Anda di halaman 1dari 18

BANJIR

Banjir jadi hal biasa buat masyarakat Indonesia. Tiap tahun Indonesia slalu
mendapatkan masalah banjir dan sampai saat ini pun belum ada solusi yg dapat
menanggulangi permasalahan ini. Ketidak sadaran akan bahayanya banjir dan penyebab-
penyebab terjadinya banjir menjadi penyebab kenapa banjir tersebut setiap tahun melanda
Indonesia.

Penyebab banjir sendiri bisa terjadi karena berbagai hal baik alam maupun manusia.
Dan berikut adalah hal-hal yang menyebabkan banjir di seluruh dunia termasuk Indonesia :
1. Peristiwa alam seperti Curah hujan dalam jangka waktu yang lama.
2. Terjadi erosi tanah hingga menyisakan batuan, dan tidak ada resapan air bahkan bukan
hanya banjir tapi juga tanah longsor.
3. Buruknya penanganan sampah, hingga kemudian sumber saluran air tersumbat
4. Bendungan dan saluran air rusak. Seperti yang terjadi pada bencana di situ gintung
5. Penebangan hutan secara liar dan tidak kendali.
6. Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang. Sehingga memudahkan terjadi bencana
banjir
7. Kiriman atau bencana banjir bandang.
8. Keadaan tanah tertutuo semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
9. Pembangunan tempat pemukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan gedung,
tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada. Contohlah kota-kota besar semacam
jakarta yang sering terjadi bencana banjir.

Bencana banjir sebenarnya dapat kita hindari, yaitu dengan menghindari hal-hal
diatas. Sehingga tidak akan terjadi peristiwa seperti situ gintung ataupun banjir bandang yang
sering terjadi di Indonesia. Seperti sebuah kata bijak, “Manusia adalah bagian dari alam, jika
kita menyakiti alam maka kita akan menyakiti manusia”.
Beberapa ramalan untuk Indonesia dikeluarkan oleh konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) di Bali jika tingakatan air laut terus meninggi:
 Bandara Jakarta akan tenggelam pada tahun 2035.
 Sekitar 25% wilayah Jakarta dapat hilang di tahun 2050.
 Surabaya dan Semarang akan banjir secara tetap pada tahun 2080.
 Ibukota Indonesia terpaksa dipindahkan ke Bandung.
 Dua ribu pulau bisa habis di tahun 2030.
 400,000 km kuadrat luas daratan lenyap pada tahun 2080, termasuk sekitar 10% dari
Papua, dan 5% dari Jawa dan Sumatra (di pesisir utara).

Begitu ujar Nicholas Stern, pengarang "The Stern Report" (2006) mengenai
perubahan iklim:
Negara kepulauan sangat rawan terhadap peningkatan air laut dan badai. Indonesia
termasuk Negara yang amat rawan.

Sebenarnya banjir dapat di kurangi bahkan dicegah jika kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga sungai-sungai, kali, bendungan, dan mengurangi pembangunan-
pembangunan gedung yang berarti menutup tanah dengan semen maupun aspal, membangun
taman-taman ditengah kota dapat mengurangi bencana banjir.
setiap tahun air laut meluap menjadi masalah besar yang harus dihadapi kedepannya.

1
TANAH LONGSOR

Tanah longsor juga sering disebut sebagai gerakan tanah. Tanah longsor merupakan salah
satu peristiwa geologi yang terjadi akibat adanya pergerakan massa batuan (baca: jenis
batuan) atau tanah dengan berbagai macam tipe dan jenis tanah, misalnya jatuhnya bebatuan
atau gumpalan besar tanah.
Penyebab Tanah Longsor
1. Erosi tanah
Penyebab terjadinya tanah longsor salah satunya disebabkan oleh erosi tanah. Erosi tanah
bisa disebabkan karena berbagai hal seperti aliran air yang terlalu deras, sungai- sungai
maupun gelombang laut. Erosi tanah ini bisa menyerang bagian kaki- kaki lereng sehingga
bertambah curam. Ketika ini dibiarkan terus menerus maka hal ini bisa menyebabkan tanah
longsor, karena tidak ada penopang yang kuat di bagian kaki lerengnya.
2. Gempa bumi
3. Gunung meletus
4. Getaran
Seperti halnya gempa bumi dan juga gunung meletus, pada dasarnya tanah longsor ini
disebabkan oleh getaran. Selain gempa bumi dan gunung meletus, getaran ini juga
ditimbulkan oleh berbagai hal seperti mesin, lalu lintas, penggunaan bahan- bahan peledak
hingga petir.
5. Tingginya curah hujan
6. Hancurnya bebatuan
7. Tumpukan sampah
8. Hutan gundul
Salah satu fungsi dari pepohonan adalah memperkuat struktur tanah. Akar pohon tidak hanya
dapat menyimpan air namun juga dapat memperkuat struktur tanah. Apabila hutan yang
banyak pohonnya ditebangi secara liar maka hal ini menjadikan tanah lemah strukturnya
sehingga ketika hujan lebat akan sangat mudah bagi tanah tersebut longsor. Hal ini sudah
banyak terjadi di Indonesia.
9. Bendungan susut
Tanah longsor juga dapat disebabkan karena susutnya bendungan. Turunnya permukaan
tanah dan timbulnya retakan dapat diakibatkan oleh penyusutan muka air danau atau
bendungan dengan cepat. Penyusutan ini akan berdampak juga pada hilangnya gaya penahan
lereng. Waduk yang mempunyai kemiringan sebesar 220 derajat memiliki potensi untuk
longsor.
10. Lereng dan tebing yang terjal
11. Lahan pertanian di lereng
12. Tanah tidak padat
14. Longsoran lama
15. Menumpuknya material

2
GUNUNG MELETUS

Faktor Penyebab Gunung Meletus – Berdasarkan definisinya, gunung berapi merupakan


sebuah sistem saluran fluida yang terdiri dari batuan-batuan cair bersuhu tinggi yang
mempunyai struktur memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi
sampai ke permukaan bumi.
Satu hal yang paling mengerikan dari gunung berapi adalah letusannya. Lava gunung berapi
yang meletus dapat bersuhu hingga 1200 derajat celcius. Tak hanya lava, material lain seperti
gas beracun dan awan panas juga ikut keluar saat terjadinya letusan gunung berapi.
Bencana letusan gunung berapi dapat menimbulkan ribuan korban jiwa, bahkan letusan
gunung berapi terdahsyat jaman dahulu memakan jutaan korban jiwa. Tak salah jika bencana
gunung meletus merupakan salah satu bencana alam yang paling banyak menimbulkan
korban jiwa dan kerusakan.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab gunung meletus:
Badan Gunung Berapi Mengalami Deformasi
techtimes.com
Perubahan yang terjadi pada badang gunung berapi
diakibatkan oleh meningkatnya gelombang listrik dan
magnet. Perubahan tersebut menyebabkan lapisan batuan
di gunung berubah, sehingga dapat mempengaruhi
bagian dalam gunung.
Contohnya dapur mamgma yang tersumbat sehingga
volumenya mengecila atau saluran penghubung kawah
dan dapur magma juga dapat tersumbat akibat batuan
penyusun gunung yang mengalami deformasi.
Frekuensi Gempa Vulkanik Meningkat
dailymail.co.uk
Aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi biasanya
menjadi pertanda gunung akan meletus. Misalnya
frekuensi gempa bumin yang meningkat, dimana dalam
satu hari dapat terjadi gempa tremor berkali-kali yang
tercatat pada alat Seismograf.
Selain meningkatnya aktivitas Seismik, gempa vulkanik
juga terjadi karena adanya pergerakan magma, hidrotermal
yang terjadi pada perut bumi.
Jika tanda-tanda tersebut berlangsung dalam waktu lama maka status gunung berapi akan
ditingkatkan levelnya menjadi waspada. Dalam level waspada, masyarakat di sekitar gunung
berapi akan diberikan penyuluhan.
Petugas terkait juga akan mengadakan penilaian mengenai potensi bahaya yang mungkin
akan terjadi. Pemantauan ini akan dilaksanakan secara rutin dan terus menerus.
Berdesakannya Lempeng-Lempeng
Bumi
deskbg.com
Faktor penyebab gunung meletus
selanjutnya adalah lempeng-lempeng bumi
yang mulai saling berdesakkan. Memang
lempeng-lempeng bumi yang berada pada
kerak bumi terus bergerak tiap saat.
Lempeng-lempeng bumi yang bergerak itu
akan bertemu di daerah pegunungan yang
memang merupakan area pertemuan.
Akibat dari berdesakannya lempeng-lempeng bumi
adalah ativitas geologi gunung yang meningkat,
perubahan struktur dalam gunung berapi, gejala
tektonik dan vulkanik bermunculan, dsb.
Peningkatan Suhu Kawah yang Sangat Drastis

3
Magma yang telah naik dan berada pada lapisa kawah gunung paling bawah akan
mempengaruhi suhu kawah secara drastik. Berbeda dengan gunung yang berada pada status
normal, dimana magma tidak terkumpul semuanya di daerah kawah, sehingga suhu kawah
normal.
Pergerakan tektonik di lapisan bumi di bawah gunung, seperti pergeseran lempeng dapat
menjadi pemicu naiknya magma ke kawah gunung berapi.
Kondisi seperti ini akan disadari secara alamiah oleh hewan – hewan di sekitar gunung
berapi. Mereka akan terlihat panik dan mulai melakukan migrasi ke daerah yang mereka
anggap aman.
Selain itu meningkatnya suhu kawah gunung berapi membuat sumber air di sekitar gunung
menjadi kering.
Tekanan yang Sangat Tinggi
ibitimes.com
Beberapa faktor penyebab gunung meletus yang
sudah dibahas sebelumnya dapat menyebabkan
cairan magma terdorong, sehingga bergerak ke atas
dan masuk ke daerah kawah gunung.
Apabila magma disepanjang perjalanannya
menelusuri saluran kawah mengalami penyumbatan,
maka hal ini bisa menjadi pemicu ledakan yang kita
kenal dengan istilah letusan gunung berapi.
Letusan gunung berapi berbanding lurus dengan tekanan dan volume. Semakin besar volume
dan tekanan yang dialami magma, maka semakin besar pula letusan gunung berapi yang
terjadi.
Faktor Penyebab Gunung Meletus
Demikianlah 5 faktor penyebab gunung meletus yang utama. Semoga dengan mengetahui
faktor penyebab gunung meletus, kamu bisa lebih sigap bertindak ketika gunung di sekitar
daerahmu mulai menunjukkan tanda-tanda sesuai yang telah diterangkan.

4
TSUMAMI

Penyebab Terjadinya Tsunami di Indonesia


Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan
laut vertikal secara tiba-tiba sehingga menghasilkan gelombang yang sangat tinggi di bibir
pantai. Kata tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsuyang artinya pelabuhan
dan nami yang berarti gelombang. Jadi secara harafiah, tsunami berarti gelombang
pelabuhan. Tsunami sering diidentikkan dengan istilah seismic sea wave. Namun para ahli
lebih menyukai penggunaan kata tsunami.
Sesuai dengan penamaannya, tsunami memang sering terjadi di Jepang. Setidaknya
tsunami telah terjadi sekitar 196 kali di Jepang. Sebelum perkembangan penelitian seperti
sekarang, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Hal ini dikarenakan penampakan
peristiwa keduanya yang mirip. Baik tsunami maupun gelombang pasang sama sama
menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan. Bedanya, gelombang tsunami jauh
lebih besar dan lebih lama. Sekarang diketahui bahwa tsunami tidak sama dengan gelombang
pasang. Penyebab dan morfologis keduanya berbeda. Selain itu, tsunami juga tidak terjadi di
sekitar pelabuhan saja. Bisa disimpulkan sebenarnya kata tsunami pun kurang cocok untuk
fenomena alam ini.
Tsunami rawan terjadi di negara-negara sekitar samudra Pasifik. Karena disekitar daerah itu
pergeseran lempeng bumi lebih mungkin terjadi. Negara-negara yang rawan akan benacana
ini adalah Jepang, Hawai, Chilie, India, Bangladesh dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri, tsunami sudah terjadi beberapa kali. Yang paling dikenang
sampai menjadi bencana nasional tentunya adalah yang terjdi di Aceh tahun 2004 silam.
Butuh bertahun-tahun untuk bangkit dan kembali memperbaiki kerusakan yang terjadi. Orang
Aceh menyebutnya Alon Buluek.
Penyebab Terjadinya Tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami terjadi jika terjadi gangguan pada “wadah” lautan.
Gangguan ini menyebabkan mobilitas air laut yang sangat kuat
di sisi wadahnya (dalam hal ini bibir pantai). Secara visual,
proses terjadinya tsunami bisa dilihat pada skema di atas.
Pertama perhatikan keadaan lempeng bumi pada situasi normal.
Lalu terjadi gangguan yang menyebabkan lempeng bumi
berubah. Perubahan itu menyebabkan pergerakan air di kedua
sisinya. Sisi yang berada di tengah laut tidak akan terasa
pengaruhnya. Tapi di sisi lainnya (pantai) akan terjadi
gelombang pasang yang sangat besar.
(baca juga : Penyebab Tsunami dan Akibatnya
8 ciri ciri akan terjadinya tsunami )
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan lempengan bumi yang memicu
tsunami. Setidaknya ada lima hal yang menjadi penyebab terjadinya tsunami. Yaitu gempa
bumi bawah laut, longsor bawah laut, letusan gunung api, hantaman meteor dan ulah
manusia. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya tsunami :
1. Gempa Bawah Laut
Gempa bumi yang terjadi di bawah laut merupakan penyebab paling umum terjadinya
tsunami. Gerakan vertikal pada kerak bumi (gempa) dapat mengakibatkan dasar laut naik
atau turun secara tiba-tiba, yang menyebabkan gangguan keseimbangan air yang ada di
atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi laut, yang ketika sampai di pantai
menjadi tsunami.
Meskipun demikian tidak semua gempa yang terjadi di bawah laut menyebabkan tsunami.
Gempa bumi bawah laut yang menyebabkan terjadinya tsunami adalah yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
 Pusat gempa kurang dari 30 kmdibawah permukaan laut
 Gempa bumi berkekuatan sekurang kurangnya 6,5 SR
 Gempa bumi dengan pola sesar naik atau turun
Contoh tsunami yang diakibatkan gempa bumi adalah tsunami Aceh tahun 2004 dan tsunami
Jepang tahun 2011 silam.

