Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah


makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang
selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah
yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Dengan berbudaya,
manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.
Manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia menjalani hidup sesuai
dengan adab-adab yang diterapkan di lingkungan sekitar. Oleh karenanya,
manusia harus bersosialisasi dan memenuhi adab-adab yang telah
disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang yang tidak
menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia
yang biadab. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban,
terjadilah evolusi budaya yang menyebabkan beberapa problematika yang
harus kita kaji dan pikirkan bersama solusinya.

1|Page
 Rumusan Masalah

1. Apa hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?


2. Apa yang dimaksud manusia yang beradab dan biadab?
3. Apa saja problematika manusia sebagai makhluk berbudaya dan
beradab?

 Tujuan

1. Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk


berbudaya dan beradab.
2. Mengetahui perkembangan manusia sebagai makhluk yang
beradab.
3. Mengetahui problematika yang bergulir berkaitan dengan
manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.
4. Mengetahui dan merancang solusi dari problematika yang timbul
berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
beradab.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “ manu ” (Sansekerta), “


mens ” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme
hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan secara ekstrim dapat di katakan, setiap orang berasal
dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.

2. Pengertian Budaya dan Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “ Buddhayah “ , yang


merupakan bentuk jamak dari kata “ Buddhi ” yang berarti budi atau akal.
Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang
bersangkutan dengan budhi atau akal”. Daya dari budi yang berupa cipta,
karsa dan rasa. Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya
dengan kebudayaan, berasal dari kata latin “colere” yang berarti mengolah
atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut
yaitu “ colere ” kemudian “ culture ” diartikan sebagai segala daya dan
kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam. Kebudayaan adalah
hasil dari cipta, rasa dan karsa. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur

3|Page
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Kebudayaan adalah sesuatu
yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah sebagai berikut:

 Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski : mengemukakan bahwa


segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah ” Cultural-Determinism ”.
 Herskovits :memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai ” superorganic ”.
 Menurut Andreas Eppink, :kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
 Menurut Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian , moral , hokum , adat istiadat , dan kemampuan-
kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
 Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi :kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

4|Page
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

3. Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang


berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar
dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar
manusia berbudaya. Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding
mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding
dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu
yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping
tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi
kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi
untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan. Dengan
berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan
hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah
kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui
sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian
tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952)

5|Page
menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada
dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip. Berbeda dengan
binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena
kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang
telah dipelajarinya.Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendaya
gunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya
maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Kebudayaan
mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya.
Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya
kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut.
Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan
binatang. Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi
oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan
menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar
dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik.
Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang
di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting,
perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan
alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan
kejadian.

Hakikat kodrat manusia itu adalah :


1. sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2. sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan
sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam), dan
3. sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia
haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya.

6|Page
Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek
fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya.
Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding
mahluk lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo
sapiens), manusia sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan
inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber), manusia mampu
berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious)
dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha
(homo economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo
religious), sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda
mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang
merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini
menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang
berlandaskan ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah
dipandang sebagai “ motivator ” terwujudnya kebudayaan yang tinggi.
Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap
kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi
manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia
mencerminkan pribadi manusia sebagai mahluk ciptaan yang paling
sempurna diantara yang lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di
kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat
betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada
suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara
tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan
kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan
suatu bangsa.

7|Page
4. Nilai-Nilai Kebudayaan

Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam


dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang
mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan ( believe ), simbol-simbol,
dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya
sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau
sedang terjadi.

 Etika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ‘ ethos ’ yang berarti
adat kebiasaan atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan
perilaku yang baik . Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam
pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika
merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis
dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia
membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk
bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya adalah
manusia yang menjaga tata aturan hidup.
Etika dapat diciptakan, tetapi masyarakat yang beretika dan berbudaya
hanya dapat diciptakan dengan beberapa persyaratan dasar, yang
membutuhkan dukungan-dukungan, seperti dukungan politik, kebijakan,
kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, serta pelaksanaan
secara konsekuen. Selain itu dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik lokal
maupun nasional di mana etika diterapkan, pengawasan, pengamatan, dan
adanya pihak-pihak yang memelihara kehidupan etika. Kesadaran etis bisa
tumbuh karena disertai akomodasi.
Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-
solidaritas sejenis pada makhluk hidup untuk melestarikan kehidupannya,
kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial , memberi rasa
tanggung jawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa bahagia.
(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).

