Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Analisis Dampak Lalu Lintas

Analisis dampak lalulintas pada Bab I bagian Umum PP NO 32 tahun 2011 menyebutkan
bahwa ANDALALIN adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalulintas dari
pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam
bentuk dokumen hasil analisis dampak lalulintas.

Dikun dan Arif (1993) mendefinisikan analisis dampak lalu-lintas sebagai suatu studi
khusus dari dibangunnya suatu fasilitas gedung dan penggunaan lahan lainnya terhadap sistem
transportasi kota, khususnya jaringan jalan di sekitar lokasi gedung. Menurut Tamin (2000),
analisis dampak lalu lintas pada dasarnya merupakan analisis pengaruh pengembangan tata guna
lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu-lintas disekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan
lalu-lintas yang baru, lalulintas yang beralih, dan oleh kendaraan keluar masuk dari/ke lahan
tersebut.

Menurut Murwono (2003), fenomena dampak lalu lintas diakibatkan oleh adanya
pembangunan dan pengoperasian pusat kegiatan yang menimbulkan bangkitan lalu lintas yang
cukup besar, seperti pusat perkantoran pusat perbelanjaan, terminal, dan lain-lain. Lebih lanjut
dikatakan bahwa dampak lalu lintas terjadi pada 2 (dua) tahap, yaitu:

1. Tahap konstruksi / pembangunan. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalulintas akibat
angkutan material dan mobilisasi alat berat yang membebani ruas jalan pada rute material;

2. Tahap pasca konstruksi / saat beroperasi. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu-lintas dari
pengunjung, pegawai dan penjual jasa transportasi yang akan membebani ruas-ruas jalan tertentu,
serta timbulnya bangkitan parkir kendaraan.

B. Jenis Peruntukan yang Perlu Andalalin

Jenis-jenis peruntukan lahan yang memerlukan kajian Andalalin adalah sebagai berikut:
permukiman, universitas / sekolah, apartemen, pusat perkantoran/perdagangan, kawasan industri,
restaurant, pusat perbelanjaan, toko swalayan/supermarket, hotel, terminal, pelabuhan/bandara,
hotel, rumah sakit, stadion / gedung olah raga, tempat ibadah.
C. Tujuan Andalalin

Dikun (1993) menyatakan bahwa analisis dampak lalu-lintas harus merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari keseluruhan proses perencanaan, evaluasi rancang bangun dan pemberian
ijin. Untuk itu diperlukan dasar peraturan formal yang mewajibkan pemilik melakukan analisis
dampak lalu lintas sebelum pembangunan dimulai.Di dalam analisis dampak lalu lintas, perkiraan
banyaknya lalu-lintas yang dibangkitkan oleh fasilitas tersebut merupakan hal yang mutlak penting
untuk dilakukan. Termasuk dalam proses analisis dampak lalu lintas adalah dilakukannya
pendekatan manajemen lalu lintas yang dirancang untuk menghadapi dampak dari perjalanan
terbangkitkan terhadap jaringan jalan yang ada.

D. Sasaran Analisis Dampak Lingkungan

Arief (1993) menyatakan bahwa sasaran Andalalin ditekankan pada:

1) Penilaian dan formulasi dampak lalu - lintas yang ditimbulkan oleh daerah pembangunan baru
terhadap jaringan jalan disekitarnya (jaringan jalan eksternal), khususnya ruas - ruas jalan yang
membentuk sistem jaringan utama;
2) Upaya sinkronisasi terhadap kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan penyediaan
prasarana jalan, khususnya rencana peningkatan prasarana jalan dan persimpangan di sekitar
pembangunan utama yang diharapkan dapat mengurangi konflik, kemacetan dan hambatan
lalu - lintas;
3) Penyediaan solusi - solusi yang dapat meminimumkan kemacetan lalu lintas yang disebabkan
oleh dampak pembangunan baru, serta penyusunan usulan indikatif terhadap fasilitas
tambahan yang diperlukan guna mengurangi dampak yang diakibatkan oleh lalu - lintas yang
dibangkitkan oleh pembangunan baru tersebut, termasuk di sini upaya untuk mempertahankan
tingkat pelayanan prasarana sistem jaringan jalan yang telah ada;
4) Penyusunan rekomendasi pengaturan sistem jaringan jalan internal, titik - titik akses ke dan
dari lahan yang dibangun, kebutuhan fasilitas ruang parkir dan penyediaan sebesar mungkin
untuk kemudahan akses ke lahan yang akan dibangun.