5
( Baca juga Macam macam gempa bumi dan akibatnya
9 akibat gempa bumi dan jenisnya )
2. Letusan Gunung Merapi
Gunung berapi tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Letusan dari gunung merapi itu
menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa yang terjadi karena letusan gunung merapi).
Meskipun sangat jarang terjadi, tsunami yang disebabkan letusan gunung merapi sangat
dahsyat. Apalagi jika gunung merapinya ada di bawah laut.
Contoh tsunami yang diakibatkan oleh letusan gunung merapi adalah tsunami besar yang
terjadi akibat letusan gunung krakatau tahun 1883.

3. Longsor Bawah Laut


Longsor bawah laut terjadi akibat tabrakan antara lempeng benua dan lempeng samudra yang
disebabkan oleh gempa dan peubahan air laut. Proses ini membentuk paling laut secara tiba-
tiba yang berpengaruh pada pergerakan volume air yang mendadak. Pada skala tertentu
menyebabkan tsunami.
Ciri-ciri tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut adalah gempa yang berkekuatan
kecil tapi mengakibatkan tsunami yang kuat. Misalnya yang terjadi di Pesisir Jawa tahun
2006 silam.
4. Hantaman Meteor
Tsunami juga dapat disebabkan oleh meteor yang jatuh di atas laut. Penggambarannya kira
kira seperti melempar bola bowling ke atas kolam renang yang menyebabkan rentetan
gelombang yang cukup besar di tepi kolam. Selain itu, meteor yang jatuh ke permukaan laut
juga menyebabkan ketidakseimbangan lempeng bawah laut yang menimbulkan gempa. Hal
ini jarang terjadi, tapi akibatnya adalah tsunami yang sangat besar.
5. Ulah manusia
Sebagai mahluk dalam strata paling tinggi klasifikasi organisme, manusia juga membawa
potensi perusakan bumi lebih besar. Misalnya dalam pengujian senjata untuk perang seperti
bom nuklir. Jika pengujiannya dilakukan di lautan, hal ini berpotensi menimbulkan gempa
bawah laut yang berpotensi mendatangkan tsunami. Meskipun belum ada kejadian yang
dikabarkan, namun para ahli sepakat jika hal itu sangat mungkin terjadi.

Megatsunami
Selain tsunami yang kita ketahui, ada juga tsunami sangat besar yang disebut megatsunami.
Megatsunami adalah tsunami yang mencapai ketinggian lebih dari 100 meter. Selain tsunami
di alaska yang mencapai 520 meter, megatsunami terakhir melanda daerah berpenduduk
diketahui terjadi sekitar 4.ooo tahun yang lalu.
Megatsunami dapat naik hingga ratusan meter , dengan kecepatan 890 KM perjam. Dan dapt
menerjang daratan hingga sejauh 20 KM.
Penyebab Terjadinya Megatsunami
Tidak semua penyebab tsunami berpotensi menimbulkan megatsunami. Berikut tiga kejadian
yang memicu terjadinya megatsunami :
 Tanah longsor sangat besar yang yang menyebabkan runtuhnya suatu pulau ke dalam laut
 Letusan gunung berapi yang sangat besar
 Hantaman meteorit yang sangat besar
Gempa bumi bawah laut memang bisa menggeser lempengan bumi, namun tidak cukup kuat
untuk mengakibatkan runtuhnya sebuah pulau yang menyebabkan megatsunami. Tercatat
beberapa megatsunami yang pernah terjadi dalam peradaban manusia. Yang paling dahsyat
adalah yang terjadi di teluk Lituya tahun 1958 yang tingginya mencapai 524 meter. Namun
yang paling banyak memakan korban jiwa adalah megatsunami di Vajont tahun 1963.
Megatsunami setinggi 250 meter itu memakan korban sekitar 2.000 jiwa.
Megatsunami terbesar terjadi di zaman pra sejarah sekitar 65 juta tahun yang lalu.
Megatsunami yang disebabkan tumbukan meteorit itu mencapai tinggi 3 kilometer. Hal ini
diduga menjadi awal peralihan bumi ke zaman es.

