Epistaksis (Repaired)
Epistaksis (Repaired)
Perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga hidung atau nasofaring.
1. Pengertian Epistaksis bukan suatu penyakit melainkan gejala dari suatu kelainan yang hamper 90%
dapat berhenti sendiri
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
2. Tujuan dengan epistaksis.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 Tentang Panduan
4. Referensi Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
Memanggil px Petugas memberi salam Petugas memeriksa
sesuai no urut dan memperkenalkan diri vital sign
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
FURUNKEL PADA HIDUNG
No. Dokumen : 440/ /UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
Infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut yang melibatkan jaringan subkutan,
1. Pengertian biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Umumnya terjadi paling banyak pada
anak-anak, remaja dan dewasa muda.
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
2. Tujuan dengan furunkel di hidung
Keputusan kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Ariodillah no 440/ /UKP/SK/VII
3. Kebijakan 2007.Tanggal 10 Januari 2017 Tentang pelayanan klinis dipuskesmas Ariodillah.
Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
4. Referensi Pelayanan Kesehatan Primer
1. Lampu kepala
5. Alat dan bahan 2, speculum hidung
3. Obat-obatan : salep antibiotik, amoxicillin, eritromisin
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
6. Langkah-langkah 2. Petugas mengucapkan salam dan mengenalkan diri
3. Petugas menganamese pasien dengan menanyakan keluhan,gejala klinis:
Apakah bisul di dalam hidung
Apakah ada rasa nyeri dan perasaan tidak nyaman
Apakah disertai gejala rhinitis
4. Petugas mencuci tangan dan meminta izin untuk melakukan Pemeriksaan Fisik
Adakah lubang hidung tampak furunkel
Paling sering pada lateral vestibulum nasi yang mempunyai rambut hidung
5. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan hidung
6. Petugas melakukan therapy
Pemberian antibiotik topikal seperti pemberian salep antibiotik
Pemberian anibiotik oral seperti amoxicillin 500 mg 3xsehari atau eritromisin 250-
500 mg 4xsehari selama 7-10 hari
Insisi dilakukan jika sudah timbul abses
7. Petugas memberikan konseling dan edukasi dengan memberitahukan kepada individu
dan keluarga untuk :
Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung
Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel
Selalu menjaga kebersihan hidung
8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk mengambil obat di apotik dan
Mengucapkan semoga lekas sembuh.
9. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,labor,terapi kedalam rekam medis pasien
10. Petugas menandatangani rekam medis
7. Bagan alir
Memanggil px Petugas memberi salam Petugas memeriksa
sesuai no urut dan memperkenalkan diri vital sign
8. Hal-hal yang perlu Furunkel pada hidung dapat berbahaya karena infeksi dapat menyebar ke vena fasialis,
diperhatikan vena oftalmika, lalu ke sinus kavernosus sehingga menyebabkan trombiflebitis sinus
kavernosus
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
FARINGITIS
No. Dokumen : 440/ /UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
Peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, iritan dan lain-
1. Pengertian lain.
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
2. Tujuan dengan faringitis
Keputusan kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Ariodillah no 440/
3. Kebijakan /UKP/SK/VII/2007.Tanggal 10 Januari 2017 Tentang pelayanan klinis dipuskesmas
Ariodillah
Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
4. Referensi Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
Memanggil px Petugas memberi salam Petugas memeriksa
sesuai no urut dan memperkenalkan diri vital sign
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
RHINITIS AKUT
No. Dokumen : 440/ /UKP/SOP/VII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
Peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut (<12 minggu), dapat disebabkan
1. Pengertian infeksi virus, bakteri atau iritan. Radang sering ditemukan sebagai manifestasi dari rhinitis
simplek (common cold), influenza, penyakit eksantem (morbili, variola, varicella, pertusis),
penyakit spesifik serta sekunder dari iritasi lokal atau trauma.
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
2. Tujuan dengan rhinitis akut.
1. Lampu senter
5. Alat dan bahan 2. Spekulum hidung
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
6. Langkah-langkah 2. Petugas mengucapkan salam dan mengenalkan diri
3. Petugas menganamese pasien dengan menanyakan keluhan,gejala klinis :
Apakah ada keluar ingus dari hidung (rinore), hidung tersumbat, rasa panas dan
gatal pada hidung
4. Petugas mencuci tangan dan meminta izin untuk melakukan Pemeriksaan Fisik
Adakah demam
Adakah sekret serous atau mukopurulen, mukosa oedem dan hiperemis
Adakah ingus bercampur darah.
5. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
6. Petugas memberikan Therapy
Istirahat yang cukup
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat
Terapi simptomatik :
- Analgesik dan antipiretik : Parasetamol
- Nasal dekongestan oral : pseudoefredin. Fenilpropanolamin atau fenilefrin
Terapi antibiotik diberikan jika terdapat infeksi sekunder : amoxicillin, eritromicin,
cefadroxil
7. Memberikan konseling dan edukasi dengan memberitahu pasien dan keluarga untuk :
Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat sehingga system imunita optimal
Lebih sering mencuci tangan terutama sebelum menyentuh wajah
Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi
Menutup mulut ketika batuk dan bersin
Mengikuti program imunisasi lengkap seperti vaksinasi influenza, vaksiniasi MMR
untuk mencegah terjadinya rhinitis eksantematous
8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk mengambil obat di apotik dan
Mengucapkan semoga lekas sembuh.
9. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,labor,terapi kedalam rekam medis pasien
10. Petugas menandatangani rekam medis
7. Bagan alir
Memanggil px Petugas memberi salam Petugas memeriksa
sesuai no urut dan memperkenalkan diri vital sign
1. Pengertian Penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya
sudah tersensitisasi oleg allergen yang sama serta dilepaskan suatu mediator kimia ketika
terjadi paparan ulangan dengan allergen spesifik tersebut
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan rhinitis alergi
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
2. Petugas memberi salam dan menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
7. Petugas memberikan konseling dan edukasi dengan memberitahu pasien dan keluarga
untuk :
Menyingkirkan faktor penyebab yang dicurigai (allergen)
Menghindari suhu ekstrim panas maupun ekstrim dingin
Selalu menjaga kesehatan dan kesegaran jasmani
7. Bagan alir
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
RHINITIS VASOMOTOR
No. Dokumen : 440/ UKP/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinophilia,
perubahan hormonal dan pajanan obat ( kontrasepsi oral, antihipertensi, beta bloker,
aspirin, klorpromazine dan obat topikal hidung dengan dekongestan.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan rhinitis vasomotor.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
2. Petugas memberi salam dan menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
7. Petugas memberikan konseling dan edukasi dengan memberitahu pasien dan keluarga
untuk :
Menghindari faktor pencetus
Menghindari terlalu lama di tempat yang ber-AC dan mengurangi minuman dingin
Berhenti merokok
Menghindari faktor psikis seperti rasa cemas, tegang dan stres
7. Bagan alir
8. Hal-hal yang perlu Pasien dirujuk apabila memerlukan tindakan operatif
diperhatikan
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
BRONKITIS AKUT
No. Dokumen : 440/ UKP/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru) berupa hipersekresi mukus dan
batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit
dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan bronkitis akut.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
INFLUENZA
No. Dokumen : 440/ UKP/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA yaitu virus influenza A, B dan lebih
jarang C
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan Influenza.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
8. Hal-hal yang perlu Pasien dirujuk apabila terdapat tanda-tanda pneumonia (panas tidak turun setelah 5 hari
diperhatikan disertai batuk purulent dan sesak napas)
1. Pengertian Pneumonia yang disebabkan oleh terbawanya bahan yang ada di orofaring pada saat
respirasi ke saluran napas bawah dan dapat menyebabkan kerusakan arenkim paru.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan Pneumonia aspirasi.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
PNEUMONIA DAN BRONKOPNEUMONIA
No. Dokumen : 440/ UKP/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Peradangan/iflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukran gas setempat.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan Pneumonia dan Bronkopneumonia.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
8. Hal-hal yang perlu Pasien dirujuk apabila memenuhi kriteria :
diperhatikan 1. CURB (Conciousness, kadar Ureum,Respiratory rate > 30 x/m, Blood pressure :
sistolik < 90 mmHg dan diastolic < 60 mmHg). Masing-masing bila ada kelainan
bernilai 1. Dirujuk bila total nilai 2
2. Untuk anak, kriteria rujukan memakai MTBS
3.
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
PERTUSIS
No. Dokumen : 440/ UKP/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Penyakit infeksi saluran napas akut yang sangat menular ditandai dengan suatu sindrom
yang berupa batuk spasmodic dan paroksismal disertai nada yang meninggi karena
penderita berupaya keras untuk menarik napas sehingga pada akhir batuk sering disertai
bunyi yang khas (whoop)
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan Pertusis.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
No. Dokumen : 440/ UKP/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan epistaksis.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
No. Dokumen : 440/ UKP/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan epistaksis.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan
No. Dokumen : 440/ UKP/SOP/I/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. Pengertian
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam mendiagnosa dan menatalaksana pasien
dengan epistaksis.
4. Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. Bagan alir
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan