Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Pemilihan Bahan dan Proses
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah Swt, atas segala nikmat dan karunia-Nya
sehingga makalah langkah pembuatan kawat baja ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas penunjang
perkuliahan, sehingga lebih memberi makna dan hasil yang optimal untuk Prodi
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang yang kompeten dan
berkarakter. Melalui proses makalah ini di harapkan mahasiswa memiliki
kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembuatan
makalah.
Ucapan trimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
yang lebih optimal bagi proses pembelajaran .
1.3 Tujuan
Menjelaskan proses pembuatan kawat baja
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan untuk membuat kawat baja adalah wire rod atau baja batangan. Cara
membuat baja batangan adalah bisa menggunakan proses Bassemer dan proses
Thomas.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor
dalam posisi horizontal ( kemiringannya sekitar 300). Sementara itu, udara
diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses.
Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang
menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor dan
mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan, ditandai dengan
adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini berlangsung
disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan panjang sekitar 2
meter, kemudian nyala api mengcil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi
kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan ke dalam
panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang-batang baja.
Setelah membuat besi baja maka langkah selanjutnya membuat kawat baja.Secara
garis besar pabrik pembuatan kawat terdiri dari dua proses utama yaitu, proses
preparasi wire rod dan proses wire drawing.Skematika Pabrik pembuatan Kawat
dapat dilihat pada gambar di bawah.
Proses Pickling adalah Proses yang bertujuan melarutkan lapisan besi oksida
dengan larutan asam (HCL atau H2SO4) pada temperatur antara 75 – 85 Celcius.
Lapisan oksida yang terdapat pada permukaan wire rod akan larut.
Proses cleaning adalah Proses pembersihan sisa larutan asam yang menempel
pada permukaan wire rod dengan dengan media air. Tujuan dari cleaning adalah
untuk menghindari terjadinya reaksi sisa asam dengan permukaan, dan ini akan
menyebabkan permukaan wire rod menjadi cacat, terjadi lubang-lubang kecil.
Tujuan utama dari penarikan kawat adalah untuk mengecilkan diameter batang
kawat, wire rod. Batang Kawat berdiameter D1 direduksi dengan memberi gaya tarik
melalui cetakan menjadi kawat beriameter D2. Sehingga terjadi reduksi area atau
pengurangan luas penampang yang dinyatakan dengan formula berikut:
Baik variabel wire rod maupun variabel operasi sama-sama memegang peran penting
dalam keberhasilan operasi penarikan kawat. Sehingga kedua faktor harus benar-
benar diketahui secara pasti sebelum operasi dijalankan.
Tujuan utama dari penarikan kawat adalah untuk mengecilkan diameter batang
kawat, wire rod. Batang Kawat berdiameter D1 direduksi dengan memberi gaya tarik
melalui cetakan menjadi kawat beriameter D2. Sehingga terjadi reduksi area atau
pengurangan luas penampang yang dinyatakan dengan formula berikut:
2.4.2. Wire Drawing Adalah Proses Cold Forming Disebut Cold Drawing
Skematika cetakan untuk wire drawing ditunjukan pada Gambar 2. Konstruksi tempat
masuknya logam ke cetakan (die) dibuat sedemikian, sehingga kawat yang masuk
cetakan akan menarik pelumas bersama dengan masuknya batang kawat. Bentuk
lonceng dibuat agar dapat meningkatkan tekanan hidrostatis dan memindahkan aliran
pelumas.
Sudut reduksi (reduction angle) adalah bagian dari cetakan di mana terjadi reduksi
diameter. Sudut reduksi ini merupakan variabel dies yang sangat penting dalam
proses wire drawing. Pada daerah bantalan (bearing) tidak terjadi reduksi diameter,
namun menambah gesekan pada permukaan kawat. Fungsi utama daerah permukaan
bantalan adalah untuk memastikan diameter dan roundness kawat sesuai dengan
targetnya. Tirus belakang (backrelief) pada dies memungkinkan kawat untuk
mengembang sedikit, setelah kawat keluar dari cetakan.
Pada umumnya reduksi penampang untuk setiap Proses dies atau draft tidak
lebih dari 30 – 35%. Untuk mendapatkan diameter akhir dengan total lebih besar dari
35 %, maka diperlukan reduksi ganda atau berProses untuk mencapai reduksi
keseluruhan. Diameter kawat berkurang setelah melalui dies tertentu, sedangkan
kecepatan dan panjang kawat bertambah. Jadi kecepatan setiap blok
atau capstan harus bertambah besar agar tidak terjadi slip antara kawat dan blok. Hal
ini dapat dicapai bila kecepatan setiap blok atur dengan memasang motor tersendiri.
Bila kecepatan kawat dan kecepatan blok tidak sesuai, maka kawat akan menggeser
pada blok sewaktu berputar. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gesekan
berlebihan yang menimbulkan panas.
3.1 Kesimpulan
Pearce, R., 1991, “Sheet Metal Forming,” The Adam Higler Series on New
Manufacturing processes and Materials,