Pendekatan teknis dalam melakukan analisis dampak lalu - lintas adalah sebagai berikut :

1) Gambaran kondisi lalu lintas saat ini (eksisting).


2) Gambaran Pembangunan yang akan dilakukan.
3) Estimasi pilihan moda dan tarikan perjalanan.
4) Analisis Penyebaran Perjalanan.
5) Identifikasi Rute Pembebanan Perjalanan.
6) Identifikasi Tahun Pembebanan dan pertumbuhan lalu lintas.
7) Analisis Dampak Lalu - Lintas.
8) Analisis Dampak Lingkungan.
9) Pengaturan Parkir.
10) Angkutan Umum.
11) Pejalan kaki, pengendara sepeda dan penyandang cacat.

E. Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas

Ketentuan mengenai lalu-lintas jalan yang berlaku sekarang sebagaimana dalam Undang-
Undang Lalu-Lintas Jalan Nomor 22 Tahun 2009 bab IX pasal 99 sampai dengan pasal 101 dan
peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 2011 Tentang manajemen dan rekayasa, analisis dampak,
serta manajemen kebutuhan lalu lintas dan yang terakhir peraturan menteri perhubungan nomor
75 tahun 2015 tentang penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas.

Meskipun demikian, beberapa pemerintah daerah telah memberlakukan kajian analisis


dampak lalu - lintas, diantaranya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa
Barat melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 17 Tahun
1993, tentang Pengendalian Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas. Meskipun belum secara rinci
menjelaskan prosedur tahapan analisa dampak lalu - lintas, namun telah menjelaskan jenis kegiatan
atau pembangunan apa saja dan skala minimal berapa yang wajib melakukan analisis dampak lalu
- lintas. Berdasarkan pedoman teknis penyusunan analisis dampak lalu-lintas Departemen
Perhubungan.

Menurut The Institute of Transportation Engineers (2006), ada 3 dampak yang akan
ditimbulkan oleh suatu pusat kegiatan terhadap lalu lintas, yaitu kelancaran arus lalu lintas,
kenyamanan pejalan kaki dan keselamatan lalu lintas. Adapun yang akan menerima dampak
adalah:

1) Pengguna jalan (road user)


2) Penduduk setempat (local resident)
3) Fasilitas umum setempat (local community facilities)
4) Kegiatan perekonomian setempat (local bussiness)
5) Pengelolaan angkutan umum (public transport operators)
6) Pemerintah daerah setempat (local authority).

Besar-kecilnya dampak terhadap arus lalu lintas dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Bangkitan perjalanan.
2. Menarik-tidaknya suatu pusat kegiatan.
3. Tingkat kelancaran lalu lintas pada jaringan jalan yang ada.
4. Prasarana jalan di sekitar pusat kegiatan.
5. Jenis tarikan perjalanan oleh pusat kegiatan.
6. Kompetisi beberapa pusat kegiatan yang berdekatan.

F. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Dengan Hukum Properti

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UU
LLAJ”) dalam Pasal 1 angka 2 menyatakan bahwa Lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang
di Ruang Lalu Lintas Jalan. Di satu sisi,Pembangunan/pengembangan properti, baik itu
perumahan, pusat perbelanjaan, apartemen, dan sebagainya, pasti berkaitan erat dengan kinerja
lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya. Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas
keluar masuk kawasan properti tersebut. Mobilitas penghuni kawasan properti tersebut akan
berpengaruh pada tingkat pelayanan jaringan jalan disekitarnya, oleh karena itu perlu untuk
dilakukan analisa dampak lalu lintas (“AMDALALIN”). Pengaturan lebih lanjut mengenai
AMDALALIN diatur didalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (“PP No.32/2011”)
Menurut Pasal 47 PP No.32/2011, setiap rencana pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan AMDALALIN.
AMDALALIN itu sendiri adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari
pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam
bentuk dokumen hasil AMDALALIN.
Hasil AMDALALIN tersebut merupakan salah satu persyaratan pengembang atau pembangun
untuk memperoleh:
1. Izin lokasi;
2. Izin mendirikan bangunan; dan
3. Izin pembangunan gedung dengan fungsi khusus sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang bangunan gedung.

G. Tata Cara untuk memperoleh AMDALALIN


1) Pengembang atau pembangun properti melakukan AMDALALIN dengan menunjuk lembaga
konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat. Lalu hasil analisis AMDALALIN tersebut
disusun dalam bentuk dokumen hasil AMDALALIN
2) Hasil analisis dampak lalu lintas harus mendapat persetujuan dari:
a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan
jalan, untuk jalan nasional;
b. Gubernur, untuk jalan provinsi;
c. Bupati, untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa; atau
d. Walikota, untuk jalan kota.
3) Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan,
gubernur, bupati, atau walikota memberikan persetujuan dalam jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari kerja sejak diterimanya dokumen hasil analisis dampak lalu lintas secara
lengkap dan memenuhi persyaratan.
4) Untuk memberikan persetujuan, Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, Gubernur, Bupati, atau Walikota sesuai dengan
kewenangannya membentuk tim evaluasi dokumen hasil analisis dampak lalu lintas. Tim
tersebut terdiri atas unsur pembina sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan,
pembina jalan, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
5) Tim evaluasi tersebut mempunyai tugas, antara lain:
a. melakukan penilaian terhadap hasil analisis dampak lalu lintas; dan
b. menilai kelayakan rekomendasi yang diusulkan dalam hasil analisis dampak lalu lintas.
6) Hasil penilaian tim evaluasi disampaikan kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang
sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, gubernur, bupati, atau walikota sesuai
dengan kewenangannya.
7) Jika hasil penilaian belum memenuhi persyaratan, Menteri yang bertanggung jawab di bidang
sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, Gubernur, Bupati, atau Walikota
mengembalikan hasil analisis kepada pengembang atau pembangun untuk disempurnakan.
8) Jika hasil penilaian telah memenuhi persyaratan, Menteri yang bertanggung jawab di bidang
sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, Gubernur, Bupati, atau Walikota meminta
kepada pengembang atau pembangun untuk membuat dan menandatangani surat pernyataan
kesanggupan melaksanakan semua kewajiban yang tercantum dalam dokumen hasil analisis
dampak lalu lintas.

H. Sanksi

Setiap pengembang/ pembangun properti yang melanggar surat pernyataan kesanggupan


tersebut, dikenai sanksi administratif oleh pemberi izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sanksi administratif tersebut antara lain:
1. Peringatan tertulis;
2. Penghentian sementara pelayanan umum;
3. Penghentian sementara kegiatan;
4. Denda administratif;
5. Pembatalan izin ; dan/atau
6. Pencabutan izin.

I. Contoh Kasus

Contoh kasus yang diambil adalah pada kawasan Lippo Plaza Kairagi Manado pada tahun
2015. Kasus ini diambil dari jurnal dengan judul “Analisa Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)
Kawasan Lippo Plaza Kairagi Manado” oleh Tonaas Rantung dan Bonny F. Sompie, F Jansen.
Melalui hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisa dampak lalu lintas yang terjadi di kawasan Lippo Plaza Kairagi pada tahun 2015 dimana
kondisi kawasan Lippo plaza beroperasi dengan kondisi pembangunan belum sepenuhnya
dibangun dan jumlah pengunjung terbanyak 5349 orang perhari , hasilnya bahwa dampak lalu
lintas yang terjadi akibat adanya kawasan Lippo Plaza adalah tidak mempengaruhi kinerja jalan
itu sendiri baik untuk hari kerja maupun hari libur. Hal ini ditunjukan oleh besarnya bangkitan
perjalanan maksimal yang terjadi adalah tidak lebih dari 15% untuk kedua ruas jalan tersebut,
untuk jalan A.A Maramis dengan tingkat layanan C yaitu arus stabil, tetapi kecepatan operasi dan
gerak kendaraan dipengaruhi besar volume lalu lintas, untuk ruas jalan Politeknik dengan tingkat
layanan B yaitu arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas,
sedangkan kapasitas parkir kawasan Lippo Plaza masih dapat menampung volume parker
kendaraan pengunjung.