6
ANGIN TOPAN

Penyebab Terjadinya Angin Topan

Angin topan adalah pusaran angin yang sangat kencang hingga mencapai kecepata 120 km
per jamnya hingga pada level tertinggi bisa mencapai 250 km per jamnya. Angin topan yang
melanda bumi tak jarang akan menimbulkan berbagai masalah. Kerusakan akan terjadi
dimana mana, rumah hingga infrastruktur jalan rusak dihantam angin topan. Bukan hanya itu,
angin topan juga bisa menimbulkan korban jiwa.
Angin topan biasanya akan terjadi diwilayah pembagian musim yang beriklim tropis yang
berada diantara garis balik selatan dan utara Namun angin topan ini tidak melanda pada
daerah yang berdekata dengan garis khatulistiwa. Sehingg sangat jarang angin topan terjadi di
Indonesia.
Penyebab Angin Topan
 Angin topan terjadi karena mendapatkan tekanan udara yang sangat berbeda
sehingga tekanan udara tersebut akan membentuk sebuah pusaran dalam sistem cuaca.
Angin topan cenderung terjadi di samudera karena tekanan udaranya yang lebih
berbeda dibandingkan dengan yang ada di daratan. Biasanya angin topan lebih
berpotensi muncul saat musim kemarau
 Lebih pastinya, angin topan terjadi karena ketika siang hari suhu udara menjadi
sangat panas, Lebih jelasnya angin topan terjadi karena pada saat tengah hari saat
suhu udara menjadi sangat panas, lapisan atmosfer bumi juga akan menerima suhu
panas yang lebih besar namun tekanan udaranya rendah. Hal tersebut yang membuat
terjadinya perpindahan tekanan udara dari tempat yang memiliki suhu rendah menuju
tempat yang lebih tinggi.
 Angin topan biasa terjadi diwilayah Samudera yang dekat dengan garis
khatulistiwa seperti samudera pasifik dan laut atlantik. Angin topan atau di Indonesia
juga dikenal sebagai angin badai biasanya datang secara mendadak namun sebelum
itu telah terjadi proses pembentukan pusaran angin yang berlangsung selama beberapa
jam.

7
KEBAKARAN HUTAN

Penyebab Kebakaran Hutan dan Cara Penanggulangannya


Dahulu Indonesia sering disebut sebagai paru-paru dunia karena memiliki area hutan yang
sangat luas. Hutan dianggap memiliki peran sentral sebagai penghasil oksigen bagi umat
manusia. Sayangnya, kasus kebakaran hutan yang melanda Indonesia membuat area hutan di
Indonesia makin menyempit. Negara bahkan mengalami kerugian materiil mencapai 200
trilyun rupiah. Jumlah yang sangat fantastis jika dibandingkan dengan kerugian-kerugian
dalam kasus manapun.
 Bencana kebakaran hutan telah dianggap masyarakat di berbagai daerah sebagai agenda
tahunan. Bencana kebakaran ini sering terjadi saat musim kemarau panjang di berbagai
wilayah seperti Pulau Sumatera dan Kalimantan.
 Sayangnya, kebakaran hutan yang melanda sebagian wilayah Indonesia tersebut merupakan
ulah beberapa oknum yang memang disengaja sehingga menjadi dampak akibat hutan
gundul.
 Pembakaran hutan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk memperluas area
perkebunan, seperti perkebunan sawit dan karet. Tujuannya tidak lain agar perusahaan yang
menaungi pengelolaan perkebunan itu memperoleh keuntungan yang semakin besar.
 Tahun 2015, Divisi Kampanye Lingkungan Hidup (Walhi) mencatat bahwa Indonesia telah
mengalami kehilangan luas hutan sebesar 2,6 hektar. Selain itu, jumlah korban yang terpapar
asap mencapai 40 juta orang dan 500 ribu di antaranya terserang Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA).
 Selain memberikan kerugian besar di Indonesia, dampak kabut asap ini juga mencapai negara
tetangga seperti Malysia, Singapura, dan Thailand.
 Berbagai upaya telah dilkukan pemerintah untuk penanggulangan kabut asap ini. Sayangnya,
penanggulangan tersebut nyatanya masih dianggap kurang oleh masyarakat.
Bencana kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Indonesia baru-baru ini
merupakan bencana yang disebabkan ulah beberapa oknum yang disengaja. Akan tetapi,
terkadang kebakaran hutan juga bisa disebabkan oleh faktor alam, meski tidak dapat
dipungkiri bahwa bencana kebakaran hutan di Indonesia yang sudah menjadi agenda tahunan
disebabkan oleh faktor manusia yang akan memberikan dampak akibat kerusakan hutan.
Berikut adalah Penyebab Kebakaran Hutan dan Cara Penanggulangannya :
1. Kebakaran yang Disebabkan oleh Alam
Ada beberapa kejadian alam yang bisa menyebabkan kebakaran hutan terjadi. Kebakaran
hutan yang disebabkan oleh faktor alam biasanya tidak menimbulkan dampak luas. Dan
biasanya, kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam tidak menimbulkan kerugian
sebesar kebakaran hutan yang disebabkan oleh kesengajaan manusia. Berikut beberapa
kejadian alam yang bisa memicu timbulnya kebakaran hutan.
 Musim kemarau panjang. Musim kemarau yang berkepanjangan dapat berakibat naiknya
suhu di berbagai wilayah termasuk hutan. Suhu yang tinggi tersebut dapat memicu terjadinya
kebakaran hutan.
 Sambaran petir. Sambaran petir juga dapat berpotensi menyebabkan kebakaran hutan.
Perubahan iklim yang terjadi akibat penyebab pemanasan global juga bisa menyebabkan
seringnya sambaran petir itu terjadi.
 Aktivitas vulkanis. Hal ini dapat terjadi di wilayah pegunungan berapi. Wilayah hutan di
gunung berapi dapat terbakar ketika aktivitas vulkanis itu terjadi. Misalkan saja ketika

8
gunung berapi meletus, lahar dari gunung berapi tersebut mengenai hutan di lingkungan
gunung berapi itu sehingga hutan mengalami kebakaran.
 Ground fire. Ground fire merupakan kebakaran yang terjadi di dalam lapisan tanah. Musim
kemarau berkepanjangan merupakan penyebab dari kebakaran dalam tanah ini. Biasanya,
kebakaran ini terjadi di daerah yang memiliki lahan gambut sehingga lahan gambut tersebut
terbakar ketika suhu udara naik seiring kemarau panjang yang terjadi.
Meskipun kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam sangat mungkin terjadi,
sayangnya bencana kebakaran hutan yang melanda Indonesia setiap tahunnya merupakan
bencana yang terjadi akibat kesengajaan manusia.

2. Kebakaran yang Disebabkan Kesengajaan Manusia


Bencana kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan merupakan bencana tahunan yang
telah terjadi di Indonesia sejak lama. Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah
nyatanya belum mampu mencegah bencana serupa terulang di tahun berikutnya. Lalu faktor
apa saja yang dapat menyebabkan kebakaran hutan bila ditinjau dari faktor manusia itu
sendiri? Berikut ini penjelasan mengenai penyebab kebakaran hutan akibat faktor manusia.
 Pembakaran lahan tidak terkendali akan memberikan dampak akibat hutan gundul.
Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet meluas ke lahan hutan
merupakan penyebab kebakaran hutan yang terjadi akibat kesengajaan manusia. Pembukaan
lahan perkebunan biasanya merupakan latar belakang dilakukannya pembakaran lahan.
Dalam skala kecil, kebakaran ini masih bisa diatasi. Sayangnya, jika kebakaran ini
merupakann ulah perusahaan besar dan dalam skala besar, akan sangat sulit untuk
memadamkan api dalam kebakaran. Kebakaran seperti ini akan sangat berbahaya ketika
terjadi di lahan gambut atau rawa.
 Konflik antara perusahaan dan masyarakat pemilik lahan. Perusahaan yang ingin mengambil
alih lahan dari masyarakat pemilik lahan biasanya melakukan pembakaran terhadap lahan
yang disengketakan. Pembakaran lahan dapat berakibat lahan menjadi terdegradasi sehingga
nilai lahan berkurang. Dengan cara tersebut, perusahaan akan lebih mudah merebut lahan dari
masyarakat yang memiliki lahan.
 Protes oleh penduduk lokal. Penduduk lokal yang merasa lahannya direbut juga sering
melakukan pembakaran lahan sebagai bentuk protes karena perusahaan perkebunan merebut
lahan milik mereka.
 Faktor ekonomi masyarakat lokal. Masyarakat lokal yang ingin membuka lahan dan hanya
memiliki sedikit biaya biasanya melakukan cara instan untuk membuka lahan. Mereka
membakar hutan untuk membuka lahan baru. Cara tersebut dianggap lebih mudah dan murah
meski akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan dan akan
lebih mudah menjadi penyebab pencemaran udara.
 Kurangnya penegakan hukum. Meskipun aturan mengenai pembakaran hutan jelas-jelas
dilarang, namun karena hukum yang diberikan bagi yang melanggar masih sangat lemah,
akibatnya banyak juga oknum yang melanggar aturan dan membakar hutan secara besar-
besaran untuk membuka lahan. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar.
 Meninggalkan bekas api unggun atau membuang puntung rokok di hutan. Hal ini biasa terjadi
ketika seorang pendaki gunung atau seseorang yang melakukan perjalanan dalam hutan. Api
unggun yang dinyalakan biasanya ditinggalkan begitu saja sehingga berpotensi menyebabkan
kebakaran.
Dampak Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan berdampak negatif baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan
manusia. Berikut dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan.
 Bencana banjir yang melanda terjadi karena hutan mengalami kebakaran dan berakibat pada
gundulnya hutan sehingga tidak mampu menyimpan cadangan air saat musim penghujan
yang akan menjadi penyebab tanah longsorjuga.
 Musnahnya flora dan fauna yang hidup di hutan.
 Tersebarnya emisi gas karbondioksida ke udara. Asap yang timbul akibat kebakaran hutan
dalam skala besar menguap ke lapisan atmosfer dan berpotensi menyebabkan pemanasan
global.

9
 Bahan baku industri yang menggunakan kayu atau bahan lain dari hutan akan berkurang
jumlahnya karena hutan yang terbakar.
 Asap dari pembakaran hutan dapat menyebabkan penyakit seperti ISPA dan membuat jarak
pandang menjadi berkurang karena kabut asap.
 Kebakaran juga dapat menyebabkan berkurangnya sumber air sehingga kekeringan bisa
menjadi bencana yang mengikuti kebakaran hutan.

Cara Menanggulangi Kebakaran Hutan


Kebakaran hutan dalam cakupan yang luas bisa berdampak buruk pada lingkungan dan juga
kesehatan masyarakat. Untuk itu, penting kiranya kita mengetahui cara menjaga kelestarian
hutan serta mencegah maupun menanggulangi kebakaran hutan agar bencana tersebut tidak
merusak lingkungan. Beberapa cara yang cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
menanggulangi kebakaran hutan antara lain:
 Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api yang cukup tinggi yang dapat memicu
terjadinya kebakaran hutan. Wilayah titik api ini harus diperhatikan ketika kemarau panjang
terjadi.
 Tidak membuka lahan atau perkebunan dengan cara membakar hutan.
 Tidak membuang puntung rokok secara sembarangan di hutan.
 Tidak meninggalkan api unggun dalam hutan. Api unggun harus dipadamkan terlebih dahulu
jika ingin meninggalkan hutan.
 Melakukan patroli hutan secara berkala untuk mengecek kondisi hutan.
 Melakukan pemotretan citra secara berkala terutama di wilayah dengan titik api yang tinggi.
 Menyediakan mobil pemadam kebakaran yang siap untuk digunakan.
 Apabila terjadi kebakaran hutan berskala kecil, maka lakukan penyemprotan secara langsung
ke daerah yang terbakar.
 Jika kebakaran terjadi dalam skala besar, maka lakukan penyemprotan air dari udara
menggunakan helikopter juga membuat hujan buatan. (baca : jenis jenis hujan)

10
GEMPA BUMI

Pusat-pusat gempa di seluruh dunia pada tahun 1963-1998.

Lempengan tektonik gerakan global


Gempa bumi adalah getaran atau getar getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala
Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur
pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka
valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7
lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah
gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada
modifikasi Skala Mercalli.
 Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di
Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
 Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis
gempa Bumi ini jarang terjadi
 Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
 Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti
peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
 Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung
api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya
ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya
terasa di sekitar gunung api tersebut.

11
Berdasarkan Kedalaman[sunting | sunting sumber]
 Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di
bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak
terlalu berbahaya.
 Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
 Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km
dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa[sunting | sunting sumber]
 Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal
dari hiposentrum.
 Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–
7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab terjadinya gempa Bumi[sunting | sunting sumber]
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut
disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi,
gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa
bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan
terbentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat
jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk
tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan
bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar. Terakhir
adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi.
Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung.
Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di
bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk.[1]
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

