Anda di halaman 1dari 11

Kerukunan Antar Umat Beragama

A. Agama Merupakan Rahmat bagi Semua Manusia


1. Agama sebagai Pedoman Hidup Manusia

Semua agama dan syariat yang dibawa nabi-nabi terdahulu intinya satu,
yaitu “islam” artinya berserah diri kepada Allah yang Maha Esa, menjunjung
tinggi segala perintah-Nya dan merendahkan diri kepada-Nya.

Adapun tujuan allah mensyariatkan agama untuk umat manusia ada dua
macam; yaitu sebagai berikut.

a. Membersihkan diri manusia dan akalnya dari keyakinan yang tidak


benar, seperti mengakui adanya kekuatan gaib pada makhluk Allah.
b. Memperbaiki diri manusia dengan amal perbuatan yang baik dan
memurnikan keikhlasan kepada Allah.

Oleh karena itu, yang disebut orang islam yang benar adalah orang islam
yang ikhlas dalam melaksanakan segala perbuatannya, kuat keyakinannya serta
bersih dari menyekutukan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya.

Allah menjelaskan agama yang sah di sisi Allah hanyalah Islam, karena
islam adalah agama tauhid, agama yang mengesahkan Allah, sebagaimana
firman-Nya:

   


   
   
 

   


    
     

Artinya:

1
“Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam. Tidaklah berselisih
orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu,
karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat
Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S. Ali Imran [3]:
19)

Dalam hal ini, Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, taat, sejahtera,
dan patuh. Maka arti secara bahasa tersebut mengandung pengertian bahwa Islam
adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian,
keselamatan,serta kesejahteraan hidup manusia khususnya dan semua makhluk
Allah pada umumnya, serta penyerahan diri, menaati dan mematuhi ketentuan-
ketentuan Allah SWT.

Dengan pengertian tersebut, agama yang dapat mengajarkan kebahagiaan


baik di dunia maupun di akhirat hanyalah agama islam. Hal ini diterangkan Allah
dalam firman-Nya:

   


     
  


Artinya :

“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima,
dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”(Q.S. Ali Imran [3]: 85)

Orang yang mencari agama selain Islam untuk dijadikan sebagai pedoman
hidup dan menjadi keyakinannya, maka di akhirat nanti ia termasuk orang-orang
yang merugi, karena orang yang beragama selain agama islam atau tidak mau
tunduk kepada ketentuan Allah, maka imannya tidak akan diterima, disebabkan
mereka menyia-nyiakan akidah tauhid yang sesuai dengan fitrah hati nurani
manusia pada umumnya.

Orang Quraisy pernah mengajak Nabi Muhammad saw., agar silih berganti
dalam beribadah atau menyembah kepada tuhan mereka dan Allah yang disembah

2
oleh rasul dan sahabatnya, namun Nabi Muhammad tidak mau sebab Allah swt.
berfirman:

   


     
   


     


    
     

Artinya:

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.

4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.

6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Agama merupakan pedoman hidup yang harus dijaga, dan dipertahankan


kelangsungannya, maka Rasulullah menjawab ajakan mereka dengan
mengatakan, “Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya” dengan
ucapan, “Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan amal
perbuatanku.” Sebagaimana firman Allah swt.:

     ....


   
    

3
    
 

Artinya:

“ ... Allah Tuhan kami dan tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan
bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan
kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”
(Q.S. Asy-Syura [42]:15)

2. Agama sebagai Rahmat


Menurut ajaran Islam, manusia yang diberikan amanat oleh Allah untuk
menjadi khalifah-Nya di bumi, harus dapat menciptakan kemaslahatan bagi
sesama makhluk Allah, artinya bahwa setiap perbuatan yang dilakukan manusia
harus memberika kebaikan dan tidak boleh merugikan atau menyakiti pihak lain
dengan cara menegakkan aturan Allah. Itulah wujud rahmat dari agama Islam
sabagaimana dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:
  
  
Artinya :
“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 107)
Maka secara umum, rahmat maksudnya segala macam pemberian Allah
kepada manusia, sebagai tanda kasih sayang Allah kepada manusia. Allah juga
menjelaskan misi utusan ke dunia ini, sesuai firman Allah swt, dalam Surah al-
Furqan ayat 1:
  
  
   

Artinya:

“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada


hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam (jin dan manusia).” (Q.S. al-Furqan [25]: 1)

4
Manusia sadar bahwa dirinya khalifah Allah dimuka bumi, dan harus
merasa menghayati akhlak dan budi pekerti yang selaras dengan sifat Allah. Dan
Allah membagikan rahmatnya tanpa pilih kasih.

B. Hakikat Kebersamaan dalam Pluralitas Beragama


1. Agama Mengajarkan Hormat-menghormati, Tolong-menolong,
dan Toleransi
Konsep persaudaraan sesama manusia,ukhuwaha insaniyyah dilandasi oleh ajaran
bahwa semua umat manusia adalah mahluk Allah,sekaalipun Allah memberikan
petunjuk kebenaran melalui ajaran Islam, tetapi Allah juga memberikan kebebasan
kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan prtimbangan
rasionya.Dalam pengamalan ajaran agama islam sebagai pandangan hidup yang
tertuang dalam Al – Qur’an dan Hadist, yang isi ajarannya tersebut dinyatakan bahwa
manusia harus:
a. Sadar bahwa manusia punya hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan
ini,sehingga tercermin kebersamaan dan tolong menolong sebagai mana firman
Allah swt:

 
   
  
 
“.....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.....”
(Q.S. Al – mā’idah [5]: 2)

b. Mengembangkan perbuatan luhur, kekeluargaan dan gotong royong,karena kita


semua adalah bersaudara.ukhuwah islamiyah dan persaudaraan yang berlaku bagi
warga negara atau bangsa disebut “ukhuwah wathaniyah” serta persaudaraan
yang berlaku bagi manusia adalah secara universal tanpa membedakan ras,suku,
dan agama dengan segala aspek khususan lainnya, disebut “ukhuwah
Basyariyah,”untuk itulah Allah swt. berfirman:

  


  
   
 

5
  
  
 

“....Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. bagi kami amal-amal kami dan
bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah
mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)" (Q.S. Asy -
Syūrā[42]: 15)

Dan rasulullah juga menggambarkan hubungan antara sesama muslim adalah


bagaikan satu bangunan yang satu komponen dengan yang lainnya saling
memperkokoh sabda nabi Muhammad saw:

“Hubungan orang mukmin dengan orang mukmin yang lain bagaikan satu
bangunan yang saling memperkokoh satu sama lain.”(H.R.Muttafaq ‘ alaih)

Alquran mengagap persaudaraan dalam satu agama bagaikan persaudaraan


dalam satu nasab dan islamlah sebagai orang tuanya. Oleh sebab itu, sesama
mukmin harus ada rasa persaudara an yang kokoh dan rasa saling mendamaikan
dalam segala hal.

Ukhuwah berarti persaudaraan maksudnya perasaan simpati dan empati antara


dua atau lebih, dan masing - masing pihak memiliki satu kondisi atau perasaan
yang sama,baik suka maupun duka ,baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan
yangt menimbulkan sikap timbal balik untuk saling membantu bila pihak lain
membutuhkan karena mengalami kesulitan dan sikap untuk saling membagi
kesenangan kepada pihak lain bila satu pihak menemukan kesenangan. Gambaran
ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

“Gambaran antar sesama mukmin dalam saling mencintai, mengasihi dan


berbagi rasa bagaikan tubuh manusia,bila satu anggota diantaranya sakit maka
seluruh anggota akan meraskan gundah atau sakit panas.”(H.R. al- Bukhārì dan
Muslim)

c. Bersikap adil dan toleransi serta menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban, karena adil itu sendiri mewujudkan kesamaan dan keseimbangan di9
antara hak dan kewajibannya, sebagaimana firman Allah awt:
   



6
 
 
 

  
 

Artinya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)berlaku adil dan berbuat kebajikan,


memberi bantuan kepada kerabat ,dan dia melarang(melakukan) perbuatan keji,
kemungkinan dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.”(Q.S. an- Nahl [16]: 90)

Keadilan merupakan dasar umum bagi kehidupan masyarakat untuk semua


bangsa dan masa,untuk setiap umat di segala zaman. Disamping berbuat keadilan
juga memerintahkan ihsan yang artinya membalas kebaikan orang lain dengan
kebaikan yang lebih baik atau bahkan memaafkan kesalahan orang lain.

2. Pengertian Hormat-menghormati, Tolong-menolong, dan


Toleransi

Prinsip tolong menolong sesama manusia memberi makna universal nilai-nilai


kebaikan yang diinginkan oleh setiap umat manusia. Nilai-nilai tersebut di dalam
Al-Qur’an diformulasikan dengan amar ma’ruf nahi munkar.

a. Pengertian amar ma’ruf nahi munkar


Amar ma’ruf adalah menyuruh atau mendorong kepada orang lain
untuk melakukan perbuatan baik yang diperintahkan oleh Allah dan sesuai
dengan agama Islam.
Amar ma’ruf merupakan kewajiban setiap individu muslim, agar dapat
memberikan teladan yang baik bagi orang lain. Dan dengan keteladanan ini
merupakan dakwah yang paling efektif dan terkenal dengan sebutan dakwah
bil hal.
“Dakwah dengan perbuatan lebih efektif daripada dengan ucapan.”
Dalam rangka amal ma’ruf diperlukan syarat sebagai berikut.

7
 Memahami kandungan Al-Qur’an dan sunnah nabi serta sejarah
dakwah nabi besar Muhammad saw.
 Memahami keadaan orang yang menjadi objek da’wah, sehingga
timbul toleransi dan saling hormat-menhormati antar sesama.
 Memahami bahasa serta dialog orang yang menjadi objek da’wah
sehingga terjadi keamanan dan komunikatif yang menimbulkan saling
hormat-menghormati, tolong-menolong serta toleransi antar sesama.
 Memahami agama-agama dan mazhab yang berkembang dalam
masyarakat, sehingga tidak menyinggung perasaan dan keyakinan pada
agama antar sesama.

Dengan kegiatan amar ma’ruf ini, akan terwujud insan dan masyarakat
yang bisa menghargai perasaan orang lain yang sesuai dengan ajaran Allah
dan rasul-Nya, yang pada akhirnya tercapailah kedamaian, kebahagiaan, dan
kesejahteraan baik lahir maupun batin.

Nahi munkar adalah mencegah, melarang atau menghalangi timbulnya


perbuatan yang dilarang serta melanggar ketentuan agama Islam.

Umat manusia memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan


kehidupan sosial. Masing-masing elemen masyarakat berkewajiban
melaksanakan peran sosial sesuai dengan bidang tugas dan kemampuannya.
Kontribusi sosial tersebut yang ditekankan oleh islam adalah kebaikan dan
tidak berbuat kerusakan.

Allah swt, juga memerintahkan kepada setiap mukmin untuk berbuat


baik kepada orang lain dan lingkungan dengan memberi bantuan kepada orang
lain yang memerlukan, juga toleransi kepada orang lain yang tidak seiman
dengan kita juga saling hormat-menhormati, artinya kaum muslim tidak boleh
saling ganggu-menggangu apalagi melarang ibadah agama orang lain, dan
membangun sarana umum dan turut serta memelihara lingkungan agar selalu
aman dan nyaman, sebagaimana firman Allah swt.:

   


  

8
  
 

  




Artinya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
dan merekalah orang-orang yang beruntung.”(Q.S. Ali ‘Imran [3]: 104)

b. Pengertian hormat-menghormati, tolong-menolong, dan toleransi


1) Hormat-menghormati, adalah sikap membiarkan orang lain melakukan
pekerjaan yang tidak sama dengan pekerjaan yang dikerjakan karena
berbeda prinsip dan keyakinan
2) Tolong-menolong, adalah sikap solidaritas antarsesama manusia dalam
mewujudkan ukhuwah basyariyah, agar terjalin kehidupan yang harmonis,
selaras sesuai hajat hidup manusia bersama.
3) Toleransi, adalah sikap lapang dada seorang muslim terhadap orang lain
yang tidak sejalan dengan ide atau pandangannya. Dan tasamuh ini dalam
ajaran islam termasuk akhlaqul karimah yang perlu dilestarikan dan
dikembangkan dalam kehidupan bersama, sehingga dalam menghadapi
berbagai masalah kita selalu husnuzan/baik sangka.
Ciri-ciri toleransi, antar lain sebagai berikut.
 Mudah memberi maaf kepada orang lain yang meminta maaf.
 Husnuzan/baik sangka.
 Tasamuh/lapang dada.
 Tidak hasud/dengki.
 Tidak ghibah/menceritakan keburukan orang lain.

Adapaun toleransi ini dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

 Kerukunan internumat beragama, artinya kebersamaan dan


kerjasama yang menimbulkan suatu persatuan, dan keharmonisan

9
dalam beragama, maka kehidupan beragama kita kita bagaikan
satu badan yang kompak bersama untuk menuju keridaan Allah
semata.
 Kerukunan antarumat beragama, artinya kebersamaan dan kerja
sama antarumat beragama sanagt diperlukan agar terjadi
keharmonisan hidup dan tidak ada ketimpangan, karena Allah
menciptakan manusia tidak sama.
 Kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah, artinya
kerjasama antarumat beragama pada umumnya dengan
pemerintah, karena pemerintah sebagai fasilitator perkembangan
agama di suatu wilayah. Untuk itu saling toleran dan kerja sama
yang baik perlu diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena agama yang hidup di suatu negara sangat
membutuhkan perhatian dan campur tangan penguasa negara.
Orang bijak mengatakan: “rakyat biasanya mengikuti dan
mengekor pada agama penguasa pemerintahan negara.”

Dengan adanya perbedaan-perbedaan ini, dimaksudkan untuk dapat saling


mengenal dengan lainnya, bukan untuk saling mengejek, menghina,
mencerca, memusuhi dengan menganggap dirinya lebih baik dari yang
lain, padahal ukuran baik dan buruk yang menentukan adalah Allah swt.

Daftar Pustaka
Rais, Rahmat , M. Durri AnNa’im , dan Dahlan AR. 2006 .Pengembangan Kepribadian
Islam. Semarang : Aneka Ilmu.

10
11

Anda mungkin juga menyukai