Semua agama dan syariat yang dibawa nabi-nabi terdahulu intinya satu,
yaitu “islam” artinya berserah diri kepada Allah yang Maha Esa, menjunjung
tinggi segala perintah-Nya dan merendahkan diri kepada-Nya.
Adapun tujuan allah mensyariatkan agama untuk umat manusia ada dua
macam; yaitu sebagai berikut.
Oleh karena itu, yang disebut orang islam yang benar adalah orang islam
yang ikhlas dalam melaksanakan segala perbuatannya, kuat keyakinannya serta
bersih dari menyekutukan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya.
Allah menjelaskan agama yang sah di sisi Allah hanyalah Islam, karena
islam adalah agama tauhid, agama yang mengesahkan Allah, sebagaimana
firman-Nya:
Artinya:
1
“Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam. Tidaklah berselisih
orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu,
karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat
Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S. Ali Imran [3]:
19)
Dalam hal ini, Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, taat, sejahtera,
dan patuh. Maka arti secara bahasa tersebut mengandung pengertian bahwa Islam
adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian,
keselamatan,serta kesejahteraan hidup manusia khususnya dan semua makhluk
Allah pada umumnya, serta penyerahan diri, menaati dan mematuhi ketentuan-
ketentuan Allah SWT.
Artinya :
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima,
dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”(Q.S. Ali Imran [3]: 85)
Orang yang mencari agama selain Islam untuk dijadikan sebagai pedoman
hidup dan menjadi keyakinannya, maka di akhirat nanti ia termasuk orang-orang
yang merugi, karena orang yang beragama selain agama islam atau tidak mau
tunduk kepada ketentuan Allah, maka imannya tidak akan diterima, disebabkan
mereka menyia-nyiakan akidah tauhid yang sesuai dengan fitrah hati nurani
manusia pada umumnya.
Orang Quraisy pernah mengajak Nabi Muhammad saw., agar silih berganti
dalam beribadah atau menyembah kepada tuhan mereka dan Allah yang disembah
2
oleh rasul dan sahabatnya, namun Nabi Muhammad tidak mau sebab Allah swt.
berfirman:
Artinya:
4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
3
Artinya:
“ ... Allah Tuhan kami dan tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan
bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan
kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”
(Q.S. Asy-Syura [42]:15)
Artinya:
4
Manusia sadar bahwa dirinya khalifah Allah dimuka bumi, dan harus
merasa menghayati akhlak dan budi pekerti yang selaras dengan sifat Allah. Dan
Allah membagikan rahmatnya tanpa pilih kasih.
“.....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.....”
(Q.S. Al – mā’idah [5]: 2)
5
“....Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. bagi kami amal-amal kami dan
bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah
mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)" (Q.S. Asy -
Syūrā[42]: 15)
“Hubungan orang mukmin dengan orang mukmin yang lain bagaikan satu
bangunan yang saling memperkokoh satu sama lain.”(H.R.Muttafaq ‘ alaih)
c. Bersikap adil dan toleransi serta menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban, karena adil itu sendiri mewujudkan kesamaan dan keseimbangan di9
antara hak dan kewajibannya, sebagaimana firman Allah awt:
6
Artinya:
7
Memahami kandungan Al-Qur’an dan sunnah nabi serta sejarah
dakwah nabi besar Muhammad saw.
Memahami keadaan orang yang menjadi objek da’wah, sehingga
timbul toleransi dan saling hormat-menhormati antar sesama.
Memahami bahasa serta dialog orang yang menjadi objek da’wah
sehingga terjadi keamanan dan komunikatif yang menimbulkan saling
hormat-menghormati, tolong-menolong serta toleransi antar sesama.
Memahami agama-agama dan mazhab yang berkembang dalam
masyarakat, sehingga tidak menyinggung perasaan dan keyakinan pada
agama antar sesama.
Dengan kegiatan amar ma’ruf ini, akan terwujud insan dan masyarakat
yang bisa menghargai perasaan orang lain yang sesuai dengan ajaran Allah
dan rasul-Nya, yang pada akhirnya tercapailah kedamaian, kebahagiaan, dan
kesejahteraan baik lahir maupun batin.
8
Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
dan merekalah orang-orang yang beruntung.”(Q.S. Ali ‘Imran [3]: 104)
9
dalam beragama, maka kehidupan beragama kita kita bagaikan
satu badan yang kompak bersama untuk menuju keridaan Allah
semata.
Kerukunan antarumat beragama, artinya kebersamaan dan kerja
sama antarumat beragama sanagt diperlukan agar terjadi
keharmonisan hidup dan tidak ada ketimpangan, karena Allah
menciptakan manusia tidak sama.
Kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah, artinya
kerjasama antarumat beragama pada umumnya dengan
pemerintah, karena pemerintah sebagai fasilitator perkembangan
agama di suatu wilayah. Untuk itu saling toleran dan kerja sama
yang baik perlu diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena agama yang hidup di suatu negara sangat
membutuhkan perhatian dan campur tangan penguasa negara.
Orang bijak mengatakan: “rakyat biasanya mengikuti dan
mengekor pada agama penguasa pemerintahan negara.”
Daftar Pustaka
Rais, Rahmat , M. Durri AnNa’im , dan Dahlan AR. 2006 .Pengembangan Kepribadian
Islam. Semarang : Aneka Ilmu.
10
11