Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LANGKAH PEMBUATAN KAWAT BAJA

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Pemilihan Bahan dan Proses

dengan dosen pengampu Bapak Suharno, ST

Disusun oleh :

Reza Yunanto Darmawan 15-21-201-093

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah Swt, atas segala nikmat dan karunia-Nya
sehingga makalah langkah pembuatan kawat baja ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas penunjang
perkuliahan, sehingga lebih memberi makna dan hasil yang optimal untuk Prodi
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang yang kompeten dan
berkarakter. Melalui proses makalah ini di harapkan mahasiswa memiliki
kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembuatan
makalah.
Ucapan trimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
yang lebih optimal bagi proses pembelajaran .

Tangerang, 4 Juli 2018

Reza Yunanto Darmawan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan kawat baja yang terus meningkat, menyebabkan industri-industri


kawat baja di dunia berkompetisi dalam menghasilkan kawat baja berkualitas tinggi
dengan harga bersaing. Pengetahuan di bidang material, khususnya ilmu logam,
diharapkan dapat menjadi suatu fondasi yang kuat bagi kemajuan industri di
Indonesia, khususnya industri kawat baja, dalam menghasilkan kawat baja berkualitas
yang mampu bersaing dengan produk mancanegara. Teknologi yang tepat dalam
pembuatan baja memerlukan penyeimbangan antara teori yang diperoleh melalui
institusi pendidikan dengan kondisi aktual di lapangan (dunia industri).
Di Indonesia sendiri, PT. Krakatau Steel masih merupakan produsen baja yang
terbesar, selain dapat memenuhi kebutuhan baja dalam negeri, PT. Krakatau Steel
juga masih merupakan industri baja yang memiliki kapasitas produksi terbesar di
Asia Tenggara. PT. Krakatau Steel sendiri dibagi menjadi beberapa pabrik dimana
dari setiap pabrik tersebut mengkhususkan untuk salah satu jenis produk. Salah satu
jenis produk dari PT. Krakatau Steel adalah berupa kawat baja (wire rod), proses
produksinya sendiri dilakukan pada Pabrik Batang Kawat sering disebut juga WRM
(Wire Rod Mill). Selain itu, PT. Krakatau Steel juga termasuk ke dalam Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang termasuk kedalam golongan industri strategis. Pabrik
baja PT.Krakatau steel devisi Wire Rod Mill (WRM) terdapat masalah-msalah atau
sering di sebut problem perusahaan, salah satunya yaitu roll reduksi yang cepat rusak,
hal ini dikarnakan pendinginan roll yang kurang sempura. Di sini dapat di analisa
penyebab proses pendinginan roll reduksi kurang sempurna, di sana terdapat pompa
setrifugal untuk memompa air naik melalui pipa, untuk menyuplai air pada mesin
reduksi guna mendinginkan roll-roll untuk mereduksi baja kawat, dan ternyata suplai
air tersebut kurang, dikarenakan besarnya kerugian gesekan pada aliran air dalam
pipa,sehingga roll reduksi cepatmengalami kerusakan.Dalam perancangan ini
ditunjukkan untuk merancang instalasi pipa yang digunakan pada PT.Krakatau Steel
devisi Wire Rod Mill (WRM).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana proses pembuatan kawat baja?

1.3 Tujuan
Menjelaskan proses pembuatan kawat baja
BAB II
PEMBAHASAN

Bahan untuk membuat kawat baja adalah wire rod atau baja batangan. Cara
membuat baja batangan adalah bisa menggunakan proses Bassemer dan proses
Thomas.

2.1. Proses Bassemer (asam)


Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksidasi
asam, sehingga proses ini disebut “Proses Asam”. Besi kasar yang diolah dalam
konvertpr ni adalah besi kasar kelabuyang kaya akan unsur silicon dan rendah fosfor
(kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor
rendah diambil karena unsur fosfortidak dapat di reduksi dari dalam besi kasar
apabila tidak diikat dengan batu kapur.Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan
lapisan dapuryang terbuat dari kuarsa asam, reaksi dapat membahayakan atau
menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat menguntungkan apabila besi
kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon
sekitar 1,5% - 2%.

Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor
dalam posisi horizontal ( kemiringannya sekitar 300). Sementara itu, udara
diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses.
Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang
menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor dan
mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan, ditandai dengan
adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini berlangsung
disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan panjang sekitar 2
meter, kemudian nyala api mengcil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi
kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan ke dalam
panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang-batang baja.

2.2 Proses Thomas (basa)


Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat
kalsium dan magnesium karbonat (CaCO +MgCO) yang disebut “dolomit”. Proses
ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 – 2) dan mengandung
unsur silikon rendah (sekitar 0,6 – 0,8). Proses ini makin baik hasilnya apabila besi
kasar yang diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam konvertor
melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksaidasi di dalam cairan terhadap
unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si),
kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). oksidasi unsur fosfor terjadi cepat sekali,
sekitar 3 – 5 menit dan proses oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon yang
disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi. Apabila nyala api sudah mengecil
dan kemudian dalam berarti proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar menghasilkan
oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu kapur ke dalam
konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan
penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi
batangan baja.

Setelah membuat besi baja maka langkah selanjutnya membuat kawat baja.Secara
garis besar pabrik pembuatan kawat terdiri dari dua proses utama yaitu, proses
preparasi wire rod dan proses wire drawing.Skematika Pabrik pembuatan Kawat
dapat dilihat pada gambar di bawah.

Pabrik Manufaktur Pembuatan Kawat, Wire Drawing

2.3. Proses Preparasi Wire Rod

Proses Preparasi pada prinsipnya membersihkan permukaan wire rod dari


lapisan oksida yang muncul selama proses hot rolling.Proses ini terdiri dari empat
Proses yaitu pickling, cleaning, phosphating dan normalizing. Peralatan/Mesin untuk
proses preparasi permukaan wire rod yang akan diproses dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Mesin Peralatan Untuk Pickling, Cleaning, Phosphating, Normalisasi.

2.3.1. Proses Pickling

Proses Pickling adalah Proses yang bertujuan melarutkan lapisan besi oksida
dengan larutan asam (HCL atau H2SO4) pada temperatur antara 75 – 85 Celcius.
Lapisan oksida yang terdapat pada permukaan wire rod akan larut.

2.3.2. Proses Cleaning

Proses cleaning adalah Proses pembersihan sisa larutan asam yang menempel
pada permukaan wire rod dengan dengan media air. Tujuan dari cleaning adalah
untuk menghindari terjadinya reaksi sisa asam dengan permukaan, dan ini akan
menyebabkan permukaan wire rod menjadi cacat, terjadi lubang-lubang kecil.

2.3.3. Proses Phosphating

Proses Phosphating adalah pelapisan permukaan wire rod dengan senyawa


phosphat untuk melindungi permukaan dari pengaruh lingkungan dan memudahkan
proses penarikan kawat (wire drawing). Permukaan menjadi bebas dari kotoran.
Senyawa yang umum digunakan adalah zinc phosphate atau calcium phosphate

2.3.4. Proses Normalisasi

Proses normalisasi merupakan Proses akhir yang bertujuan menetralkan


permukaan wire rod dari senyawa/zat yang reaktif sehingga tidak mudah berinteraksi
dengan lingkungan. Contoh penampilan wire rod setelah diproses pickling dan
phosphating dapat dilihat pada gambar di bawah. Wire rod sebelum di preparasi
terlihat berwarna abu-abu gelap dengan sejumlah karat warna merah kecoklatan.
Tampak bahwa setelah diproses preparasi permukaan menjadi lebih terang, tidak
tampak lagi adanya karat maupun scale.

Wire Rod Sebelum dan Sesudah Dipreparasi

2.4. Proses Wire Drawing, Penarikan Kawat

Proses berikutnya adalah proses penarikan kawat atau wire drawing.


Proses wire drawing, penarikan kawat merupakan suatu proses pembentukan logam
dengan cara menarik wire rod, kawat batangan, melalui dies atau cetakan oleh gaya
tarik yang bekerja pada bagian luar dan ditarik ke arah luar dies, cetakan. Contoh
mesin penarikan kawat, wire drawing machine dapat dilihat pada gambar di bawah.
Mesin Wire Drawing, Penarikan Kawat

Tujuan utama dari penarikan kawat adalah untuk mengecilkan diameter batang
kawat, wire rod. Batang Kawat berdiameter D1 direduksi dengan memberi gaya tarik
melalui cetakan menjadi kawat beriameter D2. Sehingga terjadi reduksi area atau
pengurangan luas penampang yang dinyatakan dengan formula berikut:

r = reduksi area = 1 – (D2/D1)2

Pengecilan diameter dilakukan dalam beberapa Proses reduksi, dengan besarnya


reduksi tiap Proses dapat menurun atau relatif sama. Tingkat keberhasilan proses
wire drawing sangat tergantung pada banyak variabel seperti variabel wrie rod yaitu
drawability atau kemamputarikan, kualitas permukaan seperti roundness, retak,
kandungan pengotor atau inklusi dalam wire rod.

Variabel operasi yang mempengaruhi keberhasilan proses drawing adalah kecepatan


penarikan, pelumasan, tingkat reduksi, dan sudut dies.

Baik variabel wire rod maupun variabel operasi sama-sama memegang peran penting
dalam keberhasilan operasi penarikan kawat. Sehingga kedua faktor harus benar-
benar diketahui secara pasti sebelum operasi dijalankan.

2.4.1 Proses Penarikan Kawat, Wire Drawing

Proses wire drawing, penarikan kawat merupakan suatu proses pembentukan


logam dengan cara menarik wire rod, kawat batangan, melalui dies atau cetakan oleh
gaya tarik yang bekerja pada bagian luar dan ditarik ke arah luar dies, cetakan.
Terjadinya aliran plastis pada pembentukan ini disebabkan oleh adanya gaya tekan
yang timbul sebagai reaksi dari logam terhadap cetakan.

Tujuan utama dari penarikan kawat adalah untuk mengecilkan diameter batang
kawat, wire rod. Batang Kawat berdiameter D1 direduksi dengan memberi gaya tarik
melalui cetakan menjadi kawat beriameter D2. Sehingga terjadi reduksi area atau
pengurangan luas penampang yang dinyatakan dengan formula berikut:

r = reduksi area = 1 – (D2/D1)2

2.4.2. Wire Drawing Adalah Proses Cold Forming Disebut Cold Drawing

Proses penarikan kawat umumnya dilakukan pada temperatur rendah atau


temperature ruang, sehingga pembentukan ini disebut sebagai cold drawing. Pada
proses penarikan terjadi deformasi yang cukup besar, sehingga sering terjadi
peningkatan temperatur yang relatif besar. Dengan demikian pada proses penarikan
kawat digunakan pelumas yang mampu mengurangi dan tahan terhadap pengaruh
panas yang timbul akibat gesekan. Selain itu pelumas juga berfungsi sebagai media
pendingin. Air merupakan media pendingin yang biasa digunakan untuk mengurangi
efek panas yang ditimbulkan selama proses deformasi.

Skematika cetakan untuk wire drawing ditunjukan pada Gambar 2. Konstruksi tempat
masuknya logam ke cetakan (die) dibuat sedemikian, sehingga kawat yang masuk
cetakan akan menarik pelumas bersama dengan masuknya batang kawat. Bentuk
lonceng dibuat agar dapat meningkatkan tekanan hidrostatis dan memindahkan aliran
pelumas.

Sudut reduksi (reduction angle) adalah bagian dari cetakan di mana terjadi reduksi
diameter. Sudut reduksi ini merupakan variabel dies yang sangat penting dalam
proses wire drawing. Pada daerah bantalan (bearing) tidak terjadi reduksi diameter,
namun menambah gesekan pada permukaan kawat. Fungsi utama daerah permukaan
bantalan adalah untuk memastikan diameter dan roundness kawat sesuai dengan
targetnya. Tirus belakang (backrelief) pada dies memungkinkan kawat untuk
mengembang sedikit, setelah kawat keluar dari cetakan.

2.4.3. Batas Reduksi Pada Wire Drawing

Pada umumnya reduksi penampang untuk setiap Proses dies atau draft tidak
lebih dari 30 – 35%. Untuk mendapatkan diameter akhir dengan total lebih besar dari
35 %, maka diperlukan reduksi ganda atau berProses untuk mencapai reduksi
keseluruhan. Diameter kawat berkurang setelah melalui dies tertentu, sedangkan
kecepatan dan panjang kawat bertambah. Jadi kecepatan setiap blok
atau capstan harus bertambah besar agar tidak terjadi slip antara kawat dan blok. Hal
ini dapat dicapai bila kecepatan setiap blok atur dengan memasang motor tersendiri.
Bila kecepatan kawat dan kecepatan blok tidak sesuai, maka kawat akan menggeser
pada blok sewaktu berputar. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gesekan
berlebihan yang menimbulkan panas.

2.4.4. Batas Temperatur Wire Drawing

Peningkatan temperatur pada operasi wire drawing merupakan hal yang


umum terjadi. Meskipun penarikan batang kawat biasanya dilakukan pada kondisi
dingin. Deformasi plastik dan gesekan akan menaikkan temperatur kawat hingga
beberapa puluh derajat celcius. Sebagian panas akan dilepaskan pada pendingin blok
dan dies. Namun, karena panas yang diserap blok dan cetakan relatif kecil, maka
kenaikan temperatur menjadi relatif besar. Selama proses deformasi, temperatur
kawat tidak boleh melebihi dari 160 celcius. Temperatur yang terlalu tinggi dapat
merubah sifat-sifat metalurgis kawat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada 4 proses untuk pembuatan kawat baja, diantaranya :

1. Proses Bassemer (asam)


suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor yang
mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksidasi asam
2. Proses Thomas (basa)
suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor yang bagian
dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat kalsium dan
magnesium karbonat (CaCO +MgCO) yang disebut “dolomit”.
3. Proses Preparasi Wire Rod
Yaitu proses membersihkan permukaan wire rod dari lapisan oksida yang
muncul selama proses hot rolling, proses ini terbagi menjadi 4 tahapan proses,
yaitu:
3.1.Proses Pikling
3.2.Proses Cleaning
3.3.Proses Phospating
3.4.Proses Normalisasi
4. Proses Wire Drawing (penarikan kawat)
penarikan kawat merupakan suatu proses pembentukan logam dengan cara
menarik wire rod, kawat batangan, melalui dies atau cetakan oleh gaya tarik
yang bekerja pada bagian luar dan ditarik ke arah luar dies, cetakan.
DAFTAR PUSTAKA

Backofen, W. A., 1972, “Deformation Processing”, Addison-Willey Publishing


Company, Massachusett.

Dieter, G.E., 1986,”Mechanical Metallurgy”, Mc. Graw-Hill, New Jersey

Hosford, W. F., 1993, “Metal Forming, Mechanics & Metallurgy”, Second


edition, Printice-Hill, Inc., New Jersey.

Lange, K. 1985, “Handbook of Metal Forming”, MC Graw-Hill, New Jersey

Pearce, R., 1991, “Sheet Metal Forming,” The Adam Higler Series on New
Manufacturing processes and Materials,

Thomas Maxwell, 2001, “Maintenance, Design, Measuring And Pressure


Lubrication Of The Wire Drawing Die”,Wire Journal International, Vol. 34,
Number 5. May.

Anda mungkin juga menyukai