8|Page
Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk
mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada awalnya Etika
dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih
tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan akustik
(instrumental).
Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran
tambahan melakukan fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya
melakukan fungsi vital , tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi
dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi
pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika
Sebuah Pengantar.hal-3).

 Estetika

Estetika adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek


keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi,
dan cara membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 –
1762) melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang
keindahan. ( Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan
istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan
pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul
pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus
dibedakan dengan pengertian estetik.
Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di
dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas
keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya .
Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan
masyarakat adalah menyadari bahwa mempertahankan dan
menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di

9|Page
paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk
menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus melakukan
kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman.
Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap
memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan samapai kebudayaan
kita hilang hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap lebih
maju di banding budaya kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang
berbudaya.

 Moral

Moral adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan bermoral apabila


dapat mewujudkan kodratnya untuk berbuat baik, jujur, dan adil dalam
tindakannya.
Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki dua macam sistem
budaya yang sama-sama harus dipelihara dan dikembangkan, yakni sistem
budaya nasional dan sistem budaya etnik lokal. Sistem budaya nasional
adalah sesuatu yang relatif baru dan sedang berada dalam proses
pembentukannya. Sistem ini berlaku secara umum untuk seluruh bangsa
Indonesia, tetapi sekaligus berada di luar ikatan budaya etnik lokal.
Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya nasional bersifat
prospektif, misalnya kepercayaan religius kepada Tuhan Yang Maha Esa;
pencarian kebenaran duniawi melalui jalan ilmiah; penghargaan yang tinggi
atas kreativitas dan inovasi, efisiensi tindakan dan waktu; penghargaan
terhadap sesama atas dasar prestasinya lebih daripada atas dasar
kedudukannya; penghargaan yang tinggi kepada kedaulatan rakyat; serta
toleransi dan simpati terhadap budaya suku bangsa yang bukan suku
bangsanya sendiri.
Nilai-nilai tersebut menjadi bercitra Indonesia karena dipadu dengan
nilai-nilai lain dari nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam berbagai
sistem budaya etnik lokal. Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat
dipandang sebagai landasan bagi pernbentukan jatidiri bangsa secara

10 | P a g e
nasional. Kearifan-kearifan lokal itulah yang membuat suatu budaya
bangsa memiliki akar. Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai
sumber atau acuan bagi penciptaan-penciptaan baru, seperti dalam
bahasa, seni, tata masyarakat, dan teknologi, yang kemudian ditampilkan
dalam perikehidupan lintas budaya.
Kebudayaan di Indonesia sangat beragam karena memiliki banyak
perbedaan antar manusia yang berada di tanah inonesia, namun Indonesia
mempunyai semboyan bhineka tunggal ika yang diartikan walaupun
berbeda – beda tetapi tetap satu . pada setiap daerah memiliki adat istiadat
yang berbeda – beda pula, itulah yang membedakan aturan – aturan di tiap
daerah . seperti suku asmat di papua dengan pakaian khas bagi kaum laki
laki yang menggunakan koteka dan bahkan penduduknya ada juga yang
tidak memakai busana, tetapi hal itu tidak di langgar karena sudah menjadi
tradisi disana . apabila hal seperti itu ada di daerah Jakarta sudah dapat
dipastikan sudah melanggar aturan hukum yang berlaku . Seperti itulah
mengapa peraturan di setiap daerah di Indonesia cukup beragam . budaya
di Indonesia sangat kuat karena adanya budaya yang turun – temurun dari
nenek moyang hingga sekarang . dan masih banyak acara adat di berbagai
daerah untuk melestarikan budayanya masing – masing daerah .
Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai
dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan
perintah di setiap agama yang diyakini, Dan sesuai dengan hukum Negara
yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak
menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyinpang dari peraturan-
peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun
hokum yang berlaku.
Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki
setiap manusia khususnya bangsa Indonesia yang dikenali sebagai Negara
yang besar dengan banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah manusia yang
memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai
manusia yang berbudaya dan tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga
manusia yang berpendidikan, akan tetapi sebaliknya manusia yang

11 | P a g e
berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak contoh
di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan
banyak tindak kejahatan atau menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu
semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya Dan
akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa tanggung
jawab.
Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi
manusia yang berbudaya maka masyarakat akan memiliki sikap yang
berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani kehidupan diri
sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang
berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang
besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan
bermartabat.

5. Problematika Kebudayaan

Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan


hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar
yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan
kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita
sendiri. Ini lah beberapa contoh problematika kebudayaan:

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan


sistem kepercayaan.

Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah


karena adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang
sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang
dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia
luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun
pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka.
Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau

12 | P a g e
meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai
petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi


atau sudut pandang.

Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan


sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat
yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah
yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan
kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa
banyak anak banyak rezeki.

3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau


kejiwaan.

Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang


terkena bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan
karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru
hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup
mereka ditempat yang lama.

 Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan


masyarakat luar.

Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang


komunikasi dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan
yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-
program pembangunan.

13 | P a g e
1. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal
baru.

Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional


sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal baru itu akan
merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara
turun-temurun.

2. Sikap etnosentrisme.

Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya


suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa
lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-
pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan
yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti
Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat
menimbulkan perpecahan.

 Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah


gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru
untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu
generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi
dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru
mengganggu kesehatan manusia.

1. Pewarisan kebudayaan.

Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain,


sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika
masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap
warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi
sesuai dengan budaya warisan.

14 | P a g e
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang
hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi
sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap
bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima
sekarang ini.

2. Perubahan kebudayaan.

Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah


antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu
bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan
bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui
revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.

3. Penyebaran kebudayaan.

Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah,


masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai
akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya
yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah
masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif
bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup
konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-
nilai asli kebudayaan bangsa seperti rasa kebersamaan dan
kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.

6. Manusia Sebagai Makhluk Beradab

Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan


kebaikan budi pekerti dan akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab
yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan

15 | P a g e
manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah “Adab ialah suatu ibarat
tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang
berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus. Peradaban berasal dari
kata ‘adab’ yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket.
Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas
milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya
mengacu pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang
biadab. Istilah peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan
yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system
kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal,
nurani, dan kehendak.

1. Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan
sumber kesenian.
3. Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan
kebutuhan, dan sumber kegunaan.

Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat


yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula
diartikan sebagai masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan
lahir batinnya. Segala sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan
lahir batin suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan dikembangkan,
walaupun perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat
selalu berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi
selalu terdapat friksi, disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala
aspek kehidupan yang padat menimbulkan gangguan dan peluang untuk
mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu
masyarakat bangsa dapat diukur atau diklasi – fikasikan dengan berbagai
cara. Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan

16 | P a g e
kesejahteraan sosial, ekonomi, meliputi berbagai fasetnya dengan
menggunakan indikator-indikator sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai
makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu
kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan
adab (kesopanan). Orang yang bertingkah laku, bertutur kata, dan
berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun norma
agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak
beradab. Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala sesuatu
berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak beretika,
dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam kekurangajaran. Manusia tak
beradab, berpendidikan tinggi, namun tak punya kuasa untuk menyetir akal,
dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu. Mengetahui perihal yang baik
namun lebih memilih untuk menjadi manusia yang hina. Harga diri
dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga diri bukan lagi
menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di ruang publik
tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Manusia tak beradab, berada di tengah ketinggian peradaban, namun moral
jahiliyah, moral yang lebih hina dari masyarakat jahiliyah. Manusia tak
beradab, orang yang mempunyai ilmu yang banyak, wawasan yang luas,
tapi tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan hawa nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus,
indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan
yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat
intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada
masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat
mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini
adalah adanya globalisasi.

