0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
292 tayangan1 halaman
Prosedur penetapan kadar tembaga dalam terusi meliputi pelarutan sampel, pengendapan dengan NaOH untuk membentuk endapan tembaga(II) oksida, penyaringan endapan, dan pemijaran endapan untuk menentukan bobot tembaga melalui serangkaian pemanasan, pendinginan, dan penimbangan hingga bobot tetap.
Prosedur penetapan kadar tembaga dalam terusi meliputi pelarutan sampel, pengendapan dengan NaOH untuk membentuk endapan tembaga(II) oksida, penyaringan endapan, dan pemijaran endapan untuk menentukan bobot tembaga melalui serangkaian pemanasan, pendinginan, dan penimbangan hingga bobot tetap.
Prosedur penetapan kadar tembaga dalam terusi meliputi pelarutan sampel, pengendapan dengan NaOH untuk membentuk endapan tembaga(II) oksida, penyaringan endapan, dan pemijaran endapan untuk menentukan bobot tembaga melalui serangkaian pemanasan, pendinginan, dan penimbangan hingga bobot tetap.
2. Sampel dilarutkan hingga 100 mL air suling. 3. Larutan diteteskan beberapa tetes H2SO4 4N hingga biru jernih. (5 tetes) 4. Piala gelas beserta isinya dididihkan. (panaskan suhu 90oC) 5. Larutan diendapkan dengan NaOH 4 N sedikit demi sedikit hingga berlebih. a. Dilakukan uji pengendapan sempurna (dipilih salah satu). b. Cairan induk ditetesi pereaksi pengendapnya sebanyak ± 5 tetes di lima titik yang berbeda. Jika sudah tidak terbentuk endapan lagi, maka pengendapan dinyatakan sempurna. c. Cairan induk dari piala gelas melalui pengaduk diteteskan ke kertas lakmus merah. Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru, maka pengendapan dinyatakan sempurna. 6. Endapan disaring dengan kertas saring Whatman no. 541 atau 540, kemudian dicuci dengan air suling sehingga bebas pengotor Sulfat. 7. Dilakukan uji pengotor sulfat dan uji basa. a. Uji pengotor sulfat : Dua buah tabung reaksi disiapkan. Tabung reaksi pertama diisi dengan air filtrat sebanyak ± ¼ volume tabung, sedangkan tabung reaksi kedua diisi dengan BaCl2 0,5 N sebanyak ± 2 mL. Kedua tabung reaksi dipanaskan, kemudian ke dalam tabung reaksi pertama (air filtrat) dituangkan ± 1 mL HCl 0,1 N. Setelah itu, isi tabung reaksi kedua dituangkan ke dalam tabung reaksi pertama, dihomogenkan kemudian dibandingkan dengan standarnya. Standarnya dibuat dengan cara yang sama namun penggunaan air filtrat digantikan dengan air pencucinya (dalam penetapan ini air pencuci = air suling). Jika tingkat kejernihan filtrat dan standar sama, maka endapan telah bebas dari pengotor Sulfat. b. Uji Basa : Air filtrat diambil dengan pengaduk melalui tangkai corong diteteskan ke kertas lakmus merah, kemudian dibandingkan dengan standar. Standar dibuat dengan cara yang sama namun penggunaan filtrat digantikan dengan air pencucinya. Jika warna kertas lakmus filtrat dan standar sama, maka kelebihan basa sudah hilang. 8. Kertas saring beserta endapannya dikeringkan di oven sampai setengah kering (suhu 105oC) dilipat, kemudian dipijarkan dengan bunsen, didinginkan di desikator, kemudian ditimbang. Serangkaian tahapan pemijaran, pendinginan, penimbangan dilakukan hingga tercapai bobot tetap (selisih tidak lebih dari 0,0005 g)