2. Analisa prediksi dampak lalu lintas di kawasan Lippo Plaza Kairagi pada tahun 2016 akibat
pembangunan kawasan Lippo Plaza Kairagi tahun 2016 dengan asumsi kawasan lippo plaza telah
mencanangkan semua kegiatan pembangunannya, hasilnya adalah prediksi tarikan perhari sebesar
7057 pengunjung, dengan nilai derajat kejenuhan tertinggi di ruas jalan A.A Maramis adalah 0.482
yaitu pada hari kerja, sedangkan pada ruas jalan Politeknik adalah 0.410 yaitu pada hari libur.
Berdasarkan nilai DS antara 0.403–0.482 untuk kedua ruas jalan tersebut maka tingkat layanan
diperoleh adalah C yaitu arus stabil, tetapi kecepatan operasi dan gerak kendaraan dipengaruhi
besar volume lalu lintas,sehingga dampak lalu lintas yang terjadi akibat adanya kawasan Lippo
Plaza adalah tidak mempengaruhi dari kinerja jalan itu sendiri baik untuk hari kerja maupun hari
libur sedangkan kapasitas parkir eksisting masih dapat menampung volume parkir pengunjung
Lippo Plaza yang diprediksi sebesar 184 petak untuk kendaraan roda empat dan 378 petak untuk
kendaraan roda dua.

3.Analisis prediksi tarikan perjalanan di kawasan Lippo Plaza untuk 10 tahun kedepan yaitu
prediksi analisa tarikan perjalanan yang terjadi pada tahun 2025 dihitung berdasarkan jumlah
kendaraan yang parker di Kawasan Lippo Plaza itu sendiri, yang dimulai pada tahun 2015 dari
hasil analisis, bahwa kapasitas parkir untuk kendaraan roda empat mulai berpotensi kelebihan
muatan parkir yaitu pada tahun 2016 dengan instrumen kenaikan dimulai dari tahun 2015 dengan
indeks parkir sebesar 96.3% terisi dan tahun 2016 indeks parkir 101.4% terisi atau terjadi
pelampauan kapasitas sebesar 1.4 % dari 216 petak . Pada kendaraan roda dua instrumen kenaikan
pada tahun 2021 indeks parkir terbaca sebesar 99.2%, tahun 2022 indeks parkir menunjuk pada
angka 105.1% terisi atau pelampauan kapasitas sebesar 5.1% dari 416 petak.

4. Perubahan tata guna lahan yang dilakukan oleh Grub Lippo yaitu Kawasan Lippo Plaza Kairagi
adalah 14.69% kendaraan yang mempengaruhi /membebani lalu lintas pada kedua ruas jalan dan
sebaliknya tidak menambah signifikan arus volume lalu lintas ke ruas jalan Boulevard, Sam
Ratulangi maupun ruas jalan ke pusat kota atau pusat kegiatan perekonomian lainnya namun disisi
lainnya menarik bangkitan dari luar kawasan mapanget yaitu sebesar 7.4% yang meliputi daerah
pinggiran kota Manado seperti daerah Minahasa Utara dan wilayah kecamatan bunaken, sehingga
dibutuhkan managemen parkir dan pembanguan fasilitas pendukung untuk setiap jalur masuk
keluar di Lippo Plaza Kairagi yang tepat dan flexibel terhadap perubahan dan perkembangan lalu
lintas merupakan langkah strategis dalam upaya menertibkan lalu lintas pada kawasan Lippo Plaza
Kairagi yang bersifat jangka pendek sedangkan untuk dapat mengurangi bangkitan dari luar
kawasan Kecamatan Mapanget adalah merupakan kegiatan jangka panjang karena dapat berupa
pembangunan fasilitas perekonomian yang melibatkan usaha kerja bersama antara pihakpihak
terkait, tentu hal ini upaya untuk mengurai volume lalu lintas dengan cara membangun kawasan
ekonomi atau bisnis yang berdekatan dengan daerah permukiman penduduk setempat.

Anda mungkin juga menyukai