12
KEKERINGAN AIR

Kelangkaan air menyebabkan manusia mencari sumber yang tidak bersih

Sementara di tempat lain, air digunakan secara boros

Peta kelangkaan air fisik dan ekonomi tahun 2006


Kelangkaan air adalah minimnya jumlah air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan di
suatu wilayah. Kelangkaan air telah mempengaruhi setiap benua kecuali Antartika, dan
sekitar 2.8 miliar manusia hidup di daerah yang mengalami
kelangkaan air setidaknya sebulan dalam setahun. Lebih
dari 1.2 miliar manusia memiliki akses terhadap air minum
yang tidak mencukupi.[1]
Kelangkaan air dapat disamakan dengan stres air, defisit
air, dan krisis air. Stres air dapat disebut juga kesulitan
mendapatkan sumber air bersih untuk digunakan pada
periode waktu tertentu dan dapat memperparah kelangkaan
[4]
air. Kelangkaan air dapat disebabkan oleh perubahan iklim karena berubahnya pola cuaca
seperti terjadinya pergantian ekstrem antara kekeringan dan musim banjir. Pencemaran
air dan peningkatan jumlah populasi manusia yang membutuhkan air juga menjadi penyebab
kelangkaan air.[5]
Kelangkaan air dapat merupakan hasil dari dua mekanisme, yaitu kelangkaan air secara fisik
dan kelangkaan air secara ekonomi. Kelangkaan air secara fisik dihitung berdasarkan jumlah
air yang tersedia secara alami dan kebutuhannya di suatu wilayah. Kelangkaan air secara
ekonomi dikarenakan kemiskinan yang terjadi meski air tersedia secara mencukupi.
Berdasarkan UNDP, kelangkaan air secara ekonomi lebih sering terjadi karena perebutan air
antara kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri, dan pelestarian lingkungan.[6]
Pengurangan kasus kelangkaan air merupakan tujuan pemerintahan di berbagai negara di
dunia. PBB menekankan pentingnya akses terhadap air dan sanitasi bagi penduduk suatu
negara. Negara yang mengadopsi Millenium Development Goals menyatakan bahwa pada
tahun 2015 akan mengurangi kasus kelangkaan air menjadi setengahnya.[7]

Stres air

Lebih dari seperenam manusia di dunia hidup di daerah yang mengalami stres air, yang
berarti mereka tidak memiliki akses yang mencukupi ke air minum.[6] Sekitar 1.1 miliar jiwa
dari manusia yang hidup dalam lingkungan stres air berada di negara miskin dan
berkembang. Wilayah atau negara disebut "stres air" ketika suplai air tahunan berada di
bawah 1700 kubik meter per orang per tahun.[8] Pada level di antara 1000 dan 1700 meter
kubik per orang per tahun, suplai air terjadi secara periodik. Di bawah 1000 meter kubik per
orang per tahun, kelangkaan air terjadi. Pada tahun 2006, 700 juta jiwa di 43 negara hidup di
bawah batas suplai air 1700 meter kubik per orang per tahun.[6] Stres air sedang meningkat di
China, India, Afrika sub Sahara. Kawasan dengan wilayah yang paling mengalami stres air
adalah Timur Tengah dengan rata-rata suplai air 1200 meter kubik per orang per tahun. Di
China, lebih dari 538 juta orang hidup di kawasan stres air di sekitar basin sungai di mana
penggunaan sumber daya air jauh melebihi tingkat pengembaliannya.[6]
Perubahan iklim diperkirakan telah menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah air
tawar yang tersedia. Perubahan iklim mlelehkan gletser lebih cepat dari tingkat
pengembaliannya, mengurangi jumlah air yang mengalir di sungai, dan memperkecil danau.
13
Di berbagai tempat, akuifer dipompa berlebihan. Meski air tawar secara keseluruhan tidak
dipompa secara habis, banyak sumber air tawar yang telah tercemar sehingga tidak bisa
digunakan sebagai air minum dan untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan industri. Petani
harus berjuang untuk mempertahankan produktivitas dengan jumlah air yang terbatas,
sedangkan perkotaan dan industri harus mencari cara untuk menghemat penggunaan air.[9]
Sebuah studi yang dipubikasikan Journal of Climate menemukan bahwa di sebelah tenggara
Amerika Serikat, kelangkaan air terjadi lebih disebabkan oleh peningkatan populasi. Setelah
melakukan pengambilan data iklim dan cuaca serta melakukan permodelan dengan laju
peningkatan populasi manusia, disimpulkan bahwa kondisi ini akan tetap terjadi.[10]

Kelangkaan air secara fisik dan ekonomi


Kelangkaan air secara fisik adalah kondisi di mana sumber daya air tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan suatu wilayah atau negara, termasuk air untuk memenuhi kebutuhan
pelestarian ekologi.[6] Kondisi ini juga terjadi di wilayah di mana air terdapat dalam jumlah
yang banyak namun dipompa secara berlebihan untuk kebutuhan lain seperti irigasi. Gejala
yang memperlihatkan kelangkaan air fisik mencakup degradasi lingkungan dan turunnya
tinggi muka air tanah.[11]
Kelangkaan air secara ekonomi disebabkan oleh kurangnya investasi di infrastruktur dan
teknologi untuk menyediakan air bagi kebutuhan manusia. Adanya manusia yang masih
mencari air dari tempat yang jauh merupakan salah satu tanda adanya kelangkaan air secara
ekonomi.

Efek kelangkaan air bagi lingkungan

Kapal yang terbengkalai di lokasi yang sebelumnya merupakan Laut Aral, kini merupakan
tanah gersang yang mengalami salinisasi parah
Kelangkaan air memiliki berbagai dampak negatif bagi lingkungan. Penggunaan air yang
berlebih terkait erat dengan kasus kelangkaan air. Kelangkaan air menyebabkan
peningkatan kadar garam tanah, pencemaran nutrisi, hilangnya rawa, dan penyusutan
tepi sungai.[6][12] Seama lebih dari seratus tahun yang lalu, lebih dari setengah lahan basah di
bumi telah hilang.[5] Lahan basah seperti rawa dan tepi sungai merupakan habitat yang
penting bagi mamalia, burung, ikan, amfibi, dan invertebrata, juga bagi manusia karena
berbagai jenis lahan pertanian(seperti sawah) dibangun di atas lahan basah. Lahan basah juga
berfungsi sebagai penyaring air dan perlindungan dari banjir. Laut Aralmerupakan contoh
kasus di mana kelangkaan air akibat irigasi berlebihan menyebabkan suplai air ke lokasi ini
terhenti, menyebabkan hilangnya 58 ribu kilometer persegi perairan, dan salinisasi
tanah terjadi sepanjang tiga dekade terakhir.[5]
Subsiden adalah "tenggelamnya" tanah secara perlahan maupun tiba-tiba, dan merupakan
petunjuk adanya kelangkaan air tanah. Di Amerika Serikat diperkirakan 17 ribu mil persegi
lahan telah mengalami subsiden, dan 80 persen di antaranya merupakan hasil dari
penggunaan air tanah secara berlebihan.[13]

Berkurangnya sumber daya air


Selain air permukaan seperti sungai dan danau, sumber air tawar lain seperti air
tanah dan gletser telah menjadi sumber air masyarakat yang dapat diperhitungkan. Air
tanahadalah air yang terkumpul di bawah permukaan tanah dan dapat digunakan
melalui sumur atau mata air. Air tanah terkumpul di lapisan yang disebut
dengan akuifer. Gletsermenyediakan air tawar setelah meleleh. Gletser menyuplai air bagi

14
danau dan sungai di berbagai tempat di dunia. Karena pertumbuhan populasi manusia yang
eksponensial menyebabkan jumlah air yang digunakan dari kedua sumber ini juga
meningkat.[14]
Air tanah
Air tanah sebelum abad ke 20 merupakan sumber air yang jarang digunakan. Pada tahun
1960an, penggunaan air tanah terus meningkat. Perubahan pengetahuan, teknologi, dan
pembiayaan memfokuskan pengembangan pada usaha ekstraksi air tanah. Pertanian juga
mulai menggunakan air tanah sebagai sumber air irigasi dan mampu memperluas usaha
produksi pangan hingga ke daerah yang kering.[15] Air tanah kini menyediakan air minum
bagi setengah populasi dunia.[16] Sejumlah besar air yang tersimpan di bawah tanah di
sebagian besar akuifer memiliki kapasitas penyangga (buffer) sehingga dapat diambil dengan
batasan jumlah tertentu di musim kering tanpa menyebabkan masalah.[14] Hingga tahun 2010
rata-rata air tanah yang diambil sebanyak 1000 km kubik per tahun dengan 67% digunakan di
irigasi dan 11% untuk kebutuhan industri.[14] Negara dengan tingkat ekstraksi air tanah
terbesar adalah India, China, Amerika Serikat, Pakistan, Iran, Bangladesh, Meksiko, Arab
Saudi, Indonesia, dan Italia dengan total 72% dari seluruh air tanah yang diserap.[14] Air tanah
menjadi sumber air yang penting untuk kehidupan manusia dan ketahanan pangan bagi 1.2
hingga 1.5 miliar jiwa manusia di Afrika dan Asia.[17]
Meski air tanah merupakan sumber yang cukup penting, satu masalah yang menghinggapi
ketersediaan air tanah adalah laju pengembalian air tanah (replenishment) yang di bawah laju
ekstraksinya.[18] Ekstraksi berlebihan dapat mengalihkan aliran air tanah yang sebelumnya
menuju ke air permukaan sehingga volume danau dan sungai menjadi mengecil.[14] Hilangnya
air tanah dapat memicu salinisasi tanah, subsiden tanah, dan berkurangnya volume mata air.
Gletser
Gletser diketahui merupakan sumber air yang cukup penting bagi berbagai sungai di dunia.
Peningkatan temperatur global telah memperlihatkan dampaknya di seluruh dinia dengan
berkurangnya cadangan air di dalam gletser ini dan laju pelelehan yang lebih tinggi
dibandingkan laju pengembaliannya.[19] Meski pelelehan gletser yang terjadi saat ini telah
meningkatkan jumlah suplai air permukaan, namun hilangnya gletser membahayakan
ketersediaan air secara jangka panjang pada masa depan. Pelelehan gletser secara berlebihan
juga dapat menyebabkan banjir hingga meruntuhkan bendungan.[20]

15
PEMANASAN GLOBAL

Penyebab-penyebab Pemanasan Global


Aktivitas manusia memberikan pengaruh besar terhadap perubahan drastis iklim planet ini.

Sektor peternakan merupakan salah satu


penyumbang terbesar gas rumah kaca metana. (Michael Forsberg/National Geographic
Creative)

Kenaikan suhu Bumi meningkat hampir dua kali lipat dari 50 tahun lalu. Tingkat kecepatan
dan pola pemanasan ini, menurut para ilmuwan, tidak dapat dijelaskan hanya dengan siklus
alami, tetapi juga mencakup efek rumah kaca yang disebabkan oleh manusia.

Untuk mempelajari tentang perubahan iklim, PBB membentuk kelompok ilmuwan yang
disebut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun, IPPC
menggelar pertemuan untuk membahas temuan-temuan ilmiah terbaru dan menuliskan
laporan yang merangkum semua hal tentang pemanasan global. Masing-masing laporan
mewakili konsesus atau kesepakatan antara ratusan ilmuwan terkemuka.

Salah satu hal yang pertama kali dipelajari oleh IPCC yaitu beberapa gas rumah kaca yang
bertanggung jawab terhadap pemanasan global, dan berbagai cara yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan gas-gas tersebut. Sebagian besar gas rumah kaca dihasilkan melalui
pembakaran bahan bakar fosil di mobil, pabrik dan produksi listrik.

Gas yang paling bertanggung jawab atas sebagian besar pemanasan adalah karbon dioksida
(CO2). Kontributor lainnya termasuk metana dilepaskan dari tempat pembuangan sampah,
peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan yang merumput), pertanian (misalnya
dinitrogen oksida dari pupuk), gas-gas yang dihasilkan dari proses pendinginan dan industri.
Selain itu, hilangnya hutan juga dapat menyebabkan jumlah karbon dioksida membludak.

Masing-masing gas rumah kaca memiliki kemampuan memerangkap panas yang berbeda.
Beberapa di antaranya bahkan memerangkap panas lebih banyak ketimbang CO2. Satu
molekul metana dapat memproduksi molekul pemanasan 20 kali lebih banyak daripada CO2.
Dinitrogen oksida bahkan 300 kali lebih kuat dibanding CO2.

Gas-gas lain, seperti klorofluorokarbon atau (CFC), berpotensi memerangkap panas seribu
kali lebih banyak dari pada CO2. Tetapi karena konsentrasi gas-gas lain jauh lebih rendah
daripada CO2, tak ada di antara gas-gas tersebut yang memerangkap panas sebanyak yang
dilakukan oleh CO2.

Untuk memahami efek-efek dari gabungan gas-gas tersebut, para ilmuwan cenderung
menyebutnya sebagai gas rumah kaca setara karbon dioksida. Sejak 1990, emisi tahunan gas
rumah kaca setara karbon dioksida global naik sekitar 6 miliar metrik ton atau 20 persen dari
sebelumnya.

(Tim National Geographic)

16
BEDA TROPIS

Pengertian, Ciri-ciri, dan Persebarannya


Iklim merupakan kondisi cuaca rata-rata secara tahunan yang mencakup wilayah yang relatif
luas. Iklim (baca: iklim di Indonesia, pengaruh astronomis terhadap iklim) suatu tempat
diketahui dari data rata-rata cuaca tahunan seperti kelembaban udara, suhu, pola angin dan
curah hujan minimal 10-30 tahun.
Selain cuaca (baca: hubungan awan dan cuaca), indikasi lain yang dapat dijadikan sebagai
penentu tipe iklim di suatu wilayah adalah vegetasi alam atau tumbuh-tumbuhan yang
mendominasi suatu daerah, misalnya hutan hujan tropis (baca: jenis hutan hujan
tropis, ekosistem hutan hujan tropis, ciri hutan hujan tropis), hutan gugur (baca: bioma hutan
gugur, jenis-jenis hutan), atau hutan berdaun jarum (baca: jenis-jenis hutan, bioma taiga).
Dan secara garis besar iklim di suatu tempat dapat terbentuk karena adanya dua hal yang
mempengaruhi, yaitu:
 Rotasi dan Revolusi Bumi
 Perbedaan lintang geografis dan perbedaan lingkungan fisik (baca: arti letak
geografis, pengaruh letak geografis)

Pengertian Iklim Tropis


Tropis dapat diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara garis isotherm di bumi
bagian utara dan selatan, atau daerah yang terdapat di 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang
selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi daerah
tropis kering yang meliputi stepa (baca: bioma stepa), savanna kering (baca: ciri-ciri
savanna, bioma savanna), dan gurun pasir (baca: bioma gurun) dan daerah tropis lembab
yang meliputi hutan hujan tropis (baca: bioma hutan hujan tropis, keunikan hutan hujan
tropis), daerah-daerah dengan musim basah dan savanna lembab.
Indonesia sendiri termasuk dalam iklim tropis basah atau daerah hangat lembab yang ditandai
dengan:
 Kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%)
 Curah hujan yang tinggi (baca: manfaat curah hujan tinggi)
 Temperatur tahunan di atas 18°C (dan dapat mencapai 38°C pada musim kemarau).
 Perbedaan antar musim (baca: pembagian musim di Indonesia) tidak terlalu terlihat, kecuali
periode sedikit hujan dan banyak hujan yang disertai angin kencang
Selain iklim tropis basah, ada pula iklim tropis kering dengan ciri-ciri sebagai berikut:
 Kelembaban udara yang relatif rendah (umumnya dibawah 50%)
 Curah hujan yang juga rendah
 Radiasi matahari ke wilayah yang memiliki iklim tropis kering langsung tinggi dan maksimal
karena jarang terdapat awan
 Banyak terdapat gurun pasir karena sangat jarang terjadi hujan
 Pada sore hari sering terdengar ledakan batu-batu akibat perubahan suhu ekstrem
Karakteristik Iklim Tropis
1. Letaknya di bagian bumi antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan.
2. Suhu udara rata-rata tinggi hal ini disebabkan karena matahari selau vertikal, umumnya suhu
udara antara 20-30°C bahkan dapat mencapai 30°C di beberapa tempat untuk wilayah dengan
iklim tropis basah
3. Namun suhu udaranya normal tanpa pergantian suhu yang terlalu ekstrim.
4. Amplitudo suhu rata-rata tahunannya kecil, pada wilayah khatulistiwa mencapai 1-5°C,
namun amplitude hariannya lebih besar.
5. Tekanan udara pada wilayah dengan iklim tropis cenderung rendah dan perubahannya secara
perlahan juga beraturan.
6. Penguapan air laut cukup tinggi sehingga banyak terdapat awan.
7. Curah hujan lebih tinggi dan lebih lama per tahunnya dari daerah-daerah lain dengan iklim
lain di dunia
8. Karena tingginya curah hujan mengakibatkan tanah di wilayah iklim tropis cukup subur.
9. Wilayah di iklim tropis juga mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. (baca: lapisan-
lapisan matahari)

17
10. Dipengaruhi oleh pergerakan peredaran matahari sehingga menyebabkan peredaran pola
angin dan menjadikan wilayah iklim tropis memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan
kemarau, tanpa adanya musim dingin.
11. Tekanan udara pada daerah dengan iklim tropis cenderung rendah.
12. Pada wilayah dengan iklim tropis basah vegetasi yang tumbuh di banyak hutan biasanya
berwarna hijau dan lebat
13. Dan pada wilayah dengan iklim tropis kering lebih banyak savana.
14. Dapat mempengaruhi iklim global jika terjadi perubahan yang signifikan. (baca: pembagian
iklim, iklim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap iklim secara global)
15. Pada wilayah dengan iklim tropis kering suhu udara pada siang hari biasanya sangat tinggi
dan bisa mencapai 45°C sedangkan pada malam hari sangat rendah bisa mencapai 10°C.
16. Udara akan berbalik sangat dingin di wilayah dengan iklim tropis kering karena radiasi balik
bumi sangat cepat berlangsung

Daerah Persebaran Iklim Tropis


Negara tropis adalah negara yang berada dalam wilayah tropika, daerah dengan zona tropic
of cancer paralel lintang pada 23,5° utara, dan tropic Capricorn paralel lintang pada 23,5°
selatan. Daerah tropis selalu disorot oleh sinar matahari tegak lurus pada tengah hari minimal
satu hari dalam satu tahun. Dan ditengah-tengah daerah tropis ada garis khayal yang kita
sebut khatulistiwa.
Negara-negara barat yang termasuk dalam wilayah dengan iklim tropis diantaranya:
 Semua negara di Amerika Tengah
 Semua wilayah di Kepulauan Karibia
 Nassau di Kepulauan Bahama
 Bagian atas Amerika Selatan termasuk Kolombia, Ekuador, Peru, Bolivia, Venezuela,
Guyana, Suriname, Argentina, Paraguay, Brazil, dan sebagian utara Chile
 Sebagian negara Meksiko
Negara-negara di Timur Tengah yang termasuk dalam iklim tropis:
 Yaman
 Sebagian wilayah selatan Arab Saudi
 Oman
 Uni Emirat Arab
Negara-negara di Asia yang beriklim tropis:
 Semua negara di Asia Tenggara
 Hongkong
 Sebagian wilayah Taiwan
 Sebagian wilayah selatan India
 Sebagian wilayah Bangladesh
 Kepulauan Maladewa
Sedangkan untuk Afrika, hampir semua negaranya termasuk kedalam wilayah iklim tropis
kecuali Mesir, Libya, Aljazair, Maroko, dan Afrika Selatan. Untuk wilayah Eropa, tidak ada
negara-negaranya yang bisa dimasukan dalam kategori negara dengan iklim tropis. Dan untuk
wilayah Australia, yang mengalami iklim tropis hanya Australia bagian utara.
Indonesia dan Iklim Tropis Basah
Indonesia yang juga berada di garis khatulistiwa memiliki iklim tropis, tepatnya iklim tropis
basah. Hal ini dipengaruhi juga oleh bentuk negara Indonesia yang merupakan negara
kepulauan. Sebagian besar tanah daratan di Indonesia dikelilingi oleh lautan dan samudra.
Itulah sebabnya Indonesia memiliki iklim laut yang sifatnya lembab dan banyak
mendatangkan hujan.

18

Anda mungkin juga menyukai