17 | P a g e
7. Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban


manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan
bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan
teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses
ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi
yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan
didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak
globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola
pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat
mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan
kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum
berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi
terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh
ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang
ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi
dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran
pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi
manusia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya
kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanp
mengenal batas-batas negara. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi

18 | P a g e
pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan,
akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional.
Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari
peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya
suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar
dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi,
komputer, satelit, internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan
keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh
dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan
dapat mengganggu keamanan bangsa.

8. Peradaban Di Indonesia

Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi


diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang
terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu
pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa
transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti
saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang
lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan
kesenian tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan
berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari
berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.
Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di
Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak
ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang
merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat

19 | P a g e
dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen
penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian
Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk
merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat
globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk
peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam
kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini
berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman
perjuangan) dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut
mereka untuk saling berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang
semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya kontak
sosial antara sesama manusia dalam konteks hubungan kemasyarakatan.
Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin
meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan
cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka bersenang-
senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya
kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan
penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh globalisasi.
Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini
sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya
dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa
Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua
do,dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu
daerah.

20 | P a g e
9. Wujud dan Perkembangan Peradaban

Tiga Periodisasi Peradaban ( Alvin Tofler ) yaitu gelombang perubahan


dari meramu (food gathering) menjadi budaya cocok tanam ( peradaban
pertanian ) kehidupan manusia menjadi menetap, peradaban industri,
peradaban informasi. Evolusi Budaya dan Tahapan Peradaban dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1) Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana


dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. (
revolusi agraris). Mengalami perkembangan pesat yang disebut
evolusi hijau (green revolution). Pada masa ini terjadi
perkembangan teknologi pertanian (dikembangkannya bibit unggul,
pemupukan, pembasmian hama dan mekanisasi). Pada masa ini
terjadi perubahan kehidupan manusia yang berarti dengan
ditemukannya berbagai alat dan pesawat 1769 James Watt –
mesin uapnya, Thomas Alpha Edison –lampu pijarnya. Kondisi
tadi menjembatani untuk masuk ke gelombang kedua peradaban
industry yang menguasai dunia barat dan jepang menyusul 4
negara asia (the four tiger) : Korea Selatan, Taiwan, Singapore,
Hongkong.
2) Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan
mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat
terbang. (revolusi industri). Perkembangan IPTEK industri sangat
berpengaruh pada perkembangan bidang elektronik. Kemajuan
media elektronik berpengaruh pada penyebaran informasi yg cepat
di seluruh dunia. Perkembangan microchip membawa teknologi
dunia. Kehidupan budaya memasuki era revolusi komunikasi,
revolusi informasi.
3) Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi.
Penemuan TI dan komunikasi dengan komputer atau alat
komunikasi digital. Jepang sudah sampai pada level “ the age high
mass consumption ”, Komputer, internet, satelit. Hal yang menarik

21 | P a g e
dikenal Budaya kegagalan adalah aib. Pada era ini, kerja pikiran
menjadi tuntutan dalam rangka membuat program dan
memanfaatkan program baik untuk mencapai informasi,
menyimpan maupun untuk menyebarkan informasi tersebut.

Wujud dari peradaban dapat berupa :

1. Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan


kesusilaan.
2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam
menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk
yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa
juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan
kebalikan (contrast).

10. Problematika Peradaban


 Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia

Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara.


Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat,
sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih
ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti
teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah
dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”Pengertian
teknologi secara umum adalah:

22 | P a g e
1. Proses yang meningkatkan nilai tambah
2. Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja
3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan
dan digunakan

Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu.


Jadi dampak teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi,
bisa akibat baik bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusia.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan,
serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam
bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang
dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.
Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan
manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal
negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif
dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia

 Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia

1. Dampak Positif

1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap adanya modernisasi dan


globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan
sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong
untuk berpikir lebih maju.

23 | P a g e
3) Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang
memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang
canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif

Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.

1) Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang


kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah
tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

2) Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat


mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial

3) Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di


Indonesia.Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah
anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja,dan
lain-lain.

4) Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa


individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka
akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu
lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan social

24 | P a g e
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang


berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar
dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar
manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.
Problematika kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi
diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang
terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu
pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia.

2. Saran

Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun,
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai mana manusia yang
tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah
selanjutnya.

25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai