsoran lama
15. Menumpuknya material
2
GUNUNG MELETUS
3
Magma yang telah naik dan berada pada lapisa kawah gunung paling bawah akan
mempengaruhi suhu kawah secara drastik. Berbeda dengan gunung yang berada pada status
normal, dimana magma tidak terkumpul semuanya di daerah kawah, sehingga suhu kawah
normal.
Pergerakan tektonik di lapisan bumi di bawah gunung, seperti pergeseran lempeng dapat
menjadi pemicu naiknya magma ke kawah gunung berapi.
Kondisi seperti ini akan disadari secara alamiah oleh hewan – hewan di sekitar gunung
berapi. Mereka akan terlihat panik dan mulai melakukan migrasi ke daerah yang mereka
anggap aman.
Selain itu meningkatnya suhu kawah gunung berapi membuat sumber air di sekitar gunung
menjadi kering.
Tekanan yang Sangat Tinggi
ibitimes.com
Beberapa faktor penyebab gunung meletus yang
sudah dibahas sebelumnya dapat menyebabkan
cairan magma terdorong, sehingga bergerak ke atas
dan masuk ke daerah kawah gunung.
Apabila magma disepanjang perjalanannya
menelusuri saluran kawah mengalami penyumbatan,
maka hal ini bisa menjadi pemicu ledakan yang kita
kenal dengan istilah letusan gunung berapi.
Letusan gunung berapi berbanding lurus dengan tekanan dan volume. Semakin besar volume
dan tekanan yang dialami magma, maka semakin besar pula letusan gunung berapi yang
terjadi.
Faktor Penyebab Gunung Meletus
Demikianlah 5 faktor penyebab gunung meletus yang utama. Semoga dengan mengetahui
faktor penyebab gunung meletus, kamu bisa lebih sigap bertindak ketika gunung di sekitar
daerahmu mulai menunjukkan tanda-tanda sesuai yang telah diterangkan.
4
TSUMAMI
5
( Baca juga Macam macam gempa bumi dan akibatnya
9 akibat gempa bumi dan jenisnya )
2. Letusan Gunung Merapi
Gunung berapi tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Letusan dari gunung merapi itu
menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa yang terjadi karena letusan gunung merapi).
Meskipun sangat jarang terjadi, tsunami yang disebabkan letusan gunung merapi sangat
dahsyat. Apalagi jika gunung merapinya ada di bawah laut.
Contoh tsunami yang diakibatkan oleh letusan gunung merapi adalah tsunami besar yang
terjadi akibat letusan gunung krakatau tahun 1883.
Megatsunami
Selain tsunami yang kita ketahui, ada juga tsunami sangat besar yang disebut megatsunami.
Megatsunami adalah tsunami yang mencapai ketinggian lebih dari 100 meter. Selain tsunami
di alaska yang mencapai 520 meter, megatsunami terakhir melanda daerah berpenduduk
diketahui terjadi sekitar 4.ooo tahun yang lalu.
Megatsunami dapat naik hingga ratusan meter , dengan kecepatan 890 KM perjam. Dan dapt
menerjang daratan hingga sejauh 20 KM.
Penyebab Terjadinya Megatsunami
Tidak semua penyebab tsunami berpotensi menimbulkan megatsunami. Berikut tiga kejadian
yang memicu terjadinya megatsunami :
Tanah longsor sangat besar yang yang menyebabkan runtuhnya suatu pulau ke dalam laut
Letusan gunung berapi yang sangat besar
Hantaman meteorit yang sangat besar
Gempa bumi bawah laut memang bisa menggeser lempengan bumi, namun tidak cukup kuat
untuk mengakibatkan runtuhnya sebuah pulau yang menyebabkan megatsunami. Tercatat
beberapa megatsunami yang pernah terjadi dalam peradaban manusia. Yang paling dahsyat
adalah yang terjadi di teluk Lituya tahun 1958 yang tingginya mencapai 524 meter. Namun
yang paling banyak memakan korban jiwa adalah megatsunami di Vajont tahun 1963.
Megatsunami setinggi 250 meter itu memakan korban sekitar 2.000 jiwa.
Megatsunami terbesar terjadi di zaman pra sejarah sekitar 65 juta tahun yang lalu.
Megatsunami yang disebabkan tumbukan meteorit itu mencapai tinggi 3 kilometer. Hal ini
diduga menjadi awal peralihan bumi ke zaman es.
6
ANGIN TOPAN
Angin topan adalah pusaran angin yang sangat kencang hingga mencapai kecepata 120 km
per jamnya hingga pada level tertinggi bisa mencapai 250 km per jamnya. Angin topan yang
melanda bumi tak jarang akan menimbulkan berbagai masalah. Kerusakan akan terjadi
dimana mana, rumah hingga infrastruktur jalan rusak dihantam angin topan. Bukan hanya itu,
angin topan juga bisa menimbulkan korban jiwa.
Angin topan biasanya akan terjadi diwilayah pembagian musim yang beriklim tropis yang
berada diantara garis balik selatan dan utara Namun angin topan ini tidak melanda pada
daerah yang berdekata dengan garis khatulistiwa. Sehingg sangat jarang angin topan terjadi di
Indonesia.
Penyebab Angin Topan
Angin topan terjadi karena mendapatkan tekanan udara yang sangat berbeda
sehingga tekanan udara tersebut akan membentuk sebuah pusaran dalam sistem cuaca.
Angin topan cenderung terjadi di samudera karena tekanan udaranya yang lebih
berbeda dibandingkan dengan yang ada di daratan. Biasanya angin topan lebih
berpotensi muncul saat musim kemarau
Lebih pastinya, angin topan terjadi karena ketika siang hari suhu udara menjadi
sangat panas, Lebih jelasnya angin topan terjadi karena pada saat tengah hari saat
suhu udara menjadi sangat panas, lapisan atmosfer bumi juga akan menerima suhu
panas yang lebih besar namun tekanan udaranya rendah. Hal tersebut yang membuat
terjadinya perpindahan tekanan udara dari tempat yang memiliki suhu rendah menuju
tempat yang lebih tinggi.
Angin topan biasa terjadi diwilayah Samudera yang dekat dengan garis
khatulistiwa seperti samudera pasifik dan laut atlantik. Angin topan atau di Indonesia
juga dikenal sebagai angin badai biasanya datang secara mendadak namun sebelum
itu telah terjadi proses pembentukan pusaran angin yang berlangsung selama beberapa
jam.
7
KEBAKARAN HUTAN
8
gunung berapi meletus, lahar dari gunung berapi tersebut mengenai hutan di lingkungan
gunung berapi itu sehingga hutan mengalami kebakaran.
Ground fire. Ground fire merupakan kebakaran yang terjadi di dalam lapisan tanah. Musim
kemarau berkepanjangan merupakan penyebab dari kebakaran dalam tanah ini. Biasanya,
kebakaran ini terjadi di daerah yang memiliki lahan gambut sehingga lahan gambut tersebut
terbakar ketika suhu udara naik seiring kemarau panjang yang terjadi.
Meskipun kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam sangat mungkin terjadi,
sayangnya bencana kebakaran hutan yang melanda Indonesia setiap tahunnya merupakan
bencana yang terjadi akibat kesengajaan manusia.
9
Bahan baku industri yang menggunakan kayu atau bahan lain dari hutan akan berkurang
jumlahnya karena hutan yang terbakar.
Asap dari pembakaran hutan dapat menyebabkan penyakit seperti ISPA dan membuat jarak
pandang menjadi berkurang karena kabut asap.
Kebakaran juga dapat menyebabkan berkurangnya sumber air sehingga kekeringan bisa
menjadi bencana yang mengikuti kebakaran hutan.
10
GEMPA BUMI
11
Berdasarkan Kedalaman[sunting | sunting sumber]
Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di
bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak
terlalu berbahaya.
Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km
dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa[sunting | sunting sumber]
Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal
dari hiposentrum.
Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–
7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab terjadinya gempa Bumi[sunting | sunting sumber]
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut
disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi,
gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa
bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan
terbentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat
jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk
tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan
bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar. Terakhir
adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi.
Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung.
Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di
bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk.[1]
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
12
KEKERINGAN AIR
Stres air
Lebih dari seperenam manusia di dunia hidup di daerah yang mengalami stres air, yang
berarti mereka tidak memiliki akses yang mencukupi ke air minum.[6] Sekitar 1.1 miliar jiwa
dari manusia yang hidup dalam lingkungan stres air berada di negara miskin dan
berkembang. Wilayah atau negara disebut "stres air" ketika suplai air tahunan berada di
bawah 1700 kubik meter per orang per tahun.[8] Pada level di antara 1000 dan 1700 meter
kubik per orang per tahun, suplai air terjadi secara periodik. Di bawah 1000 meter kubik per
orang per tahun, kelangkaan air terjadi. Pada tahun 2006, 700 juta jiwa di 43 negara hidup di
bawah batas suplai air 1700 meter kubik per orang per tahun.[6] Stres air sedang meningkat di
China, India, Afrika sub Sahara. Kawasan dengan wilayah yang paling mengalami stres air
adalah Timur Tengah dengan rata-rata suplai air 1200 meter kubik per orang per tahun. Di
China, lebih dari 538 juta orang hidup di kawasan stres air di sekitar basin sungai di mana
penggunaan sumber daya air jauh melebihi tingkat pengembaliannya.[6]
Perubahan iklim diperkirakan telah menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah air
tawar yang tersedia. Perubahan iklim mlelehkan gletser lebih cepat dari tingkat
pengembaliannya, mengurangi jumlah air yang mengalir di sungai, dan memperkecil danau.
13
Di berbagai tempat, akuifer dipompa berlebihan. Meski air tawar secara keseluruhan tidak
dipompa secara habis, banyak sumber air tawar yang telah tercemar sehingga tidak bisa
digunakan sebagai air minum dan untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan industri. Petani
harus berjuang untuk mempertahankan produktivitas dengan jumlah air yang terbatas,
sedangkan perkotaan dan industri harus mencari cara untuk menghemat penggunaan air.[9]
Sebuah studi yang dipubikasikan Journal of Climate menemukan bahwa di sebelah tenggara
Amerika Serikat, kelangkaan air terjadi lebih disebabkan oleh peningkatan populasi. Setelah
melakukan pengambilan data iklim dan cuaca serta melakukan permodelan dengan laju
peningkatan populasi manusia, disimpulkan bahwa kondisi ini akan tetap terjadi.[10]
Kapal yang terbengkalai di lokasi yang sebelumnya merupakan Laut Aral, kini merupakan
tanah gersang yang mengalami salinisasi parah
Kelangkaan air memiliki berbagai dampak negatif bagi lingkungan. Penggunaan air yang
berlebih terkait erat dengan kasus kelangkaan air. Kelangkaan air menyebabkan
peningkatan kadar garam tanah, pencemaran nutrisi, hilangnya rawa, dan penyusutan
tepi sungai.[6][12] Seama lebih dari seratus tahun yang lalu, lebih dari setengah lahan basah di
bumi telah hilang.[5] Lahan basah seperti rawa dan tepi sungai merupakan habitat yang
penting bagi mamalia, burung, ikan, amfibi, dan invertebrata, juga bagi manusia karena
berbagai jenis lahan pertanian(seperti sawah) dibangun di atas lahan basah. Lahan basah juga
berfungsi sebagai penyaring air dan perlindungan dari banjir. Laut Aralmerupakan contoh
kasus di mana kelangkaan air akibat irigasi berlebihan menyebabkan suplai air ke lokasi ini
terhenti, menyebabkan hilangnya 58 ribu kilometer persegi perairan, dan salinisasi
tanah terjadi sepanjang tiga dekade terakhir.[5]
Subsiden adalah "tenggelamnya" tanah secara perlahan maupun tiba-tiba, dan merupakan
petunjuk adanya kelangkaan air tanah. Di Amerika Serikat diperkirakan 17 ribu mil persegi
lahan telah mengalami subsiden, dan 80 persen di antaranya merupakan hasil dari
penggunaan air tanah secara berlebihan.[13]
14
danau dan sungai di berbagai tempat di dunia. Karena pertumbuhan populasi manusia yang
eksponensial menyebabkan jumlah air yang digunakan dari kedua sumber ini juga
meningkat.[14]
Air tanah
Air tanah sebelum abad ke 20 merupakan sumber air yang jarang digunakan. Pada tahun
1960an, penggunaan air tanah terus meningkat. Perubahan pengetahuan, teknologi, dan
pembiayaan memfokuskan pengembangan pada usaha ekstraksi air tanah. Pertanian juga
mulai menggunakan air tanah sebagai sumber air irigasi dan mampu memperluas usaha
produksi pangan hingga ke daerah yang kering.[15] Air tanah kini menyediakan air minum
bagi setengah populasi dunia.[16] Sejumlah besar air yang tersimpan di bawah tanah di
sebagian besar akuifer memiliki kapasitas penyangga (buffer) sehingga dapat diambil dengan
batasan jumlah tertentu di musim kering tanpa menyebabkan masalah.[14] Hingga tahun 2010
rata-rata air tanah yang diambil sebanyak 1000 km kubik per tahun dengan 67% digunakan di
irigasi dan 11% untuk kebutuhan industri.[14] Negara dengan tingkat ekstraksi air tanah
terbesar adalah India, China, Amerika Serikat, Pakistan, Iran, Bangladesh, Meksiko, Arab
Saudi, Indonesia, dan Italia dengan total 72% dari seluruh air tanah yang diserap.[14] Air tanah
menjadi sumber air yang penting untuk kehidupan manusia dan ketahanan pangan bagi 1.2
hingga 1.5 miliar jiwa manusia di Afrika dan Asia.[17]
Meski air tanah merupakan sumber yang cukup penting, satu masalah yang menghinggapi
ketersediaan air tanah adalah laju pengembalian air tanah (replenishment) yang di bawah laju
ekstraksinya.[18] Ekstraksi berlebihan dapat mengalihkan aliran air tanah yang sebelumnya
menuju ke air permukaan sehingga volume danau dan sungai menjadi mengecil.[14] Hilangnya
air tanah dapat memicu salinisasi tanah, subsiden tanah, dan berkurangnya volume mata air.
Gletser
Gletser diketahui merupakan sumber air yang cukup penting bagi berbagai sungai di dunia.
Peningkatan temperatur global telah memperlihatkan dampaknya di seluruh dinia dengan
berkurangnya cadangan air di dalam gletser ini dan laju pelelehan yang lebih tinggi
dibandingkan laju pengembaliannya.[19] Meski pelelehan gletser yang terjadi saat ini telah
meningkatkan jumlah suplai air permukaan, namun hilangnya gletser membahayakan
ketersediaan air secara jangka panjang pada masa depan. Pelelehan gletser secara berlebihan
juga dapat menyebabkan banjir hingga meruntuhkan bendungan.[20]
15
PEMANASAN GLOBAL
Kenaikan suhu Bumi meningkat hampir dua kali lipat dari 50 tahun lalu. Tingkat kecepatan
dan pola pemanasan ini, menurut para ilmuwan, tidak dapat dijelaskan hanya dengan siklus
alami, tetapi juga mencakup efek rumah kaca yang disebabkan oleh manusia.
Untuk mempelajari tentang perubahan iklim, PBB membentuk kelompok ilmuwan yang
disebut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun, IPPC
menggelar pertemuan untuk membahas temuan-temuan ilmiah terbaru dan menuliskan
laporan yang merangkum semua hal tentang pemanasan global. Masing-masing laporan
mewakili konsesus atau kesepakatan antara ratusan ilmuwan terkemuka.
Salah satu hal yang pertama kali dipelajari oleh IPCC yaitu beberapa gas rumah kaca yang
bertanggung jawab terhadap pemanasan global, dan berbagai cara yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan gas-gas tersebut. Sebagian besar gas rumah kaca dihasilkan melalui
pembakaran bahan bakar fosil di mobil, pabrik dan produksi listrik.
Gas yang paling bertanggung jawab atas sebagian besar pemanasan adalah karbon dioksida
(CO2). Kontributor lainnya termasuk metana dilepaskan dari tempat pembuangan sampah,
peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan yang merumput), pertanian (misalnya
dinitrogen oksida dari pupuk), gas-gas yang dihasilkan dari proses pendinginan dan industri.
Selain itu, hilangnya hutan juga dapat menyebabkan jumlah karbon dioksida membludak.
Masing-masing gas rumah kaca memiliki kemampuan memerangkap panas yang berbeda.
Beberapa di antaranya bahkan memerangkap panas lebih banyak ketimbang CO2. Satu
molekul metana dapat memproduksi molekul pemanasan 20 kali lebih banyak daripada CO2.
Dinitrogen oksida bahkan 300 kali lebih kuat dibanding CO2.
Gas-gas lain, seperti klorofluorokarbon atau (CFC), berpotensi memerangkap panas seribu
kali lebih banyak dari pada CO2. Tetapi karena konsentrasi gas-gas lain jauh lebih rendah
daripada CO2, tak ada di antara gas-gas tersebut yang memerangkap panas sebanyak yang
dilakukan oleh CO2.
Untuk memahami efek-efek dari gabungan gas-gas tersebut, para ilmuwan cenderung
menyebutnya sebagai gas rumah kaca setara karbon dioksida. Sejak 1990, emisi tahunan gas
rumah kaca setara karbon dioksida global naik sekitar 6 miliar metrik ton atau 20 persen dari
sebelumnya.
16
BEDA TROPIS
17
10. Dipengaruhi oleh pergerakan peredaran matahari sehingga menyebabkan peredaran pola
angin dan menjadikan wilayah iklim tropis memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan
kemarau, tanpa adanya musim dingin.
11. Tekanan udara pada daerah dengan iklim tropis cenderung rendah.
12. Pada wilayah dengan iklim tropis basah vegetasi yang tumbuh di banyak hutan biasanya
berwarna hijau dan lebat
13. Dan pada wilayah dengan iklim tropis kering lebih banyak savana.
14. Dapat mempengaruhi iklim global jika terjadi perubahan yang signifikan. (baca: pembagian
iklim, iklim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap iklim secara global)
15. Pada wilayah dengan iklim tropis kering suhu udara pada siang hari biasanya sangat tinggi
dan bisa mencapai 45°C sedangkan pada malam hari sangat rendah bisa mencapai 10°C.
16. Udara akan berbalik sangat dingin di wilayah dengan iklim tropis kering karena radiasi balik
bumi sangat cepat berlangsung
18